Anda di halaman 1dari 5

NAMA : WULAN HANDAYANI

NIM : 201810160311432

MATA KULIAH : AIK III

DOSEN PENGAMPU: Drs. HN Taufiq, M.Ag

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2020/2021

SOAL : JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI


DENGAN BAIK DAN BENAR :

1. Jelaskan apa yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai gerakan sosial ?

2. Jelaskan Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan yang meliputi :

a. Ciri-ciri pendidikan Muhammadiyah

b. Tujuan pendidikan Muhammadiyah

c. Model-model pendidikan Muhammadiyah

3. Jelaskan bagaimana KH Ahmad Dahlan dalam memehami dan memaknai Surat Al-
Ma’un ?

1. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN SOSIAL.


Sedari awal, Muhammadiyah memang telah terkenal dalam
kontribusinya pada beberapa bidang, politik, pendidikan, Kesehatan, ekonomi,
agama dan social. Sejak didirikan pun salah satu misi Muhammadiyah adalah
mengarahkan bidang social kepada terwujudnya manusia di Indonesia yang
berkualitas dan dapat serta mampu bersaing didunia global. Satu hal yang
mendorong Muhammadiyah untuk memulai Gerakan social sendiri adalah
pemahaman dan kesadarannya akan sejarah. Sebagimana sejarah perjalanan
sebuat organisasi itu sangat penting bagi kesehatannya, seperti medical record
yang penting bagi Kesehatan seseorang.
Pada awal abad XX, peranan perdagangan dan juga industry sendiri telah
berhasil merangsang pembangunan di bidang kehidupan social pada pusat
kegiatan. Pemecahan golongan muslim juga terjadi pada awal abad ini.
Terpecahnya 3 golongan muslim, yaitu golongan muslim yang berorientasi ke
budayaan Islam (santri), golongan muslim tradisi/adat, dan golongan muslin
yang berorientasi pada pemikiran barat. Kaum Santri dikenal sebagai kaum yang
menjadi penggerak pembaruan pada masa itu. Terbukti, dimana masa tingkat
kesejahteraan penduduk pribumi mengalami kemerosotan, kaum santri dengan
gencarnya menghimpun kembali kekuatan dalam masyarakat untuk melancarkan
gerakan baru. Kelahiran Syarikat Islam (SI) salah satu hasil dari gencarnya kaun
santri dalam melancarkan Gerakan baru pada Islam.
Pencerahan dilakukan kembali di Eropa pada abad 17-18. Disini, seorang
sejarawan menyatakan jika “pencerahan dipandang seperti sumber-sumber ide
yang penting”. Hal ini diartikan sebagai kebebasan, demokrasi dan juga akal
sebagai nilai itama bagi masyarakat. Istilah pencerahan ini menjadi popular
dalam konteks Islam. Muhammadiyah mulai berhasil menjadikan matahari
bersinar sebagai simbolnya. Pencerahan yang dilakukan oleh Muhammadiyah
sendiri langsung merujuk pada perjuangan Nabi Muhammad.
Adanya Muhammadiyah di sekitar pulau Jawa dan pulau Madura sendiri
sudah memunculkan antusiad yang amat teramat dalam sehingga semua hal
dapat diterima baik. Tidak hanya hal itu saja. Muhammadiyah juga sering
nemuaikan kritis sebagai Gerakan social yang mulai terjangkit penyakit elitism.
Perkembangan Muhammad terasa sangat cepat mengakibatkan terjadinya
pergeseran orientasi, lebih spesifiknya orientasi Gerakan social.
Semua Gerakan social yang diterapkan Muhammadiyah adalah salah satu
amal usaha Muhammadiyah yang berorientasi voulentaire (sukarela). Salah satu
Gerakan social yang ada di pulau Jawa dan pulau Madura yang dapat dilakukan
adalah memberikan dakwah. Hal ini sontak diterima baik oleh masyarakat.
Muhammadiyah menentang prakterk tarekat yang dianggap berlebihan dan
penuh dengan syirik.
2. MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
Muhammadiyah terkenal sangat mementingkan pendidikan dan
pengajaran yang berdasarkan Islam, baik pendidikan di sekolah/madasrah
maupun pendidikan dalam masyarakat. Tidak diherankan lagi bahwa sejak
didirikan Muhammadiyah, organisasi ini mulai membangun sekolah/madrasah
serta mengadakan tabligh. Selain itu, mereka juga menerbitkan buku serta
majalah yang didasari oleh agama Islam. Adapun beberapa hal yang membantu
untuk mendorong keberhasilan Muhammadiyah dalam Gerakan pendidikannya
adalah:
a. Ciri-ciri Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang sangat
teramat mementingkan pendidikan yang mengajarkan Islam, baik di
pendidikan sekolah maupun di pendidikan dalam masyarakat. Ciri
pendidikan Muhammadiyah adalah dimana pada
sekolah/madrasahnya tidak dapat dipisahkan antara pendidikan
agama dengan pendidikan umum. Kedua pendidikan ini harus
mampu saling melengkapi. Ciri khususnya adalah dengan adanya
materi seperti pembelajaran keIslaman, keMuhammadiyah, dan juga
Bahasa Arab. Tujuannya tak lain adalah agar siswa Muhammadiyah
mamlu lebih unggul dalam bidang akhlakul kharimah, beretika dan
juga memiliki keterampilan khusus.
b. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah
K.H.Ahmad Dahlan telah mengemukakan pendapatnya mengenai
tujuan pendidikan Muhammadiyah. Hal ini juga telah disepakati oleh
organisasi Muhammadiyah sendiri. Adapun tujuan pendidikan
Muhammadiyah yang digagas oleh K.H.Ahmad Dahlan antara lain;
1. Memiliki jiwa tauhid yang murni
2. Berakti hanya kepada Allah
3. Berbakti kepada orangtua serta bersikap baik kepada kerabat
4. Memiliki akhlak yang mulia
5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan
6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama

Untuk mewujudkan segala tujuan yang dikemukakan diatas,


maka Lembaga Muhammadiyah akhirnya mewajibkan adanya
pembelajaran Al-Islam / Kemuhammadiyahan (AIK) sebagai
bahan integral dari kurikulum.

c. Model Pendidikan Muhammadiyah


Muhammadiyah dikenal memiliki model yang berbeda dengan
pendidikan yang lainnya. Model yang dimiliki pun memiliki khas
dan keunikan yang tidak dimiliki oleh Lembaga pendidikan diluar
Muhammadiyah. Model Pendidikan Muhammadiyah lebih
didasarkan atas nilai-nilai tertentu, antara lain;
1. Pendidikan Muhammadiyah didasarkan dan dirujukkan pada
nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi
2. Dalam ikhtiar menjalankan tujuan pendidikan, diusahakan untuk
tetap ikhlas dan inspiratif
3. Menerapkan prinsip musyawarah serta Kerjasama agar tetap
terpelihara sikap kritis
4. Menghidupkan serta memelihara prinsip inovatif
5. Memiliki kultur budaya yang memihak kepada kaum yang
mengalami kesengsaraan dengan melakukan proses kreatif
3. KH AHMAD DAHLAN MEMAHAMI DAN MEMAKNAI SURAT AL-
MA’UN
Seperti yang diketahui dan diyakini, bahwa Muhammadiyah dikenal
sebagai sebuah organisasi Islam yang meyakini Al-Qur’an dan Sunnah sebagai
sumbernya. Pada hakikatnya, salah satu yang menjadi landasan pokok
pergerakan Muhammadiyah sendiri adalah kekuatan teologis surat al-Ma’un
yang diajarkan oleh K.H.Ahmad Dahlan. Beliau mengajarkan tentang
pemahaman surat al-Ma’un yang mengajarkan bahwa ibadah ritual itu tidak ada
artinya jika pelakunya sendiri tidak melakukan amal social. Surat ini bahkan
menyebut mereka yang mengabaikan anak yatim dan tak berusaha
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan sebagai “pendusta agama”.
K.H.Ahmad Dahlam menafsirkan surah al-Ma’un kedalam tiga kegiatan
utama Muhammadiyah, yaitu pendidikan, Kesehatan dan juga penyantunan
orang miskin. Pedoman utamanya adalah konsep tauhid yang menuntut
ditegakkannya keadilan social karena melihat dari kacamata tauhid, setiap gejala
eksploitasi manusia atas manusia merupakan pengingkaran terhadap persamaan
derajat manusia di depan Allah. Untuk mengatasi ketidakadilan social yang
terjadi, Muhammadiyah perlu menghidupkan kembali spirit al-Ma’un guna
kemajuan hidup bangsa dan negara sebagaimana yang telah dilakukan dan
diimplementasikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di awal-awal pendirian
Muhammadiyah.
Pada surat al-Ma’un sendiri, terdapat empat buah pesan yang terkandung
dan berakhir menjadi cita-cita social Muhammadiyah, yaitu ukhuwah
(persaudaraan), hurriyah (kemerdekaan), musawah (persamaan) dan ‘adaalah
(keadilan). Pemikiran K.H.Ahmad Dahlan tentang Tauhid al-Ma’un bagi
Muhammadiyah telah diibaratkan menjadi senjata untuk mengabdikan diri
kepada bangsa Indonesia karena tauhid al-Ma’un sendiri merupakan Gerakan
social kemasyarakatan pada nilai kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai