Anda di halaman 1dari 17

MODUL PRAKTIKUM

EKONOMI TEKNIK
(PNI 1205)

Oleh:
Burhan, STP. M.T.

LABORATORIUM PROGRAM STUDI


TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2021
DAFTAR ISI

MODUL PRAKTIKUM

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
ACARA I NET PRESENT VALUE (NPV).....................................................................3
I. Tujuan...................................................................................................................3
II. Dasar Teori.......................................................................................................3
III. Contoh...............................................................................................................5
ACARA II BENEFIT COST RATIO (BCR)...................................................................7
I. Tujuan...................................................................................................................7
II. Dasar Teori.......................................................................................................7
III. Contoh Soal.......................................................................................................8
ACARA III INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) DAN MINIMUM ATTRACTIVE
RATE OF RETURN (MARR)..........................................................................................9
I. Tujuan...................................................................................................................9
II. Dasar Teori.......................................................................................................9
III. Contoh soal.....................................................................................................10
ACARA IV BREAK EVEN POINT (BEP)....................................................................12
I. Tujuan.................................................................................................................12
II. Dasar Teori.....................................................................................................12
III. Contoh Soal.....................................................................................................13
TUGAS BESAR.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
ACARA I
NET PRESENT VALUE (NPV)

I. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Menghitung nilai NPV dari suatu bisnis (baik dilakukan oleh individu atau
perusahaan).
2. Menerapkan metoda NPV sebagai piranti (tool) untuk pengambilan keputusan
bisnis.
3. Menganalisis kelayakan bisnis dari hasil perhitungan dengan metoda NPV.

II. Dasar Teori


Sejak tahun 1950an, metoda payback digunakan untuk analisis keputusan
investasi (Park 2004). Setelah dikenali kelemahan yang ada (tidak
mempertimbangkan faktor waktu dan bunga), maka digunakan metoda baru yang
mempertimbangkan konsep nilai uang terhadap waktu (time value of money).
Metoda tersebut dikenal dengan Discounted Cash Flow Techniques (DCFs). Salah
satu metoda metoda DCFs yang digunakan adalah Net Present Value (NPV).
Untuk membantu mempermudah dalam menentukan NPV diperlukan identifikasi
aliran kas (cash flow) yang terjadi dalam suatu unit bisnis.
Suatu aliran kas dibedakan menjadi aliran kas masuk (cash inflow) dan
aliran kas keluar (cash outflow). Aliran kas tersebut terjadi pada setiap perioda
dalam bentuk pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit bisnis
(perseorangan ataupun perusahaan). Aliran kas tersebut dapat dilihat seperti pada
Gambar 1.
Present Value (PV)

Annual cash flows B = Benefit


B1 B2 Bn
C = Cost

0 1 2 n

C1 C2 Cn
Gambar 1 Aliran Kas dari Suatu Perusahaan (Unit Bisnis)
Berdasarkan cash flow diagram (Gambar 1), dapat diidentifikasi komponen aliran
kas perusahaan: cash inflow (benefits) dan cash outflow (costs). Aliran kas neto
(net cash flow) dihitung dengan mengurangi pendapatan (benefit) dengan biaya
(cost). Selisih ini juga menyatakan profit perusahaan selama horizon waktu
investasi. Perhitungan hanya dapat dilakukan jika berada dalam perioda waktu
yang sama, karena pengaruh konsep nilai waktu uang (time value of money).
Time value of money didefinisikan bahwa nilai uang fungsi dari waktu.
Dengan prinsip ini, semakin awal sejumlah uang diterima, semakin banyak
nilainya (Park 2004). Perhitungan net cash flow (profit) perusahaan pun
mempertimbangkan konsep time value of money. Dengan demikian, perhitungan
profit perusahaan harus dilakukan pada dasar perioda waktu tertentu: awal perioda
(present) atau akhir perioda (future). Modul ini menggunakan perioda awal untuk
dasar perhitungan profit perusahaan. Metoda ini dikenal dengan Net Present
Value (NPV).
NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan
Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebagai Discount Factor (DF)
(Ibrahim 2003). Nilai DF adalah sebesar ( 1+i )n. Rumus yang digunakan untuk
menghitung NPV adalah sebagai berikut:
B−C
NPV = …..…………………………………………………………… (1)
( 1+i )n
B = pendapatan (benefits) perusahaan selama perioda waktu n
C = biaya-biaya (costs) yang dikeluarkan perusahaan selama perioda
waktu n
i = tingkat suku bunga (interest) yang berlaku (MARR)
n = horizon waktu proyek (usaha)
Dengan dihitungnya NPV tersebut, maka kelayakan investasi perusahaan dapat
ditentukan (layak atau tidak layak).
Kriteria kelayakan investasi perusahaan ditentukan dengan memperhatikan
kondisi berikut:
1. Investasi dapat diterima (layak) jika NPV > 0
2. Investasi tidak dapat diterima (tidak layak) jika NPV < 0
Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan NPV diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menggambarkan cash flows perusahaan dalam bentuk diagram (cash flow
diagram) – lihat Gambar 1, dengan memperhatikan umur investasi (horizon
waktu – n).
2. Menentukan tingkat suku bunga yang digunakan (MARR – i).
3. Menghitung nilai sekarang dari seluruh benefit perusahaan dengan
memperhatikan perioda waktu yang digunakan
n

∑ Bi …………………………………………………………………….... (2)
B= i=1 n
( 1+i )
4. Menghitung nilai sekarang dari seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan memperhatikan perioda waktu yang digunakan. Jika perusahaan
melakukan investasi peralatan, mesin, dan lain-lain (I), maka besarnya
investasi diletakkan pada perioda 0 (awal).
n

∑ Ci …………………………………...………………..…………… (3)
C=I + i=1 n
( 1+i )
5. Menghitung NPV dari investasi (usaha bisnis) perusahaan.
NPV =B−C ……………………………………………………………….…. (4)
III. Contoh
Perusahaan X ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produknya. Diperkirakan harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta dengan
mengikuti aturan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang
masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5
tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi tersebut dapat
dilanjutkan?
ACARA II
BENEFIT COST RATIO (BCR)

I. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mahasiswa dapat menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) dari unit bisnis yang
dikembangkan.
2. Mahasiswa dapat memberikan ulasan tentang hasil perhitungan yang telah
dilakukan, dan menarik kesimpulan dari hasil ulasan tersebut.

II. Dasar Teori


Analisis keuntungan biaya adalah perbandingan antara biaya-biaya
investasi proyek dengan keuntungan-keuntungan potensialnya (Park 2004).
Analisis ini juga dikenal dengan perbandingan keuntungan biaya (Benefit Cost
Ratio – BCR). Dengan memperhatikan konsep time value of money, perhitungan
BCR harus memperhatikan tingkat suku bunga. BCR digunakan sebagai alat
untuk mengetahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak. Rumus BCR
disajikan dalam persamaan 5.
n
Bn
∑( n
0 1+i )
BCR= n ……………………………….……………………………… (5)
Cn
∑ n
0 ( 1+i )
Pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR
yang ditentukan sebagai berikut :
1. Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar
daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Proyek tersebut dapat diterima atau
layak (feasible) dan dilanjutkan
2. Sebaliknya jika BCR < 1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut
lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not
feasible) dan ditinjau kembali
Perhitungan BCR akan menentukan layak tidaknya usaha yang dijalankan.
Untuk menghitung BCR hanya diperlukan data biaya per tahun dan pendapatan
per tahun. Biasanya BCR digunakan pada tahap awal evaluasi perencanaan
investasi sebagai analisis tambahan dalam rangka validasi hasil evaluasi yang
telah dilakukan.
Kelebihan penerapan perhitungan BCR dalam menganalisis suatu usaha
adalah berapa rasio keuntungan yang didapatkan dapat diukur karena dapat
mengurangi biaya. Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur
proyek investasi. Sedangkan kekurangannya adalah proses penghitungannya lama
karena mengidentifikasi terlebih dulu semua biaya.

III. Contoh Soal


Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka
miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000 selama tiga
tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa
peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung tersebut layak untuk
direnovasi?
Penyelesaian :
Present value dari benefit adalah:
100000 100000 100000
B= + + =$ 288,388
( 1+0,02 ) ( 1+0,02 ) ( 1+ 0,02 )3
1 2

Present value dari cost (C) adalah: $ 50.000


B 288,388
BCR= = ≈ 5,77 → renovasi layak dilakukan oleh perusahaan
C 50000
ACARA III
INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) DAN MINIMUM ATTRACTIVE
RATE OF RETURN (MARR)

I. Tujuan
Pratikum ini bertujuan untuk:
1. Menghitung nilai IRR dari suatu unit bisnis yang direncanakan.
2. Mengetahui kelayakan unit bisnis tersebut dengan membandingkan dengan
tingkat suka bunga yang berlaku (Minimum Attractive Rate of Return –
MARR)

II. Dasar Teori


IRR, ukuran profitabilitas yang banyak digunakan, adalah tingkat diskonto
yang menghasilkan Net Present Value (NPV) = 0 untuk aliran arus kas positif dan
negatif (Mellichamp, Price, and Price 2017). Dengan konsep tersebut, diperlukan
identifikasi aliran-aliran kas (cash flows), baik kas masuk (benefit) maupun kas
keluar (cost).
Penggunaan IRR banyak dilakukan pada proyek-proyek investasi. IRR
adalah suatu alat yang secara luas digunakan dalam meranking anggaran modal
proyek-proyek dan bahkan menjadi dasar untuk keputusan menerima atau
menolak proyek (Dhavale and Sarkis 2018). Dengan demikian, IRR menjadi
indikator tingkat suku bunga dimana suatu proyek investasi dinyatakan layak atau
tidak. Sementara ukuran layak tidaknya suatu investasi tergantung dari nilai
tingkat suku bunga bank (Minimum Attractive Rate of Return – MARR).
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) adalah tingkat pengembalian
yang wajar yang ditetapkan untuk evaluasi dan pemilihan alternatif
(http://engineeringeconomicsblog.blogspot.com/2013/07/minimum-attractive-
rate-of-return.html). Tingkat pengembalian ini didekati dengan besarnya tingkat
suku bunga bank (interest).
Metoda perhitungan IRR mendasarkan pada perhitungan NPV dan konsep
time value of money. Dengan memasukkan nilai NPV = 0, metoda menemukan
nilai IRR dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Cara mencoba-coba: menghitung nilai NPV dengan berbagai tingkat suku
bunga (MARR – i), sampai diperoleh perpindahan dari nilai negatif ke positif.
2. Berdasarkan pada hasil 1, nilai IRR dihitung dengan cara interpolasi dari
MARR yang menghasilkan nilai negatif dan positif tersebut (persamaan 6)
NPV 1
IRR=i1 + ( i −i ) …………………………………………. (6)
NPV 1−NPV 2 2 1
i1 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV1
i2 = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV2
Kriteria kelayakan suatu investasi ditentukan dengan membandingkan IRR
yang diperoleh dari perhitungan dengan MARR yang berlaku pada bank. Kriteria
kelayakan tersebut adalah:
1. IRR > MARR: investasi pada suatu proyek dinyatakan layak untuk dilakukan
dan ditindaklanjuti.
2. IRR = MARR: investasi pada suatu proyek dinyatakan mengalami titik impas
(BEP).
3. IRR < MARR: investasi pada suatu proyek dinyatakan tidak layak untuk
dilakukan.

III. Contoh soal


Hitunglah IRR dari arus berikut:

Tahun ke Cast (B) Benifit (B) B-C


1 7500 0 -7500
2 6000 0 -6000
3 1300 6000 4700
4 1300 6000 4700
5 1300 6000 4700
6 1300 6000 4700
7 1300 6331 5031

Penyelesaian:
DF12% PV12% DF15% PV15% DF20% PV20%
0,893 -6696 0,870 -6522 0,833 -6250
0,797 -4783 0,756 -4537 0,694 -4167
0,712 3345 0,658 3090 0,579 2720
0,636 2987 0,572 2687 0,482 2267
0,567 2667 0,497 2337 0,402 1889
0,507 2381 0,432 2032 0,335 1574
0,452 2276 0,376 1891 0,279 1404
NPV 2177 979 -563

IRR berada diantara 15% dan 20%


NPV 1
IRR=i1 + ( i −i )
NPV 1−NPV 2 2 1
979
IRR=15 %+ ( 20 %−15 % ) ≈ 18,2 %
979− (−563 )
ACARA IV
BREAK EVEN POINT (BEP)

I. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memahami konsep BEP sebagai salah satu bahan pertimbangan investasi
suatu bisnis.
2. Menentukan titik impas suatu model bisnis yang diusulkan.
3. Melakukan analisis keberlanjutan model bisnis yang diusulkan.

II. Dasar Teori


Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
mengalami kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau
kerugian sama dengan nol. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Biaya variabel (Variable Cost). Variable cost merupakan jenis biaya yang
selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana
perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini
biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan,
atau variable cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Biaya tetap (Fixed Cost). Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap
dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan
waktu (function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode
tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya
perusahaan, biaya ini tetap dikeluarkan.
Rumus break even point dapat dinyatakan dalam dua bentuk:
1. Dasar Unit
Cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi
untuk mendapatkan titik impas:
FC
BEP= ………………….……………………………………………….
( P−VC )
(7)
2. Dasar Penjualan
Cara menghitung berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk
mendapat titik impas:
FC
BEP=
VC …………………………………………….……………………..
( 1−
P )
(8)
Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah margin
kontribusi per unit.
Keterangan:
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variable Cost
P : Price per unit

III. Contoh Soal


Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil dengan
data sebagai berikut :
Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
Harga jual diperkirakan Rp. 5.000,00 per unit
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,00 dan total biaya variabel sebesar
Rp.250.000.000,00
Perincian masing-masing biaya disajikan pada Tabel 1:
Tabel 1 Komponen Biaya Perusahaan

Fixed Cost (FC) Jumlah (Rp) Variable Cost (VC) Jumlah (Rp)
Overhead pabrik 60.000.000,00 Biaya bahan 70.000.000,00
Biaya distribusi 65.000.000,00 Biaya tenaga kerja 85.000.000,00
Biaya administrasi 25.000.000,00 Overhead pabrik 20.000.000,00
Biaya distribusi 45.000.000,00
Biaya administrasi 30.000.000,00
Total 150.000.000,0 Total 250.000.000,00
0

Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.


Penyelesaian :
Kapasitas produksi 100000 unit
Harga jual per unit Rp. 5.000,00
Total Penjualan 100000 unit x Rp 5000,00 = Rp. 500.000.000,00
150000000
Biaya tetap per unit: =Rp 1.500 , 00
100000
250000000
Biaya variabel per unit: =Rp2.500,00
100000
1. Perhitungan BEP dalam unit
FC
BEP=
( P−VC )
150000000
BEP= ≈ 60000 unit
( 5000−2500 )
Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
2. Perhitungan BEP dalam rupiah
FC
BEP=
VC
( 1−
P )
150000000
BEP= ≈ Rp 300.000 .000,00
250000000
( 1−
500000000 )
Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,00 agar
terjadi BEP.
Bukti kedua hasil tersebut adalah:
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000,00/unit = Rp.300.000.000,00.
TUGAS BESAR

Dalam tugas besar ini, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
ditugaskan untuk membuat usulan inovasi model bisnis dari suatu perusahaan
(besar atau kecil) yang ada. Objek kajian berupa perusahaan pangan, seperti
perusahaan yang mengolah atau menghasilkan produk makanan maupun
minuman.
Laporan akan dipresentasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban di
hadapan para asisten. Format laporan disajikan sebagai berikut:
Bab 1. Perusahaan (Unit Bisnis) – Existing
1.1. Profil Perusahaan (Unit Bisnis) – Gambarkan usaha yang dilakukan
perusahaan: produk berupa bahan pangan, lokasi, area pemasaran, dan lain-
lain.
1.2. Cash Flow Perusahaan – Gambarkan cash flow perusahaan: investasi,
biaya-biaya operasi dan lain-lain, pendapatan/benefit, dan lain-lain.
Bab 2. Perusahaan Usulan (Proposed Firm)
2.1. Latar Belakang Berdiri – Gambarkan mengapa terjadi perubahan dari unit
bisnis lama ke baru: adanya inovasi (produk, proses, atau keduanya).
2.2. Model Bisnis – Gambarkan bagaimana perusahaan menjalankan model
bisnis (menciptakan nilai dan mengirimkan nilai ke konsumen). Note: nilai
ini melekat pada produk yang dihasilkan misal nilai adalah menyehatkan
(yang terdapat pada produk minuman cabe jamu).
2.3. Cash Flow Perusahaan
Bab 3. Kelayakan Finansial Perusahaan Usulan
3.1. Net Present Value (NPV)
3.2. Break Even Point (BEP) – Pada saat NPV = 0: kapan terjadi, jika diketahui
cashflow dan tingkat suku bunga (MARR).
3.3. Benefit Cost Ratio (BCR) – dihitung dari net benefit dibagi net cost selama
perioda tertentu: untuk keseragaman gunakan perioda 4 tahun (48 bulan).
3.4. Benefit Cost Ratio (BCR) – Berikan juga benefit tambahan yang dialami
konsumen secara langsung.
3.5. Internal Rate of Return (IRR) – adalah nilai tingkat suku bunga (MARR)
yang dihitung berdasarkan nilai NPV = 0, jika diketahui cash flow, periode
analisis (48 bulan).
3.6. Kesimpulan – berikan ulasan terkait dengan hasil perhitungan 3.1 sampai
3.5 tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dhavale, Dileep G. and Joseph Sarkis. 2018. “Computers and Operations


Research Stochastic Internal Rate of Return on Investments in Sustainable
Assets Generating Carbon Credits.” Computers and Operations Research
89:324–36.
http://engineeringeconomicsblog.blogspot.com/2013/07/minimum-attractive-rate-
of-return.html. diakses 19 Maret 2019
Ibrahim, M. Yacub. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Mellichamp, Duncan A., Sales Price, and Purchase Price. 2017. “Internal Rate of
Return : Good and Bad Features, and A New Way of Interpreting The
Historic Measure.” Computers and Chemical Engineering 106:396–406.
Park, Chan S. 2004. Fundamentals of Engineering Economics. New Jersey:
Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai