Anda di halaman 1dari 19

“SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA”

Disusun untuk memenuhi tugas makalah dari mata kuliah Pancasila

Dosen mata kuliah Pancasila: Irfan Ansori, SH.,MH

Kelompok 3

Lulu

M. Verrill Valerian 1111190186


Framudya Putra 1111190336
Pedro Senandi 1111190256
Siti Rohanita 1111190066
Wulan Andriyani Putri 1111190346
Emirsyach Alif Asmara 1111190196

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq,
rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua jadi makalah kami bisa terselesaikan dengan tema “
Sistem Ketatanegaraan epublik Indonesia”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk bagi pembaca.

Dalam makalah ini berbicara tentang konsep sistem ketatanegaraan. Makalah ini juga
diantisipasi untuk memenuhi tugas kelompok, kami hanya manusia biasa tempat dimana ada
kesalahan-kesalahan, maka kami mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam makalah
yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat untuk pengetahuan kita
semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari teman-
teman yang membacanya.

Serang,Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA......................................................................................3
A. Negara.............................................................................................................................................3
1. Sifat / karakteristik negara...........................................................................................................3
2. Unsur dari sebuah negara.............................................................................................................4
3. Tujuna Negara.............................................................................................................................5
4. Tujuan Negara Indonesia.............................................................................................................5
5. Fungsi Negara..............................................................................................................................5
B. Sistem ketatanegaraan bersarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.................................6
1. Berdasarkan Pancasila.................................................................................................................6
2. Bedasarkan Undang Undang Dasar.............................................................................................7
C. Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum amandemen...........11
D. Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945 hasil Amandemen.....................12
E. Pembagian kekuasaan....................................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tuntutan reformasi yang digurirkan sejak 1998 adalah di bangun nya suatu
sistem ketatanegaraan Indoneisa yang berbasis secara murni dan kosenkuen pada paham
kedaulatan rakyat yang mampu membawa rakyat Indonesia mencapai tujuan bernegara yang
dicita-citaka, maka perubahan atau amandemen UUD 1945 merupakan langkah srategis yang
harus dilakukan dengan seksama oleh Bangsa Indonesia. Dapat kita ketahui bahwa Pancasila
dalam konteks ketatanegaraan RI beberapa tahun ini mengalami perubahan yang sangat
mendasar mengeanai sistem ketatanegaraan. Perubahan mendasar setelah empat kali amandemen
UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas pembukaan, Batang
Tubuh dan penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal
penjelasan UUD 1945, yang semula ada dan kedudukannya mengandung kontroversi karena
tidak turut di sahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang di
kandungnya sebagian di masukan diubah dan ada pula yang di rumuskan kembali ke dalam
pasal-pasal amandemen. Perubahan mendasar 1945 setelah empat amandemen, juga berkaitan
dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-lembaga negara.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan negara?

2. Bagaimana sistem ketatanegaraan Republik Indonesia bersadarkan Pancasila dan UUD 1945?

3. Bagaimana sistem ketatanegaraan Republik Indonesia sebelum amandemen?

4. Bagaimana sistem ketatanegaraan Republik Indonesia setelah amandemen?

5. Bagaimana pembagian kekuasaan di negara Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui yang di maksud dengan negara.

2. Mengetahui sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Mengetahui sistem ketatanegaraan Republik Indonesia sebelum amandemen.

4. mengetahui sistem ketatanegaraan Republik Indonesia setelah amandemen.

5. Mengetahui pembagian kekuasaan di negara Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

A. Negara

Sebelum kita membahas tentang sistem ketatanegaraan, terlebih dahulu kita harus
tahu apa itu negara. Menurut Max Weber, negara merupakan masyarakat yang
terintegrasi dan memiliki wewenang memaksa pada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat. Sedangkan menurut Logemann,negara merupakan
organinsasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur/mengurus
suatu masyarakat tertentu. Dan menurut International Encyclopedia, negara merupakan
sekumpulan rakyat (bangsa) yang mendiami suatu wilayah tertentu dan diorganisir
dibawah satu pemerintahan yang biasanya berdaulat kedalam dan keluar.

1. Sifat / karakteristik negara


1. Sifat memaksa

 Negara menetapkan peraturan yang bersifat memaksa mengenai tingkah laku orang yang
berada dalam wilayah keuasaannya dan harus dipatuhi.
 Negara mempunyai kekuasaan untuk melaksakan agar orang tunduk pada peraturan
negara, apabila perlu dengan paksaan fisik.
 Hak negara ini bersifat legal, agar tercipta tata tertib dan menghindari tindakan anarki.
 Paksaan fisik dapat pula berlaku terhadap hak milik (penyitaan, pemusnahan).

2. Sifat monopoli

 Negara menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.


 Dalam batas tertentu dan bedasarkan aturan tertentu, negara dapat menyatakan suatu
aliran kepercayaan / aliran politik dilarang karena bertentangan dengan pandangan hidup
bangsa.
 Negara mengatasi paham perseorangan dan paham golongan.
 Negara menetapkan mata uang, penetapan pajak, kewarganegaraan, dan sebagainya.

3
3. Sifat mencakup semua

 Kekuasaan mengatur yang dimiliki negara berlaku untuk semua orang / warga negar,
sehingga tidak ada yang mendapaptkan perlakuan khusus atau istimewa.

2. Unsur dari sebuah negara


a) Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang pada suatu waktu bertempat tinggal mendiami
(menetap dalam) wilayah negara tertentu.

b) Wilayah

Wilayah adalah daerah territorial tertentu sebagai tempat kedudukan suatu negara, dalam
mana kekuasaan negara berlaku atas seluruh penduduk yang bertempat tinggal menetap didalam
daerah territorial tersebut.

c) Pemerintah

Pemrintah adalah organisasi yang mengatur, menyelenggarakan dan melaksakan


kekuasaan negara.

Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan dilihat dari segi susunannya yaitu negara
yang bersusun tunggal, baik dilihat dari segi penduduknya, wilayah nya, maupun pemerintahan
dan kekuasaannya. Sedangkan berdasarkan penunjukan/pengangkatan kepala negarnya,
Indonesia meruakan Negara Republik yaiatu negara yang Kepala Negaranya ditunjuk dan atau
diangkat berdasarkan pemilihan.

4
3. Tujuna Negara
 Melaksanakan ketertiban ( lawn and order).
 Menegakan keadilan.
 Menyelenggarakan pertahanan.
 Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

4. Tujuan Negara Indonesia


 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksakan ketertiban dunia.
 Atau terciptanya masyarakat yang adil, makmur, merata materil spiritual.

5. Fungsi Negara
 Konsumtif yaitu menyelenggarakan kedaulatan rakyat, menetapkan UUD dan GBHN
(dilaksakan MPR).
 Eksekutif yaitu menyelenggarakan kekuasaan negara (dilakasanakan Presiden).
 Legislatif yaitu membentuk udang-undang (dilaksanakan Presiden dengan persetujuan
DPR).
 Kontrol yaitu mengawasi tindakan Presiden (dilaksakan DPR)
 Yudikatif yaitu menyelanggarakan Kehakiman (dilaksakan MA)
 Auditif / inspektif yaitu menyelanggarakan pemeriksaan atas tanggugnjawab keuangan
negara (dilaksanakan BPR).
 Konsultatif yaitu memberi jawaban atas pertanyaan Presiden dan mengajukan saran /
pertimbangan kepada pemerintah (dilaksanakan DPA).

5
B. Sistem ketatanegaraan bersarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

1. Berdasarkan Pancasila

Kata “Pancasila” berasal dari bahasa India, yakni bahasa sansekerta “Pancasila”
mempunyai 2 arti: Panca yaitu lima, dan Sila yang berarti sandi, alas atau dasar bisa juga berarti
peraturan, tingkah laku yang penting, baik, dan senonoh. Dengan kata lain, Pancasila adalah lima
nilai luhur yang ada dan berkembangan bersama bangsa Indonesia sekaligus penggerak
perjuangan bangsa pada masa kololnialisme. Hal ini sekaligus menjadi warna dan sikap
pandangan hidup bangsa Indonesia hingga secara formal pada tanggal 10 Agustus 1945 disahkan
menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila merupakan Jiwa seluruh rakyat Indonesia,
kepribadian bangsa Indonesia, dasar Negara dan sebagai sistem filsafat. Disamping itu, pancasila
merupakan tujuan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan pandangan hidup,
kesadaran, cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang berberurat akat didalam
kebudayaan bangsa Indonesia. Pancasila sudah merupakan pandangan hidup dan sebagai dasar
Negara yang berakar dalam kepribadian bangsa maka dia diterima sebaga dasar Negara yang
mengatur ketatanegaraan. Hal ini tampak pada sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan
yang agak berbeda, namu dalam tiga buah UUD yang pernah kita miliki Pancasila selalu
dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional. Pancasila selalu menjadi pegangan bersama pada
saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman eksistensi bangsa kita yang merupakan sejarah
bahwa pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia.

6
2. Bedasarkan Undang Undang Dasar

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau UUD 45 adalah
konstitusi negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai Undang-Undang
Dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di
Indonesia berlaku konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS
1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikikihkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 juli 1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002. UUD 1945
mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang ditetapkan
dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

 Sidang UMum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 -> Perubahan Pertama UUD
1945
 Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 -> Perubahan Kedua UUD 1945
 Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 -> Perubahan Ketiga UUD
1945
 Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 -> Perubahan UUD 1945.

Pasal-pasal UUD 1945 yang diamandemenkan:

PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT


(19-10-1999) (18-08-2000) (10-11-2001) (10-08-2002)

Pasal 5 ayat 1 Pasal 18 Pasal 1 ayat 2 dan 3 Pasasl 2 ayat 1


Pasal 7 Pasal 18 A Pasal 3 ayat 1,3,4 Pasal 8 ayat 3
Pasal 9 Pasal 18 B Pasal 6 ayat 1 dan 2 Pasal 23 B
Pasal 13 ayat 2,3 Pasal 19 Pasal 6 ayat 1,2,3, dan Pasal 23 D
5
Pasal 14 Pasal 20 ayat 5 Pasal 7A Pasal 24 ayat 3
Pasal 15 Pasal 20 A Pasal 7B ayat Pasal 31 ayat 1,2,3,4,
1,2,3,4,5,6, dan 7 dan 5
Pasal 17 ayat 2 Pasal 22 A Pasal 7 C Pasal 32 ayat 1 dan 2
Pasal 17 ayat 3 Pasal 22 B Pasal 8 ayat 1 dan 2 Pasal 33 ayat 4 dan 5
Pasal 20 Bab IX A Pasal 25E Pasal 11 ayat 2, 3 Pasal 34 ayat 1,2,3, da

7
4
Pasal 21 Pasal 26 ayat 2 dan 3 Pasal 17 ayat 4 Pasal 37 ayat 1,2,3,4,
dan 5
Pasal 27 ayat 3 Bab IV A pasal 22C Aturan peralihan pasal
ayat 1,2,3, dan 4 I. II. III

Bab X a Pasal 28 A, Pasal 22 D ayat 1,2, Aturan Tambahan


28 B, 28 C, 28 D, 28 dan 3 pasal I dan II
F, 28 G, 28 H, 28 I,
28 J
Bab XII PAsal 30 Pasal 23 A
Bab XV Pasasl 36 A Pasal 23 C
Bab XV PAsal 36 B, Bab VII A pasal 23 B
26 C ayat 1,2, dan 3
Pasal 23 F ayat 1,2
Pasal 23 G ayat 1,2
Pasal 24 ayat 1 dan 2
Pasal 24 ayat 1,2,3,4,
dan 5
Pasal 24 B ayat 1,2,3,
dan 4
Pasal 24 B ayat
1,2,3,4,5, dan 6

Makna pembukaan UUD 1945 bagi perjuangan bangsan Indonesia

Apabila UUD merupakan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Indonesia, maka
pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad
bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakan
baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam hubungan bangsa-bangsa di Dunia. Pembukaan
yang telah dirumuskan secara khidmat dalam (4) alinea itu, setiap alinea dan kata-katanya
mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunayi nilai-nilai yang universal dan
lestari. Universal karena mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsan yang
berada dimuka bumi. Lestari, karena mengandungdinamika masyarakat dan akan tetap menjadi
landasan perjuangan bangsa dan Negara selama bangsa Indonesia tetap setia terhadap Negara
proklamasi 17 Agustus 1945.

Makna alenia-alenia pembukkan UUD 1945


8
Alinea pertama dari pembukaan UUd 1945, menunjukan kuatnya pendirian bangsa
Indonesia menghadapi masalah, dengan pernyataan itu bukan saja bangsa Indonesia bertekad
untuk merdeka, tetapi akan terus berdiri di barisan paling depan untuk menentang dan
menghapuskan penjajahan diatas dunia.

Alinea kedua menunjukan kebanggaan dan penghargaan kita atas perjuangan bangsa
Indonesia selama ini, ini juga berarti adanya kesadaran bahwa, keadaan sekarang tidak dapat
dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan
keadaan yang akan datang. Dalam alinea itu jelas apa yang dikehendaki dan diharapkan oleh
para pengantar kemerdekaan, ialan Negara Indonesiayang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap jiwa bangsa Indonesia dan terus
berusaha untuk mewujudkannya.

Alinea ini menunjukan adanya ketepatan dan keterjaminan penilaian bahwa perjuangan
pergerakan di Indonesia telah pada tingkat yang menentukan bahwa momentum yang telah
berhasil dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. Bahwa
kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus terus diisi dengan
mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea yang ketiga menegaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan, motivasi spiritual,
bahwa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkahi oleh Allah Yang Maha
Kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
berkeseimbangan antara kehidupan materil dan spiritual, keseimbangan kehidupan yang baik di
dunia maupun di akhirat.

Alinea keempat merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar untuk
mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. Tujuan perjuangan
bangsa Indonesia dirumuskan dengan “Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksakan ketertiban dunia bedasarkan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial”. Sedangkan prinsip besar yang tetap dipegang teguh untuk mencapai
tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang bedasarkan pada Pancasila. Dengan rumusan yang
panjang dan padat ini, alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar sekaligus menegaskan
“Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”

Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat.


9
Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

Sistem pemerintahan Negara Indonesia di jelaskan dengan terang dan sistematis dalam
penjelasan UUD 1945, didalam penjelasan itu dikenal 7 buah kunci pokok:

1. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaan). Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum tidak berdasarkan atas kekuatan belaka (Machtsstaan).
2. Sistem konstitusional Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat
absolutism.
3. Kekuasaan Negara yang tertinggi, ditangan MPR (Die gezamte staat gewalt lieght elleim
beir der majelis). Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan yang bernama MPR,
sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Tugas dan wewenang MPR yang
menentukan jalanya bangsa dan negara yaitu berupa:
 Menetapkan UUD
 Menetapkan GBHN
 Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
4. Presiden adalah penyelengara Pemerintah Negara yang tertinggi di bawah MPR,
penjelasan UUD 1945menyatakn dibawah MPR, Presiden ialan penyelenggara kekuasaan
tertinggi.
5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, jgua dijelaskan didalam UUD 1945.
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden. Menteri Negara tidak bertanggungjawan
kepada DPR. Penjelasan UUD 1945 mentakan “Presiden mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri Negara.”
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas. Penjelasan UUD 1945 menyatakan meskipun
kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan dictator artinya
kekuasaannya tidak terbatas.

10
C. Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
amandemen

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat


diberikan seluruh nya kepadad MPR sebagai Lembaga Tertinggi. MPR mendistribusikan
kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 lembaga tertinggi yang sejajar kedudukannya,
yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Demokrasi Indoneisa
merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti rakyat sebaga asal mula kekuasaan
negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan cita-citanya.
Demokrasi di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 mengakui adanya kebebasan
dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta keanekaragaman mengingat Indonesia
memiliki semboyan “BHINEKA TUNGGAL IKA”. Secara filosofi bahwa Demokrasi Indonesia
mendasarkan pada rakyat.

Oleh karena itu , di dalam kehidupan yang menganut sistem demokrasi, selalu
menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai pendukung tegaknya
demokrasi . dengan menggunakan konsep Montesquiue maka supra struktur politik meliputi
lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif. Di Indonesia di bawah sistem UUD 1945 lembaga-
lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara (supra struktur politik) adalah:

a) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


b) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
c) Presiden
d) Mahkamah Agung (MA)
e) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Sedangkan infra struktur politik suatu negara terdiri dari lima komponen antara lain:
a) Partai Politik
b) Golongan Kepentingan (Interest Group)
c) Golongan Penekan (Preassure Group)
d) Alat Komunikasi Politik (Mass Media)
e) Tokoh-Tokoh Politik

11
D. Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945 hasil
Amandemen

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada ditangan


rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD, UUD memberikan pembagian kekuasaan
(separation of power) kepada 6 lembaga yang memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 mengalami perubahan, yaitu:

a) Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat). Negara Indonesia
tidak berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(Machstaat), mengandung arti bahwa negara termasuk didalamnya peemrintah dan
lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.
b) Sistem Konstitusi, Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolute (kekuasaan yang terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa
cara pengendalian Pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstitusi dan juga oleh
ketentuan hukum lain merupakan Produk konstitusional.
c) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan
DPR karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu, presiden tidak
bertanggungjawab pada DPR.
d) Menteri Negara adalah pembantu Presiden. Presiden dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh Menteri-menteri Negara (Pasal 17 ayat 1 hasil amandemen). Selain itu,
Menteri tidak bertanggungjawab pada DPR.
e) Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas, meskipun Kepala Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR, ia bukan dictator yang artinya kekuasaan tidak terbatas. Namun
dalam hal ini Presiden tidak memiliki kekuasaaan membubarkan DPR atau MPR.
f) Negara Indonesia adalah negara hukum, negara berdasarkan Pancasila bukan berdasarkan
kekuasaan.
g) Kekuasaan Pemerintah Negara. Menurut sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD
45 hasil amandemen 2002, Presiden dipilih langsung oleh rakyat secara legitimasi.
Presiden keududkannya kuat dan tidak lagi berada di bawah MPR selaku mandataris.
Namun jika Presiden melakukan kesalahan maka MPR akan melakukan Impeacment.
h) Pemerintah Daerah, diatur oleh Pasal 18 UUD 1945. Psfs psdsl 18 ayat 1 menjelaskan
bahwa Negara Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Propinsi, Kabupaten, dan
Kota itu mempunyai daerah yang diatur dengan Undang-Undang, Pasal 18 ayat 2
mengatur otonomi pemerintah daerah, ayat tersebut menyatakan bahwa pemerintah
menururt asas otonomi dan tugas pembantuan, atau pengertian otonomi sama artinya
mengatur rumah tangga sendiri.

12
i) Pemilihan Umum. Hasil amandemen UUD 1945 tahun 2002 secara eksplisit mengatur
tentang Pemilihan Umum dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil setiap 5 tahunsekali, diatur pasal 22E ayat 2.
j) Wilayah Negara. Pada pasal 25A UUD 1945 hasil amandemen 2002 memuat ketentuan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.
k) Hak asasi manusia menurut UUD 1945. Hak asasi manusia tidak lahir mendadak
sebagaimana kita lihat dalam “Universal declaration of Human Right” pada tanggal 10
Desember 1948 yang ditanda-tangani oleh PBB. HAM sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dengan filosofi manusia yang melatar belakanginya.

13
E. Pembagian kekuasaan

Kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, dan dilakukan menurut Undang-Undang


Dasar sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:
a) Kekuasaan Eksekutif didelegasikan kepada Presiden (PAsal 4 ayat 1 UUD 1945)
b) Kekuasaan Legislatif didelegasikan kepada Presiden dan DPR juga kepada DPD (Pasal 5
ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.
c) Kekuasaan Yudikatif didelegasikan kepada Mahkamah Agung (Pasal 24 ayat 1 UUD
1945)
d) Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR, hal ini
dimuat pada pasal 20 ayat 1
e) Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsulatif, sebelum UUD
diamandemenkan kekuasaan tersebut dipegang oleh DPA.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara pada hakikatnya adalah suatu sistem, yang terdiri dari berbagai sub sistem yang
merupakan prasyarat bagi keberfungsian dan keberlangsungan negara. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa konsep negaraadalah sistem yang statis (dalam pengertian tidak berubah-ubah
atau tidak akan berubah) sementara sub sistem dalam negara tersebut konsep yang dinamis,
berkembang dan berubah-ubah. Mengingat hal tersebut, maka keberadaan pemerintah (organisasi
maupun produk hukum yang dihasilkan), harus selalu disempurnakan sesuai dengan
perkembangan masyarakat (dalam dan luar negeri). Sebab, sistem peemrintahan dan
ketatanegaraan yang statis akan membawa dampak kepada kesejahteraan masyarakt dan sistem
lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka uraian mengenai Sistem Ketatanegaraan RI
seharus nya dapat dianalisa dengan baik sehingga dapat diterima dan sekaligus mencerminkan
kepentingkan masyarakat seluruhnya.

B.Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan agar pengetahuan kita tentang Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia dapat bertambah. Dan apabila terjadi perubahan pada
manajemen reformasi, penegakkan hukum serta yang menyangkut masyarakat luas sebaiknya
dipikirkan dan dipersiapkan secara matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan oleh
rakyat.

DAFTAR PUSTAKA
http://Cwebasket’s Blog.htm

http://panmohamadfaiz.com

15

Anda mungkin juga menyukai