Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN ELEKTROFORESIS KERTAS

DISUSUN OLEH :
NAMA : FITRI MUNIFA CORI
NIM : I1C019075
KELAS : FARMASI A 2019

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO

2020
DAFTAR PUSTAKA

I. TUJUAN ............................................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 1
III. METODOLODI PERCOBAAN .................................................................... 3
III.1 Alat ........................................................................................................... 3
III.2 Bahan ....................................................................................................... 3
III.3 Prosedur Percobaan ............................................................................... 3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 4
IV.1 Data Pengamatan ..................................................................................... 4
IV.2 Data Perhitungan .................................................................................... 6
IV.3 Pembahasan ............................................................................................. 6
V. KESIMPULAN ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11

i
I. Tujuan
Memisahkan zat warna berdasarkan muatan pada pH tertentu menggunakan
elektroforesis kertas.

II. Tinjauan Pustaka


Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/spesies/ion atau
partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium
konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan
listrik (Harvey 2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang
diberikan untuk migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik
searah atau DC (Direct Current). Umumnya teknik dari cikal-bakal
elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan dari suatu koloid (Patnaik
2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya
muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot dan
intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk
konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda
sehingga memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2004).
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel
yang akan dipisahkan. Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan muatan
listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif.
Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium,
kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan
muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub
positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan
terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya. Pergerakan
ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar
elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:
Fe = qE
F= gaya Lorentz, q= muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik
(Wanenoor, 2010).

1
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA. Pergerakan molekul
terutama tergantung di muatan yang ada pada permukaan partikel, tanda dan
besarnya muatan pembawa oleh variasi group ionogenik. Tergantung kepada
kekuatan molekul listrik dan pH dari medium dalam mengkateristik, sehingga
pemisahan molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan medium yang sesuai.
Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan komponen
bermuatan positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen bermuatan negatif
(-) pada kutub positif (+). Pegerakan yang terjadi disebut "elektrokinetik" .
Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalaha elektroforegram yang
memberikan informasi mengenai seberapa cepat perpindahan komponen (tm)
atau biasa disebut kecepatan migrasi. Besaran yang digunakan sama dengan
pada proses kromatografi.
Adapun jenis elektroforesis yaitu elektroforesis kertas dan elektroforesis
gel. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas
sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak,
terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi
konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas
tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan
yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut. Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang
menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul.
Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase
diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein.
Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa dan
poliakrilamida sebagai gel media (Wanenoor, 2010).
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan medium pendukung
untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik
yang digunakan. Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan medium
pendukung yang banyak dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat.
Efek penguapan juga dapat diturunkan minimal jika elektroforesis dilakukan
di medium pendukung yang dicelupkan dengan larutan buffer. Pemisahan

2
sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona tertentu.
Elektroforesis akan memperlihatkan pola protein yang berbeda pula pada
hewan lainnya. Faktor tersebutlah yang menyebabkan pola protein dapat
digunakan untuk membedakan spesies hewan. Perbedaan pola protein inilah
yang seringkali digunakan sebab untuk membedakan populasi secara tepat
kadangkala tidak dapat dilakukan apabila hanya menggunakan pengamatan
melalui morfologis saja. Fenomena ini pula yang menyebabkan metode
elektroforesis banyak dilakukan untuk pengamatan taksonomi, sistematik dan
genetik serta untuk mengindentifikasi spesies hewan maupun tumbuhan (bio-
sistematik). Dapat pula digunakan untuk melihat phylogenetic recon-struction
(rekonstruksi secara Filogenetik) dari suatu jenis hewan atau tumbuhan
(Pratiwi. 2001).

III. Metodologi Percobaan


3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
elektroforesis horizontal, power, pinset, kaca arloji, penggaris,
pensil, pipa kapiler, dan gunting.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah zat
warna (zat pewatna tekstil merah rodamin B, zat pewara makanan
kunig dan hjau) larutan penyangga buffer fosfat pH 7, dan kertas
kromatografi (10 x 2,5 cm).
3.3 Prosedur Percobaan
a. Disiapkan kertas kromatografi dan digunting dengan ukuran 13 x 3
cm.
b. Kertas kromatografi yang telah diukur diberi tanda batas atas dan
bawah sepanjang 2 cm.
c. Kertas ditandai positif dan negatif pada batas bawah dan atas
menggunakan pensil.
d. Diberi tanda titik pada bagian tengah kertas.

3
e. Ditotolkan masing-masing zat warna pada kertas yang berbeda
dengan menggunakan pipa kapiler.
f. Kertas kromatografi dikeringkan.
g. Disiapkan alat elektoforesis horozontal dan dimasukkan larutan
penyangga buffer fostaf pH 7.
h. Diletakkan kertas bagian positif pada sisi kabel berwarna merah dan
bagian negatif pada sisi kabel berwarna hitam.
i. Alat diirunning selama 1 jam hingga zat warna bermigrasi.
j. Diamati setiap pergeseran dari masing-masing zat warna kemudian
dicatat hasilnya pada data pengamatan.

IV. Hasil dan Pembahasan


4.1 Data Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. 1) Disiapkan kertas - Telah disiapkan kertas
kromatografi dan kromatografi dan
digunting dengan ukuran digunting dengan ukuran
13 x 3 cm. 13 x 3 cm.
2) Kertas kromatografi yang - Kertas kromatografi yang
telah diukur diberi tanda telah diukur telah diberi
batas atas dan bawah tanda batas atas dan bawah
sepanjang 2 cm. sepanjang 2 cm.
3) Kertas ditandai positif dan - Kertas telah ditandai
negatif pada batas bawah positif dan negatif pada
dan atas menggunakan batas bawah dan atas
pensil. menggunakan pensil.
4) Diberi tanda titik pada - Telah diberi tanda titik
bagian tengah kertas. pada bagian tengah kertas.
5) Ditotolkan masing-masing - Telah ditotolkan masing-
zat warna pada kertas yang masing zat warna pada
berbeda dengan kertas yang berbeda
menggunakan pipa kapiler.

4
- dengan menggunakan pipa
kapiler.
6) Kertas kromatografi
- Kertas kromatografi telah
dikeringkan.
dikeringkan.
- Telah disiapkan alat
7) Disiapkan alat
elektoforesis horozontal
elektoforesis horozontal
dan dimasukkan larutan
dan dimasukkan larutan
penyangga buffer fostaf
penyangga buffer fostaf
pH 7.
pH 7.
- Telah diletakkan kertas
8) Diletakkan kertas bagian
bagian positif pada sisi
positif pada sisi kabel
kabel berwarna merah dan
berwarna merah dan
bagian negatif pada sisi
bagian negatif pada sisi
kabel berwarna hitam.
kabel berwarna hitam.
9) Alat dirunning selama 1
- Alat telah dirunning
jam hingga zat warna
selama 1 jam hingga zat
bermigrasi.
warna bermigrasi.
10) Diamati setiap pergeseran
- Semua warna mengalami
dari masing-masing zat
pergeseran warna ke arah
warna kemudian dicatat
positif. Kertas 1 (pewarna
hasilnya pada data
merah rhodamin B) dan
pengamatan.
kertas 3 (pewarna
makanan hijau)
menunjukkan pemisahan
warna yaitu kuning,
sedangkan kertas 2
(pewarna makanan
kuning) tidak
menunjukkan pemisahan
warna.

5
4.2 Data Perhitungan
Tidak dilakukan perhitungan.
4.3 Pembahasan
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah
medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini digunakan
dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul,
misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian
dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan
muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif
ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz,
yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan
kondisi elektris lingkungan:
Fe = qE
F= gaya Lorentz, q= muatan yang dibawa oleh objek, E adalah
medan listrik (Wanenoor, 2010).
Adapun jenis elektroforesis yaitu elektroforesis kertas dan
elektroforesis gel. Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis
yang terdiri dari kertas sebagai fase diam dan partikel bermuatan
yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-ion kompleks.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada
muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorpsivitas zat terlarut. Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang
menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-
molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel
kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih

6
besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel
berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai
gel media (Wanenoor, 2010).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
elektroforesis horizontal, power, pinset, kaca arloji, penggaris,
pensil, pipa kapiler, dan gunting. Kemudian bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah zat warna (zat pewarna tekstil
merah rodamin B, zat pewarna makanan kuning dan hijau) larutan
penyangga buffer fosfat pH 7, dan kertas kromatografi (10 x 2,5 cm).
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu
menyiapkan kertas kromatografi dan mengguntingnya dengan
ukuran 13 x 3 cm kemudian memberikan tanda batas atas yang
dimaksudkan agar proses pembawaan sampel atau gerak eluen dapat
dideteksi seberapa jauh bergerak pada fasa diamnya dan bawah yang
bertujuan membatasi di daerah mana sampel akan ditotolkan dimana
pada tempat penotolan sampel tersebut tidak tercelup pada eluen
(fasa gerak) sepanjang 2 cm. Lalu menandai kertas dengan tanda
positif dan negatif pada batas bawah dan atas menggunakan pensil
serta tanda titik pada bagian tengah kertas. Selanjutnya mentotolkan
masing-masing zat warna pada kertas yang berbeda dengan
menggunakan pipa kapiler. Kertas kromatografi dikeringkan.
Kemudian menyiapkan alat elektoforesis horizontal dan
memasukkan larutan penyangga buffer fostaf pH 7 sebagai larutan
elektrolit dan untuk mempertahankan pH dalam medium pemisahan.
Lalu meletakkan kertas bagian positif pada sisi kabel berwarna
merah dan bagian negatif pada sisi kabel berwarna hitam.
Selanjutnya alat diirunning selama 1 jam hingga zat warna
bermigrasi dan diamati setiap pergeseran dari masing-masing zat
warna kemudian dicatat hasilnya pada data pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan, semua zat warna yang
dianalisis pada praktikum ini memiliki muatan negatif yang ditandai
oleh pergerakan ion menuju kutub positif. Perbedaan molekul yang

7
di running tersebut terletak dari pemisahan warna dan jarak
pergerakannya dari titik awal. Kertas 1 ditetesi pewarna merah
rhodamin B. Setelah dirunning dapat diketahui bahwa pemisahan
warna pada pewarna merah rhodamin B yang teramati adalah kuning
namun jarak pergerakannya dari titik awal tidak diketahui karena
tidak diukur. Kertas 2 ditetesi pewarna makanan kuning. Pewarna
makanan kuning tidak menunjukkan pemisahan warna. Kertas 3
ditetesi pewarna makanan hijau dan setelah dirunning dapat
diketahui bahwa pemisahan warna pada pewarna makanan hijau
yang teramati adalah kuning.

Pembuatan spot/titik sangat mempengaruhi hasil elektoforesis


karena akan mengganggu pemisahan zona-zona. Spot yang terlalu
besar akan menyebabkan hasil running menjadi tidak beraturan,
sedangkan ukuranspot terlalu kecil makan hasil running akan sulit
diamati. Proses running elektroforesismemerlukan medium untuk
menghantarkan listrik. Medium yang digunakan adalah bufer. Bufer
akan membasahi kertas dan menyebabkan kertas dapat
menghantarkan listrik selama proses running. Spot bergerak dengan
arah menuju kutub positif atau negatif. Selain itu, pada saat proses

8
pencelupan kertas ke bufer elektroforesis harus dilakukan secara
bersamaan, jika kedua ujung tidak bersamaan tercelup ke bufer
maka hasil running akan cenderung bergerak menjauhi kertas yang
terbasahi oleh bufer lebih banyak. Proses pemberian arus listrik yang
tidak konstan juga akanmembuat hasil kurang valid. Selain itu,
kecepatan gerakan molekul juga berbanding lurus dengan besarnya
voltase yang digunakan.

V. Kesimpulan
Semua zat warna yang dianalisis pada praktikum ini memiliki muatan
negatif yang ditandai oleh pergerakan ion menuju kutub positif. Kertas 1
dan kertas 3 menunjukkan terjadinya pemisahan warna yaitu kuning,
sedangkan kertas 2 tidak menunjukkan pemisahan warna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill.


Patnaik, P. 2004. Dean's Analytical Chemistry Handbook 2nd ed. New York: McGraw-
Hill Comp.
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Jurnal Oseana. 16 (1): 25 – 31.
Rouessac Francis, & Annick Rouessac. 2007. Chemical Analysis: Modern
Instrumentation Methods and Techniques Second Edition. West Sussex: John
Wiley & Sons, Ltd.
Skoog, D. A. 2004. Fundamentals of Analitical Chemistry Eight Edition. Canada:
Brooks/Cole.
Wanenoor. 2010. Pengertian Elektroforesis di http://id.shvoong.com/medicine-
andhealth/medicine-history/2066425-pengertian-elektroforesis/. Diakses 13
Desember 2020.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai