Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.

1 Juni 2016

DISKRIMINASI PADA PRIA BERGAYA FEMININ

Oleh:

RESI YULIA, YUSUARSONO, ANIS ENDANG SM


Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Unived Bengkulu

ABSTRACT

This study aimed to find out the discrimination in feminine men in Sawah Lebar,
Bengkulu. Discrimination occured because people only recognize two sexes, the female
and male. In society, gender differences had not only biological implications, but also
social and psychological because people have different expectations on the attitude,
behavior, and appearance between women and men.This research used a qualitative
descriptive approach. Informants were taken by using purposive sampling method. Data
were collected by using interview, observation and documentation techniques. The
results showed a picture of discrimination as evidenced by marginalization,
subordination, stereotyping, violence, and double burden among the feminine men in
society.

Keywords: discrimination, feminine men, gender differences

PENDAHULUAN
Manusia dilahirkan ada dua jenis dengan pelan-pelan dan lebih
kelamin pria dan wanita, hanya dengan menggunakan perasaan. Sedangkan laki-
melihat genital fisiknya manusia dapat laki diekspektasikan untuk memiliki
mengetahui dengan jelas identitas karakter dan berperilaku maskulin seperti
gendernya sebagai pria atau wanita. berotot, suka berpetualang, lebih
Namun, terdapat sekelompok manusia mengedepankan logika, aktif dan berani
yang terjebak didalam tubuh yang salah, mengambil resiko.
dikarenakan sekelompok manusia Seorang laki-laki sering dianggap
tersebut merasa sebagai anggota jenis sebagai pelindung perempuan karena
kelamin yang berlawanan dengan genital secara fisik lebih kuat. Tetapi,
fisiknya misalnya ketika seorang pria sebenarnya cukup banyak laki-lakiyang
merasa teperangkap dalam tubuh wanita, memiliki sifat feminin, atau populer
atau sebaliknya seorang wanita disebut “kemayu”. Pria yang masuk
teperangkap dalam tubuh pria. kategori ini sering dipandang lebih
Selain berimplikasi biologis rendah dibandingkan dengan pria jantan.
perbedaan jenis kelamin berimplikasi Seorang pria dianggap jantan jika ia
pada perbedaan psikologis dan memiliki postur tubuh tinggi, tegap,
sosiologis, Dalam hal ini masyarakat kekar, kuat dan berperilaku maskulin.
memberikan ekspektasi yang berbeda Kesalahan tubuh ini dianggap
terhadap perempuan dan laki-laki, tidak normal kerena itu mereka mendapat
perempuan dituntut untuk berperilaku perlakuan diskriminatif, diperlakukan
feminin seperti berbicara dan berperilaku tidak sewajarnya. Diskriminasi yang
lembut,pasif, bersikap sopan dan dilakukan banyak melalui media seperti
kemayu, menggunakan make up, berjalan meme yang menyebar secara viral

44
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

dimedia-media sosial seperti instagram, Selain itu, sejak tahun 1999


facebook dan twitter. Bentuk warga Indonesia telah mendapat jaminan
diskriminasi lainnya yang dapat dilihat perlindungan yang disahkan kedalam UU
dalam komentar-komentar pedas No 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
dimedia sosial, seperti kata-kata untuk Pasal 3 ayat (2) Undang-undang tersebut
tidak layak hidup, dan manusia jadi- menyebutkan “Setiap orang atas
jadian yang menyertai atau pengakuan, jaminan, perlindungan dan
mengomentari gambar-gambar tersebut. perlakuan hukum yang adil serta
Diskriminasi yang dilakukan mendapat kepastian hukum dan
dimedia-media sosial terhadap pria-pria perlakuan yang sama didepan hukum”
“kemayu” atau feminin juga terjadi dan ayat (3) berbunyi, “setiap orang
dalam dunia nyata. Pria-pria feminin berhak atas perlindungan hak asasi
dalam pandangan masyarakat seringkali manusia dan kebebasan dasar manusia,
dijadikanbahan bercandaan atau ejekan, tanpa diskriminasi”.
misalnya dari segi gaya bicara, cara Seharusnya kesalahan tubuh
berjalan, berpenampilan atau cara duduk. pada pria-pria feminin ini tidak dijadikan
Ideologi patriarki sangat alasan untuk melakukan diskriminasi
mengedepankan kepentingan laki-laki, karena mereka tak dapat menentukan
meninggikan nilai-nilai maskulin dan jenis tubuh sesuai yang mereka
pada saat yang sama kehendaki. Dalam rubrik Health laman
mengebelakangkan kepentingan kompas.com tanggal 30 januari 2016, dr.
perempuan dan merendahkan nilai Roslan Yusni Hasan, Sp.Bs menyebut
feminin karena nilai-nilai maskulin bahwa pria dapat memiliki sifat dominan
dianggap lebih tinggi. Perempuan yang feminin karena terjadinya polarisasi,
maskulin cenderung lebih diterima dari yaitu penarikan hormon X maskulin oleh
pada laki-laki yang feminin. Hal ini kromosom Y. Jika penarikan ini terjadi
dapat dilihat, ketika laki-laki merasa secara ekstrim, maka sisi maskulin akan
tersinggung saat mereka disebut munculdengan jelas. Sebaliknya jika
“cerewet seperti perempuan” atau “lebai ekspresi gen hanya terjadi setengah,
seperti perempuan” dan sebagainya. seseorang berjenis kelamin laki-laki akan
seperti pria yang suka berbicara memiliki ciri feminin. Disebutkan oleh
berlebihan ketika mereka terlihat sesekali dr. Roslan kuat tidaknya polarisasi ini
berkumpul bersama masyarakat. Mulai tidak dapat ditentukan karena terjadi
dari sinilah diskriminasi terhadap pria dengan sendirinya atau diluar kendali
bergaya feminin. manusia.
Hal yang demikian seharusnya Berdasarkan observasi awal, di
tidak terjadi, karena sesungguhnya kelurahan Sawah Lebar tepatnya Jl.
manusia berhak berperilaku sesuai Kemang Manis 4 RT RW 2 kota
dengan keinginannya dan tidak Bengkulu, penulis menemukan pria
mendapatkan perlakuan diskriminatif. Di bergaya feminin yang terlihat dari cara
Indonesia, aturan yang menentang berpakaian, cara berjalan dan cara
perlakuan diskriminatif dituangkan makan. Kecenderungan yang lebih
dalam Undang-undang 1945Amademen menyerupai perempuan ini sering
pasal 28 i ayat 2 yang berbunyi :“Setiap dijadikan sebagai bahan tertawaan dalam
orang berhak bebas dari perlakuan yang lingkungan. Diskriminasi yang sering
bersifat diskriminasi atas dasar apapun terjadi di Sawah Lebar Jalan Kemang
dan berhak mendapat perlindungan Manis 4 RT 7 RW 2 ini seperti perkataan
terhadap perlakuan yang diskriminatif”. yang dilontarkan oleh masyarakat kepada
45
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

pria bergaya feminin misalnya “kamu METODE PENELITIAN


tidak akan sama seperti orang lain jika Penelitian ini menggunakan
gaya kamu seperti ini (kemayu)”. pendekatan kualitatif. Disebutkan
Kekerasan fisik pun sering terjadi pada Moleong (2007) penelitian jenis ini
pria bergaya feminin ketika mereka bertujuan untuk memahami fenomena
melakukan keributan antar sesamanya, yang dialami oleh subjek penelitian
namun menimbulkan keresahan di seperti perilaku, persepsi, motivasi, dan
masyarakat karena sering berbicara tindakan. Lebih lanjut dikatakan
dengan nada keras dan kalau ada Moleong, penelitian kualitatif
masalah pertengkaran terjadi di hadapan menghasilkan data deskriptif berupa
masyarakat. Bagi masyarakat yang kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
melihat, merasa terganggu dengan hal orang dan perilaku yang dapat diamati.
tersebut. Hal inilah yang membuat Dalam penelitian ini, informan
kekerasan fisik terjadi, baik dari sesama dibagi kedalam dua kelompok, yaitu
temannya maupun dari masyarakat yang informan pokok dan informan kunci.
kesal hingga pernah memukul mereka. Informan pokok terdiri dari anggota
Selain itu, dalam kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah pria
sehari-hari, pria-pria bergaya feminine bergaya feminine. Sedangkan informan
tidak mendapatkan kebebebasan untuk kunci merupakan pria bergaya feminin di
secara bebas menampilkan diri dan Sawah Lebar Jl. Kemang Manis 4 RT 7
mengungkapkan identitas sesuai RW 2 Kota Bengkulu. Berikut
keinginan mereka. Ketika ada kegiatan di merupakan tabel jumlah informan
lingkungan tempat tinggal, contohnya penelitian.
dalam acara perlombaan 17 Agustus Tabel 1 Informan pokok penelitian
mereka tidak dipercayai untuk menjadi Nama
N Jenis Umur Pekerjaan
panitia acara ataupun untuk sekedar No Kelamin
mengikuti lomba-lomba yang ada. Hal 1 NV Laki-Laki 24 Mahasiswa
ini terjadi karena mereka dianggap tidak 2 EKL Laki-Laki 27 Mahasiswa
cukup mampu mengikuti perlombaan 3 UJ Laki-Laki 24 Mahasiswa
untuk para laki-laki seperti panjat pinang 4 TN Laki-Laki 25 Mahasiswa
dan tarik tambang, dan mereka adalah Sumber: data penelitian, 2016
sosok laki-laki untuk mengikuti
perlombaan-perlombaan yang Tabel 2 Informan kunci penelitian
diperuntukkan untuk perempuan. Nama
N Jenia Umur Perkerjaan
Berangkat dari hal tersebut, penulis No Kelamin
tertarik untuk melakukan penelitian 1 MH Laki-Laki 40 Ketua RT
berjudul “Diskriminasi pada Pria
2 LH Laki-Laki 35 Tokoh
Bergaya Feminin di Kelurahan Sawah
Bidang
Lebar, tepatnya Jl. Kemang Manis 4 RT. Agama
7 RW. 2 Kota Bengkulu”. Adapun Jl.
Kemang Manis 4 dipilih sebagai lokasi 3 SR Laki-Laki 47 Wiraswasta
penelitian karena dari hasil pra 4 HH Laki-Laki 45 Wiraswasta
penelitian, jumlah pria bergaya feminin Sumber: data penelitian, 2016
di daerah ini cukup tinggi, yaitu sekitar
13 orang. Data dalam penelitian
dikumpulkan dengan tiga teknik, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisa data dilakukan
46
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

menurut langkah-langkah berikut Miles wawancara berikutnya didapatkan hasil


dan Huberman (1994): sebagai berikut. NV (24) mengatakan:
1. Pengumpulan data “…yo emang aku sendiri
2. Reduksi data merasokannyo dikucilkan
3. Penyajian data masyarakat tapi dak apolah
4. Penarikan kesimpulan yang penting aku senang dengan
hidup ku cak iko karno aku lebih
HASIL PENELITIAN DAN senang cak iko” (wawancara
PEMBAHASAN tanggal 1 April 2016)
Hasil Penelitian Sedangkan EKL (27) menyatakan
1. Marginalisasi bahwa:
Marginalisasi dijelaskan “… idak jugo sih kalau ambo
Vaughan dan Hogg (2005) sebagai karno ambo idak terlalu sering
penyingkiran pada masyarakat, baik gabung kek orang ambo enak yo
dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dewek ajo” (wawancara tanggal
politik, dan hukum. Berkaitan dengan 15 April)
diskriminasi, berikut hasil wawancara Kemudian menurut UJ (24):
dengan pria-pria bergaya feminine “…yo tapi biarlah ambo dak
sebagai berikut. NV (24) mengatakan: ngijo itu, ambo sering dikucilkan
“…kalau menurut ambo tu pas ado kegiatan”
perlakuan yang cak mano dulu (wawancara tanggal 16 April)
kalau perlakuan baik dak apolah Sedangkan menurut TN (25):
kalau idak baik marah lah aku” “…yo pernah ambo dikucilkan
(wawancara tanggal 1 April tapi masa bodoh ajo ambo
2016) endak bekwan kek ambo pelah
Sedangkan menurut EKL (27): idak udem” (wawancara tanggal
“…yak tergantung 20 April 2016)
perlakuannyo dulu baik apo Berdasarkan hasil wawancara
idak” (wawancaara tanggal 15 mengenai penyingkiran terhadap pria
April 2016) bergaya feminin oleh masyarakat,
Kemudian dikatakan UJ (24): ternyata mereka lebih cuek dan tidak
“…biaso ajaolah kalau menghiraukan perkataan masyarakat
perlakuannyo sewajarnyo” tentang mereka. Hal ini sesuai dengan
(wawancara tanggal 16 April hasil observasi peneliti bahwa pria
2016) bergaya feminin cenderung lebih cuek
Sedangkan menurut TN (25): dan tidak menghiraukan perkataan
“…tergantung perlakuannyo masyarakat. Sedangkan menurut
cakmano dulu baik apo idak responden yang berasal dari anggota
law baik dak ngapo kalau idak masyarakat yang tinggal di sekitar pria
baik aku dak menerima” bergaya feminine, Bapak MH (40)
(wawancara 20 April 2016) mengatakan:
Berdasarkan dari hasil “...pria bergaya feminin suatu
wawancara dengan pria bergaya feminin karakter yang terbentuk karena
mengenai perlakuan terhadap pria pergaulan yang lebih condong
bergaya feminin diatas, dapat kelawan jenis, atau bawaan dari
disimpulkan bahwa tidak semua lahir yang lebih banyak
masyarakat melakukan diskrimanasi mengambil gen ibunya”
terhadap pria bergaya feminin. Dalam
47
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

(Wawancara tanggal 30 Maret perilakunyo dan caronyo cak


2016). cewek tu”
Dalam wawancara yang dilakukan, Kemudian menurut Bapak HH (45)
Bapak LH (35), Bapak HH (45) dan sebagai berikut:
Bapak SR (47) menyebutkan bahwa pria “...menerimo sih tapi jangan
bergaya feminin tidak apa-apa asalkan buek masalah ajo cak ribut-
tidak mengganggu norma dan ribut”(wawancara tanggal 4
masyarakat. Dikatakan Bapak LH (35): April 2016)
“…sah-sah bae asalkan idak Berdasarkan hasil wawancara
meresahkan masyarakat” dengan masyarakat dapat disimpulkan
(wawancara tanggal 3 April bahwa penerimaan pria bergaya feminin
2016) di Kemang Manis 4 cukup baik.
Sedangkan Bapak SR (47) mengatakan: Masyarakat mau menerima mereka
“...menurut sayo ajo asal idak asalkan mereka tidak membuat masalah
menyimpang ajo dari norma-norma” atau kerusuhan di daerah tempat tinggal
Berbeda dengan Bapak MH, LH, dan SR, mereka. Hal ini diperkuat hasil observasi
Bapak HH (45) mengatakan: penulis yang menunjukkan badanya
“...menurut sayo pria bergaya penerimaan bagi pria bergaya feminine
feminin itu dak baik karno idak untuk tinggal di daerah tersebut.
sesuai dengan jenis kelaminnyo”
(wawancara tanggal 4 April Subordinasi
2016) Subordinasi adalah suatu
Berdasarkan hasil wawancara penilaian bahwa peran yang dilakukan
diatas diketahui bahwa pria bergaya oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari
feminin tidak terlalu disukai karena yang lain (Vaughan dan Hogg, 2005).
mereka telah melakukan Berkaitan dengan hal tersebut
“penyimpangan” dari jenis kelamin yang disampaikan beberapa pernyataan
dibawanya sejak lahir. Sedangkan informan mengenai subordinasi.
kaitannya dengan penerimaan Pernyataan pertama disampaikan oleh
masyarakat, berikut merupakan hasil NV (24) sebagai berikut:
wawancara dengan informan pokok. “...yak biaso ajolah sayo idak
Bapak MH (40) menyatakan bahwa: peduli kecek orang tu yang
“...kalau sayo menerimonyo yak njalaninyo kan kito”
biaso ajo dak apolah asal (wawancara tanggal 25 April
jangan buat masalh di Kemang 2016)
Manis ko” (wawancara tanggal Sedangkan menurut EKL(27):
30 Maret 2016) “...sebenarnyo sayo dak
Sedangkan menurut Bapak LH (35) menerimo masyarakat nilai yang
sebagai: negatif itu tapi biarlah aku dak
“...menerimo sih, tapi jangan ngijo” (wawancara tanggal 10
bae buek masalah di Kemang April 2016)
Manis ko”(Wawancara tanggal 1 Pernyataan senada juga disampaikan UJ
April 2016) (24) sebagai berikut:
Berdasarkan menurut Bapak SR (47) “...biaso ajolah dak usah
sebagai berikut: dengari orang”(wawancara tanggal 24
“...menerimo kalau sayo karno April 2016)
bagaimana pun tobo tu samolah Hal yang sama juga disampaikan oleh
cak koto sekedar beda ajo TN (25) sebagai berikut:
48
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

“...biarlah orang ngecek cak itu feminin melakukan pekerjaan layaknya


mintak makan kek tobo tu kito seperti laki-laki, berikut pernyataan oleh
idak” (wawancara tanggal 27 para informan pokok. Bapak MH (40),
April 2016). selaku ketua RTKemang Manis 4 RT 7
Berdasarkan hasil wawancara RW 2 kota Bengkulu, mengatakan
pada pria bergaya feminin ternyata sebagai berikut:
mereka lebih cuek dan tidak begitu “...kalau menurut sayo dio tu
mendengarkan perkataan masyarakat bisa tapi tergantung pria
kepada mereka. Hal ini diperkuat feminin tu lagi tapi yang banyak
observasi peneliti bahwa pria bergaya aku temui pria feminin tu banyak
feminin ini tidak menghiraukan dak pacak karno takut
perkataan masyarakat tentang mereka. panas”(wawancara pada tanggal
Sedangkan menurut pria 6 April 2016)
bergaya feminin mengenai jika Sedangkan menurut Bapak LH (35)
masyarakat menyatakan pria bergaya sebagai berikut:
feminin tidak bisa masuk kedalam “...pacak tapi banyak nyo pria
organisasi. Pernyataan pertama oleh NV feminin tu takut panas samo cak
(24) sebagai berikut: cewek jugo” (wawancara
“biarlah situ ambo dak ngijo tanggal 8 April 2016)
kecek masyarakat tu ambo dak Kemudian Bapak SR (47) menyatakan
mintak makan kek tobo sebagai berikut:
tu”(wawancara tanggal 13 April “...pacaklah tapi tergantung
2016) pekerjaannyo apo dulu”
Sedangkan menurut EKL (27): (wawancara tanggal 9 April
“biarlah situ orang endak 2016)
ngecek apo” (wawancara tanggal 15 Sedangkan menurut Bapak HH (47)
April 2016) sebagai berikut:
Senada juga yang disampaikan UJ ( 24) “...tergantung pekerjaannyo
sebagai berikut: jugo sebenarnyo” (wawancara tanggal
“dak usah dihiraukan kecekan 10 2016)
orang” (wawancara tanggal 16 April) Ternyata hasil wawancara dari
Sedangkan menurut TN (25) sebagai masyarakat tergantung dengan
berikut: pekerjaanya seperti apa. Hal ini sesuai
“ambo dak pernah ngijo kecek dengan hasil observasi bahwa pria
an orang cak itu”(wawancara tanggal 16 bergaya feminin untuk melakukan
April) pekerjaan laki-laki kebanyakannya tidak
Berdasarkan wawancara pada bisa dan takut panas.
pria bergaya feminin mengenai Para responden masyarakat
keikutsertaan pria bergaya feminin menyatakan tentang bagaimana jika pria
kedalam organisasi, ternyata mereka bergaya feminin dijadikan pemimpin
bersikap cuek dan tidak mendengarkan dalam sebuah organisasi masyarakat.
perkataan masyarakat yang menilai Pernyataan pertama disampaikan oleh
demikian. Hal ini diperkuat dengan Bapak MH (40) sebagai berikut:
observasi peneliti bahwa pria bergaya “...yo dak apo asalkan dio
feminin lebih cendrung cuek dan tidak pacak memimpin dengan baik”
peduli perkataan masyarakat. (wawancara tanggal 6 April
Sedangkan menurut responden 2016)
masyarakat mengenai pria bergaya
49
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

Pernyataan berbeda disampaikan oleh Kemudian pernyataan juga diungkapkan


Bapak LH (35) sebagai berikut: UJ (24) sebagai berikut:
“...aiii dak mungkin lah hidup “...dak ambo ngijo orang yang
nyo bae cak itu apo lagi endak penting aku dapek duit hidup
mimpin” (wawancara tanggal 8 ambo senang” (wawancara
April 2016) tanggal 27 April 2016)
Kemudian menurut Bapak SR (47) Sedangkan menurut TN (25) sebagai
sebagai berikut: berikut:
“...bisa ancur organisasi tu “...biarlah dak usah dengarkan
kalau pria feminin memimpinnyo perkataan orang yang negatif
karno hidupnyo bae lah dak tentang kito” (wawancara
benar apo lagi endak tanggal 26 April 2016)
memimpin” (wawancara tanggal Berdasarkan hasil dari
9 April 2016) wawancara pada pria bergaya feminin
Sedangkan Bapak HH (45) menyatakan mereka lebih cuek dan tidak peduli apa
berikut: yang dikatakan masyarakat terhadap
“...mendingan dak usah ado mereka, karena merekalah yang
pemimpin law pria bergaya menjalininya. Hal ini sesuai dengan hasil
feminin endak mimpin nyo” observasi bahwa pria bergaya feminin ini
(wawancara tanggal 10 2016) lebih cuek dan tidak menghiraukan apa
Berdasarkan hasil wawancara yang dikatakan masyarakat.
penulis dengan masyarakat, didapati Sedangkan menurut responden
banyaknya masyarakat yang tidak pria bergaya feminin mengenai jika ada
mempercayai dan meyakini jika pria masyarakat yang menyebut mereka
bergaya feminin ini akan memimpin sebagai banci. Pernyataan pertama NV
suatu organisasi. Hal ini sesuai dengan (24) sebagai berikut:
hasil observasi penulis yang dikuatkan “...yak terserah lah orang endak
dengan hasil wawancara dari informan ngecek apo“ (wawancara tanggal 17
penelitian dan penjelasan bahwa pria April)
bergaya feminin ini tidak dipercayai jadi Senada yang diungkapkan oleh EKL (27)
seorang pemimpin. sebagai berikut:
“...kalau aku dak ngapik i nyo
Streotip Negatif orang cak itu karno aku dak
Stereotip merupakan pelabelan mintak apo-apo kek orang tu”
yang bersifat negatif. Kaitannya dengan (wawancara tanggal 18 April
label-label negative yang dilekatkan 2016)
kepada pria bergaya feminine, dikatakan Sedangkan menurut UJ (24) sebagai
NV (24): berikut:
“...ambo keceki yak karno itu “...marahlah apo maksud
menyangkut hidup kito” ngecek cak itu cak dio elok ajo”
(wawancara tanggal 20 April (wawancara tanggal 18 April)
2016) Sedangkan menurut TN (24) sebagai
Sedangkan pernyataan yang disampaikan berikut:
oleh EKL (27) sebagai berikut: “...biarlah dak usah dengar
“...aiii biarlah situ endak ngecek omongan orang” (wawancara tanggal 19
apo terserahlah situ” April)
(wawancara tanggal 21 April Berdasarkan hasil wawancara
2016) pada pria bergaya feminin bahwa
50
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

perkataan masyarakat yang mengatakan berperilaku seperti perempuan. Hal inilah


pria bergaya feminin itu banci mereka yang menimbulkan penilaian negatif dari
lebih cuek dan tidak terlalu masyarakat terhadap pria bergaya
menghiraukan perkataan masyarakat. Hal feminin.
ini memperkuat hasil observasi bahwa
pria bergaya feminin ini tidak terlalu Kekerasan
menghiraukan perkataan masyarakat Kekerasan dapat terjadi secara
tentang mereka. Yang penting mereka fisik dan non fisik. Menurut Vaughan
senang menjalani kehidupan mereka. dan Hogg (2005), kekerasan sering
Sedangkan menurut responden terjadi akibat ulah atau perilaku yang
masyarakat terhadap penilaian negatif tidak baik, sehingga membuat keresahan
pada pria bergaya feminin, menurut di masyarakat sekitar. Berkaitan dengan
Bapak MH (40) sebagai berikut: hal tersebut, kekerasan sering terjadi
“...menurut sayo penilaian pada pria bergaya feminin, beberapa
negatifnyo wajar ado, karno pernyataan dari masyarakat mengenai
kelakuan tobo tu idak sesuai kekerasan fisik tehadap pria bergaya
dengan jenis kelaminnyo” feminin, pernyataan pertama yang
(wawancara tanggal 12 April disampaikan oleh NV (24) sebagai
2016) berikut:
Sedangkan Bapak LH (35) memberikan “…tergantung kekerasannyo
pernyataan sebagai berikut: apo dulu dan yang buek
“...idak tau bapak karno idak masalah dulu siapo”
pulo perhatikan nian yang aku (wawancara tanggal 23 April
tau dio tu cuma melentik ajo” 2016)
(wawancara tanggal 13 April Sedangkan pernyataan EKL (27) sebagai
2016) berikut:
Kemudian menurut Bapak SR (47) “...pernah ambo kan belago kek
sebagai berikut: kawan ambo karno suaro kami
“...seperti caronyo yang cak ribut akhirnyo ibuk kos mukul
cewek” (wawancara tanggal 13 April ambo pakai sapu” (wawancara
2016) tanggal 24 April 2016)
Sedangkan menurut Bapak HH (45) Kemudian menurut UJ (24) sebagai
sebagai berikut: berikut:
“...biaso ajo orang cak itu tu “...tergantung dulu apo
emang negatif terus” kekerasannyo dan siapo dulu
(wawancara tanggal 13 April yang buat masalnyo”
2016) (wawancara tanggal 23 April
Berdasarkan hasil dari beberapa 2016)
pernyataan diatas dapat diperoleh pria Kemudian pernyataan TN (25) sebagai
bergaya feminin ini dalam masyarakat berikut:
kelurahan Sawah Lebar jalan Kemang “...sebenarnyo kekerasan tu dak
Manis 4 RT 7 RW 2 kota Bengkulu boleh, cukup kasih tau ajo
mendapat penilaian negatif dari kesalahannyo ajo, ambo pernah
masyarakat tentang banyaknya jugo ditendang kek kawan ambo
masyarakat yang tidak menyukai cara tapi ambo diam ajo karno ambo
pria bergaya feminin. Hal ini sesuai dak berani melawan, dio tu kuek
dengan hasil observasi peneliti bahwa nian” (wawancara tanggal 26
pria bergaya feminin ini lebih cenderung April 2016)
51
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

Berdasarkan hasil wawancara njalaninyokan kito”


pada pria bergaya feminin mengenai (wawancara tanggal 26 April
kekerasan yang sering terjadi pada pria 2016)
bergaya feminin, mereka tidak Berdasarkan hasil wawancara
menyetujui kekerasan itu ada karena diatas ternyata pria bergaya feminin ini
bagaimana pun mereka sama seperti lebih cuek terhadap perkataan yang
masyarakat lainnya. Hal ini sesuai sering dilontarkan masyarakat terhadap
dengan hasil observasi peneliti bahwa mereka. Sedangkan hasil observasi
kekerasan fisik yang dialami pria penulis, masyarakat hal yang sama
bergaya feminin ini sering terjadi pada bahwa pria bergaya feminin ini tidak
saat mereka membuat ribut sehingga peka terhadap omongan orang tentang
terjadinya kekerasan yang dilakukan mereka.
orang sekitarnya, seperti ibu kos tempat Sedangkan menurut responden
mereka tinggal. masyarakat mengenai kekerasan yang
Sedangkan menurut responden terjadi pada pria bergaya feminin ini,
para pria bergaya feminin mengenai non pernyataan pertama disampaikan oleh
fisik yang sering dilakukan oleh Bapak MH (40), sebagai berikut:
masyarakat, bagaimana menyikapi “...menurut sayo tergantung
sindiran masyarakat pada pria bergaya disudut mana yang dilakukan,
feminin, menurut NV (24) sebagai kalau penyimpangan sosial
berikut: jelas sayo setuju dengan
“…biaso ajo kalau menurut perlakuan yang dilakukan
ambo, karno ambo dak mintak masyarakat, tetapi jika
makan kek masyarakat jadi perlakuan pria bergaya feminin
biarlah orang endak ngecek apo tidak menyimpang norma-
tobo tu ambo idak ambik pusing norma sosial jelaslah sayo idak
lah” (wawancara tanggal 23 sependapat apa yang dilakukan
April 2016) masyarakat” (wawancara
Kemudian pernyataan yang sama tanggal 14 April 2016)
diungkapkan oleh EKL (27) sebagai Sedangkan pernyataan juga disampaikan
berikut: Bapak LH (35) sebagai berikut:
“...ado sih, tapi ambo idak ngijo “...kalau menurut sayo itu idak
orang dak kan maju law endak elok kekerasan terhadap pria
dengar kecek orang terus bergaya feminin karno dio jugo
tu”(Wawancara tanggal 24 April manusio samo cak kito memiliki
2016) kekurangan dan kelebihan”
Kemudian pernyataan yang sama (wawancara tanggal 14 April
disampaikan oleh UJ (24) sebagai 2016)
berikut: Kemudian pernyataan yang diungkapkan
“...sering tapi ambo idak ngijo Bapak SR (47) sebagai berikut:
orang biarlah situ mereka “...kalau menurut sayo
endak ngomongi ambo apo” kekerasannyo tu kekerasan yang
(Wawancara tanggal 23 April cakmano dulu dan aku jugo
2016) nengok kekerasannyo dulu
Sedangkan pernyataan yang disampaikan cakmano” (wawancara tanggal
oleh TN (25) sebagai berikut: 14 April 2016)
“...pernah tapi ngapoi jugo Sedangkan menurut Bapak HH (45)
dengari omongan orang yang sebagai berikut:
52
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

“...tergantung samo Sedangkan menurut responden


kekerasannyo apo dulu” masyarakat mengenai peran ganda yang
(wawancara tanggal 15 April dimiliki pria bergaya feminin, pernyataan
2016) pertama disampaikan oleh Bapak MH
Berdasarkan hasil wawancara (40) sebagai berikut:
dari masyarakat bahwa kekerasan yang “...biasanya lebih condong
sering terjadi pada pria bergaya feminin keperkerjaan wanita seperti
ini tergantung kekerasannya dan disalon, pekerjaan yang tidak
kekerasan juga tidak wajar dilakukan. disenangi masyarakat dan juga
saya adalah pekerjaan ganda,
Peran Ganda yamg dilakukan dengan sesame
Peran ganda yang terjadi jenis biasanya penyimpangan
diskriminasi terhadap pria bergaya seksual” (wawancara tanggal 17
feminin dimana memiliki dua peran April 2016)
ganda laki-laki memiliki peran Kemudian pernyataan yang
parempuan seperti lemah lembut. diungkapakan Bapak LH (35) sebagai
Berkaitan dengan hal tersebut berikut:
disampaikan beberapa pernyataan “...tengok ajo cakmano
informan mengenai peran ganda, pekerjaannyo seandainyo itu
pernyataan pertama NV (24) sebagai elok dan masyarakat jugo
berikut: menerimanyo ku raso sah-sah
“...perkerjaannyo samo cak ajo contohnyo cak disalon”
pekerjaan cewek tapi idaknyo (wawancara tanggal 17 April
sepenuhnyo cak cewek nian” 2016)
(wawancara tanggal 26 April Sedangkan pernyataan Bapak SR (27)
2016) sebagai berikut:
Kemudian pernyataan yang diungkapkan “...biasonyo pekerjaan pria
oleh EKL (27) sebagai berikut: bergaya feminin ko agak
“..biaso ajo pekerjaanyo tu” menyimpang karno idak
(wawancara tanggal 11 April 2016) dianggap sesuai dengan ajaran
Sedangkan pernyataan yang yang ado dimasyarakat”
sama diungkapkan oleh UJ (24) selaku (wawancara tanggal 17 April
pria bergaya feminin sebagai berikut: 2016)
“...pekerjaannyo tu cak cewek” Kemudian menurut Bapak HH (45)
(wawancara tanggal 27 April 2016) sebagai berikut:
Kemudian pernyataan yang diungkapan “...pekerjaan pria bergaya
oleh TN (24) sebagai berikut: feminin ko ado baik nyo ado
“...intinyo pekerjaan pria idak nyo, tetapi biasonyo
bergaya feminin kadang banyak perkerjaannyo disalon tulah”
cak cowok beneran dio dak tau (wawancara tanggal 19 April
dandak endak yang berat dan 2016)
yang panas” (wawancara Berdasarkan hasil dari beberapa
tanggal 27 April 2016) pernyataan dengan masyarakat bahwa
Berdasarkan hasil wawancara peran ganda pada pria bergaya feminin
dari pria bergaya feminin ini peran ganda ini baik asalkan jangan menyimpang dan
yang dimiliki pria bergaya feminine peran gandanya juga kebanyakannya
adalah “sifat” feminitas yang dianggap melakukan pekerjaan perempuan seperti
tidak sesuai untuk tubuh laki-laki. di salon.
53
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

Pembahasan jenis kelamin layaknya seorang laki-laki,


Landasan dalam penelitian ini maka dari itu terjadinya penyingkiran
peneliti menggunakan teori Diskriminasi terhadap pria bergaya feminin di
menurut Vaughan dan Hogg (2005). kelurahan Sawah Lebar jalan Kemang
Diskriminasi merupakan perbedaan Manis 4 RT 7 RW 2 kota Bengkulu.
perlakuan yang tidak adil dan tidak Subordinasi
seimbang yang dilakukan untuk Subordinasi juga termasuk
membedakan perorangan atau kelompok. bagian dari diskriminasi, dalam
Yang biasanya bersifat kategori penelitian ini subordinasi adanya
kesukubangsaan, agama, dan ras. Hasil masyarakat tidak mempercayai apa yang
penelitian ini menunjukan bahwa dilakukan pria bergaya feminin dalam
diskriminasi terhadap pria bergaya mengikuti kegiatan yang ada di Kemang
feminin dilakukan lima cara yaitu: Manis 4 RT 7 RW 2 kota Bengkulu,
Marjinalisasi karena masyarakat melihat dari perilaku
Dari hasil wawancara peneliti dan cara pria bergaya feminin yang
dengan informan dapat dijelaskan bahwa dianggap menyimpang. Penyimpangan
proses marjinalisasi atau penyingkiran yang terjadi pada pria bergaya feminin di
yang juga sering terjadi pada pria kelurahan Sawah Lebar jalan Kemang
bergaya feminin ini akibat perilaku pria Manis 4 RT 7 RW 2 kota Bengkulu ini,
bergaya feminin ini yang tidak sesuai dilihat dari pekerjaan pria bergaya
dengan masyarakat seperti melakukan feminin ini yang sering sekali melakukan
suatu musyawarah pedesaan atau RT pria pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis
bergaya feminin ini selalu tidak kelamin. Masih sedikitnya pria bergaya
dihiraukan atau tidak dianggap kalau dia feminin di Kemang Manis 4 RT 7 RW 2
wajib memberikan kritikan atau saran pria bergaya feminin yang bekerja pada
dalam musyawarah tersebut.Adapun posisi atau peran pengambil keputusan
beberapa masyarakat mempercayai tetapi atau penentu kebijakan dibanding laki-
tidak untuk mempercayai atau meyakini laki.
pendapat pria bergaya feminin ini. Dalam pekerjaan yang dilakukan oleh
Masyarakat juga selalu memperlakukan pria bergaya feminin, selalu
pria bergaya feminin ini tidak wajar dan menghasilkan upah atau gaji lebih rendah
mengatakan pria bergaya feminin ini dibandingkan pria yang sewajarnya,
tidak pantas hidup dan sebagainya, walaupun pekerjaan pria bergaya feminin
adapun masyarakat mengatakan bahwa itu lebih baik dibandingkan dari laki-laki
pria bergaya feminin ini akibat perngaruh yang sewajarnya.
lingkungan karena telalu banyak bergaul Pria bergaya feminine ini
dengan lawan jenis. Dalam halnya pria seringkali melakukan hal-hal seperti
bergaya feminin ini juga diasingkan atau layaknya seorang perempuan, dan
dibedakan pada saat berkumpul bersama melakukan pekerjaan perempuan, pria
laki-laki karena meraka tidak menyakini bergaya feminin ini terkadang membuat
atau berkata tidak pantas pria bergabung masyarakat kesal dan membeci akibat
bersama laki-laki akibat pria bergaya ulah dan perilaku pria bergaya feminin
feminin ini kemayu atau bergaya seperti ini, adapun kekesalan masyarakat itu
perempuan. Adapun masyarakat selalu memang sengaja dibuat oleh pria bergaya
memperhatikan aktifitas pria bergaya feminin ini karena mereka tidak senag
feminin itu sehingga muncul rasa kesal perlakuan masyarakat terhadap pria
dan tidak suka karena pria bergaya bergaya feminin ini. Misalnya seperti
feminin ini bersifat tidak sesuai dengan pada saat pria bergaya feminin ini lewat
54
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

depan rumah masyarakat mereka Masalah berpikir negatif


melakukan hal yang tidak wajar bagi masyarakat terhadap pria bergaya
masyarakat seperti memaki alat feminin bagi pria bergaya feminin
kecantikan perempuan, dari itulah rasa mereka merasa tidak ada merugikan
kesal dan membuat masyarakat berkata seorang pria bergaya feminin karena
kalau pria bergaya feminin ini mereka cuma bisa menilai apa yang
menyimpang dari ajaran dan norma- mereka lihat saja. Dalam hal itu seorang
norma yang ada. Bagi pria bergaya pria bergaya feminin ini mengartikan apa
feminin masyarakat menilai mereka yang dikatakan masyarakat terhadap
seperti itu wajar karena mereka sadar apa mereka yang selalu negatif pria bergaya
yang mereka lakukan tidak sesuai dengan feminin ini melakukan sebaliknya dan
ajaran dan perilaku seorang laki-laki dan membuktikan perkataan yang masyarakat
menyimpang tetapi pria bergaya feminin berpikir negatif tersebut yang tidak baik
ini merasa nyaman dengan apa yang terhadap pria bergaya feminin ini.
mereka lakukan dan mereka perbuat Kekerasan
seperti layaknya seorang perempuan Kekerasan merupakan perilaku
walaupun mayarakat berpikir itu yang tidak baik,tetapi kekerasan terhadap
penyimpangan. pria bergaya feminin ini terjadi adanya
Streotip Negatif akibat ulah dan perilaku pria bergaya
Streotif negatif merupakan feminin itu sendiri, kekerasan yang
pelabelan terhadap pria bergaya feminin terjadi memlalui kekerasan fisik dan non
dikalangan masyarakat yang tidak baik, fisik ini kerap terjadi pada pria bergaya
dalam pelabelan tersebut pria bergaya feminin.
feminin sealalu rendah dimata Kekerasan non fisik yang sering
masyarakat disekitar pria bergaya terjadi pada pria bergaya feminin ini
feminin. Adapun pelabelan dari seperti perkataan masyarakat mengenai
masyarakat terhadap pria bergaya cara dan perilaku mereka yang seperti
feminin ini mereka melihat dari perempuan, masyarakat pun sering
pekerjaan seorang pria bergaya feminin mengatakan bahwa seotang pria bergaya
yang tidak baik. Terkadang masyarakat feminin ini tidak baik dan tidak pantas
melihat pria bergaya feminin ini mereka ada karena itu sudah menyalahi hukum
pulang bekerja larut malam masyarakat Islam yang tidak harus terjadi di muka
berpikir kalau pekerjaan pria bergaya bumi ini. Sedangkan seorang pria
feminin ini tidak baik. Pria bergaya bergaya feminin ini tidak merasa
feminine ini pun bias seperti layaknya melakukan kesalahan karena mereka tau
seorang laki-laki maupun layaknya apa yang harus mereka lakukan,
seorang perempuan. masyarakat melakukan kekerasan seperti
Sedangkan bagi pria bergaya itu karena mereka tidak menyukai
feminin ini masyarakat menilai seperti seorang pria bergaya feminin ini.
itu mereka tidak merasa terganggu dan Adapun kekerasan yang non fisik yang
mereka pun tidak terlalu menghiraukan terjadi di Kemang Manis 4 RT 7 RW 2
apa yang dilakukan masyarakat terhadap Kota Bengkulu ini, pada saat pria
mereka. Pria bergaya feminin ini selalu bergaya feminin ini lewat depan rumah
tidak menghiraukan apa yang masyarakat masyarakat, masyarakat selalu
lakukan terhadap mereka karena mereka mengatakan kalau mereka salah arah dan
merasa kalau mereka tidak mengganggu perkataan yang tidak baik seperti laki-
masyarakat hanya masyarakat saja yang laki tapi bergaya perempuan dan
tidak menyukai pria bergaya feminin. berperilaku tidak sesuai dengan jenis
55
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

kelamin yang mereka punya. Dalam hal sering dia lakukan pun tidak menentu
itu pria bergaya feminin ini tidak merasa karena dia bisa menjadi perempuan dan
dan mereka tidak menanggapi apa yang bisa juga berkerja seperti laki-laki
dikatakan masyarakat tentang mereka seperti dia pada saat kejadian kebakaran
karena mereka mempunyai dan disalah satu kontrakan di Kemang Manis
melakukan hal terasebut seperti 4 RT 7 RW 2 kota Bengkulu disana
berperilaku perempuan mereka seorang pria bergaya feminin ini
mempunyai pendirrian sendiri tanpa melakukan pekerjaan seorang laki-laki
menghiraukan perkataan dan kekerasan yang lainnya sedangkan masyarakat
non fisik terhadap mereka.Adapun tidak mempercayai apa yang dilakukan
Kekerasan fisik yang terjadi pada pria seorang pria bergaya feminin ini, karena
bergaya feminin di kelurahan Sawah mereka menilai kalau seorang pria
Lebar jalan Kemang manis 4 RT 7 RW bergaya feminin ini tidak bisa melakukan
2, kekerasan fisik yang terjadi yaitu pekerjaan selayaknya seorang laki-laki
seorang pria bergaya feminine yang sebenarnya. Dan seorang pria
melakukan kesalahan yang tidak terlalu bergaya feminin ini juga bisa melakukan
fatal namun seorang pria bergaya pekerjaan seorang perempuan yang
feminin ini menerima kekerasan dengan cukup pandai seperti melakukan
cara memasukan seorang pria bergaya perkerjaan rumah dan berhias seperti
feminin ini kedalam ember lalu disiram perempuan.
dengan air yang kotor, kekerasan ini Pria bergaya feminine ini juga
tidak sewajarnya dilakuan. seringkali membuat masyarakat tidak
Seorang pria bergaya feminin menyukai dengan pekerjaan mereka
ini cuma bisa diam dan tidak melakukan seperti itu, namun dari seorang pria
apapun, kekerasan fisik yang juga terjadi bergaya feminine ini juga mengatakan
kepada pria bergaya feminin yang bahwa mereka sadar apa yang mereka
disuruh seorang kerabatnya berlari lakukan sehingga mereka melakukan hal
sejauh 5 meter pada malam hari. Hal tersebut dan mereka juga merasa senang
tersebut tidak membuat seorang pria dengan peran ganda yang bisa mereka
bergaya feminin ini untuk bertindak lakukan tanpa ada yang merasa dirugikan
dengan alasan kalau seorang pria bergaya dengaaa lakukan tersebut.
feminin ini menyukai salah orang yang Dalam hal itu pria bergaya
melakukan kekerasan terhadap dia. feminine ini juga merasa salah apa yang
Peran Ganda mereka lakukan karena mereka terlalu
Peran ganda merrupakan dimana banyak membuat masyarakat benci dan
suatu pekerjaan yang dilakukan pria tidak menyukai mereka seperti itu,
bergaya feminin ini yang tidak mereka pun tidak tau mengapa mereka
membedakan dan memperfokuskan dia seperti itu dan bisa kapan dia menjadi
didalam suatu pekerjaan yang sering laki-laki dan kapan mereka menjadi
dilakukannya. Namun perkerjaan pria seorang perempuan. Pria bergaya
bergaya feminin ini yang seringkali jadi feminine ini juga ingin sma seperti
bahan perkataan dimana pekerjaannya masyarakat lainnya yang terfokus
juga membuat kapan dan dimana dia melakukan hal hanya satu jenis sperti
berkerja. laki-laki sewajarnya dan perempuan
Perkerjaan seorang pria bergaya yang sewajarnya, tetapi mereka juga
feminin ini tidak terfokus pekerjaan yang tidak mengetahui mengapa mereka
tidak sesuai dengan jenis kelamin dan ditakdirkan seperti itu.
perilaku yang dia miliki, dan peran yang
56
Jurnal Professional FIS UNIVED Vol. 3 No.1 Juni 2016

PENUTUP 5. Peran Ganda


Kesimpulan Pria bergaya feminin cenderung
Berikut merupakan kesimpulan dari melakukan pekerjaan perempuan dan
penelitian ini: terkadang pria bergaya feminin ini
1. Marjinalisasi pun melakukan pekerjaan lai-laki.
Masyarakat cenderung tidak banyak Masyarakat pun banyak mengatakan
menyukai dan membedakan perlakuan pria bergaya feminin ini lebih banyak
terhadap pria bergaya feminin. Hal ini bekerja seperti lawan jenis.
terjadi karena adanya anggapan bahwa
feminitas pada tubuh laki-laki Saran
merupakan bentuk penyimpangan. Berdasarkan kesimpulan diatas,
Namun begitu, masyarakat masih maka saran untuk masyarakat kelurahan
menerima pria bergaya feminine Sawah Lebar jalan Kemang Manis 4 RT
untuk tinggal di wilayah mereka. Pada 7 RW 2 kota Bengkulu adalah:
sisi pria feminine, mereka cenderung 1. Agar lebih menghormati setiap pilihan
cuek dan tidak mempermasalahkan hidup anggota masyarakat
anggapan maupun perlakuan 2. Menghargai sesama tanpa ada yang
masyarakat terhadap mereka. merasa dibedakan atau diasingkan
2. Subordinasi dengan masyarakat lainnya.
Dalam konteks kepemimpinan,
masyarakat tidak menyakini atau DAFTAR PUSTAKA
memberikan dukungan atas Fultoni. (2009). Diskriminasi Gender
keikutsertaan pria bergaya feminine Perempuan. Bandung: Pustaka
dalam suatu organisasi, apalagi untuk Pelajar
menjadi pemimpin. Miles, Matthew B & A. M. Huberman.
3. Streotip Negatif (1994). Qualitative Data Analyis.
Streotip negatif yang diberikan USA: Sage Publication.
terutama berkaitan dengan pelabelan Moleong. (2007). Metode Penelitian
negative pria bergaya feminine yang Kualitatif. Bandung: Remaja
“mengingkari” jenis kelamin lahiriah Rosdakarya.
mereka. Namun begitu, pria-pria Perdana Putri. (2012). Diskriminasi
bergaya feminine ini bersikap cuek Terhadap Waria Jakarta. Skripsi.
dan memilih untuk tidak Univeristas Indonesia. Jakarta.
menghiraukan pendapat masyarakat. Sugiyono. (2014). Pengantar Psikologi.
4. Kekerasan Jakarta: Bulan Bintang.
Kekerasan yang terjadi pada pria Vaughan, Graham M & Michael A
bergaya feminin ini tidak mesti terjadi Hogg. (2005). Social Psychology.
dan kekerasan yang sering terjadi Australia: Pearson Australia.
masyarakat juga ingin mengetahui Sumber online:
permasalahannya dan siapa yang Anna, Lusia Kus. (2016). “Laki-laki Kok
membuat permasalahan sehingga Kemayu”.
kekerasan itu terjadi. Kekerasan pun http://health.kompas.com/read/20
tidak sewajanya terjadi kerena 16/01/30/130000023/Laki-
bagaimana pun pria bergaya feminin laki.Kok.Kemayu. diakses Selasa
ini sama seperti masyarakat lainnya. 10 Mei 2016 pukul 10.12 WIB

57

Anda mungkin juga menyukai