SOAL : JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI
DENGAN BAIK DAN BENAR :
1. Jelaskan apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan sosial ?
2. Jelaskan Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan yang meliputi :
a. Ciri-ciri pendidikan Muhammadiyah
b. Tujuan pendidikan Muhammadiyah
c. Model-model pendidikan Muhammadiyah
3. Jelaskan bagaimana KH Ahmad Dahlan dalam memehami dan memaknai Surat Al- Ma’un ?
1. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL.
Sedari awal, Muhammadiyah memang telah terkenal dalam kontribusinya pada beberapa bidang, politik, pendidikan, Kesehatan, ekonomi, agama dan social. Sejak didirikan pun salah satu misi Muhammadiyah adalah mengarahkan bidang social kepada terwujudnya manusia di Indonesia yang berkualitas dan dapat serta mampu bersaing didunia global. Satu hal yang mendorong Muhammadiyah untuk memulai Gerakan social sendiri adalah pemahaman dan kesadarannya akan sejarah. Sebagimana sejarah perjalanan sebuat organisasi itu sangat penting bagi kesehatannya, seperti medical record yang penting bagi Kesehatan seseorang. Pada awal abad XX, peranan perdagangan dan juga industry sendiri telah berhasil merangsang pembangunan di bidang kehidupan social pada pusat kegiatan. Pemecahan golongan muslim juga terjadi pada awal abad ini. Terpecahnya 3 golongan muslim, yaitu golongan muslim yang berorientasi ke budayaan Islam (santri), golongan muslim tradisi/adat, dan golongan muslin yang berorientasi pada pemikiran barat. Kaum Santri dikenal sebagai kaum yang menjadi penggerak pembaruan pada masa itu. Terbukti, dimana masa tingkat kesejahteraan penduduk pribumi mengalami kemerosotan, kaum santri dengan gencarnya menghimpun kembali kekuatan dalam masyarakat untuk melancarkan gerakan baru. Kelahiran Syarikat Islam (SI) salah satu hasil dari gencarnya kaun santri dalam melancarkan Gerakan baru pada Islam. Pencerahan dilakukan kembali di Eropa pada abad 17-18. Disini, seorang sejarawan menyatakan jika “pencerahan dipandang seperti sumber-sumber ide yang penting”. Hal ini diartikan sebagai kebebasan, demokrasi dan juga akal sebagai nilai itama bagi masyarakat. Istilah pencerahan ini menjadi popular dalam konteks Islam. Muhammadiyah mulai berhasil menjadikan matahari bersinar sebagai simbolnya. Pencerahan yang dilakukan oleh Muhammadiyah sendiri langsung merujuk pada perjuangan Nabi Muhammad. Adanya Muhammadiyah di sekitar pulau Jawa dan pulau Madura sendiri sudah memunculkan antusiad yang amat teramat dalam sehingga semua hal dapat diterima baik. Tidak hanya hal itu saja. Muhammadiyah juga sering nemuaikan kritis sebagai Gerakan social yang mulai terjangkit penyakit elitism. Perkembangan Muhammad terasa sangat cepat mengakibatkan terjadinya pergeseran orientasi, lebih spesifiknya orientasi Gerakan social. Semua Gerakan social yang diterapkan Muhammadiyah adalah salah satu amal usaha Muhammadiyah yang berorientasi voulentaire (sukarela). Salah satu Gerakan social yang ada di pulau Jawa dan pulau Madura yang dapat dilakukan adalah memberikan dakwah. Hal ini sontak diterima baik oleh masyarakat. Muhammadiyah menentang prakterk tarekat yang dianggap berlebihan dan penuh dengan syirik. 2. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN Muhammadiyah terkenal sangat mementingkan pendidikan dan pengajaran yang berdasarkan Islam, baik pendidikan di sekolah/madasrah maupun pendidikan dalam masyarakat. Tidak diherankan lagi bahwa sejak didirikan Muhammadiyah, organisasi ini mulai membangun sekolah/madrasah serta mengadakan tabligh. Selain itu, mereka juga menerbitkan buku serta majalah yang didasari oleh agama Islam. Adapun beberapa hal yang membantu untuk mendorong keberhasilan Muhammadiyah dalam Gerakan pendidikannya adalah: a. Ciri-ciri Pendidikan Muhammadiyah Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang sangat teramat mementingkan pendidikan yang mengajarkan Islam, baik di pendidikan sekolah maupun di pendidikan dalam masyarakat. Ciri pendidikan Muhammadiyah adalah dimana pada sekolah/madrasahnya tidak dapat dipisahkan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Kedua pendidikan ini harus mampu saling melengkapi. Ciri khususnya adalah dengan adanya materi seperti pembelajaran keIslaman, keMuhammadiyah, dan juga Bahasa Arab. Tujuannya tak lain adalah agar siswa Muhammadiyah mamlu lebih unggul dalam bidang akhlakul kharimah, beretika dan juga memiliki keterampilan khusus. b. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah K.H.Ahmad Dahlan telah mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan pendidikan Muhammadiyah. Hal ini juga telah disepakati oleh organisasi Muhammadiyah sendiri. Adapun tujuan pendidikan Muhammadiyah yang digagas oleh K.H.Ahmad Dahlan antara lain; 1. Memiliki jiwa tauhid yang murni 2. Berakti hanya kepada Allah 3. Berbakti kepada orangtua serta bersikap baik kepada kerabat 4. Memiliki akhlak yang mulia 5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan 6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama
Untuk mewujudkan segala tujuan yang dikemukakan diatas,
maka Lembaga Muhammadiyah akhirnya mewajibkan adanya pembelajaran Al-Islam / Kemuhammadiyahan (AIK) sebagai bahan integral dari kurikulum.
c. Model Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah dikenal memiliki model yang berbeda dengan pendidikan yang lainnya. Model yang dimiliki pun memiliki khas dan keunikan yang tidak dimiliki oleh Lembaga pendidikan diluar Muhammadiyah. Model Pendidikan Muhammadiyah lebih didasarkan atas nilai-nilai tertentu, antara lain; 1. Pendidikan Muhammadiyah didasarkan dan dirujukkan pada nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi 2. Dalam ikhtiar menjalankan tujuan pendidikan, diusahakan untuk tetap ikhlas dan inspiratif 3. Menerapkan prinsip musyawarah serta Kerjasama agar tetap terpelihara sikap kritis 4. Menghidupkan serta memelihara prinsip inovatif 5. Memiliki kultur budaya yang memihak kepada kaum yang mengalami kesengsaraan dengan melakukan proses kreatif 3. KH AHMAD DAHLAN MEMAHAMI DAN MEMAKNAI SURAT AL- MA’UN Seperti yang diketahui dan diyakini, bahwa Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah organisasi Islam yang meyakini Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumbernya. Pada hakikatnya, salah satu yang menjadi landasan pokok pergerakan Muhammadiyah sendiri adalah kekuatan teologis surat al-Ma’un yang diajarkan oleh K.H.Ahmad Dahlan. Beliau mengajarkan tentang pemahaman surat al-Ma’un yang mengajarkan bahwa ibadah ritual itu tidak ada artinya jika pelakunya sendiri tidak melakukan amal social. Surat ini bahkan menyebut mereka yang mengabaikan anak yatim dan tak berusaha mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sebagai “pendusta agama”. K.H.Ahmad Dahlam menafsirkan surah al-Ma’un kedalam tiga kegiatan utama Muhammadiyah, yaitu pendidikan, Kesehatan dan juga penyantunan orang miskin. Pedoman utamanya adalah konsep tauhid yang menuntut ditegakkannya keadilan social karena melihat dari kacamata tauhid, setiap gejala eksploitasi manusia atas manusia merupakan pengingkaran terhadap persamaan derajat manusia di depan Allah. Untuk mengatasi ketidakadilan social yang terjadi, Muhammadiyah perlu menghidupkan kembali spirit al-Ma’un guna kemajuan hidup bangsa dan negara sebagaimana yang telah dilakukan dan diimplementasikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di awal-awal pendirian Muhammadiyah. Pada surat al-Ma’un sendiri, terdapat empat buah pesan yang terkandung dan berakhir menjadi cita-cita social Muhammadiyah, yaitu ukhuwah (persaudaraan), hurriyah (kemerdekaan), musawah (persamaan) dan ‘adaalah (keadilan). Pemikiran K.H.Ahmad Dahlan tentang Tauhid al-Ma’un bagi Muhammadiyah telah diibaratkan menjadi senjata untuk mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia karena tauhid al-Ma’un sendiri merupakan Gerakan social kemasyarakatan pada nilai kemanusiaan.