Anda di halaman 1dari 4

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menerbitkan Surat Edaran SE Satgas

Nomor 5 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa
Pandemi Covid-19 telah berakhir pada 8 Februari 2021. Hal Ini menegaskan, ketentuan
perjalanan orang ini disusun dengan maksud untuk memperpanjang masa berlaku
penerapan protokol kesehatan terhadap pelaku perjalanan orang di dalam negeri pada masa
pandemi Covid-19. pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi darat atau laut,
baik pribadi maupun umum, wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR
atau negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24
jam sebelum keberangkatan dan mengisi e-HAC Indonesia. Pengisian e-HAC Indonesia
diimbau bagi pelaku perjalanan dengan seluruh moda transportasi umum maupun pribadi.
Namun, khusus pelaku perjalanan udara dan laut, wajib melakukan pengisian e-HAC
Indonesia.

Setelah Melakukan Evaluasi yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan


Covid-19 setiap 2 Minggu sekali, akhirnya kembali menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 7
Tahun 2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri di Masa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Edaran yang ditandatangani Ketua Satgas
Doni Monardo itu berlaku mulai hari ini Selasa, 9 Februari 2021. Surat Edaran ini diterbitkan
dengan pertimbangan melihat tingkat penularan Covid-19 di wilayah Indonenesia Adapun,
dalam SE kali ini, pembatasan perjalanan orang dalam negeri tidak hanya untuk pengguna
transportasi umum, tapi juga transportasi pribadi baik melalui jalur darat (jalan),
perkeretaapian, laut, sungai, danau, penyeberangan, dan udara dari satu daerah ke daerah
lainnya berdasarkan batas wilayah administrasi provinsi/kabupaten/kota. Dalam SE tersebut
diatur antara lain agar pelaku perjalanan mematuhi protokol kesehatan 3M (memakai
masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) selama perjalanan. Kemudian, pelaku
perjalanan yang menggunakan kendaraan umum agar tak berbicara baik secara langsung
kepada penumpang lain atau melalui telepon dan tidak mengonsumsi makanan dan
minuman, kecuali perlu meminum obat.sia yang masih tinggi ditandai dengan positivity rate,
kasus aktif, dan penambahan kasus positif di tingkat nasional.

Bedanya dari SE sebelumnya Aturan baru ini memiliki beberapa perbedaan dari
aturan sebelumnya yang tertera dalam SE Kemenhub Nomor 20 Tahun 2020 yang berlaku
hingga 8 Januari 2021. Dimana Aturan Lama Menjelang libur Hari Raya Natal 2020 dan
Tahun Baru 2021, Satgas Penanganan Covid-19 mengeluarkan aturan baru soal syarat
melakukan perjalanan dalam dan luar negeri. Aturan ini diatur dalam SE Nomor 3 Tahun
2020. Surat edaran ini berlaku mulai 19 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Salah satu
yang ditekankan, para pelaku perjalanan ahrus mematuhi protokol kesehatan pencegahan
Covid-19. Selain itu, ada perubahan soal syarat membawa hasil rapid test, dari sebelumnya
rapid test antibodi menjadi wajib membawa hasil rapid test antigen. Kriteria paling utama
yaitu menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan. Langkah yang harus dilakukan yaitu
pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Sementara itu, salah satu syarat yang perlu
diperhatikan pada perjalanan orang dalam negeri yaitu surat keterangan uji tes PCR dengan
hasil negative. Surat keterangan uji tes PCR tersebut berlaku 7 hari terhitung pada saat
keberangkatan. Sedangkan mereka dengan surat keterangan uji rapid test dengan hasil
nonreaktif berlaku 3 hari pada saat keberangkatan.  Namun, persyaratan perjalanan orang
dalam negeri ini dikecualikan untuk perjalanan orang komuter dan perjalanan orang di
dalam wilayah atau kawasan aglomerasi.  Adapun tujuan utama dari kriteria dan syarat
tersebut yakni meningkatkan penerapan protokol kesehatan dalam kebiasaan baru sehingga
tercipta kehidupan aman dan produktif dan meningkatkan pencegahan penyebaran virus
SARS-CoV-2.
Dalam aturan lama, syarat perjalanan untuk transportasi darat ke Pulau Bali, dari
dan ke Pulau Jawa, serta di dalam Pulau Jawa, wajib berupa surat keterangan hasil negatif
menggunakan rapid test antigen paling lama 3x24 jam. Sementara dalam aturan baru,
pelaku perjalanan diizinkan memilih antara rapid test antigen atau RT-PCR dengan masa
berlaku yang sama. Di aturan baru juga disebutkan pelaku perjalanan dengan kendaraan
bermotor pribadi hanya diimbau menunjukkan hasil tes RT-PCR atau rapid test antigen.
Sementara di aturan lama tidak disebutkan imbauan tersebut. Selain itu, di aturan lama
disebutkan bahwa syarat perjalanan selain ke Jawa dan Bali, pelaku perjalanan masih boleh
menggunakan rapid test antibodi nonreaktif yang berlaku 14 hari saat keberangkatan.
Sementara di aturan baru, syarat rapid test antibodi sudah tidak diperbolehkan.

Hal Ini Mendorong beberapa oknum dan pihak berkepentingan dalam memanfaatkan
situasi sebagai keuntungan pribadi melalui Tindakan pemalsuan surat keterangan tes Covid-
19 Dimana menunjukkan surat keterangan tes rapid ataupun PCR yang hasilnya negatif
Covid-19 adalah bagian dari prasyarat perjalanan sebagai upaya pencegahan penularan
Covid-19 di tengah-tengah masyarakat yang memeliki dampak yang sangat berbahaya.
Dampak dari pemalsuan ini bisa menimbulkan korban jiwa apabila orang yang ternyata
positif namun menggunakan surat keterangan palsu kemudian menulari orang lain yang
rentan, maka jangan pernah bermain-main dengan hal ini yang disampaikan Juru Bicara
Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Selain Mendorong dan menyebut tindakan menyebabkan klaster COVID-19 baru
dimana menyebarkan ke orang orang yang sehat dan daerah lain jika terbukti positif. Hal ini
juga mendorong turunnya tingkat kerpecayaan dan perlunya dorongan agar petugas
bandara untuk meneliti lebih detil lagi terkait hasil surat SWAB yang dibawa penumpang.

Polresta Bandara Soekarno-Hatta berhasil meringkus 15 orang sindikat pemalsuan


surat hasil tes usap (swab test) polymerase chain reaction (PCR) Covid-19. Surat tersebut
digunakan sebagai syarat penumpang untuk melakukan penerbangan ke Provinsi Bali dan
Kalimantan Barat. Adapun jika melakukan penerbangan lain di Pulau Jawa membawa surat
keterangan negatif tes antigen, dan wilayah lainnya cukup dengan surat tes cepat (rapid
test) dengan hasil nonreaktif. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, diketahui sindikat
tersebut sudah beraksi sejak Oktober 2020. Adapun modus dari para tersangka dalam
menjalankan aksinya adalah dengan memalsukan surat tes usap yang diterbitkan oleh klinik
atau rumah sakit resmi yang menyelenggarakan tes usap. Surat yang dijual oleh para
tersangka tersebut mencantumkan sejumlah nama instansi kesehatan berstatus palsu.
Pasalnya setelah dilakukan penyelidikan dan konfirmasi ke fasilitas kesehatan yang
dimaksud, mereka mengaku tidak pernah mengeluarkan surat keterangan tersebut.
Sebenarnya kasus seperti ini telah terjadi sepanjang tahun 2020. Tidak hanya dengan
metode Swab Test saja baik itu PCR maupun antigen, namun rapid test juga kerap kali
dipalsukan. Berdasarkan data Inews.id hal ini terjadi juga di beberapa daerah selain Jakarta,
antara lain di daerah Batam, Surabaya, Waringin Barat, Ogan Komering Ilir (OKI), Bali, Raja
Ampat, Tapanuli Tengah, Ambon, Samarinda, Marauke, dan Makassar. Pemalsuan tersebut
dilakukan dengan berbagai macam alasan, mulai dari enggan melakukan tes Covid-19 yang
sebenarnya, ingin cara cepat untuk mendapatkan surat keterangan, hingga persoalan biaya.
Padahal dampaknya sangat berbahaya, karena dapat saja pelaku perjalanan tersebut positif
Covid-19 dan menularkan kepada orang lainnya. Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsudin sangat
mengapresiasi tindakan Kepolisian dalam pengungkapan sindikat pemalsu Tes Covid-19 ini,
karena menurutnya hal tersebut akan berdampak banyak terhadap orang lain apabila pelaku
perjalanan ternyata terbukti positif Covid-19. Menurutnya temuan mengenai pemalsuan hasil
tes Covid-19 telah mencakup seluruh moda transportasi publik. Sehingga isu ini perlu
mendapatkan perhatian khusus, terutama saat pemerintah akan menjalankan program
vaksinasi. Ancaman pidana mengenai pemalsuan surat keterangan tes Covid-19 adalah
pidana penjara paling lama 4 tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 267 dan Pasal 268
KUHP. Selain ancaman pidana, pemalsuan ini rentan digugat secara perdata oleh instansi
atau tempat penyelenggaraan tes Covid-19 yang namanya dipakai dalam surat tersebut,
karena hal ini tentu saja merugikan dan merusak nama baik dari instansi ataupun tempat
penyelenggara tes Covid-19 tersebut

Pemerintah Perlu mendampingi dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan


untuk berpergian dengan menggunakan surat tes Covid-19 di tempat-tempat
penyelenggaraan moda transportasi agar pemalsuan surat tes Covid-19 dapat dihindari. Hal
ini dilakukan sebagai bentuk government will. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mendukung
optimalnya penegakan dan pelindungan masyarakat dalam menghadapi wabah virus Covid-
19 selama berpergian menggunakan moda transportasi. Sehingga Fungsi dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan Pemerintah. Masyarakat diimbau untuk tidak
melakukan praktek kecurangan tersebut dan segera melaporkan kepada pihak yang
berwenang bila menemukannya. Ini bukan hal yang patut untuk dijadikan bahan lelucon dan
bukan lah peraturan tanpa alasan, karena dampak dari pemalsuan ini bisa menimbulkan
korban jiwa.

Malau, Maria Christina. “Kaleidoskop 2020: 14 Kasus Pemalsuan Surat Rapid Test di
Berbagai Daerah di Indonesia”. Diakses dari https://regional.inews.id/berita/kaleidoskop-
2020-14-kasus-pemalsuan-surat-rapid-test-di-berbagai-daerah-di-indonesia/all, pada 7 Maret
2021.
Tribunnews.com. Jakarta “Pimpinan DPR: Tindak Tegas Pemalsu Surat Tes Covid 19”
Diakses dari https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/20/pimpinan-dpr-tindak-tegas-
pemalsu-surat-tes-covid-19, pada 7 Maret 2021.
Kompas.Com Aturan Terbaru Perjalanan Naik Kendaraan Pribadi dan Angkutan
Umum Darat Selama
PPKM",: https://travel.kompas.com/read/2021/01/12/153100927/aturan-terbaru-perjalanan-
naik-kendaraan-pribadi-dan-angkutan-umum-darat?page=all., pada 7 Maret 2021.
CNBCIndonesia.com Satgas Covid-19: Tes PCR Palsu Bisa Timbulkan Korban Jiwa,
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210121190037-37-217890/satgas-covid-19-tes-pcr-
palsu-bisa-timbulkan-korban-jiwa pada 7 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai