Anda di halaman 1dari 4

Masalah kesehatan lingkungan yang timbul terutama disebabkan oleh lingkungan

yang kurang atau tidak memenuhi syarat kesehatan dan belum terpenuhinya
kebutuhan sanitasi dasar seperti penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah dan pembuangan tinja.
Upaya kesehatan masyarakat diperlukan dalam mengatasi penyakit menular dengan
melakukan kerja sama antara masyarakat dan petugas kesehatan dengan cara
mencegah terjadinya suatu penyakit dan upaya pemulihan kesehatan
penanggulangan penyakit menular dapat dilakukan melalui upaya Pencegahan,
Pengendalian, dan Pemberantasan. Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus
mata rantai penularan, perlindungan spesifik, pengendalian faktor risiko, perbaikan
gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan ancaman penyakit menular.

untuk mengetahui solusi dari berbagai aspek dalam menangani penyebaran


penyakit menular pada Masyarakat yang tinggal di Kawasan Pesisir

mengetahui solusi dari aspek kesehatan dalam menangani penyebaran penyakit


menular

meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya. Kegiatan


Puskesmas diarahkan pada upaya-upaya kesehatan promotif-preventif dengan focal
point keselamatan kerja dan disertai berbagai upaya lain yang mencakup: Perbaikan
gizi; Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih; Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA); Penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, dan
Pemberdayaan masyarakat (Latif, 2016).
Promosi kesehatan diarahkan untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
guna memelihara kesehatan dan pencegahan penularan penyakit. Salah satu
bentuk program promosi kesehatan yang dapat menjadi solusi dalam
penanggulangan penyakit menular ialah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
berupa cuci tangan pakai sabun, pemberantasan jentik nyamuk, penggunaan air
bersih untuk keperluan rumah tangga, mengkonsumsi makanan gizi seimbang,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, menggunakan jamban sehat, menjaga dan
memperhatikan kesehatan reproduksi, serta mengupayakan kondisi lingkungan yang
sehat (Kemenkes RI, 2014).

mengetahui solusi dari aspek lingkungan dalam menangani penyebaran penyakit


menular

Perbaikan kualitas media lingkungan meliputi perbaikan kualitas air, udara, tanah,
sarana dan bangunan, serta pangan agar tidak menjadi tempat berkembangnya
agen penyakit. Pada dasarnya, penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara
manusia dengan lingkungan, antara perilaku dengan komponen lingkungan yang
memiliki potensi penyakit (Putri, 2017).
Kualitas air rumah tangga yang baik harus memenuhi beberapa syarat antara lain
syarat fisis, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologis. Syarat fisis air rumah tangga
yaitu harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau. Syarat kimiawi adalah
tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan seperti zat-zat racun,
serta tidak mengandung mineral mineral serta zat organik lebih tinggi dari jumlah
yang ditentukan. Syarat Bakteriologi air tidak boleh mengandung bibit penyakit yang
sering menular dengan perantaraan air yaitu penyakit yang tergolong dalam
golongan water borne diseases, salah satunya seperti penyakit diare (Yasin, 2018).
Permasalahan lingkungan serta perilaku lainnya yang perlu diatasi sebagai solusi
dalam penanggulangan penyakit menular adalah tempat pembuangan tinja
masyarakat. Jenis tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
akan berdampak pada banyaknya lalat. Sedangkan jenis jamban sehat yaitu jamban
yang memiliki tangki septik atau lebih dikenal dengan jamban leher angsa. Jamban
ini berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air, yang berfungsi sebagai
sumbat sehingga bau dari jamban tidak tercium dan mencegah masuknya lalat ke
dalam lubang. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, karenanya perilaku buang air besar sembarangan,
sebaiknya segera dihentikan (Yasin, 2018).
Wilayah pesisir merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak permasalahan,
khususnya bidang kesehatan (Sumampouw, 2015). Masyarakat pesisir pada
umumnya kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Hal ini berdampak pada
kualitas kesehatan masyarakat di lingkungan pesisir. Akibatnya masyarakat sering
terkena berbagai penyakit seperti penyakit pencernaan, pernapasan, dan penyakit
berbasis lingkungan lainnya. Selain itu, wilayah pesisir memiliki suhu di antara 26-36
derajat Celcius dengan kelembaban yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri penyebab penyakit. Saat kualitas lingkungan kurang baik,
salah satu yang rentan terkena dampak adalah anak bawah lima tahun (balita). Anak
balita lebih sensitif terhadap risiko bahaya dari lingkungannya karena sistem
kekebalan anak belum terbentuk secara sempurna. Hal itu mengakibatkan anak
balita lebih mudah terjangkit berbagai macam penyakit (Anggriani, 2018)

mengetahui solusi dari aspek teknologi dalam menangani penyebaran penyakit


menular

Berdasarkan hasil penelitian (Angriani 2018) bahwa certainty factor dalam


membangun aplikasi berbasis mobile android untuk mendiagnosa sementara
penyakit pada balita di kawasan pesisir Kota Bengkulu. Hasil pengujian keakuratan
sistem menunjukan bahwa aplikasi ini memiliki keakuratan 95% yang menunjukan
bahwa sistem ini sudah baik. Hasil uji kelayakan sistem dengan black box
menunjukan bahwa aplikasi ini sudah dapat berfungsi sebagaimana harusnya. Dari
hasil tabulasi kuisioner yang diberikan kepada responden, diperoleh penilaian
Sangat Baik” untuk ketiga variabel pengujian kelayakan. Persentase persetujuan
responden masing-masing yaitu tampilan aplikasi sebesar 87.17%, kemudahan
pengguna sebesar 89.33%, dan kinerja aplikasi sebesar 87.67%.
Teknologi informasi adalah suatu fasilitas yang dapat berupa hardware atau
software untuk membantu peningkatan kualitas informasi bagi masyarakat.
Perkembangan teknologi sangatlah pesat, seiring dengan kemajuan era revolusi
industri dimana teknologi sangat memiliki peranan penting. Pengaruh kemajuan
teknologi sudah merambah masuk ke berbagai bidang. Mulai dari ekonomi,
pendidikan, transportasi dan yang lainnya. Teknologi informasi di bidang kesehatan
sangat penting terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. Apabila kualitas dan fasilitas pelayanan di Rumah Sakit semakin
meningkat maka akan semakin meningkat pula jiwa manusia yang tertolong.
Teknologi informasi ini dapat digunakan untuk penyimpanan dan pengolahan data
administrasi Rumah Sakit, melakukan riset bidang kedokteran, diagnosa penyakit,
penentuan obat yang tepat, hingga menganalisis bagian dalam organ tubuh manusia
yang sulit dideteksi. Kemajuan teknologi informasi dibidang kesehatan memang
dapat memberikan banyak manfaat, terutama dalam pemerataan akses dan
informasi. Selain itu, ada dampak buruk yang dapat ditimbulkan Teknologi Informasi
bidang kesehatan. Berkembangnya teknologi tentang penyedia informasi kesehatan
atau alat diagnosa kesehatan mampu membawa kekhawatiran terhadap eksistensi
profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya (Hasyim, 2020).
mengetahui solusi dari segi social atau pemberdayaan masyarakat dalam
menangani penyebaran penyakit menular
Berdasarkan penelitian Wulandari (2019) bahwa Menyelesaikan masalah-masalah
penyakit menular , yaitu sensus kesehatan, pelatihan, konsultasi, dan pendidikan
masyarakat. Pada awal kegiatan, tim turun langsung ke dalam masyarakat untuk
melihat kondisi dan masalah yang ada. Sensus dilakukan dengan cara membagi tim
menjadi kelompok kecil untuk mengunjungi rumah warga satu per satu dan
melakukan wawancara. Prioritas dari sensus ini adalah untuk mendapatkan
informasi kesehatan masyarakat, terutama kelompok rentan. Hasil dari sensus ini
dipergunakan sebagai data pendukung program selanjutnya dan menjadi bahan
pertimbangan pemerintah desa untuk menentukan kebijakan terkait dengan
kesehatan masyarakatnya. Selanjutnya adalah pelatihan kader kesehatan yang
merupakan program untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan para
kader. Program ini bertujuan agar peran kader kesehatan dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat dapat optimal. Dalam hal ini, peran kader tidak hanya
berfokus pada kesehatan pribadi ataupun keluarga, akan tetapi bisa berpengaruh
terhadap masyarakat luas, serta tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan secara
maksimal. Setelah dilaksanakannya pelatihan untuk kader kesehatan Desa
Kebonrejo Kabupaten Blora, diharapkan para kader dapat berkerja dan berperan
dalam pelayanan dan pembangunan kesehatan masyarakat sehinga dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan.
Metode berikutnya adalah konsultasi. Konsultasi merupakan program yang
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang di dalamnya persoalan diselesaikan melalui
sinergisme dengan Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, permasalahan yang didapatkan
melalui sensus kesehatan berusaha dipecahkan melalui ilmu yang telah didapatkan
di perguruan tinggi, melalui program pendampingan posyandu dan pemeriksaan
kesehatan. Pendampingan posyandu dilakukan dengan tujuan agar program
posyandu Desa Kebonrejo Kabupaten Blora dapat terlaksana secara efektif dan
efisien, dan tidak terfokus pada balita saja, namun juga ibu hamil dan lansia.
Pemeriksaan kesehatan disini dilakukan dengan mengecek kesehatan masyarakat
Desa Kebonrejo secara umum. Metode terakhir adalah pendidikan masyarakat.
Sebagian masyarakat masih menggunakan pengobatan atau terapi yang tidak
sesuai dengan evidence based medis. Terkadang juga mempercayai mitos-mitos
yang berkembang di masyarakat. Hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan
masyarakat itu sendiri. Selain itu, obat-obat yang mudah dibeli masyarakat seperti di
warung perlu pengetahuan untuk penggunaan yang tepat dan mencegah
penyalahgunaan. Dari masalah tersebut perlu dilakukan penyuluhan swamedikasi
kepada kelompok rentan di Desa Kebonrejo. Swamedikasi adalah upaya
masyarakat melakukan pengobatan sendiri secara tepat untuk penyakit ringan tanpa
berobat ke dokter. Materi disampaikan oleh mahasiswa menggunakan power point
dan diskusi interaktif dengan masyarakat. Pendidikan kesehatan ini dilakukan
bersamaan dengan acara warga sehingga cakupan warga yang datang cukup luas.

Anda mungkin juga menyukai