Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PAI

KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM DI DUNIA

Nama: Nadia Gania Syifa


Kelas : 12 MIPA 3

SMAN 7 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
kemunduran dunia Islam.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin. Namun tidak lepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun
bahasa, maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah sejarah kemundura islam.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini tentang kemunduran
dunia Islam ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Sudah menjadi sunatullah bagi manusia sebagai hamba Allah dimuka bumi yang memiliki
sifat-sifat kelebihan dan kekurangan, tidak hanya terjadi terhadap manusia saja bahkan
kepada makhluk yang lain pun seperti itu. Islam sebagai agama Tuhan yang diturunkan
kemuka bumi lewat orang-orang yang dipercaya keshalihannya oleh Tuhan untuk
disebarkan di muka bumi dengan tujuan supaya manusia kembali kefitrahnya sebagai
makhluk yang menghamba kepadaNya.

Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat menarik dan
santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika
Islam dipimpin para khalifah yang empat, islam mengalami perluasan-perluasan wilayah,
sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya
para khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada pembenahan
administrasi Negara.

Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam mengalami kemajuan-
kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan
dengan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi
setelah beberapa abad lamanya Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan
pindah ke negeri barat.

Dalam garis besarnya sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode besar:
1. Periode klasik (650-1250 M) yang terdiri dari dua fase :
- Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M)
- Fase disintegrasi (1000-1250 M)
2. Periode pertengahan (1250-1800 M) dibagi ke dalam dua fase :
- Fase kemunduran (1250-1500 M)
- Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M)
3. Periode modern (1800-seterusnya)
Ada periodisasi yang dikemukakan oleh Marshall Hodgson, yang dikutip oleh Syafiq A.
Mughni. Ia membagi sejarah Islam ke dalam tiga masa :
1. Klasik (abad ke 7-10)
2. Pertengahan (abad ke 10-15)
3. Modern (abad ke 16-20)
Oleh karena itu penulis akan lebih spesifik dalam mengeksplorasi kemajuan dan
kemunduran islam yang digambarkan sepintas diatas pada periode klasik (650-1000 M), dan
periode pertengahan (1250-1500 M) sebagai fase kemunduran

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana kemajuan islam didunia?
2. Apa faktor yang menyebabkan kemajuan perdaban islam?
3. Bagaimana masa kemunduran islam tahun 1250-1500 di berbagai negara?
4. Apa faktor eksternal dan internal kemunduran peradaban islam?
5. Apa upaya yang dilakukan untuk merebut kejayaan islam Kembali?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Agar kita dapat mengetahui kemajuan islam didunia
2. Agar kita mengetahui faktor yang menyebabkan kemajuan
3. Agar kita memahami kemunduran islam di berbagai negara
4. Agar kita mengetahui faktor eksternal dan internal kemunduran islam
5. Agar kita mengetahui upaya yang dilakukan untuk merebut islam Kembali
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 kemajuan peradaban islam di dunia


Periode Klasik
"Ini merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan Islam dan dibagi ke dalam
dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 – 1000
M). Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M)," menurut Syamruddin.

Pada masa inilah daerah Islam meluas dari Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan
Barat dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk
kepada kekuasaan Islam.

Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu anifah,
Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Asya’ri, Imam al-
Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi.
Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi,
al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Ibn Hayyam, al-
Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lainnya.

Ilmu pengetahuan baik dalam bidang agama, umum dan kebudayaan juga ikut
berkembang. Namun pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang
politik mulai pecah.

"Kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan


dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan
politik umat Islam hilang," ungkap Syamruddin.

Periode Pertengahan
Syamruddin juga membagi periode pertengahan sejarah peradaban Islam dengan dua
fase yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar.

Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan
disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga
antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua.

Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir
dan Afrika utara. Bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil,
Persia dan Asia tengah. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan Arab.
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800
M). Tiga kerajaan besar
tersebut adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan
Mughal di India.

Sama seperti fase sebelumnya, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali di
masa ini. Ujungnya adalah umat Islam semakin mundur dan statis saat tiga kerajaan
mendapat banyak tekanan.

"Masa kemunduran, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa


Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan
Usmani terpukul di Eropa," tulis Syamruddin.

Periode Modern
Syamruddin menyebutkan, "Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman
kebangkitan umat Islam."

Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan menjadi ancaman. Itu dimulai sejak jatuhnya Mesir ke tangan Barat.

Pada periode modern umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat.
Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu
dan kekuatan umat Islam kembali.

"Karena umat Islam heran melihat alat-alat ilmiah seperti teleskop, mikroskop, alat-
alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan huruf Latin, Arab
dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon. Jadi, di periode modern ini, timbullah
pemikiran-pemikiran, ide-ide mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana
mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam," ungkap Syamruddin.

2.2 faktor yang menyebabkan kemajuan perdaban islam?


1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain

Asimilasi dengan bangsa lain membuat perkembangan ilmu pengetahuan cukup terbantu.
Salah satunya adalah asimilasi dengan Persia, yang pengaruhnya sangat kuat di bidang
pemerintahan. Selain itu, juga berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra.
Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, matematika, dan astronomi, sedangkan
pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjamahan dalam banyak bidang ilmu,
terutama filsafat.

2. Gencarnya Gerakan Penerjemah


Dalam proses terjemahan ini dilakukan dalam tiga fase, yaitu sebagai berikut.

 Pada masa Khalifah Al-Mansyur hingga Harun ar-Rasyid. Pada fase ini penerjemahan
didominasi oleh karya-karya di bidang astronomi dan mantik.
 Pada masa Khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemahkan adalah bidang filsafat dan kedokteran.
 Setelah tahun 300H. Dalam fase ini proses penerjemahan semakin berkembang,
terutama setelah adanya pembuatan kertas.

3. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri

Hal ini ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam, madrasah-
madrasah dan universitas-universitas yang merupakan pusat-pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Islam. Pada masa ini pendidikan Islam berkembang seiring
dengan perkembangan dan kemajuan-kemajuan budaya Islam sendiri yang berlangsung
sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awalnya memang merupakan
perpaduan antara unsur-unsur pembawaan ajaran Islam sendiri dan unsur-unsur yang
berasal dari luar, yaitu dari unsur budaya Persia, Yunani, Romawi, dan India dan unsur
budaya lainnya.

Kemudian, dalam perkembangannya potensi atau pembawaan Islam tidak merasa cukup
hanya menerima saja unsur budaya dari luar itu, tetapi juga mengembangkannya lebih jauh
sehingga kemudian warna dan unsur-unsur Islamnya tampak lebih dominan dalam
perkembangan Ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan-Kemajuan tidak hanya dalam
ilmu pengetahuan keagamaan saja, tetapi juga dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
pada umumnya.

4. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani

Majunya pola pikir filsuf Yunani memberikan motivasi bagi ilmuan muslim untuk lebih
banyak berkarya dalam kemajuan pendidikan Islam sehingga muncul ilmuan, seperti Jabir
bin Hayyan, Al-Kindi, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Farabi, Ibnu Umay Kayyam, dan Ibnu Ruyd.

5. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengatahuan

Para Ilmuan Islam senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kemajuan
ilmu dengan cara belajar dan membaca buku-buku yang bermanfaat.
2.3 masa kemunduran islam tahun 1250-1500 di berbagai negara

 Baghdad
Jatuhnya kota Baghdad di tangan Hulagu Khan pada tahun 1250 M. bukan saja pertanda
yang awal dari berakhirnya supremasi Khilafah Abbasyiyah dalam dominasi politiknya, tetapi
berdampak sangat luas bagi perjalanan sejarah umat Islam. Karena ini merupakan titik awal
kemunduran umat Islam dibidang politik dan peradaban Islam yang selama berabad-abad
lamanya menjadi kebanggaan umat.

Dalam sejarah dinasti Abbasiyah ada dua faktor penyebab kemunduran peradaban islam di
Baghdad yaitu :
1. Faktor Intern
a. Kemewahan hidup di kalangan penguasa
Setiap Kahalifah cenderung ingin lebih mewah daripada pendahulunya. Kondisi ini memberi
peluang kepada tentara profesional asal turki untuk mengambil alih kendali peperintahan
b. Perebutan Kekuasaan antara keluarga Bani Abbasiyah
Perebutan kekuasaan dimuali sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin, dan setelah Al
Mutawakkil wafat , pergantian khalifah terjadi secara tidak wajar, ada yang wafat karna
dibunuh, diracun dan diturunkan secara paksa.
c. Konflik keagamaan
2. Faktor Ekstern
a. Banyaknya peberontakan
b. Dominasi bangsa Turki
c. Dominasi bangsa Persia

Namun selain dua faktor kemunduran itu, ada faktor-faktor lain juga yang menyebabkan
jatuh dan hancurnya Baghdad yang berada pada dinasti Abbasiyah tersebut, di antaranya:
1. Lemahnya semangat patriotisme negara, menyebabkan jiwa jihad yang diajarkan islam
tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
2. Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat, sehingga kerusakan moral
dan kerendahan budi menghancurkan sifat-sifat baik yang mendukung negara selama ini
3. Tidak percaya pada kekuatan sendiri. Dalam mengatasi berbagai pemberontakan, khlifah
mengundang kekuatan asing. Akibatnya kekuatan asing tersebut memanfaatkan kelemahan
khalifah.
4. Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam Daulah
Abbasyiah, terutama Arab, Persia dan Yurki.
5. Adanya konflik aliran pemikiran dalam Islam berupa fanatik mazhab yang sering
menyebabkan timbulnya konflik berdarah.
6. Kemerosotan ekonomi, karena banyaknya biaya yang digunakan untuk anggaran tentara,
pejabat yang korupsi, kebiasaan penguasa yang hidup berpoya-poya.

Disamping faktor – faktor intern di atas ada faktor Eksteren yang menghancurkan dinasti
yang berpusat di baghdad tersebut yaitu Munculnya dinasti-dinasti kecil yang
memerdekakan diri dari kekuasaan pusat di Baghdad. Dan itu pada abad ke III Hijriah,
disebabkan banyaknya kegoncangan politik. Dan mereka bukan sekedar berpisah dari
kekuasaan baghdad tetapi memberontak dan berusaha merebut pusat kekuasaan di
Baghdad. Hal ini dimanfaatkan oleh pihak luar dan banyak mengorbankan umat, yang
berarti juga menghancurkan sumber daya manusia ( SDM ) dan peradabannya.

 Mongol
Ma’had ALy – Mongolia dan Jengis Khan, siapa yang tidak mengenal dua kata ini? Keduanya
tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Mongolia merupakan bangsa yang mampu
mengakhiri khilafah Abbasiyah dan memporak-porandakan Baghdad pada tahun 1258 M,
juga menjadi awal masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Hal ini tidak lain karena
Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan pusat peradaban Islam, yang sangat kaya
dengan Khazanah ilmu pengetahuan yang ikut lenyap dibumihaguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin oleh Hulagu Khan.

Sebelum mengkaji lebih dalam mengenai bangsa Mongol, terlebih dahulu kita mengenal dan
memahami bangsa Mongol itu sendiri. Mongol adalah masyarakat badui yang hidup di
pegunungan Mongol, yang terbentang dari Asia tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet
Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja
Khan. Kehidupan mereka bisa dibilang setengah liar atau tidak menetap, karena sebelumnya
mereka tidak mepunyai kota dan juga kebudayaan.

Sebagian sejarawan muslim berpendapat bahwa bangsa Mongol adalah sekelompok suku
bangsa yang berasal dari keturunan Turki. Kata “tatar” sendiri di Mongolia dan Asia tengah
sesudah zaman Jengis Khan identik dengan Mongol.

Sedangkan orang Eropa menyebut bangsa Mongol dengan sebutan Tartar, dengan sisipan
huruf “R” dikaitkan dengan kesengsaraan yang ditimbulkan akibat penjarahan bangsa
kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam rentang waktu yang cukup panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana.
Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain,
menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Kemajuan bangsa Mongol secara besar-
besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan
kelompok-kelompok suku yang ada pada masa itu, setelah Yasugi wafat, putranya, Timujin
yang saat itu berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam masa kepemimpinannya ia
berusaha memperkuat armada tempurnya dengan menyatukan kelompok-kelompok dari
suku bangsa lain.Sehingga menjadi pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M.
ia mendapat gelar Jengis Khan, “Raja Yang Perkasa”. Ia menetapkan suatu undang-undang
yang disebutnya  Alyasak atau Alyasa, untuk mengatur rakyatnya. 

Jengis Khan adalah sosok yang mampu menyatukan suku-suku di kalangan bangsa Mongol
yang sebelumnya tersebar luas. Ia adalah sosok yang merintis sebuah imperium paling besar
di dunia. Ia lahir di Mongolia pada tahun 549 H/ 1155 M. dengan nama kecil Temujin.
Setelah pasukan perangnya telah terorganisasi dengan baik, Jengis Khan berusaha
memperluas wilayah kekuasaannya dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah
lain. Serangan pertamnya diarahkan kekerajaan China pada tahun 1215 M. kemudian
dilanjutkan ke negeri-negeri Islam. Di setiap daerah yang dilaluinya, dilakukan pembunuhan
besar-besaran. Bangunan-bangunan indah dihancurkan, sehingga tidak berbentuk lagi,
demikian juga bangunan-bangunan yang sangat bernilai sejarah dihancurkan, sekolah-
sekolah, masjid-masjid, dan gedung-gedung lainnya dibakar.

Pada saat kondisi fisiknya telah mulai melemah, Jengis Khan membagi wilayah
kekuasaannya denga menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi,
Chagatai, Ogotai, dan Tuli.

Tidak hanya sampai disini saja penyerangan bangsa Mongolia terhadap peradaban dunia,
bukan berarti setelah turunnya kekuasaan Jengis Khan bangsa Mongol berhenti. Justru
setelah kekuasaan dipangkuan oleh Hulagu Khan bangsa Mongol memulai melakukan
ekspansi kebeberapa wilayah yang belum sempat dikuasai oleh Jengis Khan. Pada abad ke-
13 pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil memasuki wilayah Baghdad
tepat pada tanggal 10 Februari 1258 M. Tidak ada satu orangpun yang mampu lolos dari
pembantaian bangsa Mongol terhadap penduduk Baghdad. Bahkan perpustakaan Islam
yang ada di Baghdad turut hangus terbakar, inilah penyebab dari kemunduran peradaban
Islam yang ada di bawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah.

Ada beberapa negeri yang selamat atas serangan Mongol salah satunya ialah negeri Islam
yang selamat dari kehancuran, ialah Mesir, baik dari serangan Hulagu maupun dari serangan
Timur Lenk. Kala itu Mesir berada dibawah kekuasaan Dinasti Mamalik. Dan dari sinilah
persambungan perkembangan peradaban dimulai lagi, karena dinasti Mamalik telah
berhasil lolos dari kehancuran serangan Mongol. Meski demikian, kemajuan yang dicapai
oleh Dinasti Mamalik masih dibawah prestasi dari seberapa yang telah pernah oleh umat
Islam pada masa klasik. 

Mamalik sendiri berasal dari jamak Mamluk yang berarti Budak. Dinasti Mamalik memang
didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah orang_orang yang ditawan oleh
penguasa Dinasti Ayubiyah sebagai budak, yang kemudian dididik dan dijadikan tentaranya.

Bangsa Mongolia adalah awal mula dari kehancuran peradaban yang telah dibangun oleh
umat  Islam, dengan berkumpulnya suku-suku yang ada di Mongol menjadi satu dan
kemudian dipimpin oleh panglima yang kejam yang akhirnya mampu menguasai hampir
seperempat dunia. Tidak sedikit orang yang tahu tentang bangsa Mongol, baik dari kalangan
sejarawan maupun bukan, pasti pernah mendengar atau membaca tentang sejarah yang
telah ditorehkan oleh bangsa Mongol atau panglima Jengis Khan.

Dengan hanya bertekatkan keyakinan dan keberanian mereka mampu menguasai hampir
separuh bumi. Perjalanan Jengis Khan mentorehkan cerita kelam yang sangat kejam dan
juga banyak kehancuran yang terjadi selama perluasan wilayahnya karena tidak
mempunyainya rasa belas kasihan kepada manusia.
 Andalusia (spanyol)
Masa kejayaan Islam di Spanyol dimulai dari periode Abd. Rahman III yang kemudian
dilanjutkan oleh putranya, yaitu Hakam. Sang penguasa yang cinta ilmu pengetahuan dan
kolektor buku serta pendiri perpustakaan (K. Ali, 1981: 311). Pada masa kedua penguasa
tersebut keadaan politik dan ekonomi mengalami puncak kejayaan dan kestabilan. Namun
kejayaan pada massa ini tidak bertahan lagi setelah wafatnya Hakam II dan kemudian
digantikan oleh Hisyam II yang masih berusia 11 tahun. 
Dalam usia yang sangat muda ini Hisyam II harus memikul tanggung jawab yang sangat
berat. Oleh sebab itu dalam mengatur pemerintahan Hisyam II dikendalikan ibunya dengan
dibantu oleh Muhammad Ibn Abi Umar yang bergelar Hajib Al-Mansyur yang ambisius dan
haus kekuasaan. Sejak saat itu, khalifah hanya dijadikan boneka oleh A-Mansyur dan para
penggantinya. 
Setelah Al-MAnsyur wafat jabatannya digantikan oleh anaknya yaitu Abd. Malik Al-Muzaffar
dan pengganti Al-Muzaffar adalah Abd. Rahman yang merupakan penguasa yang tidak
cakap, gemar berfoya-foya, ia adalah penguasa yang tidak disenangi oleh rakyatnya,
sehingga negara menjadi tidak stabil dan lambat laun mengalami kemunduran.
Kedua, konflik antara Islam dan Kristen. Setelah melakukan Spanyol, para penguasa muslim
tidak menjalankan kebijakan islamisasi secara sempurna. Penduduk Spanyol dibiarkan
memeluk agamanya, mempertahankan hukum dan tradisi mereka. Penguasa Islam hanya
mewajibkan mereka membayar upeti dan tidak memberontak. Kebijakan ini ternyata
menjadi boomerang. 
Penduduk Spanyol menggalang kekuatan untuk melawan penguasa Islam. Pertentangan
Islam dan Kristen tak pernah berhenti sampai jatuhnya kekuasaan Islam. Orang-orang
Kristen selalu merasa bahwa kehadiran umat Islam merupakan ancaman bagi mereka.
Setelah kekuasaan Islam melemah, satu persatu kota-kota yang dikuasai Islam jatuh ke
tangan orang Kristen.
Ketiga, Kemerosotan Ekonomi. Pada pertengahan Islam di Spanyol, para penguasa
mementingkan pembangunan fisik dengan mendirikan bangunan-bangunan megah dan
monumental. Demikian juga pada bidang IPTEK. Pemerintah dengan giat mengembangkan
pada bidang IPTEK dan pembangunan, sehingga mnyebbakan pad bidang perekonomian
kuran gmendapat perhatian. Selain itu, banyak anggaran negara yang terserap untuk
membiayai tentara bayaran untuk keamanan negara.
Keempat, Sistem Peralihan Kekuasaaan yang Tidak Jelas. Sistem peralihan kekuasaan yang
tidak jelas ini dipengaruhi oleh perebutan kekuasaan yang terjadi antara elite penguasa
maupun antar putra mahkota. Terjadinya perebutan kekuasaan ini menyebabkan perang
antar elite atau keluarga yang pada akhirnya dapat menggerogoti kekuatan dan stabilitas
negara.  
Berdasarkan beberapa faktor diatas dapat dapat disimpulkan bahwa kemunduran yang
terjadi pada peradaban Islam di Spanyol berasal dari dua faktor baik faktor internal maupun
eksternal. Dan kedua faktor tersebut saling terkait satu sama lain.

 Mesir
Dinasti Mamalik adalah salah satu kerajaan yang berada di Mesir yang pada awalnya
merupakan daerah yang bebas dari gangguan pihak luar dan muncul dalam suasana
diintegrasipolitik secara total mengawali masa kemunduran dunia Islam, kendati dalam
keadaan demikian, terbentuklah sebuah pemerintahan yang kokoh, dikendalikan oleh dua
kelompok Mamalik yakni Mamalik Bahri dan Burji yang mampu bertahan selama tiga
perempat abad. Pada masa pemerintahannya, dinasti mamalik mengalami beberapa
kemajuan baik di bidang konsolidasi pemerintahan, ekonomi, ilmu pengetahuan, militer
serta bidng seni dan budaya. Kemunduran dan kehancurannya disebabkan oleh adanya
faktor interen yakni tidak stabilnya pemerintahan disebabkan karena para penguasa ketika
itu lemah, adanya kondisi alam yang diluar dugaan mereka, seperti terjadinya musim
kemarau yang berkepanjangan serta wabah penyakit yang menjangkit mengakibatkan
banyak yang meninggal dunia. Sedangkan faktor eksteren yakni menguatnya Turki Usmani
dalam berbagai bidang sehingga dapat memukul mundur kekuatan dinasti mamalik sampai
menghancurkannya. Sehingga berakhirlah kekuasaan dinasti Mamalik.

2.4 faktor eksternal dan internal kemunduran islam

 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang
terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. “Perang
Salib”, menurut Bernard Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan
menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.” Sedangkan tentara Mongol
menyerang negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm,
dilanjutkan ke Persia (1220-1221). Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan
diikuti dengan serangan ke Syria dan Mesir. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan
Abbasiyah berakhir.

Hilangnya Perdagangan Islam Internasional dan munculnya kekuatan Barat. Pada tahun
1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam
upayanya mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara Islam.  

Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-negara
Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di darat dalam sudah
memudar. Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah dikuasai mereka. Pada akhir
abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam
dunia perdagangan.

 Faktor Internal

Kondisi tanah di mana negara-negara Islam berada adalah gersang, atau semi gersang,
sehingga penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis
ini memaksa mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan
Tigris.  

Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang miskin. Kondisi ini
juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor alam yang cukup penting adalah
Pertama, Negara-negara Islam seperti Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain mengalami berbagai
bencana alam. Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan
oleh rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit
yang mematikan di Mesir, Syria dan Iraq.  

Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria, Mesir merupakan
target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu berada di antara Barat
dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi pihak luar

2.5 bentuk usaha untuk meraih kejayaan islam Kembali

Faktor Pendukung Kemajuan

1) Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan adanya penguasapenguasa yang kuat dan
berwibawaan yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam.

2) Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan


penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatankegiatan ilmiah yang terpenting.

3) Toleransi beragama juga ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam
di Spanyol. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi
kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang
banyak saluran bagaimana peradaban Islam memengaruhi Eropa.Spanyol merupakan
tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk
hubungan politik, social, maupun perekonomian dan peradaban antar Negara. Orang-orang
Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan Negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan
sains di samping bangunan fisik. Pengaruh peradaban Islam termasuk didalamnya pemikiran
Ibn Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
Universitas Islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-
buku karya ilmuwan muslim. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah
berlangsung sejak abad ke12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke 14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani
di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin. Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri
Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan penting di
Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance)
pada abad ke 14 M.10 1) Renaisans di Eropa Saat pertama kali Eropa melancarkan serangan
terhadap umat Islam pada perang Salib, Eropa terkejut dengan peradaban yang dimiliki 10
Ibid, hal: 105-110 Anang Sholikhudin 145 al-Murabbi, Volume 3, Nomor 1, Desember 2017
oleh Islam saat itu. Peradaban Islam ternyata lebih maju dari pada peradaban Eropa. Dari
sinilah Eropa menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi dari ilmuan muslim. Eropa
berhutang budi kepada Islam.Kemajuan yang telah Eropa peroleh tidak terlepas dari
kontribusi khazanah peradaban Islam. Setelah genjatan senjata dan perdamaian antara
muslim dan Eropa disepakati paksa erang Salib, sejak saat itulah Eropa dan muslim hidup
berdampingan terjadi interaksi-interaksi sosial. Dari interaksi-interaksi itu peradaban Islam
mewarnai peradaban Eropa.11 Periode modern dalam sejarah Islam bermula dari tahun
1800 M dan berlangsung sampai sekarang. Di awal periode ini kondisi dunia Islam secara
politis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia
Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Periode ini memang
merupakan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode
pertengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam.
Gerakan ini muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa
banyak ajaran-ajaran asing yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam.Ajaran-ajaran ini
bertentangan dengan semangat ajaran Islam sebenarnya. seperti bid‟ah, khurafat dan
takhayul. Ajaran-ajaran inilah, menurut mereka yang membawa Islam menjadi mundur.
Oleh karena itu mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran seperti itu.Kedua,
pada periode ini Barat mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban. Persentuhan
dengan barat akan menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Sebagaimana
telah disebutkan ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran di abad ke
18M, sedangkan Eropa Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat.12 Perekonomian
bangsa-bangsa Eropapun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka
baginya.Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tak berhingga.Tak lama setelah itu
mulailah kemajuan Barat melampaui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami
kemunduran.Kemajuan Barat itu dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan.Penemuan mesin uap 11 Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban
Islam. (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra) hal: 131 12 Yatim, Badri. Op.Cit. hal: 173-174 146
Merebut Kembali Kejayaan Islam Analisis Internal Dan Eksternal Penyebab Kemunduran
Islam al-Murabbi, Volume 3, Nomor 1, Desember 2017 yang kemudian melahirkan revolusi
industri di Eropa semakin memantapkan kemajuan mereka. Teknologi perkapalan dan
militer berkembang dengan pesat. Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan
kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia. Bahkan satu demi satu negeri
Islam jatuh ke bawah kekuasaannya sebagai negeri jajahan. 2) Sisilia Sisilia adalah sebuah
pulau di Italia Selatan. Perkembangan sains dan teknologi pada masa pemerintahan Islam di
sana juga tidak berbeda dengan di Spanyol. Melalui kota inilah terjadi tranformasi sains dan
teknologi kepada orang-orang Eropa yang ada di Italia.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan  
Dapat kita simpulkan bahwa masuknya serangan dari luar merupakan salah satu yang
menyebabkan kemunduran Islam pada saat itu. Serangan yang dilakukan oleh Hulagu Khan
diberbagai daerah yang bisa melemahkan daripada kerajaan Islam hingga mengalami
keruntuhan.

Anda mungkin juga menyukai