Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:

NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

UJI ANTIMIKROBA
Hasil Pengamatan :
1. Kirby bauer
 Kloramfenikol
D1 : 19 mm
D2 : 20 mm
Rumus : (d1 + d2) /2 (mm)
: (19 + 20) /2 (mm)
Kloramfenikol Eritromisin
: 19,5 mm
 Eritromisin
D1 : 14 mm
D2 : 14 mm
Rumus : (d1 + d2) /2 (mm)
: (14 + 14) /2 (mm)
: 14 mm
 Handsanitizer
Handsanitizer Detergen
D1 : 16 mm
Diameter zona hambat :
1. Kloramfenikol D2 : 16 mm
D1 : 19 mm Rumus : (d1 + d2) /2 (mm)
D2 : 20 mm
2. Eritromisin : (16 + 16) /2 (mm)
D1 : 14 mm : 16 mm
D2 : 14 mm
3. Handsanitizer  Detergen
D1 : 16 mm
D1 : 22mm
D2 : 16 mm
4. Detergen D2 : 24 mm
D1 : 22mm
Rumus : (d1 + d2) /2 (mm)
D2 : 24 mm
: (22 + 24) /2 (mm)
: 23 mm

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 1


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

Jelaskan hasil pengamatan anda berdasarkan zona hambat yang terbentuk di sekitar bakteri uji
(Staphylococcus aureus) dengan tabel antibiotik pada buku petunjuk praktikum
Jawab:
Kirby-Bauer merupakan metode uji coba sensivitas bakteri dengan difusi kertas cakram.
Suspensi bakteri diuji sensivitasnya dengan diinokulasikan pada permukaan media agar
kemudian kertas cakram diletakkan di atas media tersebut dan diinkubasi.
Langkah pertama yang dilakukan, yaitu isolat P. aeruginosa/S. aeruginosa
diinokulasikan ke dalam media NA. Kemudian media yang telah berisi isolat diinkubasi selama 1
x 24 jam pada suhu 37oC dan diamati. Selanjutnya kertas cakram yang telah ditetesi
antibiotik/antiseptik/desinfektan dimasukkan ke dalam media. Lalu amati dan ukur diameter
zona hambatnya yang diinterpretasikan dengan zona hambat yang dibentuk. Kemudian
bandingkan dengan tabel sensivitas antibiotik. Diameter Zona Jernih = (D1 + D2)/2.
Berdasarkan hasil pengamatan, kloramfenikol memiliki daya hambat 19,5 mm. Hal
tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kloramfenikol peka (susceptible) terhadap bakteri uji
(Staphylococcus aureus) karena diameter zona hambatnya ≥18 mm.
Sedangkan eritromisin memiliki daya hambat 14 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas eritromisin medium (intermediate) terhadap bakteri uji (Staphylococcus aureus) karena
diameter zona hambatnya berada pada interval 14-17 mm.
Menurut Ardiansyah (2008) pada Jurnal Jurnal Farmasetis Vol. 6 No. 2 2017, diameter
daerah hambat 20 mm atau lebih berarti sangat kuat, 5-10 mm berarti sedang dan 5 mm atau
kurang berarti lemah. Maka dari itu, berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas handsanitizer
terhadap bakteri uji (Staphylococcus aureus) adalah sedang karena memiliki zona hambat
sebesar 16 mm. Sedangkan deterjen memiliki aktivitas antibakteri yang sangat kuat karena
diamater zona hambatnya sebesar 26 mm.

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 2


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

Berdasarkan hasil pengamatan, antimikroba manakah yang paling efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri uji?
Jawab:
Berdasarkan hasil pengamatan, antimikroba yang paling efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri uji adalah detergen karena detergen memiliki diameter zona hambat yang
paling besar di antara antimikroba lain yang digunakan, yaitu sebesar 23 mm. Hal tersebut dapat
dikarenakan bahan aktif yang dikandung oleh detergen tersebut.

2. MIC
Vania sedang melakukan penelitian menggunakan 4 jenis antibiotik yaitu tetrasiklin,
kloramfenikol, gentamisin, dan eritromisin yang diujikan pada E. coli dan S. aures. Vania ingin
mengetahui sensitivitas dari keempat jenis antibiotik yang diujikan. Berikut merupakan data
yang didapatkan :
Konsentrasi hambat
Isolat Antibiotik
minimum(µg/ml)
Tetrasiklin 256
Kloramfenikol 128
E. coli
Gentamisin 16
Eritromisin 128
Tetrasiklin 128
Kloramfenikol 128
S. aureus
Gentamisin 256
Eritromisin 128

Apa yang dapat anda jelaskan dan simpulkan berdasarkan hasil pengamatan dari uji konsentrasi
hambat minimum pada bakteri E. coli dan S. aureus??
Jawab:
MIC (Minimum Inhibitory Concentration) atau KHM (Konsentrasi Hambat Minimal)
merupakan konsentrasi terendah zat antimikroorganisme yang menghambat pertumbuhan bakteri
ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan.
Langkah pertama yang dilakukan, yaitu secara aseptis 0.8 ml medium NB dimasukkan ke
dalam tiap sumuran dalam 24 sumuran microwell plate steril. Kemudian setiap kultur
ditambahkan 0.1 ml ke dalam 9.9 ml larutan blanko steril sehingga diperoleh pengenceran 10-2.
Lalu sebanyak 0,1 mL pengenceran 10-2 dari S. aureus ditambahkan ke dua baris 6 sumuran,

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 3


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

sehingga diperoleh baris A dan baris B diinokulasi dengan S. aureus. Pekerjaan yang sama
dilakukan inokulasi E. coli terhadap dua baris 6 sumuran yang lain, sehingga diperoleh baris C
dan D diinokulasi dengan E. coli. Selanjutnya disiapkan pengenceran masing-masing antibiotic
sehingga diperoleh konsentrasi 640, 320, 260, 80, 40, dan 20 μg/mL. pengencerann dibuat
dengan cara : 64 mg antibiotic ditambahkan ke dalam 10 mL air steril, dikocok agar larut.
Kemudian ditambahkan 1 mL larutan ini ke 9 mL air steril untuk menghasilkan konsentrasi 640
μg/mL. Sebanyak 5 mL larutan ini ke 5 mL air ssteril untuk mendapatkan konsentrasi 320
μg/mL. Demikian seterusnya untuk konsentrasi lainnya. Kemudian sebanyak 0,1 mL larutan
penicillin ditambahkan ke baris A dan C dengan urutan konsentrasi tertinggi pada A1 dan C1 dan
konsentrasi terendah pada A6 dan C6. Pekerjaan yang sama dilakukan untuk larutan
erythromycin terhadap baris B dan D, dengan konsentrasi tertinggi pada B1 dan D1 sedangkan
konsentrasi terendah pada B6 dan D6. Dengan menambahkan 0,1 mL ke 0,9 mL maka akan
diperoleh baris dengan konsentrasi antibiotic 64, 32, 16, 8, 4, dan 2 μg/mL. Selanjutnya plate
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Setelah masa inkubasi, setiap sumuran diamati
terjadinya kekeruhan. Bila terbentuk kekeruhan / terjadi pertumbuhan menunjukkan bahwa
organism resisten terhadap antibiotic pada konsentrasi yang dicobakan. Pencatatan: pertumbuhan
+ dan pertumbuhan -. Dari hasil pengamatan dapat ditentukan konsentrasi minmum (MIC) setiap
antibiotic terhadap setiap spesies bakteri. MIC diinterpretasikan pada sumuran pertama yang
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan dan bukan pada sumuran terakhir dimana pertumbuhan
terjadi.
Berdasarkan hasil pengamatan, antibiotik yang paling efektif dalam membunuh bakteri
isolat E. Coli adalah gentamisin karena gentamisin memiliki konsentrasi terendah yang
menghambat pertumbuhan bakteri yaitu sebesar 16 µg/ml.
Berdasarkan hasil pengamatan, antibiotik yang paling efektif dalam membunuh bakteri
isolat S. aureus adalah tetrasiklin, kloramfenikol, dan eritromisin karena masing-masing
antibakteri tersebut memiliki konsentrasi terendah yang menghambat pertumbuhan bakteri yaitu
sebesar 128 µg/ml.

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 4


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

3. Uji koefisien fenol


Rosella sedang meneliti senyawa fenolik baru yang dapat berpotensi sebagai disinfektan. Rosella
ingin menentukan koefisien fenol dari senyawa baru tersebut untuk mengevaluasi efektifitas
senyawa baru dibandingkan dengan nilai fenol baku terhadap bakteri Salmonella typhi. Berikut
merupakan data yang diperoleh Rosella :

Tabel 1. Uji Larutan Fenol 5%

Tingkat Pengenceran Lama Kontak (menit)


5 10 15
Blanko - - -
1:10 - - -
1:20 + - -
1:30 + + -
1:40 + + +
1:50 + + +
1:60 + + +
Tabel 2. Uji Larutan Disinfektan Baru

Tingkat Pengenceran Lama Kontak (menit)


5 10 15
Blanko - - -
1:10 - - -
1:20 + - -
1:30 + - -
1:40 + - -
1:50 + + -
1:60 + + +
Berapa koefisien fenol dari senyawa disinfektan baru temuan Rosella?

Jawab:

Koefisien fenol adalah bilangan pecahan yang menunjukkan perbandingan kekuatan daya
bunuh dari disinfektan dibandingkan dengan kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai
pembanding dalam kondisi yang sama, yaitu jenis bakteri yang sama dan waktu kontak yang
sama. Uji fenol bertujuan untuk mengetahui efektivitas suatu senyawa aktif pada suatu produk
antiseptik dan disinfektan.

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 5


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan Koefisien fenol = 40 : 20 = 2. Hal tersebut


menunjukkan bahwa larutan desinfektan baru lebih efektifr daripada fenol.

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 6


LEMBAR KERJA MIKROBIOLOGI 2019-2020 NILAI:
NIM: I1C019075
NAMA: FITRI MUNIFA CORI
ROMBONGAN: 1
KELOMPOK: 6 ASISTEN: HILDA AYU
SWASTIKA

DAFTAR PUSTAKA

Widyawati, L., Mustariani, B., & Purmafitriah, E. 2017. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer
Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn) sebagai Antibakteri
terhadap Staphylococcus Aureus. Jurnal Farmasetis. 6(2) : 55.

Team Teaching Mikrobiologi 2019-2020 7

Anda mungkin juga menyukai