Kelas: 12 MIPA 3
TUGAS AGAMA
1. Pengertian waris menurut istilah dan bahasa
Pengertian waris menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu (baik itu materi atau
non-materi) dari orang yang satu ke orang yang lain. Waris ini mengakar pada kata
Al-Irts atau pun Al-Mirats. Adapun menurut ISTILAH, pengertian waris adalah
berpindahnya harta (hak dan kewajiban) mereka yang sudah wafat kepada golongan
yang disebut dengan ahli waris yang merupakan kerabat atau karena adanya hubungan
perkawinan sesuai dengan aturan syariat islam
ع ِم ْن أ ُ َّمتِي
ُ َوهُ َو أَ َّو ُل َش ْي ٍء يُ ْن َز، فَإِنَّهُ نِصْ فُ ْال ِع ْل ِم َوهُ َو يُ ْن َسى،ض َو َعلِّ ُموهَا
َ ِيَا أَبَا هُ َر ْي َرةَ تَ َعل َّ ُموا ْالفَ َرائ
١٣- ت تَجْ ِري ِمن تَحْ تِهَا األَ ْنهَا ُر خَ الِ ِدينَ فِيهَا َو َذلِكَ ْالفَوْ ُز ْال َع ِظي ُم
ٍ تِ ْلكَ ُحدُو ُد هّللا ِ َو َمن يُ ِط ِع هّللا َ َو َرسُولَهُ يُ ْد ِخ ْلهُ َجنَّا
Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan
Memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung. (13)
ٌ ْص هّللا َ َو َرسُولَهُ َويَتَ َع َّد ُحدُو َدهُ يُ ْد ِخ ْلهُ نَاراً خَ الِداً فِيهَا َولَهُ َع َذابٌ ُّم ِه
- ١٤- ين ِ َو َمن يَع-
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya,
niscaya Allah Memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan
mendapat azab yang menghinakan.(14)
Qs. An-Nisaa : 8
ْ ُض َر ْالقِ ْس َمةَ أُوْ ل
ُوا ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َوالمـ َسا ِكينُ فَارْ ُزقُوهُم ِّم ْنه َ َوإِ َذا َح
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka
berilah mereka dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (8)
Qs. An-Nisaa : 176
ك َوهُ َو يَ ِرثُهَا إِن لَّ ْم يَ ُكن لَّهَا َولَ ٌد فَإِن َ ت فَلَهَا نِصْ فُ َما ت ََرٌ ْس لَهُ َولَ ٌد َولَهُ أُ ْخ َ َك قُ ِل هّللا ُ يُ ْفتِي ُك ْم فِي ْال َكالَلَ ِة ِإ ِن ا ْم ُر ٌؤ هَل
َ ك لَي َ َيَ ْستَ ْفتُون
هّللا
ضلوا َو ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء ْ ُّ َ هّللا ُ ِّ ْ َّ
ِ َِّجاالً َونِ َساء فَلِلذ َك ِر ِمث ُل َحظ األنثَيَ ْي ِ}ن يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ْم أن ت ْ ْ
َ ك َوإِن َكانُوا إِخ َوةً ر َ َكانَتَا ْاثنَتَ ْي ِن فَلَهُ َما الثلثَا ِن ِم َّما ت ََر
ُ ُّ
١٧٦- َعلِي ٌم-
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang Kalālah). Katakanlah, “Allah Memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi
mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua
dari harta yang ditinggalkannya, dan saudara-nya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta
saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua
orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli
waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang
saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah Menerangkan (hukum
ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (176)
Qs. Al-Fajr : 19
َ َوتَأْ ُكلُونَ ال ُّت َر-
١٩- ً اث أَ ْكالً لَّ ّما
“sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan
yang haram)” (19)
Kedua, melunasi utang. Kewajiban melunasi utang dilakukan oleh orang yang berhutang
sendiri. Orang lain tidak berkewajiban melunasi utang si mayit. Untuk itu, keluarga
berkewajiban sebatas pada melaksanakan pembayaran utang tersebut.
Pelunasan utang di atas diambil dari harta yang ditinggalkan pewaris. Jika harta yang
ditinggalkan kurang, keluarga tidak berkewajiban untuk melunasi utang si mayit.
Keluarga hanya memiliki kewajiban moral untuk melunasi. Untuk itu di Indonesia,
biasanya sebelum acara pemakaman selalu dari pihak keluarga menyampaikan kesiapan
untuk melunasi seluruh utang pewaris.
Terkait ini, tidak boleh seseorang berutang jika dia yakin tidak mampu untuk membayar.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa sikap Rasulullah Saw ketika menolak untuk
menyolatkan jenazah yang belum melunasi utangnya. Sikap Rasulullah Saw tersebut
ingin menunjukkan bahwa utang itu bukan persoalan sederhana.