Diajukan sebagai Salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Akademi
Disusun Oleh:
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
masih sering terjadi, dengan jumlah yang masih tinggi. Pada tahun 2010
terjadi kejadian luar biasa di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang,
kematian 239 orang (2,94%). Tahun 2010 terjadi kejadian luar biasa di 24
kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang
perubahan jumlah, konsistensi, frekwensi, dan warna dari tinja (Immas Laila,
2019). Sedangkan menurut FKUI ( 2017 ) gatroentritis adalah pola buang air
besar yang tidak normal dengan bentuk tinja encer serta adanya peningkatan
sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya
hingga 3 kali atau lebih dalam sehari. Dengan kata lain, gastroentritis adalah
buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan.
Kandungan air pada tinjan lebih banyak dari biasanya atau frekuensi buang
air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak (Puri Mahayu,
terdapat 2,15% sedangkan pada tahun 2019 terdapat sekitar 4,5% (Kemeskes
RI, 2019).
(Vibrio cholerae, Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, dan bakteri
mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, dan feses
defekasi, anus atau sekitarnya lecet karena feses makin lama menjadi
kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi enzim laktase, kejang dan
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah
cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan 8
saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar
perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini
ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium,
dalam lima tingkat prioritas. Tingkat yang paling mendasar atau pertama
dihargai dan harga diri, yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan,
pencapaian, dan nilai diri. Tingkat yang terakhir adalah kebutuhan untuk
dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak
Terutama diare pada anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan
Rumah Sakit, khususnya Rumah Sakit Fatima Parepare, penulis tertarik untuk
1. Bagi penulis
pendidikan.
2. Rumah Sakit
3. Pasien
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Parepare.
2. Tujuan Khusus
pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
konsistensi faeses menjadi cairan dan perut terasa mulas ingin buang
air besar, secara praktis dikatakan diare bila frekuensi lebih dari 3 kali
a. Mulut.
Jalan masuk makanan yang dilapisi oleh selaput, dimana dalam mulut
dicerna oleh bantuan lidah dimana di lidah ada kelenjar ludah yang
membungkus bagian-bagian dari makanan denagn enzim-enzim
b. Faring
infeksi.
c. Esophagus
d. Gaster (Lambung)
8,4 kaki atau dua setengah meter. PH medium pada bagian dari
3) Ileum adalah bagian akhir dari usus halus di satu sisi terhubung
f. Usus Besar
Yang menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri coli dan
2) Kolon asendens
3) Apendiks
4) Kolon transversum
5) Kolon sigmoid.
g. Anus
3. Etiologi
a. Infeksi
5) Jamur (Kandida)
b. Malabsorbsi
c. Makanan
1) Makanan basi
2) Makanan beracun
3) Alergi terhadap makanan
d. Imunodefisiensi
e. Psikologis
4. Patofisiologi
bagian kripta vili dan menghambat absorbsi cairan. Sebagai akibat dari
makanan akan menyebabkan makanan atau zat yang tidak dapat diserap
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
Selain itu nyeri perut atau kram perut timbul karena metabolisme
klien akan merasa mual dan muntah dan nafsu makan menurun. Karena
Bila keadaan ini terus berlanjut dan klien tidak mau makan maka
air tubuh juga kehilangan Na, K dan ion karbohidrat. Bila keadaan ini
cepat, tekanan darah menurun, klien sangat lemah bahkan sampai keadaan
menurun. Selain itu, akibat lain dari kehilangan cairan ekstrasel yang
Gastroentritis
Nyeri
Mual, muntah, Peningkatan suhu
kembung, tubuh
anoreksia
Hipetermi
Asupan nutrisi
tidak adekuat
Ketidakseimbangan
butrisi kurang dari
kebutuhan
6. Manifestasi klinik.
empedu.
f. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare, bila telah
badan menurun.
(kusmaul).
7. Pemeriksaan Penunjang
kejang.
8. Penatalaksanaan.
(teori rumatan)
d. Obat-obatan
dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala dehidrasi yang
meliputi:
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemia
enzim laktosa.
g. Malnutrisi energy protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
DAN ELIKTROLIT
1. Definisi
tubuh. Bahkan pada kasus yang cukup berat, kondisi ini bisa
2. Batasan karakteristik
a. Mayor
b. Minor
5) Haus, mual/anoreksia
1) Gagal ginjal
2) Anoreksia nervosa
3) Diabetes mellitus
4) Penyakit chron
5) Gastroenteritis
6) Pankreatis
7) Cedera kepala
8) Kanker
9) Trauma multiple
10)Luka bakar
ELEKTROLIT
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90%
dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari
a. Rasa dahaga Mekanisme rasa dahaga yang dialami setiap individu adalah
sebagai berikut:
sensasi haus.
c. Aldosteron Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
s
D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
yang diberikan kepada individu dan masyarakat baik sehat maupun sakit
1. Pengkajian Keperawatan
merencanakan keperawatan.
2. Pengumpulan data
informasi (data-data) yang lengkap dari pasien, catatan medis dan dari
profesi lain termasuk test diagnostik, data dasar pasien dapat dikumpulkan
a. Biodata
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian dan
keluhan
c. Riwayat kesehatan.
dioperasi.
dideritanya.
5) Riwayat spiritual
Yang dikaji dalam hal ini adalah bagaimana ketaatan pasien dalam
utama adalah:
sistematik.
stetoskop.
c) Pola eliminasi
dan ansietas.
b) Sirkulasi
c) Integritas ego
d) Eliminasi
atau berair.
e) Makanan/cairan
f) Nyeri/Kenyamanan
berpindah-pindah.
h) Interaksi social
3. Diagnosa Keperawatan
4. Perencanaan
a. Tujuan
b. Intervensi
yang adekuat.
adekuat.
6. Evaluasi
yang diberikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan
parepare 2019.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk studi tertentu dan
parepare.
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
1. Gastrentritis
2. Pemenuhan Cairan
E. Instrumen Penelitian
Alat atau instrmen pengumpulan data yang digunakan dalam kegiataan
studi dokumentasi
2. Alat kesehatan
1. Observasi
2. Wawancara
Moleong ,2016).
tahun 2019.
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi Data
Data dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan
3. Penyalinan Data
gastroentritis.
D. Etika Penelitian
permohonan izin kepada instasi tempat pelaksanaan studi kasus, dalam hal ini
dapat dilakukan dengan menekankan masalah etika studi kasus yang meliputi:
maka subyek tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak
pasien.
3.Confidentiality (Kerahasiaan)