Anda di halaman 1dari 4

POLITEKNIK SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

KESEHATAN MENGHITUNG MAP (MEAN ARTERIAL PRESSURE)


KEMENKES No Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
KALTIM Dokumen 1/2 Poltekkes Kemenkes Kaltim,

1. Tujuan MAP dibutuhkan agar pembuluh darah elastis dan tidak pecah serta otak tidak
kekurangan oksigen / normal MAP adalah 70-100 mmHg. Apabila <70 atau >100
maka tekanan rerata arteri itu harus diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan
atau menurunkan tekanan darah pasien tersebut.
2. Ruang 1. Indikasi : pasien dengan gangguan perfusi (aliran darah)
Lingkup 2. Kontra indikasi : tidak ada
3. Acuan Modul Pelatihan ICU Basic, 2015
4. Definisi Tekanan rata-rata arteri, menggambarkan perfusi rata-rata dari peredaran darah
sistemik. (Normal range 70-90 mmHg)
5. Prosedur Komponen Ya Tdk
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik/waktu/tempat

Fase Kerja
1. Persiapan Alat
- Tensimeter
- Stetoskop
- Alat tulis
2. Persiapan Lingkungan
- Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta
kooperatif
3. Persiapan Pasien
- Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Pastikan pasien dalm keadaan aman untuk dilakukan
tindakan

4. Cara Kerja
a. Cuci tangan, gunakan sarung tangan
b. Melakukan pengukuran tekanan darah
c. Setelah mendapatkan nilai sistolik dan diastolik, maka
untuk mendapatkan nilai MAP dengan rumus sebagai
berikut :
MAP = DP + 1/3xPP atau MAP = SP + (DP x 2) / 3
Keterangan :
Periode sistolik 1/3 siklus jantung
Periode 2/3 siklus jantung
SP : tekanan sistolik (Sistolik Pressure)
DP : tekanan diastolik (Diastolik Pressure)
PP : tekanan nadi (Pulse Pressure)
PP = SP-DP
d. Setelah didapatkan hasilnya, lakukan pencatatan.
Fase Terminasi
Evaluasi respon pasien
:
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif :

S i k a p:
- Teliti dalam melakukan penilaian kelayakan pasien
- Peka terhadap reaksi pasien.
- Koordinasi dan bertanggung jawab dengan ketua tim
setempat

POLITEKNIK SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


KESEHATAN OBSERVASI TANDA-TANDA SYOK
KEMENKES No Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
KALTIM Dokumen 1/2 Poltekkes Kemenkes Kaltim,

1. Tujuan Agar sirkulasi/ hemodinamik tubuh kembali berfungsi normal


2. Ruang 1. Indikasi : Pasien syok
Lingkup 2. Kontra indikasi : tidak ada
3. Acuan Jurnal Gaster, Vol.7 No.2 Agustus, 2010
4. Definisi Tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi tubuh yang tadinya
terhenti atau terganggu
5. Prosedur Komponen Ya Tdk
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi kondisi pasien
c. Kontrak : topik/waktu/tempat

Fase Kerja
1. Persiapan Alat
- Tensimeter
- Stetoskop
- Termometer
- Handscoon
- Alat tulis

2. Persiapan Pasien
- Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
- Pastikan pasien dalm keadaan aman untuk dilakukan
tindakan

3. Cara Kerja
Diagnosis syok secara cepat dapat ditegakkan dengan :
a. Tidak teraba atau melemahnya nadi radialis/nadi karotis:
Nadi carotis dapat diraba dengan menggunakan 2 atau 3
jari menempel pada daerah kira-kira 2 cm dari garis
tengah leher atau jakun pada sisi yang paling dekat
dengan pemeriksa. Waktu yang tersedia untuk mengukur
nadi carotis sekitar 5 – 10 detik.
b. Pasien tampak pucat
c. Ekstermitas teraba dingin
d. Berkeringat dingin dan memanjangnya waktu
pengisian kapiler (capilary refill time > 2 detik)

Secara umum muncul dengan tanda klinis, sebagai berikut :


- Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah
- Capillary refill time > 2 detik
- Nafas cepat
- Nadi cepat > 100
- Tekanan darah sistole < 90-100
- Kesadaran : gelisah s/d koma
- Pulse pressure menyempit
- JVP rendah
- Produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam
- Perkiraan besarnya tekanan darah sistolik jika nadi teraba
di : radialis : > 80 mmHg, femoralis : > 70 mmHg, Carotis
:
> 60 mmHg

Secara khusus tanda klinis syok sebagai berikut :


a. Syok Hipovolemik
- Hipotensi
- Pucat
- Berkeringat dingin
- Sianosis
- kencing berkurang
- Oligouria
- Gangguan kesadaran
- Sesak nafas.
(Tambunan Karmel, dkk, 1990, hal 6).

b. Syok Septik/ Syok Bakteremik


Fase Hiperdinamik/ Syok panas (warm shock):
- Hiperventilasi
- Tekanan vena sentral meninggi
- Indeks jantung naik
- Alkalosis
- Oligouria
- Hipotensi
- Daerah akral hangat
- Tekanan perifer rendah
- Laktikasidosis
Fase Hipodinamik:
- Tekanan vena sentral menurun
- Hipotensi
- Curah jantung berkurang
- Vasokonstriksi perifer
- Daerah akral dingin
- Asam laktat meninggi
- Keluaran urin berkurang

c. Syok Neurogenik
- Tekanan darah turun
- Nadi tidak bertambah cepat, bradikardi sesudah pasien
menjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat
- Kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.

d. Syok Kardiogenik
- Pasien tidak sadar atau hilangnya kesadaran secara tiba-
tiba.
- Sianosis
- Dingin (Skeet Muriel.,1995, 70)

Fase Terminasi
Evaluasi respon pasien
:
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif

S i k a p:
- Teliti dalam melakukan penilaian kelayakan pasien
- Peka terhadap reaksi pasien.
- Koordinasi dan bertanggung jawab dengan ketua tim

Anda mungkin juga menyukai