Anda di halaman 1dari 2

Nofal Mahdi – 15117012

Pada praktikum kali ini, praktikan diperintahkan untuk melakukan stake out vertikal dengan
menggunakan dua metode yang berbeda, yaitu metode simetris dan metode asimetris. Pada
tempat dilakukannya praktikum, praktikan memilih tempat yang relatif datar. Pada saat
melakukan pematokan praktikan menandai ketinggian pada patok dengan menggunakan
pulpen atau dengan menempelkan kertas pada patok. Hasil yang didapatkan pada kedua
metode tersebut idealnya sama. Tetapi pada kenyataanya bisa saja berbeda karena ada
beberapa faktor kesalahan yang mungkin dapat terjadi pada saat sedang melakukan
praktikum. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wolf dan Ghilani yaitu, prinsip dasar dari teori
kesalahan menyatakan bahwa setiap pengukuran selalu mempunyai kesalahan, atau
pengukuran tanpa kesalahan adalah tidak mungkin (Wolf and Ghilani, 1997). Sehingga tidak
mungkin untuk mendapatkan nilai hasil pengukuran atau pengamatan yang sama dengan nilai
sebenarnya. Kesalahan yang mungkin terjadi yaitu :

- Kesalahan bersumber dari alat


Kesalahan juga dapat bersumber dari alat, kesalahan yang bersumber dari alat disebut
juga dengan kesalahan sistematik. Contoh dari kesalahan sistematik ini seperti garis bidik
tidak tegak lurus dengan sumbu mendatar, jarum kompas tidak benar-benar lurus dan
lain-lain.
- Kesalahan yang bersumber dari manusia
Kesalahan yang bersumber dari manusia dapat terjadi pada saat melakukan centering dan
leveling tidak tepat. Centering yang tidak tepat dapat berakibat pada pengukuran sudut,
dan akan menyebabkan sudut yang diukur menjadi tidak tepat. Leveling yang tidak tepat
juga dapat mempengaruhi hasil pengukuran, hasil pengukuran yang didapatkan menjadi
tidak akurat. Kemudian, terdapat kesalahan dari kurang fokusnya pembidikan dan kurang
tepat berada di tengan prisma yang dibidik. Penjagaan alat dari orang yang berlalu lalang
juga masih kurang baik.
- Kesalahan yang bersumber dari alam
Pada saat melakukan praktikum cuaca yang terjadi adalah cerah dan agak terik. Cuaca
yang panas dan terik akan berpengaruh pada saat melakukan pengukuran menggunakan
ETS, karena ETS sangatlah sensitif terhadap temperatur yang panas. Apabila matahari
sudah tinggi yaitu berada antara jam 11.00 – jam 14.00, panas matahari pada waktu itu
akan menimbulkan adanya gelombang udara yang dapat terlihat melalui teropong.
Dengan demikian, gelombang udara didepan rambu akan terlihat sehingga angka pada
rambu ikut bergelombang dan sulit untuk dibaca. Udara yang panas juga dapat
menyebabkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ETS ke prisma akan
mengalami refraksi sehingga gelombang elektromagnetik yang dipancarkan tidak akan
sempurna dan akan mempengaruhi pada hasil pengukuran yang didapatkan. Untuk itu
pada saat praktikum kami memayungi ETS agar pengukuran yang didapatkan menjadi
lebih tepat.
Sebelum dilakukan praktikum praktikan tidak melakukan pengecekan kesalahan kolimasi dan
indeks terlebih dahulu sehingga praktikan tidak mengetahui kelayakan dari alat yang dipakai
untuk melakukan pengukuran. Ada kendala yang praktikan hadapi ketika sedang melakukan
pengukuran yaitu, permukaan tanah tempat praktikan melakukan pengukuran tidakterlalu
datar sehingga apabila ada permukaan tanah yang lebih tinggi dari titik patok maka titik patok
bisa saja tenggelam dan tidak bisa terpatok. Lalu kendala selanjutnya adalah patok yang
dimiliki praktikan tidak terlalu tinggi sehingga ada beberapa titik yang sulit dipatok oleh
praktikan.

Anda mungkin juga menyukai