Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Di SUSUN OLEH:
 BAYU AHYA DINATA (18320001)
 DEVI RATNA SARI (18320002)
 AAN NURHASANAH(18320004)
 AGUNG BUDI SETIYAWAN (18320005)
 HEPI LEO SAPUTRA (20320033P)

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang
lain. Manusia mempunyai beberapa komponen konsep diri diantaranya yaitu: harga diri,
peran, gambaran diri. Manusia yang mempunyai konsep diri tinggi cenderung tidak
mempunyai masalah dalam interaksi dengan orang lain, tetapi manusia yang mengalami
konsep diri yang rendah cenderung mengalami masalah dalam sosialisasi atau interaksi
dengan oranglain.
Kelompok adalah suatu system social yang khas dapat didefinisikan dan
dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, intelerensi,
interdependensi dan saling membagikan norma social yang sama ( (Stuart dan Sundenn,
1998). Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Keliet, 2005).
Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas yang membantu anggotanya untuk
identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang maladaptive
(Stuart dan Sundeen, 1998). Cara mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, dapat
dilakukan dengan terapi aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek
keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan therapeutik. Terapi
aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya
meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.
Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi merupakan
sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek
keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan
hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus
persepsi eksternal (Videbeck, 2008)

Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan, di ruang Kreno Rumah Sakit Jiwa
Amino Gondohutomo Semarang pada tanggal 1 november 2014. Diperoleh data bahwa
ada ,,,,,,,,, pasien yang semuanya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari hasil
observasi pada pasien-pasien di ruang tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien
sudah dapat berinteraksi dengan baik antar sesama pasien maupun dengan perawat.
Penggunaan kelompok dalam asuhan keperawatan jiwa memberi dampak yang
positif dalam upaya promotif, kuratif dan rehabilitative, karena dapat diperoleh
dukungan pendidikan, peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan
hubungan interpersonal serta uji realitas. Berbagai uji keperawatan yang dikembangkan
difokuskan pada klien secara individu, kelompok, keluarga maupun komunitas.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalisasi yang
dilakukan perawat pada kelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota kelompok dan
memotivasi proses pikir dan afektif
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan identitas dirinya
b. Klien mampu menyebutkan identitas klien lain
c. Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang
sedang berbicara
d. Klien mampu mengikuti permainan sesuai dengan aturan yang ditetapkan
e. Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas kelompok
yang dilakukan
C. PERSIAPAN
1. Analisa situasi
Uraian tugas perawat (therapist)
a. Leader bertugas memimpin berlangsungnya kegiatan, merencanakan kegiatan
yang akan dilakukan, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi
kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan
dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa
yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu
kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar
dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas
therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak
dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)
2. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
3. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang
bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan
kegiatan therapi aktivitas kelompok.

D. TAHAP KEGIATAN
1. perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan idenlitas diri masing masing dipimpin oleh
leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok
2. pelaksanaan
dilakukan dari awal sampai selesai
3. evaluasi
setelah melakukan kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan
pendapatnya tentang kegiatan.
4. Terminasi/ penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat permainan, klien menyebutkan
kembali tujuan dan manfaat kegiatan.
E. KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan:
1. Struktur
a. 100% kontrak bersama klien dan kepala ruang sudah
dilakukan
b. 90% preplanning sudah siap satu hari sebelumnya
c. 90% peserta TAK sudah siap 15 menit sebelum acara dimulai
d. 100% media, alat dan tempat telah siap 20 menit sebelum
acara dimulai
2. Proses
a. 90% praktikan mampu memberikan informasi secara jelas dan menggunakan
media dan alat bantu.
b. 80% klien aktif dalam kegiatan TAK
c. 80% klien mengikuti dari awal sampai selesai
3. Hasil
a. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
b. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
c. 80% dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan
klien lain yang sedang berbicara
d. 80% dari jumlah klien mampu mengemukakan pendapat mengenai terapi aktivitas
kelompok yang dilakukan.
e. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan

F. RENCANA PELAKSANAAN

1. JENIS KEGIATAN
Terapi aktivitas kelompok STIMULUS SENSORI UMUM

2. PELAKSANAAN
Tanggal : Sabtu, 06 Maret 2021
Waktu : jam 09.00 – selesai WIB
Tempat : di ruang kutilang RSJ provinsi lampung

3. ALAT DAN MEDIA


a. Speaker aktif
b. Handpone
c. balon
d. Alat tulis

4. METODE
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran / simulasi

5. PENGORGANISASIAN
Leader : Aan Nurhasanah
Fasilitator : Agung Budi Setiyawan
Observer : Bayu Ahya Dinata
Anggota : Devi Ratna Sari

6. SETTING TEMPAT

2 F 3 F
F 4
1 F O
L
7
F 6 F 5 F
KETERANGAN :
1 s/d 7 : Klien
L : Leader
F : Fasilitator
O : Observer

7. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Tahap orientasi
Dilakukan dalam waktu 5 menit
a. Salam terapeutik
a. Salam dari terapis.
b. Peserta dan terapis mengenakan name tag.
b. Validasi
1) Menanyakan perasaan pasien saat ini.
2) Menanyakan apakah pasien sudah mengenal masing-masing pasien dan
terapis.
2. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan.
b. Menjelaskan aturan main yaitu:
1) Menyampaikan kepada pasien lain mengenai
nama dan asalnya (identitas).
2) Menyampaikan status dan keluarganya
kepada pasien lain.
3) Jika ada peserta yang akan meninggalkan
kelompok harus minta ijin kepada pemimpin.
4) Lama kegiatan 45 menit.
5) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir.
2. Tahap kerja
Dilakukan dalam waktu 30 menit
a Hidupkan tape yang sudah dipasang kaset dan edarkan bola tenis
berlawanan dengan arah jarum jam.
b Pada saat tape dimatikan, peserta yang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk menebak gambar
c Apabila peserta tidak bisa menebak maka akan mendapatkan
hukuman memperkenalkan diri ( nama, alamat, hobi, perasaannya saat ini)
d Ulangi item “b” sampai semua peserta mendapatkan giliran untuk
menebak kata yang telah disiapkan oleh tim.
e Berikan pujian untuk setiap keberhasilan peserta dengan
memberikan tepuk tangan.

3. Tahap terminasi
Dilakukan dalam waktu 10 menit
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan setelah mengikuti TAKS.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan kepada tiap anggota kelompok untuk bercakap-akap
mengenai perasaannya sehingga terjadi hubungan interpersonal yang
harmonis.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyampaikan kegiatan berikut yaitu kerjasama dalam kelompok.
2) Menyepakati tempat dan waktu.
EVALUASI TAK
STIMULUS SENSORI UMUM

A. kemampuan verbal

Nama klien
No Aspek yang
dinilai
1 Menyebutkan
nama lengkap
2 Menyebutkan
nama
panggilan
3 Menyebutkan
asal
4 Menyebutkan
hobi

B. kemampuan non verbal

Nama klien
No Aspek yang
dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti
kegiatan dari
dari
awal s/d akhir

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom
Bandar nama
Lampung, 05klien
maret 2012
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan Mengetahui tanda   (√) jika
klien. Beri
klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
Pembimbing Klinik

Ns. Satrio S.Kep


DAFTAR PUSTAKA

Yudi Hartono & Farida Kusumawati. 2010. Buku ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika.

Videbeck, Sheila. L. 2008. Buku ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Ius Yosep. 2009. Keperawatan Jiwa: Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai