Anda di halaman 1dari 2

SUPERCELL MATERIAL

MENGALAHKAN GOLIAT
DI DALAM DIRI KITA
Ps. dr. Sunaryadi Setiawan Maz. 27:1, 1 Yoh. 4:18

I. Pendahuluan
SUNDAY SERVICE, APRIL 25, 2021

Belajar dari Kitab suci tentang keberanian Daud yang tanpa ragu-ragu menantang Goliat
(raksasa). Goliat datang dengan pedang dan tombak, sedangkan Daud datang dengan Nama
Bapa semesta alam (1 Sam. 17: 45). Dalam waktu yang singkat, Daud mengalahkan Goliat dan
memenggal kepalanya. Namun, Daud hanya berhasil mengalahkan raksasa Goliat yang
tampak di luar saja (secara fisik). Sebab Daud gagal mengalahkan ‘Goliat’ dalam dirinya. Hari
ini kita juga akan belajar untuk mengalahkan ‘Goliat-Goliat’ yang ada di dalam diri kita. Kita
juga harus tahu bahwa ‘Goliat’ yang berada di luar bisa gampang terlihat dengan jelas,
sedangkan ‘Goliat’ yang berada di dalam kita penuh dengan tantangan-tantangan yang perlu
kita atasi dengan pertolongan dari Roh Kudus.
II. Isi
A. Daud gagal mengalahkan ‘Goliat’ dalam dirinya
Ada beberapa hal yang membuat Daud gagal mengalahkan ‘Goliat’ dalam dirinya. Diawali
dengan kenyamanan (comfort zone). Hal tersebut terjadi saat Daud berada di puncak
kemenangan, sehingga dia enggan untuk berperang. Daud hanya mengutus Yoab
panglimanya dan tentara-tentaranya untuk maju berperang (2 Sam. 11: 1-2).
Daud tidak pergi untuk berperang, tetapi memilih bersantai-santai. Daud sebagai
seorang raja tentu semua perintah dan permintaannya harus terlaksana, sehingga Daud
merasa hal yang dilakukannya adalah hal yang wajar. Kemudian, Daud mengikuti keinginan
mata, yang diikuti dengan keinginan daging sampai memuaskan keinginan nafsu seksualnya,
yaitu mengambil istri Uria (2 Sam. 11: 3-4). Daud tidak sadar bahwa hal-hal yang dilakukannya
dosa dan jahat di mata Tuhan.
Terkadang kita juga tidak sadar, saat sedang melakukan hal-hal yang jahat di hadapan
Tuhan. Oleh karena itu, ada ‘Goliat’ yang tidak tampak dalam diri kita untuk dikalahkan, yaitu
keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yoh. 2: 16). Kecenderungan hal-
hal tersebut yang dialami oleh kebanyakan orang dan tidak terlihat oleh orang lain. Sebab di
dalam diri manusia ada ‘Goliat’ yang tidak tampak.
B. Kenali dan usir ‘Goliat’ dalam diri kita
Sebagai orang percaya sebab Tuhan ada di dalam diri kita, pun kita harus bisa mengenali
dan mengusir ‘Goliat’ yang ada dalam diri kita. Beberapa ‘Goliat’ yang tidak tampak di luar
yang biasanya ada dalam diri kebanyakan orang, yaitu marah, dendam, benci, kepahitan, sakit
hati, tidak mau mengampuni, iri, cemburu yang berlebihan, takut, cemas, khawatir, kesedihan,
depresi, tertekan, rakus, dosa seksual, imajinasi, dan sebagainya. Tanpa kita sadari, pada
waktunya hal-hal yang sering kita anggap alamiah atau biasa-biasa saja ini yang akan
membunuh diri kita sendiri.
Sering kita merasa aman dan wajar saja untuk hidup bersama ‘Goliat’ di dalam diri kita oleh
karena alasan-alasan tertentu misalnya karena menyenangkan ‘daging’ kita. Contohnya, istri
yang memendam kepahitan dan roh yang tidak bisa mengampuni karena telah dikhianati
suaminya. Tanpa disadari menimbulkan penyakit kanker yang mengancam nyawanya.
Karena itu, kita harus tahu dan menyadari bahwa firman Tuhan mengajarkan untuk kita
bisa saling mengasihi dan mengampuni. Orang yang sakit kebanyakan selalu merasa sebagai
korban. Padahal dalam Tuhan, kita adalah tuan/penguasa atas keadaan dalam diri kita sendiri,
termasuk kesehatan kita. Oleh karena itu, tunduklah kepada Tuhan dan lawanlah iblis. Hal
tersebut yang sering tidak disadari oleh kebanyakan orang percaya.
SUPERCELL MATERIAL

Tunduk pada Tuhan, artinya menyadari bahwa Tuhan yang mengasihi kita dan Dia
SUNDAY SERVICE, APRIL 25, 2021

berkuasa atas segala sesuatu (in control), sehingga Tuhan akan membuatnya menjadi
kebaikan bagi kita. Tugas kita memberi respons yang benar, dengan mengalahkan ‘Goliat’ dan
memulihkan hubungan kasih dengan Bapa Surgawi, diri sendiri, dan sesama.
C. Jalan pintas tidak tuntas
Sering manusia menginginkan jalan pintas, tetapi sebenarnya tidak bisa tuntas. Misalnya,
saat sakit, hal yang dilakukan pertama-tama: langsung mencari obat atau dokter dan minta
didoakan kesembuhan tanpa bertanya dahulu kepada Tuhan tentang hal yang menjadi akar
dari penyebab sakitnya. Padahal Tuhan menginginkan supaya kita bisa mengoreksi/
mengintrospeksi keadaan diri kita terlebih dahulu, sehingga kita bisa membereskannya dan
bertobat.
Contohnya tentang alergi. Alergi sama dengan gangguan sistem kekebalan yang
pabriknya adalah sumsum tulang penghasil sel darah putih, dan sebagainya. Gejalanya bisa
diatasi dengan obat anti-histamin atau corticosteroid. Namun, kita sebagai orang percaya,
obat yang paling ampuh dan manjur, adalah hati yang gembira sebab semangat yang patah
mengeringkan tulang (Ams. 17: 22, Amsal 14: 30). Alergi akan kambuh lagi apabila akarnya tidak
segera diatasi. Karena itu, hindari hal-hal yang membuat alergi dapat muncul. Jika ‘Goliat’
yang tidak tampak dalam diri kita tidak diselesaikan, dia akan memengaruhi keadaan diri kita.
Beberapa penyebab muncul alergi antara lain: pernah mengalami kekerasan secara fisik,
perkataan yang kasar, dan sebagainya, tetapi belum diselesaikan secara tuntas. Luka batin
yang belum terselesaikan akan membuat seseorang membenci dirinya sendiri dan takut
terhadap hubungan. Sehingga akan dipenuhi dengan perasaan tegang, menyendiri, tidak
bisa menerima dan berbagi kasih, bahkan sulit untuk percaya kepada orang lain.
D. Hadapi ketakutan dengan iman dan kasih
Sebagai orang percaya, kita harus menyadari bahwa ketakutan bukanlah hal yang berasal
dari Tuhan (2 Tim. 1: 7), sehingga perlu kita lawan dengan iman/percaya (Mrk. 4: 40) dan kasih
(1 Yoh. 4: 18). Hubungan kasih dengan Bapa, sesama, dan diri sendiri akan menghasilkan damai
sejahtera, kesehatan, dan hidup yang kekal. Namun, hubungan yang berdasarkan ketakutan
dan curiga akan menghasilkan kecemasan, sakit penyakit, dan berujung kepada maut.
III. Kesimpulan
Tuhan merindukan supaya anak-anak-Nya bisa mengalahkan ‘Goliat’ yang tidak tampak
dalam diri kita masing-masing. Caranya dengan mengenali dan menghadapi ketakutan kita.
Akui di hadapan Tuhan, lalu bertobat dari ketakutan/kecemasan dan kekhawatiran. Kita
menerima kasih Bapa dan minta transfusi darah sampai ke sumsum tulang, belajar dan
menerima dan mengasihi diri, perbaharui pikiran dengan firman Tuhan (hafalkan Maz. 27: 1,
56: 4, 118: 6; Yes. 43: 1), dan perbaiki hubungan yang rusak disertai melepaskan pengampunan.
Kita juga harus melatih pengenalan akan Tuhan, sehingga terus bertumbuh dan
menghasilkan buah roh (Galatia 5: 22-23).
IV. Pertanyaan Penuntun
1. Apakah pengertian Goliat yang tidak tampak menurut pendapat Saudara?
2. Apakah masih ada ‘Goliat’ dalam diri Saudara? Bagaimana cara Saudara bisa mengenali
‘Goliat’ yang ada dalam diri Saudara?
3. Berikan tindakan praktis untuk bisa mengatasi ‘Goliat’ dalam diri Saudara?
4. Apa yang perlu dilakukan saat menghadapi ketakutan?
5. Mengapa kita sebagai anak-anak Tuhan, harus lebih mengisi pikiran dengan firman Tuhan?
Hasil apa yang diperoleh?

V. Proyek ketaatan
Agar bisa mengalahkan ‘Goliat’ yang tidak tampak dan kekebalan tubuh tetap sehat,
temukan akar penyebab, bertobat, dan isi hidup kita dengan firman Tuhan. ❑

Anda mungkin juga menyukai