Bapak dan Ibu guru, bagaimana hasil asesmen pra yang telah Anda selesaikan?
Apakah mendapat hasil maksimal atau sebaliknya? Jika hasil yang Anda peroleh
kurang memuaskan, jangan khawatir. Kita akan belajar memahami secara utuh setiap
topik yang akan Anda pelajari sehingga nantinya Anda mendapat hasil yang sempurna
pada bagian akhir di asesmen pasca. Mari, kita mulai!
Topik pertama mengenai konsep pembelajaran jarak jauh. Saat ini, tentu tidak asing
bagi Anda mengenal istilah pembelajaran jarak jauh, bahkan Anda telah
menerapkannya. Tetapi, apakah Anda pernah merefleksikan pembelajaran jarak jauh
yang Anda lakukan? Sebenarnya apa tujuan dari PJJ ini? Mengapa kita harus bersusah
payah merancang PJJ dengan benar?
Sejak diterbitkan Surat Edaran Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19,
pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, baik daring (dalam jaringan) maupun luring
(luar jaringan. Kondisi darurat Covid-19 berdampak pada proses pembelajaran untuk
sementara tidak lagi dilakukan secara tatap muka. Apakah Bapak dan Ibu guru Merasa
kebingungan? Wajar karena kondisi ini sangat berbeda dari keadaan normal.
Lantas, sebagai pendidik apa yang Anda lakukan? Memilih mengikuti sewajarnya
karena suatu keharusan atau adaptif dengan mencari informasi dari berbagai
perspektif? Sejatinya, pendidikan merupakan suatu proses dinamis. Dalam kondisi
apapun, pengalaman belajar yang bermakna diperlukan agar tujuan pendidikan dapat
tercapai. Lalu, apa saja tantangan yang dihadapi guru dalam melaksanakan PJJ?
Silakan menuju aktivitas berikutnya untuk mempelajari lebih lanjut.
Pembelajaran jarak jauh membuat kita mengerti bahwa proses belajar tidak dapat
sepenuhnya dikendalikan oleh guru. Oleh karena itu, guru perlu merancang
pembelajaran jarak jauh yang bermakna. Bermakna dalam artian relevan secara
konteks dan konten dengan kehidupan siswa.
1. Memanusiakan hubungan
2. Memahami konsep
3. Membangun keberlanjutan
4. Memilih tantangan
5. Memberdayakan konteks
Pandemi Covid-19 telah membukakan cara pandang dan kebiasaan baru mengenai
proses pembelajaran yang idealnya melibatkan guru, siswa dan orangtua. Perubahan
situasi dari pembelajaran yang selama ini lebih berfokus pada peran guru, sekarang
mulai beralih pada situasi dimana orang tua dan guru saling berbagi peran dalam
memfasilitasi pembelajaran siswa.
Di sisi lain guru-guru juga mengeluh, sudah berusaha mati-matian mengajar dan
memberi tugas agar siswa tidak ketinggalan materi pelajaran dan dapat lulus dengan
nilai yang minimal sesuai target KKM. Namun masih saja beban kurikulum ini seperti
kurang realistis diterapkan pada masa darurat seperti ini. Mana mungkin target
kurikulum normal ini dapat dicapai dengan sempurna. Semakin berat saja rasanya
beban guru.
Perlu diakui, gambaran ini merupakan persoalan umum yang dirasakan oleh sebagian
besar siswa dan guru pada masa Pembelajaran Jarak Jauh saat pandemi Covid-19.
Perlu mengingat kembali bahwa PJJ dilakukan agar setiap peserta didik mendapatkan
haknya untuk tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19, serta memastikan
pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orangtua/wali.
Selain untuk tetap melindungi seluruh warga satuan pendidikan dari penularan dan
penyebaran wabah Covid-19.
Tidak. Muatan kurikulum dan penyelesaian target kurikulum bukan lagi menjadi prioritas
utama dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada masa pandemi Covid-19. Anda akan
mempelajarinya lebih lanjut dalam sesi-sesi selanjutnya.
Nah Bapak dan Ibu guru, apapun pilihan pelaksanaan kurikulum yang Anda pilih, mari
pusatkan perhatian pada pembelajaran berbasis kompetensi. Sesuai dengan
namanya, pembelajaran berbasis kompetensi berorientasi pada pencapaian
kompetensi peserta didik yang dapat dilihat dari pemahaman konsep, keterampilan
menerapkan konsep dalam berbagai konteks, serta sikap-sikap yang menyertainya.
Hal ini sejalan dengan strategi 5M Pembelajaran Jarak Jauh; Memahami Konsep, yang
menekankan praktik pembelajaran yang memandu siswa bukan sekedar menguasai
konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat
diterapkan di berbagai konteks kehidupan peserta didik.
Bapak dan Ibu guru, Anda telah memahami mengenai pembelajaran berbasis
kompetensi yang mendukung pembelajaran jarak jauh di masa pandemi.
Dari contoh yang di atas, Bapak dan Ibu guru dapat melihat bagaimana pembelajaran
berbasis kompetensi diterapkan pada pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran yang
cakupannya sederhana namun mendalam dapat memberikan lebih banyak kesempatan
pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan.
Anda juga dapat membaca rujukan merancang pembelajaran jarak jauh dengan
membaca tautan berikut ini (masukan link ke halaman pembelajaran mengenai Kanvas
RPP)
Belum lagi setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, keadaan keluarga yang
beragam, dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Ada yang sudah diajari berkali-
kali masih belum paham materi, sedangkan ada siswa yang sekali diajari sudah
langsung bisa. Ada siswa-siswa yang tidak terpantau tugas-tugasnya di rumah karena
orang tuanya sibuk bekerja. Ada siswa yang sering melewati kelas daring karena
alasannya gawainya dipakai bergantian dengan kakak dan adiknya. Ada siswa yang
tidak punya pulsa. Kacau! Bagaimana guru dapat mengelola kelas dengan keadaan
seperti ini?
Jangan khawatir. Jika Anda telah mampu mengenali tantangan yang Anda hadapi,
selanjutnya Anda akan dapat memikirkan langkah-langkah untuk mengatasiny
Pandemi Covid-19 memaksa guru dan siswa untuk langsung mengubah cara
pembelajaran normal menjadi Pembelajaran Jarak Jauh. Keadaan darurat membuat
guru lupa melihat dan mempertimbangkan kondisi kesiapan siswa baik secara kognitif
dan non kognitif sebelum dan selama Pembelajaran Jarak Jauh. Hal ini berimbas pada
tantangan-tantangan yang sudah disebutkan di sesi sebelumnya.
Berangkat dari isu ini, selain menetapkan kebijakan mengenai kurikulum darurat di
masa pandemi, Mendikbud juga mengimbau guru untuk melakukan asesmen
diagnostik. Asesmen dilakukan di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis
kondisi kognitif dan non-kognitif siswa sebagai dampak pembelajaran jarak jauh.
Apakah Bapak dan Ibu Guru masih ingat strategi Memanusiakan Hubungan dalam
pedoman pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh? Strategi ini menekankan pada
praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif
yang saling memahami antara guru, siswa dan orangtua. Anda dapat menggunakan
strategi memanusiakan hubungan ini pada awal pembelajaran untuk mendapatkan
informasi mengenai profil siswa-siswa Anda, termasuk kondisi non-kognitif dan
kognitifnya.
Anda akan mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai asesmen diagnostik awal
serta manfaat yang akan Anda peroleh dari Asesmen diagnostik awal dengan
membaca infografik berikut ini:
Sekarang, Anda telah memahami mengenai asesmen diagnosis, tujuan dan
manfaatnya. Asesmen diagnosis yang dilakukan di awal pembelajaran jarak jauh,
dilakukan untuk melihat kondisi siswa baik secara non kognitif maupun secara kognitif.
Asesmen diagnosis non kognitif di awal pembelajaran diberikan pada siswa untuk
mengetahui:
Anda dapat mencatat poin-poin penting yang didapat setelah membaca materi tersebut.
Jika sudah selesai, lanjutkan ke aktivitas berikutnya.
Anda telah selesai memah mengenai asesmen diagnosis non kognitif. Jadi apakah
yang dapat membantu guru untuk dapat melakukan asesmen non kognitif secara lebih
efektif?
Benar! Kemampuan untuk melakukan strategi bertanya sangat membantu guru dalam
melakukan asesmen diagnosis awal non kognitif.
Permendikbud Nomor 18 Tahun 2018 menjelaskan bahwa salah satu tugas pokok guru
ialah menilai atau melakukan asesmen untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
Dalam hal ini, guru berperan melakukan diagnosis untuk melihat perkembangan belajar
siswa. Apa tujuannya? Ya, seperti yang Anda pelajari pada topik sebelumnya,
mengamati perkembangan belajar siswa diperlukan agar guru dapat dengan mudah
memberi pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui pemberian umpan
balik.
Akan tetapi, merancang dan melakukan asesmen menjadi tantangan yang dikeluhkan
guru. Tantangan ini semakin terasa dalam kondisi pembelajaran jarak jauh seperti saat
ini. Sebenarnya, asesmen seperti apa yang perlu dikuasai guru? Apakah asesmen
dilakukan hanya di akhir pembelajaran? Pertanyaan tersebut menjadi pokok bahasan
pada topik ini. Mari kita pelajari topik asesmen diagnosis berkala ini hingga selesai.
Lantas, asesmen seperti apa yang dibutuhkan guru? Apakah asesmen hanya berupa
tes tertulis? Miskonsepsi yang sering terjadi asesmen dilakukan secara terbatas dalam
tes tertulis di akhir pembelajaran. Padahal asesmen tidak hanya dilakukan di akhir
materi pembelajaran. Bagaimana bisa? Kita perlu mengetahui bahwa asesmen
pembelajaran dikategorikan dalam tiga jenis, diantaranya:
Pada aktivitas sebelumnya, Anda telah memahami tujuan dan prinsip asesmen
formatif. Apa poin penting yang Anda dapatkan?
Berdasarkan tujuan dan prinsip asesmen formatif dapat diketahui bahwa asesmen
formatif merupakan penilaian yang berorientasi pada proses pembelajaran agar
siswa memperoleh umpan balik dari guru untuk memperbaiki capaian belajarnya.
Umpan balik dan tindak lanjut dalam asesmen formatif diperlukan agar siswa
memaknai pengalaman belajar yang telah dilakukan, tidak hanya hasil yang telah
dicapai.
Orientasi pada proses sebagai salah satu prinsip asesmen formatif pada
pelaksanaannya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Tidak hanya dilihat
dari hasil akhir saja, tetapi guru memantau perkembangan proses belajar siswa,
memberi umpan balik dan tindak lanjut dari hasil yang diperoleh. Jika pada topik
sebelumnya Anda telah mempelajari asesmen diagnosis awal, guru juga perlu
melakukan asesmen diagnosis secara berkala. Terlebih pada pembelajaran jarak
jauh, asesmen diagnosis berkala dapat digunakan untuk memetakan kemampuan
belajar siswa.
Jika dikaitkan dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif, asesmen diagnosis
berkala dapat pula dikatakan sebagai asesmen formatif. Mengapa demikian? Berikut
terdapat infografis tujuan dan prinsip asesmen diagnosis berkala. Anda dapat
membandingkan dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif untuk mencari
keterkaitan antar keduanya.
Bagaimana Bapak Ibu? Apa Anda sudah memahami mengapa asesmen formatif dapat
pula dikatakan sebagai asesmen diagnosis berkala?
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak lanjut
Bagaimana penjelasan setiap tahapannya? Silakan pelajari infografis berikut dan
cermati setiap tahapan yang dipaparkan. Kemudian, Anda dapat memulai untuk
merancang asesmen diagnosis berkala sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa
Anda.
Dengan terbiasanya siswa menjalani proses asesmen formatif sebagai asesmen
diagnostik berkala, siswa akan lebih fokus dan mempunyai rasa memiliki terhadap
proses belajarnya sendiri, terbiasa melihat kualitas pekerjaan melalui umpan balik, dan
memperbaiki kekurangan dirinya. Siswa tidak akan lagi berfokus pada capaian nilai
saja, yang cenderung mendorong mereka menggunakan berbagai cara, bahkan cara
yang kurang jujur.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut terkait penerapan asesmen diagnosis berkala pada
sumber belajar berikut.
Anda telah melihat penjelasan mengenai ketiga kategori pembelajaran jarak jauh. Lalu
bagaimana memilih model pembelajaran yang paling efektif? Bapak dan Ibu guru dapat
melanjutkan ke sesi berikutnya.
Untuk mengadaptasi sebuah model Pembelajaran Jarak Jauh yang efektif baik secara
luring daring, ataupun terpadu, Bapak dan Ibu guru perlu sekali mengenali kebutuhan
siswa. Anda dapat terlebih dahulu menggali informasi terkait kondisi awal siswa
sebelum melaksanakan pembelajaran dengan melakukan asesmen diagnostik awal.
Misalnya mencari informasi mengenai cara belajar murid, kondisi daerah tempat tinggal
terkait akses internet, fasilitas alat bantu berupa gawai yang dimiliki murid/ orang tua
murid, jam belajar efektif, dan lain sebagainya. Hal ini terkait dengan cara 5M
pembelajaran jarak jauh: Memanusiakan Hubungan. Detail mengenai asesmen
diagnostik awal ini sudah dibahas dalam topik pembelajaran ketiga.
Lalu bagaimana memilih model PJJ yang sesuai dengan kebutuhan siswa? Bagaimana
asesmen diagnostik membantu guru mengambil tindak lanjut dan memutuskan model
PJJ yang paling sesuai?
Bapak dan Ibu guru dapat mempelajari contoh panduan proses pemilihan model
pembelajaran dengan memahami kondisi murid yang disusun guru Rizqy Rahmat
Hani berikut ini.
Cara 5M lain yang lain terkait dengan pemilihan model pembelajaran jarak jauh adalah
cara Memberdayakan Konteks. Dimana kondisi murid, kondisi sosial ekonomi, dan
geografis yang berbeda justru dilihat sebagai satu kekuatan untuk mengadaptasi model
pembelajaran jarak jauh yang paling sesuai dan efektif.
Seperti guru praktik baik Guru Titis dari Sanggau. Terkait dengan keterbatasan akses
internet ke daerahnya di pelosok Kalimantan Barat, Guru Titis tidak dapat
melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring. Untuk dapat menjangkau siswa-
siswa nya secara luas, Guru Titis memilih menggunakan model pembelajaran
menggunakan siaran radio daerah setempat. Siswa tetap mendapatkan hak belajar,
terfasilitasi kebutuhannya dan tujuan belajar tetap bisa dicapai.
Bapak dan Ibu Guru, untuk mengetahui lebih jauh bagaimana guru-guru di berbagai
daerah memilih model PJJ dan memandu murid melibatkan sumber daya dan
kesempatan di dalam komunitas sebagai sumber belajar, Anda dapat membaca praktik-
praktik baik pembelajaran jarak jauh pada tautan Surat Kabar Guru Belajar edisi
Sekolah Lawan Corona.
Anda tentu telah mendapatkan semakin banyak informasi dan inspirasi untuk
melakukan pemilihan model pembelajaran jarak jauh yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan karakter dan kondisi siswa Anda.
Pada sesi sebelumnya, Bapak dan Ibu guru telah memahami prinsip mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran serta manfaatnya bagi pembelajaran.
Sebelumnya melangkah lebih lanjut, mari kita pelajari piramida pengalaman belajar oleh
Edgar Dale berikut ini.
Menurut penelitian Dale, metode yang paling tidak efektif berada di bagian teratas
piramida dan metode yang paling efektif berada di bagian paling bawah. Pengalaman
belajar diberikan dengan tujuan mewakili kenyataan atau hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yang nyata. Semakin jauh Anda bergerak ke bawah piramida,
semakin besar pengalaman pembelajarannya dan semakin banyak informasi yang
mungkin disimpan siswa.
Hal ini juga menunjukan bahwa ketika memilih metode pembelajaran, penting untuk
Bapak dan Ibu guru ingat bahwa pelibatan siswa dalam proses memperkuat retensi
pengetahuan yang didapatkannya. Dengan melihat piramida pengalaman belajar Dale
diatas, maka Bapak dan Ibu guru dapat menghubungkan keterkaitan antara tujuan
pembelajaran, pengalaman belajar dengan pilihan metode pembelajaran, serta
penggunaan teknologi dan media pembelajaran, serta berbagai sumber belajar.
Dari piramida tersebut, bagian mana yang paling sering Anda gunakan selama ini?
Aktivitas apa yang sering Anda lakukan dalam pembelajaran di kelas? Jika Anda
diminta memilih kegiatan yang baru di kelas, Apa yang Anda ingin lakukan? Silahkan
berikan komentar Anda pada kolom komentar dibawah ini.
Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam teknologi pembelajaran. Dalam
menerapkan teknologi pembelajaran guru harus menggunakan media agar dapat
menyampaikan pesan berupa konsep atau konten pembelajaran sehingga siswa dapat
dengan menerimanya dengan baik. Teknologi pembelajaran tidak akan bisa mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik tanpa adanya media yang dipilih dan digunakan.
Mari kita sama-sama mempelajari penjelasan mengenai media pembelajaran berikut ini
Kerucut pengalaman Dale akan membantu Bapak dan Ibu guru untuk
mempertimbangkan pengalaman belajar seperti apa yang diharapkan dan memilih
media yang sesuai berupa media audio, visual, audio visual, atau multimedia.
Sumber belajar dapat memberikan informasi yang diperlukan murid dalam proses
pembelajaran, serta memberikan kesempatan belajar seketika, dimana siswa dapat
menerima informasi langsung. Selain itu sumber belajar juga dapat mengurangi
kesenjangan antara informasi yang bersifat verbal dan abstrak dengan informasi yang
konkrit dan sesuai realitas.
Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga diharapkan dapat mengubah pola
pembelajaran, yaitu: