NAMA:NUR INDAWATI
NIM:O22STYCBID20
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES YARSI MATARAM TAHUN AJARAN 2020/2021
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah segalapuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat AllahSWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun Makalah ini tepat pada waktu yang direncanakan.Penulis berharap
makalah ini nantinya dapat menambah penguasaan ilmu.
Dalam penulisan makalah ini penulisme nyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan.Oleh karena
itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kearah
penyempurnaannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................
KATA PENGHANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A.LATAR BELAKANG.................................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. KESIMPULAN........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Mikroorganisme atau mikroba adalah mikroorganisme yang sangat kecil untuk mengamati bantuan
struktur yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme mikroskopis. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler (multiseluler).
kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah kehamilan, tidak
tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan
kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO, 2015).
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasikehamilan, persalinan, atau masa nifas, dan
segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung
merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskular
(Saifudin, 2010).Penyebab kematian langsung ibu di Indonesia didominasi oleh perdarahan pasca
persalinan, hipertensi/ eklamsia, dan infeksi.
B.RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
sejenis kuman yang berbentuk batang, dan sebagian besar lebih tahan asam dan tahan
terhadap trauma fisik dan kimia. TB diseminata adalah suatu keadaan dimana ditemukannya
isolasi TB pada dua organ atau lebih yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
yang menyebar secara limfohematogenus.
Tuberkulosis dalam kehamilan mempunyai gejala klinis yang serupa dengan TB pada wanita
yang tidak hamil dan diagnosis mungkin terlambat ditegakkan karena manifestasi yang tidak
khas, tertutup oleh gejala-gejala dalam kehamilan. Sehingga penegakan diagnosa tuberkulosis
dalam kehamilan merupakan suatu tantangan tersendiri. Penurunan berat badan pada TB
tertutupi dengan berat badan normal karena kehamilan dan keluhan lainnya dihubungkan
dengan kehamilan juga.
Pengertian HIV
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya,
sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun
jumlahnya. Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena
berbagai penyakit Kondisi ini disebut AIDS.
Pengertian AIDS
AIUS dingkatan dari Acguired Immuno Deficiency Spudrom, yaitu kumpulan gejala penyakit
(sindrom) yang didapat akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Ketika
individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh, maka semua penyakit dapat masuk
ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi opportunistik). Oleh karena itu sistem kekebalan
tubuhnya menjadi sangat lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi
sangat berbahaya.
Apabila ibu tidak menyusui bayinya, risiko penularan HIV menjadi 20- 30% dan akan berkurang
jika ibu mendapatkan pengobatan anti retrovirus (ARV).Pemberian ARV jangka pendek dan ASI
eksklusif memiliki risiko penularan HIVsebesar 15-25% dan risiko penularan sebesar 5-15%
apabila ibu tidak menyusui.Akan tetapi, dengan terapi antiretroviral jangka panjang, risiko
penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan lagi hingga 1-5%, dan ibu yang
menyusuisecara eksklusif memiliki risiko yang sama untuk menularkan HIV ke
anaknyadibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Dengan pelayanan PPIA yangbaik, maka
tingkat penularan dapat diturunkan menjadi kurang dari 2%.
Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi yang terjadi pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
(VHB).Penyakit ini bisa menjadi akut atau kronis dan dapat pula menyebabkan radang hati,
gagal hati, serosis hati, kanker hati, dan kematian.Dari beberapa penyebab Hepatitis yang
disebabkan oleh virus, Hepatitis B menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di
Indonesia karena manifestasinya sebagai Hepatitis akut dengan segala komplikasinya serta
risiko menjadi kronik (Kementerian Kesehatan RI, 2014; Feld dan Janssen, 2015).Hepatitis B
akut memiliki masa inkubasi 60-90 hari.Penularannya vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat
persalinan) dan 5% intra uterine. Penularan horisontal melalui transfusi darah, jarum suntik
tercemar, pisau cukur, aktifitas seksual (Dunkelberg, dkk., 2014; Kementerian Kesehatan RI,
2014).Hepatitis B kronik berkembang dari Hepatitis B akut.Infeksi hepatitis B kronis
didefinisikan sebagai deteksi terus-menerus dari Hepatitis B surface antigen(HBsAg) selama
lebih dari 6 bulan setelah paparan awal virus.Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi
kronisitas penyakit. Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis B kronis,
sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30% menjadi penderita Hepatitis B
kronis dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5% yang menjadi penderita Hepatitis B
kronis. Infeksi hepatitis B kronis dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas dari sirosis hati
dan karsinoma hepatoseluler hingga 40 persen dari orang-orang yang terkena dampak.
Rubella
dikenal masyarakat luas sebagai campak jerman. Infeksi rubella jika terjadipada bayi, anak, atau
orang dewasa tidak berakibat fatal, tetapi jika terjadi pada ibu hamil danvirus tersebut
menginfeksi janin yang sedang dalam kandungan akan berakibat fatal dan dapatmenyebabkan
Congenital Rubella Syndrome (CRS. 1Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah suatu
kumpulan gejala penyakit terdiridari katarak (kekeruhan lensa mata), penyakit jantung bawaan,
gangguan pendengaran, danketerlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan bicara dan
disabilitas intelektual.
Cytomegalovirus (CMV) merupakan salah satu penyakit menular yang tidak menunjukkan adanya tanda
dan gejala. CMV umumnya hanya dapat segera dideteksi apabila terdapat bayi lahir dengan cacat
kongenital. Berdasarkan data dari CDC , ditemukan sebanyak 80 dari 100 bayi yang terdiagnosa
mengalami infeksi CMV.
Kata herpes (berasal dari bahasa Yunani “ to creep”).Herpes genital pertama kali dilaporkan
oleh dokter dari Perancis, John Astruc pada tahun 1736. Beliau membuat terjemahan
berbahasa Inggris pertama yang muncul dalam risalah penyakit menular seksual pada tahun
1754. Penyakit ini mulai dikenal baik oleh para ahli venereologi pada abad XIX. Unna (1893)
mendiagnosis herpes genital pada 9,1% dari 846 pekerja seks yang mengunjungi kliniknya. Pada
tahun 1886, Diday dan Duyon mempublikasikan monograf Les Herpes Genitaux yang
mengamati herpes genital sering muncul setelah infeksi kelamin seperti sifilis, kankroid, atau
gonore. Mereka juga melaporkan kasus herpes genital rekuren.Herpes genital merupakan
infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus HSV-1 dan jarang disebabkan oleh HSV-2.
Empat puluh lima juta orang berusi dibawah 12 tahun di Amerika Serikat terinfeksi herpes
genital, dengan 1,5 jutakasus baru terdiagnosa setiap tahun. Lima persen wanita usia
reproduktif memiliki riwayat herpes genital. Dua persen wanita mendapatkan infeksi pertama
selama kehamilan.
Pengaruh dalam penyulit kehamilan
Diantara 202 wanita hamil yang tercatat meluruhkan HSV menjelang persalinan, 74 memiliki
lesi pada traktus genitalia tetapi tidak satu pun menularkan infeksi ke bayi mereka.
Kebalikannya, infeksi traktus genitalia ibu yang didapat pada saat atau menjelang persalinan
merupakan risiko faktor yang signifikan untuk penularan HSV perinatal. Pada kenyataannya,
walaupun risiko penularan diantara wanita yang memiliki infeksi herpes genital kronis adalah
<1%, efisiensi penularan ibu ke bayi pada wanita yang memperoleh infeksi HSV pada traktus
genitalia pada kehamilan akhir dipertimbangkan paling sedikit 25%. Wanita yang traktus
genitalianya menyebarkan HSV pada saat persalinan namun tes antibodi serum spesifik HSV
yang negatif, harus dipertimbangkan memiliki risiko penularan neonatus yang lebih tinggi
sebagai ketidaksesuaian diantara 2 tes diagnostik tersebut konsisten dengan didapatnya infeksi
maternal saat ini.Infeksi genital maternal dini menyebabkan kelainan janin. Retardasi
pertumbuhan intra uterine atau prematuritas sering menyertai infeksi HSV pada kehamilan
trimester akhir. Bayi baru lahir dengan infeksi HSV kongenital memiliki mikrosefali, hidrosefalus,
mikroftalmia, korioretinitis, kalsifikasi intra kranial dan lesi vesikelmukokutaneus. Infeksi yang
didapat pada periode antenatal atau postnatal dapat menyebabkan sepsis neonatus. Tiga puluh
tiga persen dari gambaran ini didapatkan dalam 24 jam kelahiran dan 61% dalam minggu
kehidupan. Tergantung luasnya infeksi, herpes neonatus dapat dikategorikan dalam 3 tipe yaitu
:(1) infeksi kulit, mata dan mulut (KMM); (2) keterlibatan susunan saraf
pusat yang disertai KMM; (3) infeksi diseminata meliputi organ multipel seperti
hati, paru - paru, adrenal, otak, mata, ginjal dan kulit.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Mikroorganisme atau mikroba adalah mikroorganisme yang sangat kecil untuk mengamati
bantuan struktur yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut organisme mikroskopis.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) atau multiseluler (multiseluler).
kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah kehamilan, tidak
tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi
bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan (WHO, 2015).
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasikehamilan, persalinan, atau masa nifas,
dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak
langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu
kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan
penyakit kardiovaskular (Saifudin, 2010).Penyebab kematian langsung ibu di Indonesia
didominasi oleh perdarahan pasca persalinan, hipertensi/eklamsia, dan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Fitzgerald DW, Sterling TR, Haas DW. Mycobacterium tuberculosis. Dalam: Bennett JE, Dolin
R,
Blaser MJ, editors. Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectius Diseases
2. Ezike E, Steele RW, 2013. Pediatric Rubella, diakses 4 Juni 2018. Available from
URL: http://emedicine.medscape.com/article/968523