Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

PRAKTEK KERJA BETON

LEMBAR KERJA (JOBSHEET) 5


PENULANGAN PLAT LANTAI

5.1 Pekerjaan Penulangan Plat Lantai


Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan
pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting dengan
menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama dipasang, tulangan
lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian lapisan tulangan pertama dan
kedua dipasang berurutan (gambar 5.1), selanjutnya seluruh persilangan
tulangan atau sebagiannya diikat secara ikatan silang.

Gambar 5.1 Penganyam Tulangan Lantai Di Pekerjaan

Jumlah pengikatan tergantung dari diameter tulangan dan lebar


jaring tulangan. Untuk tulangan bawah berlaku :
 Seluruh persilangan pada ujung-ujung; untuk persilangan yang lain, tiap
jarak sumbu ke sumbu 50 kali diameter batang, tetapi paling sedikit satu pada
tiap selang persilangan.

Demikian kebutuhan jaringan atas, awal mulanya dipasang Suport (ganjalan-


ganjalan).
 Suport tradisi (gambar 5.2)
 Suport gelegar (gambar 5.3)
 Suport rak atau garis (gambar 5.4)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan
tergantung dari ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport
adalah sebagai berikut :
Garis tengah tebal lantai

Ф8 ≤ 140 mm
Ф 10 > 140 mm ≤ 200 mm
Ф 12 > 200 mm ≤ 300 mm
Ф 16 > 300 mm ≤ 450 mm
Ф 20 > 450 mm

Gambar 5.2 Suport Tradisional

Gambar 5.3 Suport Gelegar

Gambar 5.4 Suport-Rak Atau Garis


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripada garis
tengah batang-bawah dari jaring atas фk :

фk ≤ 10 mm n=2
фk > 10 mm ≤ 16 mm n=1
фk > 16 mm n = 0,5

Suport gelegar digunakan sebagai pengganti suport tradisional dengan


batang tulangan bantu (gambar 5.3.4.b). Suport ge;egar ini dipra- pabrikasikan.
Dengan cara sengkang sisi tidak disamakan, maka ini dapat dipakai sebagai
pedoman untuk tiga macam ketebalan lantai.
Jarak sumbu ke sumbu (l dalam m) dari suport gelegar besarnya
bergantung pada garis tengah фk batang bawah dari jaring atas.
фk (mm) Lebih besar dari Sampai dengan
6 0,5 0,75
8 0,75 1,0
10 1,0 1,25
12 1,50 1,75
16 1, 75 2,00
20 2,00 2,25

Suport rak atau garis digunakan untuk lantai-lantai yang lebih tebal dari
400 mm, tergantung dari ketinggiannya suport ini dibuat dari baja beton atau
baja profil.
Suport tradisional dipasang pada lapisan teratas dari jaring bawah. Pada
sederetan suport ini dihubungkan dengan batang jaring atas dari bagian lapis
bawah dan batang ini diikat keras dengan suport secara ikatan silang. Batang-
batang bawah lainnya dibagikan di antara deretan suport. Setelah menelusuri
tulangan lapisan kedua dari bagian tulangan atas, tulangan lapisan pertama
yang terletak di atas jaring bawah ditarik dan dipasang di bawah lapisan
kedua.
Pekerjaan penarikan jaring-jaring dari bagian jaring atas untuk lantai
yang tebal dengan tulangan yang berat itu amat melelahkan. Agar pekerjaan
ini dapat dihindari maka diberi sebuah batang tulangan bantu melalui suport
dan letaknya tegak lurus terhadap lapisan terbawah dari bagian jaring atas.
Selanjutnya dipasang lapisan pertama dengan arah tegak terhadap lapisan
teratas dan diikat keras secara ikatan silang.
Batang-batang bagian jaring atas di seluruh persilangan harus saling
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

diikat satu sama lain. Bila batang-batang bagian jaring atas ditumpu oleh
suport gelegar yang letaknya tegak lurus terhadap batang bawah bagian jaring
atas, ini boleh menyimpang. Pada batang-batang dipersilangan yang lain
paling sedikit harus diikat berselang satu sama lain.
Setelah tulangan lantai selesai dikerjakan, dipasang penahan jarak yang
dibutuhkan untuk penutup beton. Penahan jarak disarankan memakai blok
kecil beton. Jumlah penahan jarak minimal dua per m2 bekisting atau lantai
kerja. Bila diameter tulangan utama ≤ ф 10 maka dianjurkan memakai penahan
jarak yang lebih banyak, misalkan :
ф 8 – ф 10 : 3 per m2 luas lantai

<ф8 : 4 per m2 luas lantai.


Untuk bidang-bidang samping harus pula diusahakan penutup beton
memenuhi persyaratan, dengan memasang penahan jarak yang cukup (gambar
6.5), minimal satu (penahan jarak) per m lajur bekisting.

Gambar 5.3.7 Suatu penutup beton harus cukup ada

Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu :


1. Pelat tipe 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memerlukan pembesian),
yakni pelat yang terletak di atas tanah dasar.
2. Pelat tipe 2, misal pelat lantai tingkat

Untuk pembesian lantai dasar, pada umumnya dipasang tulangan rangkap,


yakni menggunakan anyaman tulang atas dan bawah dengan ukuran
diameter yang sama besar.
Pada beberapa negara, cara ini juga dipakai untuk pelat lantai tingkat dan pelat
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

atap. Cara memasangnya :


a. Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda pembesian
mana lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya arah pendek yang
paling bawah.
b. Ikatlah dengan kawat beton, persilangan-persilangan dua batang besi,
berseling- seling, tidak semua silangan, asal dirasa cukup kuat dalam arti,
silangan tidak bergerak hingga jarak besi tetap.
c. Perhatikan jarak pembesiannya, mulailah dari tanda-tanda jarak yang
ditentukan.
d. Pasang besi kaki ayam pada jalur yang telah ditentukan agar jarak dan letak
besi atas dalam kedudukan yang benar. Kaki ayam agar dipasang pada
persilangan pembesian.
e. Pasang besi atas pada arah pendek di atas kaki ayam, setelah itu letakkan
besi arah pendek antar dua kaki ayam menurut jumlah yang telah
ditentukan.
f. Setelah itu, pasang besi arah panjang sebagai lapis terakhir dari pelat itu.
g. Periksa kedudukan-kedudukan besi, jaraknya, jumlahnya dan sebagainya.
h. Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling
bawah dan kayu acuan (bekisting).
Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelaksanaan dapat diambil 1,5 – 2 cm
tebal atau lebih (lihat gambar rencana).

Mengenai pemasangan pembesian untuk lantai tingkat :


- Pada dasarnya sama dengan lantai dasar, hanya pada pembesian lantai
pelat (tingkat) banyak / berjenis-jenis bentuknya. Pada bagian tengah,
pembesian bagian atas pada umumnya kosong pada arah panjang maupun
pendek
- Ada empat jenis bentuk besi menurut kebutuhan, yaitu :
I = Bentuk berbengkok, simetri ditengah
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

II = Bentuk lurus panjang dengan kait di ujungnya


III = Bentuk lurus pendek, buat pinggir
IV = Bentuk lurus, dipasang untuk menahan kerut bila bentang plat
panjang 6 – 7 m’.
Cara memasang :
- Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentuknya ranjangan, hanya
saja pemasangan berseling satu.
- Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis bentuknya yaitu dengan
tanda arah panah berujung dua.
- Pemasangan kaki ayam hanya pada bagian-bagian tertentu, pinggir-
pinggir, sebab bagian tengah tidak ada besi atas. Bahkan pada pembesian
yang besar tidak dipasangi kaki ayam.
- Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah selesai, termasuk
silangan pengisi jarak yang kosong. Besi berbengkok dipasang pada seling-
selingnya.
- Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok
- Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebutuhan (jarak 60 70 cm).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

5.1 Pembuatan Tulangan Plat Lantai


5.2.1 Gambar Kerja

1
2

3
4

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

5.2.2 Alat dan Bahan


1. Alat dan Bahan
a) Pemotong besi.
b) Bending Ø 8
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk.

2. Bahan
a) Besi Ø 8.
b) Kawat bendrat.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

5.2.3 Kebutuhan Bahan


Tabel 3.8 Kebutuhan Bahan untuk Pembuatan Pelat Lantai
Menghitung pembesian Plat Lantai 2

Koefisien Pembesian = 61.65 x D²


Dimensi Pembagian Plat Lantai
S1-1 X= 4m
Y= 2m
S1-2 X= 4m
Y= 11 m
S1-3 X= 5.905 m
Y= 5m
S1-4 X= 7m
Y= 6m
1
S1-5 X= 1m
Y= 1m

Jumlah Besi Plat Lantai ( panjang / jrk )


S1-1 X= 26.667 27 buah
Y= 13.333 14 buah
3 S1-2 X= 26.667 27 buah
2 Y= 73.333 74 buah
S1-3 X= 39.367 40 buah
Y= 33.333 34 buah
S1-4 X= 46.667 47 buah
Y= 40.000 40 buah
S1-5 X= 6.667 7 buah
Y= 6.667 7 buah
4
Panjang Besi Plat Lantai Arah X
S1-1 X= 2.5+400+2.5 405 cm
5 Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
218.7 m
S1-2 X= 2.5+400+2.5 405 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
218.7 m
S1-3 X= 2.5+590.5+2.5 595.5 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
476.4 m
S1-4 X= 2.5+700+2.5 705 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
662.7 m
S1-5 X= 2.5+100+2.5 105 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
14.7 m
Total Panjang Pembesian Arah X 1591.2 m

Panjang Besi Plat Lantai Arah Y


S1-1 Y= 2.5+200+2.5 205 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
57.4 m
S1-2 Y= 2.5+1100+2.5 1105 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
1635.4 m
S1-3 Y= 2.5+500+2.5 505 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
343.4 m
S1-4 Y= 2.5+600+2.5 605 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
484 m
S1-5 Y= 2.5+100+2.5 105 cm
Panjang Total ( 2Lapis x Panjang (m) x jmlh besi )
14.7 m
Total Panjang Pembesian Arah Y 2534.9 m

Panjang Total Pembesian Plat lantai 2 4126.1 m


Berat Total Pembesian Plat lantai 2
koefisien besi x Total panjang 1627.994 Kg

Menghitung Keperluan Besi Jika 1 Lonjor 12m


Total Berat Besi D8 1627.994 kg
Kebutuhan Besi (B.Tot /P x Koefisien) 343.842 lonjr
Pembulatan 344 lonjr
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

5.2.4 Langkah Kerja


1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut:
Jumlah Besi Plat Lantai ( panjang / jrk )
S1-1 X= 26.667 27 buah
Y= 13.333 14 buah
S1-2 X= 26.667 27 buah
Y= 73.333 74 buah
S1-3 X= 39.367 40 buah
Y= 33.333 34 buah
S1-4 X= 46.667 47 buah
Y= 40.000 40 buah
S1-5 X= 6.667 7 buah
Y= 6.667 7 buah
2. Membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing ( Lihat
gambar potongan tulangan )
3. Buat catatan, besarnya factor koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan.
4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
5. Merangkaikan besi – besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan
mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat ( Lihat daftar gambar ).
Untuk memudahkan pengerjaan digunakan usuk yang diletakkan di
bawah rangkaian. Perhatikan posisi tulangan yang diatas dan yang
dibawah.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan kakaktua.
7. Jika semua bagian tulangan sudah terpasang, selanjutnya pemasangan
tulangan penyangga di keempat sisinya atau minimal 4 ( empat ) buah per
m2 plat lantai.
8. Kontrol semua susunan tulangan, apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana / belum.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

LAPORAN HARIAN PRAKTEK PEMBUATAN PLAT LANTAI

NAMA : Riyan Eka ramadhan HARI, TANGGAL


KELAS : 2TS3
JUDUL PEKERJAAN : Pembuatan Pelat Lantai Jumat, 18 Maret 2021

BAHAN DAN SPESIFIKASINYA PERALATAN


1. Besi Ø 8-150 1. Tang
2. Overlap 225 mm 2. Gunting bendrat
3. Kawat Bendrat
4. Besi Cakar Ayam / Korset
5. Beton decking 35 x 35 mm
6. Besi penyangga

LANGKAH/URUTAN KERJA GAMBAR KERJA


1. Menyiapakan dan membentangkan besi Ø 8
2. Menata besi Ø8 secara memanjang
dengan jarak 150 mm
3. Menata kembali diatas besi sebelumnya
dengan posisi melintang
4. Mengikat pertemuan besi lapis 1 dan 2
dengan kawat bendrat
5. Meletakkan beton decking dibawah
tulangan yang telah dibuat
6. Memasang tulangan cakar ayam diatas
pelat lapis pertama (bawah) dan mengikat
dengan menggunakan kawat bendrat
7. Mengulangi step 2-4 sebagai tulangan atas

Nb : apabila panjang dari bangunan melebihi 12 m,


tulangan menggunakan overlap dengan ketentuan
SNI 40D (D = Diameter)
PENGALAMAN SELAMA PRAKTEK : TTD . MHS
Dapat mengetahui proses pembuatan pelat lantai

CATATAN OLEH DOSEN TTD. DOSEN

4 3 2 1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

DOKUMENTASI MAHASISWA

FOTO PENULANGAN PLAT LANTAI FOTO PENGECORAN PLAT LANTAI

FOTO MAHASISWA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

PRAKTEK KERJA BETON


LEMBAR KERJA (JOBSHEET) 6
PENGECORAN BETON
6.1 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran
Peralatan harus diatur sedemikian rupa hingga beton dapat dicurahkan secara
vertikal dengan tidak terhalang ke titik tujuan pengecoran atau ke dalam wadah
penerimanya. Aliran beton tidak boleh terpisahkan dengan membiarkan beton
jatuh bebas di atas rods, pengatur jarak, baja tulangan atau barang-barang yang
ditanamkan. Jika bekisting cukup terbuka dan bebas tanpa penghalang sedemikian
sehingga beton tidak terganggu pada tumpahan vertikal ke dalam bekisting, pada
umumnya diinginkan penuangan adukan beton tanpa menggunakan corong tuang,
trunks atau talang. Beton harus disimpan pada atau sedekat mungkin dengan
tempatakhir lokasi pengecoran, sebab beton mempunyai kecenderungan terjadinya
segregrasi bila adukan beton tersebut mengalir secara horisontal dalam bekisting.
Jika diinginkan pengecoran beton monolitis dari balok yang tinggi, dinding,
atau kolom dengan suatu pelat atau soffit di atasnya, maka penundaan pengecoran
harus dijadualkan untuk membiarkan pemadatan terjadi pada balok tinggi sebelum
pelat atau soffit dicorkan. Lamanya penundaan tergantung pada temperatur dan
karakteristik pengikatan dari beton yang digunakan (pada umumnya sekitar 1
jam), pengecoran harus segera dilakukan kembali agar perekatan antara lapisan
beton yang baru dengan lapisan beton sebelumnya dapat terjadi dengan
penggetaran.

6.2 Peralatan
Pada saat memilih peralatan pengecoran harus dipertimbangkan kemampuan
peralatan untuk pengecoran beton pada lokasi yang tepat secara ekonomis dan
tanpa mengubah mutunya.
Pemilihan peralatan dipengaruhi oleh metoda produksi beton. Jenis tertentu
peralatan seperti buket, corong tuang, kereta/gerbong dorong, dan lain lain cocok
untuk produksi secara siklus campuran (batch) sedangkan peralatan lainnya seperti
ban berjalan dan pompa, lebih cocok untuk produksi menerus.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

6.1.2 Buket Dan Corong Tuang


Penggunaan buket beton yang dirancang dengan bukaan dibagian bawahnya,
baik untuk pengecoran beton dengan slump rendah yang masih mungkin untuk
dipadatkan menggunakan getaran. Buket harus bersih dengan sendirinya saat
beton dikeluarkan dan beton harus mengalir keluar saat pintu pengeluaran dibuka.
Pintu pengeluaran harus mempunyai bukaan bersih sedikitnya sama dengan lima
kali ukuran agregrat maksimum yang digunakan. Sisi yang landau harus
mempunyai kemiringan sedikitnya 60 derajat terhadap horisontal.
Pengendalian buket dan pintu bukaan harus dilakukan sedemikian rupa
hingga menjamin aliran beton yang mantap dapat dituang terhadap beton yang di
cor sebelumnya. Tertahannya adukan beton dengan pengeluaran beton dari buket
yang terlalu dekat dengan permukaan buket pengangkat beton yang bergerak,
pada umumnya adalah penyebab terjadinya segregrasi.
Untuk mencegah pencemaran, beton yang tertumpah keluar tidak boleh
dimasukkan kembali ke dalam buket atau corong penuang untuk digunakan
kembali, dan beton yang baru selesai dicor harus dilindungi dengan jalan tidak
mengayunkan buket beton secara langsung di atas permukaan beton tersebut.
Untuk mempercepat jadwal pengecoran, direkomendasikan menggunakan dua
buket atau lebih untuk setiap alat pengangkat (crane).

6.1.3 Troli Manual Atau Troli Motor


Troli harus berjalan dan dapat bergerak bebas lancar diatas landasan yang
kaku dan kuat yang terpasang dengan baik di atas baja tulangan. Beton yang
dibawa menggunakan troli cenderung mengalami segregrasi selama troli tersebut
bergerak dan mengganjalnya dengan papan adalah lebih baik dari pada
mengecornya tumpang tindih untuk memelihara permukaan tetap halus dan
mencegah terjadinya pemisahan material beton selama pemindahan beton.
Jarak pengiriman horisontal maksimum yang direkomendasikan untuk
memindahkan beton dengan menggunakan troli manual adalah 60 m dan untuk
troli motor 300 m. Kapasitas troli manual pada umumnya adalah 0.2 m per jam.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Kapasitas troli motor 0.3 m³ dengan kapasitas pengecoran rata-rata 2 m³ sampai 4


m³ dengan kapasitas pengecoran berada pada rentang antara 11 m³ per jam
tergantung pada jarak tempuh.

6.1.4 Talang Penyalur (Chutes) Dan Talang Tegak (Drop Chutes)


Talang penyalur sering digunakan untuk memindahkan beton dari tempat
dengan elevasi yang lebih tinggi ke tempat dengan elevasi yang lebih rendah.
Talang penyalur harus memiliki sudutsudut lengkung terbuat dari metal atau
berlapiskan metal, dan harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk menghindari
pelimpahan adukan keluar (overflow).
Kemiringan talang penyalur harus cukup curam dan konstan agar beton
dengan slump yang ditentukan dapat mengalir secara terus-menerus sepanjang
talang tanpa terjadi segregrasi.
Aliran beton pada ujung talang penyalur harus dikendalikan untuk mencegah
terjadinya segregrasi.
Talang tegak adalah pipa bulat yang digunakan untuk memindahkan beton
secara vertikal dari tempat dengan elevasi yang lebih tinggi ke tempat dengan
elevasi yang lebih rendah. Bagian atas pipa talang tegak (2 m sampai 3 m) harus
mempunyai garis tengah sedikitnya delapan kali ukuran agregat maksimum, tetapi
di bagian bawahnya dapat sekitar enam kali ukuran agregat maksimum. Pipa harus
tegak, pasti, dan diposisikan sedemikian hingga beton akan jatuh keluar secara
tegak lurus.
Talang tegak dari karet atau plastik atau tremies dapat digunakan dan dapat
dipendekkan dengan jalan memotongnya untuk menambah kecepatan pengecoran.
Penggunaan talang tegak dari plastik harus dilakukan dengan hati-hati untuk
memastikan talang tersebut tidak melipat atau kusut.

6.1.5 Peralatan Lapis Perkerasan (Paving Equipment)


Penggunaan mixer besar, mesin penyebar beton dengan kapasitas tinggi dan
alat pengeras jalan pra cetak (slipform) memungkinkan untuk melakukan
pengecoran dengan cepat pada perkerasan dengan volume besar. Seluruh prinsip
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

pengendalian mutu juga diperlukan untuk keberhasilan perkerasan jalan seperti


untuk bentuk lainnya dalam pengecoran beton. Akibat dari kecepatan pengecoran,
pemeriksaan rutin harus dilakukan lebih sering sedemikian hingga deteksi
penyimpangan kualitas dapat dikoreksi dengan cepat. Beberapa permasalahan
yang sering mempengaruhi mutu beton yang diinginkan pada pekerjaan
perkerasan jalan juga umum berlaku pada tipe pekerjaan beton lainnya; yaitu:
keseragaman campuran dari setiap siklus adukan, variasi dari slump dan kadar
udara, serta distribusi mortar yang tidak merata dalam agregat selama pengecoran
beton.
Pengecoran beton dengan mengunakan peralatan pekerjaan perkerasan jalan
dicakup dalam ACI 316.
6.1.6 Pembuatan lapis perkerasan jalan pra-cetak (Slip forming)
Dengan metoda ini, beton dicor pada cetakan yang sudah disiapkan yang
digeser pada titik pengecoran yang lalu pada saat beton telah memperoleh
kekakuan dan stabilitas dimensional untuk mempertahankan bentuk disainnya.
Untuk penyesuaian dengan perubahan suhu lingkungan, diperlukan kontrol
terhadap konsistensi beton dengan pengaturan proporsi campuran.

6.1.7 Pemadatan (Konsolidasi)


Getaran internal adalah metoda yang paling efektif untuk pemadatan beton
plastis untuk kebanyakan pekerjaan beton. Efektivitas alat penggetar internal
tergantung pada diameter kepala, frekwensi dan amplitudo. Rekomendasi yang
terperinci untuk peralatan dan prosedur untuk konsolidasi dibahas dalam ACI 309.
Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton secara
lateral. Penggetar harus dimasukkan dan ditarik dalam arah vertikal pada interval
yang rapat, menggunakan pola penggetaran yang sistematis untuk memastikan
bahwa semua beton telah cukup padat.
Selama alat penggetar beroperasi, alat tersebut akan terbenam ke dalam
beton oleh beratnya sendiri, dapat dilakukan penggetaran ulang untuk menambah
kekuatan tekan dan rekatnya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Pada kesulitan yang tidak biasa dan pengecoran yang terhalang, diperlukan
tambahan getaran pada bekistingnya. Pada keadaan ini harus dilakukan dengan
hati-hati untuk menghindari penggetaran yang berlebihan yang akan menyebabkan
terjadinya lapisan pasta yang lemah pada permukaannya.
Lubang-lubang rongga udara (voids) pada permukaan vertikal yang tidak
disukai, dapat dikurangi dengan memberikan getaran tambahan. Namun
demikian, getaran tambahan, penggalian (spading) atau manipulasi beton secara
mekanis tidak selalu menghilangkan lubang-lubang rongga udara tersebut dari
permukaan yang dicetak pada bekisting yang miring.
Penggunaan operator alat penggetar yang kompeten dan berpengalaman
yang bekerja dengan baik merawat alat penggetar dan dengan menyediakan
peralatan getar yang cukup adalah penting untuk keberhasilan proses pemadatan
beton segar dengan baik.
6.1.8 Pembetonan Massal
Peralatan dan metoda yang digunakan untuk pengecoran beton massal harus
mencegah terjadinya pemisahan agregat kasar dari beton. Kumpulan-kumpulan
dan kantung-kantung agregrat kasar harus disebar sebelum dilakukan pengecoran
beton di atasnya.
Beton segar harus dicor dalam lapisan horisontal dengan ketebalan tidak
boleh melebihi 610 mm dan harus dihindarkan terjadinya sambungan dingin dan
lapisan yang miring. Untuk konstruksi monolit, masing-masing lapisan beton
harus dicor pada saat lapisan dasar masih dapat merespon getaran, dan lapisan
harus cukup dangkal untuk memastikan kedua lapisandapat saling mengait oleh
getaran.
Metoda pengecoran secara bertahap harus digunakan pada struktur masive
jika mencakup area yang besar untuk memperkecil terjadinya sambungan dingin.
Pada metoda ini disediakan lift dalam deretan lapisan yang diatur secara bertahap
dalam arah horisontal dengan ketebalan 300 mm sampai 450 mm. Pengecoran
beton pada setiap lapisan meluas ke arah sepenuh lebar blok, dan pelaksanaan
pengecoran maju dari satu ujung lift ke ujung lainnya, dan hanya memperlihatkan
luas beton yang kecil pada waktu yang tertentu. Pada saat pengecoran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

berlangsung, ada bagian dari lift yang akan diselesaikan sementara pembetonan
pada sisanya terus berlangsung.

Gambar 6.1 Pengecoran Beton Dari Atas Cetakan (Bekisting) Yang Sempit

Keterangan :
Benar = adukan beton yang lebih basah pada bagian bawah cetakan tegak yang
sempit, perlu dibuat lebih kering semakin ke atas yang mudah dicapai dengan
slump lebih kecil. Tambahan kandungan air cendrung menyamakan mutu
beton.Penyusutan pada waktu kering berkurang
Tidak benar = menggunakan slump yang sama pada bagian atas dan bawah
cetakan. Slump yang tinggi pada bagian atas akan menghasilkan kelebihan air,
sehingga mutu dan keawetannya berkurang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Keterangan :
Benar = pemadatan dilakukan dengan alat getar tegak lurus ke bagian bawah beton
yang baru dicor (dituang)
Tidak benar = mulai pada adukan beton yang dicorkan dari kemiringan paling
atas, cendrung ditarik kebawah dengan alat penggetar.

Gambar 6.2. Adukan Beton Dipadatkan Dalam Posisi Miring

Keterangan :
Benar = getaran secara vertikal yang masuk sedikit kedalam lapisan beton
terdahulu yang belum mengeras pada interval teratur terbukti memberikan
konsolidasi yang baik pada beton
Tidak benar = penetrasi sembarang secara acak dengan getaran pada semua
sudut dan jarak tanpa kedalaman yang cukup untuk menjamin kombinasi monolit
dari dua lapisan adukan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Gambar 6.3 Pemadatan Beton Pada Permukaan Yang Miring

Keterangan :
a = permukaan beton yang digetar
b= beton pemberat
c = plat baja
d = vibrator
e = adukan beton yang tidak digetar
f = arah pengecoran
g = sisi cetakan ukuran 50x100 mm
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

6.2 Praktek Kerja Pengecoran


6.2.1 Peralatan dan Bahan
1. Peralatan yang dipakai
a. Molen
b. Sekop
c. Cangkul
d. Ember
e. Timbangan
f. Vibrator
g. Alat uji slump
2. Bahan yang digunakan
a. Semen
b. Pasir
c. Agregat kasar
d. Air
e. Besi tulangan
f. Bahan untuk acuan dan perancah

6.2.2 Prosedur Kerja


1. Siapkann rangkaian besi tulangan, sesuai dengan yang diperlukan
2. Buat bentuk acuan dan perancah
3. Hitung kebutuhan bahan, sesuai dengan metode yang diberikan oleh
guru pengajar
4. Hitung kebutuhan bahan dan alat yang iperlukan, ke lokasi
penngecoran dan siapkan semua bahan sesuai dengan komposisi
campuran, untuk satu kali pencampuran
5. Lakukan pencampuran beton sesuai dengan petunjuk pengajar
6. Ambil sample campuran untuk uji tekan maupun uji slump
7. Tuangkan beton kedalam bak penampung dan aduk dengan cangkul
kemudian tuangkan ke dalam cetakan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

8. Lakukan pemadatan dengan cara manual maupun dengan vibrator


9. Ratakan semua permukaan beton sampai terlihat rapi dan rata dengan
alat ruskam besi atau ruskam kayu
10. Bersihkan semua peralatan dan bahan yang tersisa sampai lokasi kerja
rapi dan bersih
11. Tutuplah hasil pengecoran dengan kertas semen, agar proses
pengerasan beton berjalan dengan baik.
12. Lakukan perawatan sampai beton dapat dibongkar.

6.2.3 Pengujian Kuat Tekan


a. Cetakan silinder atau kubus dengan ukuran sebagai berikut:
Silinder : diameter 15 cm, tinggi 30 cm.
Kubus : 15 x 15 x 15 cm.
Kubus : 20 x 20 x 20 cm.
b. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh.
c. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, bagian ujung
dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
d. Bak pengaduk beton yang kedap air atau Mesin pengaduk/ Mollen.
e. Mesin Tekan, dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
f. Satu set alat pelapis/ capping.
g. Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok spesi, perata/ spatula dan
talam.
h. Satu set alat pemeriksaan slump dan bobot isi beton.

6.2.4 Benda Uji


Pembuatan dan Pematangan Benda Uji.
a. Pengadukan :
Pengadukan Secara Manual :
Masukan semen dan agregat halus ke dalam bak pengaduk, kemudian
aduklah dengan sekop sampai merata, kemudian masukan agregat kasar
dan aduklah sampai merata dan teruskan pengadukan sambil
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

menambahkan air pencampur sedikit demi sedikit. Setelah semua air


pencampur dimasukan ke dalam bak pengaduk, teruskan pengadukan
sampai beton merata.
Pengadukan Dengan Mesin Pengaduk/ Mollen :
Masukan agregat kasar dan air pencampur sebanyak 30 % sampai 40 %
ke dalam pengaduk. Jalankan mesin pengaduk, masukan agregat halus,
semen dan sisa air pencampur. Setelah semua bahan campuran beton
dimasukan ke dalam mesin pengaduk, aduklah beton selama 3 menit,
kemudian tuangkan adukan beton ke dalam talam dan aduklah lagi
dengan sekop sampai merata.
b. Tentukan Slump menurut cara pemeriksaan.
Apabila slump yang didapat tidak sesuai dengan yang dikehendaki,
ulangi pekerjaan (a) dengan menambah atau mengurangi agegat sampai
mendapatkan slump yang dikehendaki. Kemudian tentukan berat isi
menurut cara pemeriksaan.
c. Pengisian Cetakan
Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis (untuk cetakan
berbentuk silinder), pada tiap-tiap lapis dipadatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada saat
melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh
mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta
ketiga, tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam
lapisan di bawahnya. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah
sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup.
Ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang
kedap air serta tahan karat. Kemudian biarkan beton dalam cetakan
selama 24 jam dan letakan pada tempat yang bebas dari getaran.
d. Pembongkaran Cetakan
Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
e. Perendaman benda uji
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

Rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah
memenuhi persyaratan pematangan (curing) selama waktu yang
dikehendaki.

Persiapan Pengujian
a. Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak
perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan
kain lembab.
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
c. Lapislah (capping : untuk benda uji silinder) permukaan atas dan
bawah benda uji dengan mortar belerang, dengan cara sebagai berikut:
”Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (Melting Pot) sampai
o
suhu kira-kira 130 C. Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan
pelapis (capping plate) yang dinding dalamnya telah dilapisi dengan
gemok/ oli. Kemudian letakan benda uji tegak lurus pada cetakan
pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras.
Dengan cara yang sama, lakukan pelapisan pada permukaan lainnya”.
d. Benda uji siap untuk diperiksa.

Prosedur Pelaksanaan
a. Letakan benda uji pada mesin tekan secara centris.
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban secara konstan,
berkisar antara 2 sampai 4 kg/ cm2 per detik.
c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah
beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
d. Gambar bentuk pecah/ retakan yang terjadi dan catatlah keadaan benda
uji.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl.Soekarno Hatta No.9 Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141
Website : www.polinema.ac.id .Telp : (0341)404424

DAFTAR PUSTAKA

Departemen PUTL, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Jakarta, April


1979

Departemen Kimpraswil, Spesifikasi Umum dan Teknis Proyek Pembangunan


Banjir Kanal Timur, 2004

Dewan Stansdarisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia SNI 07 – 2052 -1997.


ICS

Dit Jen Pengairan, Pedoman Teknis Pekerjaan Pengairan Secara Padat


Tenaga kerja, Maret , 1998.

Ing.R.Sagel, Ing.P.Kole, Ir Gideon Kusuma M.Eng, Pedoman Pengerjaan


Beton, Erlangga, 1994.

Puslatjakons, Construction Industry Training for small Contractors and


Mandor Spesification, Jakarta 1999

The Associated General Contractors of America – Introduction to concrete


Rein forcing – 1994.

Waskita Karya PT, Proyek French Walk Kelapa Gading – 2006 Waskita Karya
PT, Manual Beton , Baja Tulangan Beton

Anda mungkin juga menyukai