Oleh :
Marcella Agatha Nathania Rimporok
PE-B /101320076
JAKARTA
2020/2021
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban yang saya tulis disini merupakan hasil
pengerjaan sendiri. Jika ada sumber yang digunakan, maka saya mencantumkan sitasinya
dalam teks serta referensinya di daftar pustaka.
Yang Menyatakan,
Tiga faktor yang dapat menyebabkan terjadi proses metamorfosa tersebut sehingga
mengakibatkan proses terbentuknya batuan metamorf, antara lain:
1. Perubahan Tempetur
Perubahan temperatur dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti adanya
pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradient geothermal.
2. Perubahan Tekanan
Tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya proses metamorfosa pada dasarnya
bervariasi.
3. Aktivitas Kimiawi
Ativitas kimiawi fluida maupun gas yang berada pada jaringan antara butir batuan,
mempunyai peranan penting dalam proses metamorfosa. Hal ini dikarenakan memang
fluida aktif memiliki banyak peran, yaitu air, karbon dioksida, asam hidroklorik, dan
hidroflorik.
4. Waktu
Reaksi kimia yang terlibat dalam metamorfosa, selama re-kristalisasi, dan pertumbuhan
mineral-mineral baru terjadi pada waktu yang sangat lambat.
(Geost, 2017)
2. Metamorfosa Lokal
Metamorfosa lokal merupakan proses metamorfosa yang terjadi di daerah yang sempit, yaitu
diantara kisaran beberapa meter hingga kilometer saja. Metamorfosa ini dibagi menjadi 6
macam, diantaranya:
• Metamorfosa Kontak terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak
massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh
panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta deformasi akibat gerakan massa.
Batuan yang dihasilkan pada proses metamorfosa kontak ini umumnya memiliki butir-
butir halus.
• Metamorfosa Kaustik/Thermal/Optalic (Pirometamorfosa) merupakan jenis khusus
dari metamorfosa kontak yang menunjukkan suatu efek hasil temperatur yang tinggi pada
kontak batuan dengan magma pada kondisi volkanik atau quasi volkanik. Adapun
contohnya ialah pada xenolith atau pada zone dike.
• Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik terjadi pada daerah yang
mengalami deformasi intensif, seperti pada pahatan. Adapun batuan yang dihasilkan pada
metamorfosa kataklastik ini memiliki sifat non-foliasi, di mana juga dikenal sebagai fault
breccia, fault gauge ataupun milonit.
(Geost, 2017)
JAWABAN PERTANYAAN – 3
Sebutkan dan jelaskan tekstur dan struktur dari batuan metamorf beserta contoh
gambarnya (hanya gambar tekstur)!
a. Foliasi
Foliasi adalah hubungan tekstur yang memperlihatkan orientasi kesejajaran. Orientasi
kesejajaran mineral ini tidak berhubungan dengan perlapisan batuan sedimen. Foliasi juga
mencerminkan derajat metamorfisme. Jenis-jenis foliasi di antaranya:
1. Gneissic: perlapisan dari mineral-mineral yang membentuk jalur terputus-putus, dan
terdiri dari tekstur lepidoblastik dan granoblastik.
2. Schistosity: perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari selang-seling
tekstur lepodoblastik dan granoblastik.
3. Phyletic: perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari tekstur
lepidoblastik.
4. Slaty: merupakan perlapisan, umumnya terdiri dari mineral yang pipih dan sangat
luas.
b. Non-foliasi
Batuan metamorf yang tidak berfoliasi dapat menunjukkan tekstur granulose. Pada tekstur ini
berbentuk butir, berukuran relatif sama, atau masif. Batuan metamorf non-foliasi yang berasal
dari hasil metamorfisme dinamis, umumnya harus diamati secara langsung di lapangan.
(Laboratorium Geologi Fisik, 2019)
JAWABAN PERTANYAAN – 4
Jelaskan proses pembentukan Gneiss, schist, slate, dan phyllite kemudian urutkan berdasarkan derajat
metamorfismenya dari yang terendah sampai yang tertinggi!
a) Gneis (gneiss) adalah batuan hasil metamorfisme derajat tinggi yang bersifat faneritik dengan
ukuran butir kasar. Batuan gneiss dapat berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen.
tserpih dan napal sehingga batuan ini memiliki komposisi kuarsa, feldspar dan mineral-mineral
mafic. Mineral-mineral yang pipih atau merabut (menyerat) contohnya klorit, mika, granit,
hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit
b) Schist, memiliki tekstur yang khas yaitu kepingan-kepingan dari mineral-mineral yang sejajar
dan teratur, dan mengandung mineral feldspar, augit, hornblende, garnet, epidot. Derajat
metamorfosa batuan ini lebih tinggi dari filit.
c) Slate merupakan peralihan dari batuan sedimen ke metamorf yang berbutir halus, bidang
foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan mineral. Jenis mineral seringkali tidak dapat
dikenal secara megakopis karena butiranya sangat halus. Komposisi mineral terdiri dari
mineral lempung dan serisit. Batuan ini bersifat kompak dan keras. Derajat metamorfisme
batuan ini paling rendah.
d) Filit (phyllite), merupakan peralihan dari batusabak ke sekis. Batuan ini berkomposisi mineral
mika (megaskopis), pipih, belahan phyllitic, berkilap sutera pada bidang foliasinya , dan
terdapat mineral-mineral lain, seperti turmalin dan garnet. Derajat metamorfisme batuan filit
lebih tinggi dari slate.