Anda di halaman 1dari 9

Jurnal EkonomiPrinsip

Pendekatan Syariah Indonesia,


Good Desember
Corporate 2016/1437
Governance H Kualitas Sumber
dalam Meningkatkan Volume VI,Insani
Daya No. 2:(SDI)
99-10799

PENDEKATAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA INSANI (SDI)
Yusi Septa Prasetia, Mohammad Ghozali
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo Program Studi Ekonomi Syariah
Dosen Pascasarjana IAIN Ponorogo Program Studi Ekonomi Syariah
Email: yussiseptaprasetia@gmail.com

Abstract
The application of good corporate governance is a concept that pressured the significance ofstakeholders
for getting the truth information, accurate and can be responsible. Good corporate governance a set of
regulation that arrange the relationship between all stakeholders for prevent significant mistake that may
happen and that those mistake can be solve immediately. Therefore, to create good corporategovernance
system needs of good human resources, has Islamic professionalism and comfortable job area. The fungtion
of human resources management to manage human resources quality so it can be applygood corporate
governance maximally. One way of human resources management’s manner is make good corporate
governance principles in employee’s personality and business job area.

Keywords: good corporate gover nance, management, human resources.

Abstrak
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) merupakan
konsep yang menekankan pentingnya para stakeholder untuk memperoleh informasi yang benar, akurat
dan dapat dipertanggungajawabkan atau seperangkat regulasi yang mengatur hubungan antar stakeholder
untuk mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dan memastikan bahwa kesalahan yang terjadi
dapat dengan segera diperbaiki. Oleh karena itu untuk mewujudkan sistem GCG di butuhkan SDI yang
berkualitas, memiliki professionalism Islam dan lingkungan kerja yang nyaman. Manajemen SDI berfungsi
untuk mewujudkan pengelolaan SDI yang berkualitas sehingga mampu menerapkan GCG secara maksimal.
Salah satu cara menajemen SDI itu adalah menumbuhkan prinsip-prinsip GCG pada kepribadian karyawan
dan lingkungan kerja perusahaan.

Kata Kunci: sumber daya insani, good corporate governance

PENDAHULUAN Oleh karena itu kualitas SDI senantiasa harus di


kembangkan dan diarahkan agar tercapainya
Sumber daya insani (SDI) merupakan salah
tujuan yang telah di tetapkan perusahaan yang
satu sumber keunggulan kompetitif yang penting
seiring dengan syariah Islam.
bagi perusahaan. Salah satu pengelolaan paling
Jika SDI ialah salah satu motor
penting dalam perusahaan ialah pengelolaan
penggerak suatu perusahaan, maka good
terhadap SDI. Hal ini disebabkan SDI merupakan
corporate governance lebih menekankan pada
salah satu tulang punggung dalam menjalankan
peraturan atau regulasi dan pengawasan. Hal
segala kegiatan operasional perusahaan. Oleh
ini berkontribusi untuk menjaga kepercayaan
karena itu penyediaan SDI harus disiapkan
pasar dan menguatkan transparansi serta
sedini mungkin (Kasmir, 2012). Di samping itu,
akuntabilitas perusahaan. Masalah yang
SDI yang dimiliki oleh perusahaan hendaknya
ditekankan pada good corporate governance
mempunyai profesionalitas dalam menjalankan
berorientasi pada nilai-nilai yang mendukung
setiap aktivitas operasional perusahaan.
pemerataan dan keadilan dengan menghargai
Begitu juga kegagalan dalam membina
semua stakeholder 1 perusahaan (Huda dan
dan mengelola SDI dapat mengakibatkan
timbulnya gangguan dalam mencapai tujuan
1 Stakeholder disini adalah semua elemen yang
organisasi. Baik itu tujuan dalam kinerja, profit,
mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Contoh
falah maupun keberlangsungan organisasi. para stakeholder diantaranya:
100 Yusi Septa Prasetia, Mohammad Ghozali

Nasution, 2009). Oleh sebab itu, untuk membuat pada abad ke-19. Menurut pandangan kaum
good corporate governance dapat bekerja secara intelektual manajemen lahir sebagai tuntutan
maksimal yang sesuai dengan amanah yang perlunya pengaturan hubungan di antara
dibebankan pada SDI, dibutuhkan kerjasama individu dalam suatu organisasi. Stoner
di semua aspek operasional dan di semua mengartikan manajemen sebagai proses
tingkatan dalam level organisasi perusahaan. perencanaan, pengorganisasian, memimpin
Lebih lanjut, Islam mendukung segala dan mengawasi usaha-usaha dari anggota
bentuk dari tata kelola yang positif. Nilai- organisasi dan sumber-sumber organisasi
nilai dan etika keislaman yang telah terbentuk untuk mencapai organisasi yang telah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan ditetapkan (Sinn, 2008). Manajemen yang
dalam komunitas muslim. Begitu juga terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
prinsip-prinsip good corporate governance yang pelaksanaan dan pengawasan merupakan satu
dirumuskan oleh Menteri Negara Koordinator kesatuan dalam hal pengaturan.
Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Dalam Islam pengaturan segala sesuatu
(Menko Ekuin) pada 29 Juni 2000 mencakup dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas
prinsip-prinsip transparansi (keterbukaan), merupakan hal yang disyariatkan oleh Islam.
akuntabilitas, responsibilitas (tanggung jawab), Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan
independensi (kemandirian) dan fairness Imam Muslim dari Yala bahwa Rasulullah
(kewajaran atau keadilan). bersabda:
َ
‫َّإن هللا َك َت َب ِاال ْح َس َان َع َ يل ُ ِّك ش ي ْ ٍ ئ‬
Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan
konsep Islam yang mengdepankan kejujuran, �
tanggung jawab dan keadialan kepada semua
“Sesunggunhnya Allah mewajibkan kepada
yang berkepentingan. Dengan demikian, secara
kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesutu.....”.
tidak langsung prinsip-prinsip good corporate
(H.R. Muslim).
governance, jika mampu dimaksimalkan akan
Kata ihsan bermakna melakukan sesuatu
membentuk pribadi-pribadi yang berlaku
secara maksimal dan optimal. Tidak boleh
adil, bertanggung jawab dan jujur dengan
seorang muslim melakukan sesuatu tanpa
setiap amanah yang di emban. Atas dasar
perencanaan, tanpa ada pemikiran dan tanpa
itulah dalam artikel ini akan mendeskripsikan
adanya penelitian. Akan tetapi pada umumnya
prinsip-prinsip good corporate governance dalam
dari hal yang kecil hingga hal yang besar
meningkatkan kualitas SDI.
harus dilakukan secara ihsan, secara optimal,
baik, benar dan tuntas. Dengan demikian
Manajemen Sumber Daya Insani
ketika melakukan sesuatu dengan benar, baik,
Secara ilmiah, perkembangan manajemen terencana dan terorganisasi dengan rapi maka
muncul di awal terbentuknya negara industri akan terhindar dari keraguan (Hafiduddin dan
Tanjung, 2003).
a. Invenstor selaku pihak yang mendanai perusahaan Burhanuddin Yusuf mendefinisikan
membutuhkan informasi atas kinerja perusahaan SDI sebagai individu yang merancang
tempat dia berinvestasi
b. Para pelaku pasar modal membutuhkan laporan dan memproduksi keluaran dalam rangka
keuangan perusahaan untuk kepentingan analisis pencapaian strategi dan tujuan yang telah
fundamental perusahaan ditetapkan oleh organisasi (Yusuf, 2015).
c. Pemerintah membutuhkan informasi perusahaan Sedangkan Ardan mendefinisikan SDI adalah
untuk kepentingan perhitungan pembayaran pajak,
ijin usaha dan lain-lain
kemampuan potensial yang dimiliki oleh setiap
d. Kreditur membutuhkan informasi perusahaan manusia yang terdiri atas kemampuan berfikir,
guna pengambilan keputusan untuk memberikan berkomunikasi, bertindak dan bermoral
pinjaman kepada perusahaan atau tidak untuk melaksanakan suatu kegiatan baik
e. Supplyer bersifat teknis maupun manajerial (Komang,
f. Karyawan dan lain-lain.
Lebih lanjut permasalahan tentang stakeholder 2012). Dengan demikian dapat diartikan
dapat dilihat pada Mal An Abdullah, Corporate manajemen SDI adalah suatu kegiataan
Governance Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: pengelolan SDI yang meliputi pendayagunaan,
Ar-Ruzz Media, 2010), 47. pengembangan, penilaian dan pemberian balas
Pendekatan Prinsip Good Corporate Governance dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Insani (SDI) 101

jasa yang didasarkan pada prinsip-prinsip pengetahuan dan membudayakan ilmu yang
keislamaan untuk mewujudkan kesejahteraan dimilikinya (Haluty, 2014).
manusia. Hal ini berarti manusia mempunyai
Pengelolaan SDI yang utama adalah kedudukan yang mulia karena ia dibekali dengan
pengelolaan dalam perilaku yang berkaitan akal dan perasaan. Manusia yang berkualitas
dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan merupakan manusia yang mengembangkan ilmu
(Hafiduddin dan Tanjung, 2003). Ketika setiap pengetahuan berdasarkan akal yang dimilikinya.
perilaku setiap individu telah berlandaskan Karena sejatinya setiap manusia mempunyai
nilai-nilai keimanan, maka perilakunya potensi-potensi tersembunyi yang harus di gali
akan terkendali dari perbuatan-perbuatan dan di kembangkan sendiri.
tercela seperti tindak pidana pencucian uang, Hasan Langgulung sebagaimana di kutip
manipulasi data keuangan untuk kepentingan oleh Djaelany Haluty, melihat bahwa potensi
pribadi dan lain-lain. Karena ia merasa adanya yang ada pada manusia sangat penting sebagai
pengawasan dari Sang Pencipta atas segala karunia yang diberikan Allah untuk menjalankan
perbuatan yang ia lakukan. tugasnya. Setiap manusia tidak mampu
Hal ini yang berbeda dengan perilaku mengemban tugas dan tanggungjawabnya
dalam manajemen konvensional, manajemen ketika ia tidak selalu mengembangkan potensi-
yang tidak terikat dengan nilai-nilai ketauhidan. potensi yang dimilikinya (Haluty, 2014).
Sehingga orang yang menerapkan konsep Artinya jika SDI-nya berkualitas maka ia
manajemen konvensional hanya merasakan akan mampu mempertanggungjawabkan
pengawasan dari pimpinan atau atasan. Selain amanahnya. Kualitas SDI ini tidak hanya cukup
itu, setiap kegiatan dalam manajemen syariah dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
dapat diupayakan menjadi amal sholeh yang teknologi tetapi juga harus diimbangi dengan
berrnilai ibadah (Hafiduddin dan Tanjung, pengembangan kualitas nilai-nilai rohani
2015). Sehingga orientansi pekerjaan seorang dan sprititual yaitu berupa iman dan takwa
muslim adalah orientasi akherat adalah hal kepada sang pencipta. Ketahanan kualitas SDI
yang utama. Setiap pekerjaan tidak hanya tidak akan sempurna tanpa ada ketangguhan
untuk mendapatkan pujian dari atasan tapi mental spiritual keagamaan. Sebagai contoh
untuk mendapatkan ridho Allah. berapa banyak pejabat negara di negeri ini
Keberhasilan manajemen SDI ialah yang mempunyai pengetahuan ilmu dan
mampu mewujudkan setiap pekerja menikmati teknologi tetapi terjerat kasus pelanggaran
pekerjaan mereka. Seorang pekerja tidak hukum yang menyebabkan ia berurusan
menganggap pekerjaanya sebagai sebuah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
kewajiban semata, melainkan sebuah (KPK) dan kepolisian. Hal ini mencerminkan
kebutuhan. Sehingga akan menumbuhkan bahwasanya kemampuan pengembangan
kepuasan batin para pekerja (Hafidudin ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
dan Tandjung, 2003). Ketika pekerja tidak diimbangi dengan pengembangan iman dan
mampu menikmati pekerjaanya, maka ia takwa di hatinya.
akan cenderung berkerja tidak maksimal. SDI yang mempunyai dan memegang
Akibatnya efiensi dan efektivitas perusahaan nilai-nilai agama akan lebih tangguh secara
akan menurun. rohaniah. Dengan demikian, ia mempunyai
tanggungjawab spiritual terhadap ilmu
SDI yang Berkualitas pengetahuan dan amanahnya. Sebaliknya SDI
yang tidak disertai dengan kepatuhan kepada
Manusia diciptakan oleh Allah sebagai
nilai-nilai keagamaan hanya membawanya
penerima dan pelaksana ajaran agama. Sehingga
kearah kenikmatan duniawi semata.
manusia ditempatkan pada kedudukan yang
Ketika semangat keduniawian ini telah
mulia. Untuk mempertahankan kedudukannya
masuk kejiwa-jiwa setiap manusia, maka ia
yang mulia dan membentuk pribadi yang
hanya akan mementingkan diri sendiri dan
bagus, Allah melengkapinya dengan akal
mengekploitasi sumber daya yang ada tanpa
dan perasaan yang memungkinkan manusia
ada tanggung jawab demi memenuhi hasratnya.
untuk menerima dan mengembangkan ilmu
102 Yusi Septa Prasetia, Mohammad Ghozali

Dengan demikian SDI yang berkualitas Penjabaran GCG dalam pandangan


adalah ia yang selaku menyeimbangkan Islam harus mampu berbasis orientasi nilai
antara pengembangan ilmu pengetahuan dan (value oriented) dan prinsip kejujuran dan
teknologi dengan pengembangan nilai-nilai keadilan terhadap semua stakeholder. GCG
keagamaan dalam diri. harus berusaha menempatkan maqashid al-
syariah2 sebagai tujuan akhir dengan membawa
Good Corporate Governance (GCG) konsep perlindungan terhadap kepentingan
dan hak semua stakeholder ke dalam aturan-
Good Corporate Governance merupakan
aturan syariah (Abdullah, 2010).
suatu istilah yang berasal dari bahasa Inggris,
Secara umum penerapan prinsip-prinsip
yaitu good yang berarti baik, corporate yang
GCG akan meningkatkan citra dan kinerja
berarti perusahaan dan governance yang berarti
perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan
pengaturan. Secara umum, istilah good corporate
bagi pemegang saham. Tujuan utama penerapan
governance diartikan dalam bahasa Indonesia
dari good corporate governance adalah (Rianto,
dengan tata kelola perusahaan yang baik
2010): Memaksimalkan nilai perusahaan
(Faozan, 2013).
dengan cara meningkatkan penerapan
Ekky Dwi Ferlinda mendefinisikan good
prinsip-prinsip transparansi, kemandirian,
corporate governance sebagai sistem pengendalian
akuntabilitas, pertanggungjawaban dan
dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat
kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan
dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak
perusahaan. Terlaksananya pengelolaan
yang mengurus perusahaan maupun ditinjau
perusahaan secara professional dan mandiri.
dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme
Terciptanya peengambilan keputusan
pengelolaan itu sendiri (Ferlinda, TT). Syakhroza
oleh elemen organisasi perusahaan yang
mendefinisikan good corporate governance sebagai
didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan
suatu mekanisme tata kelola organisasi secara
kepatuhan terhadap perundang-undangan
baik dalam melakukan pengelolaan sumber
yang berlaku. Terlaksananya tanggung
daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis
jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder
ataupun produktif dengan prinsip-prinsip
dan lingkungan di sekitar perusahaan.
keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
Meningkatkan mutu hubungan antara board of
independen, dan adil dalam rangka mencapai
directors dengan manejemn senior perusahaan
tujuan organisasi (Syakhroza, 2005).
dan para karyawan. Meningkatkan iklim
Tata kelola organisasi yang baik
investasi nasional yang kondusif.
dapat dilihat dari segi mekanisme internal
Selain tujuan di atas, Mas Ahmad
organisasi ataupun mekanisme eksternal
menggambarkan bahwasanya penerapan
organisasi. Mekanisme internal lebih fokus
GCG akan memberikan beberapa manfaat,
kepada bagaimana pimpinan suatu organisasi
diantaranya adalah (Daniri, 2006):
mengatur jalannya organisasi sesuai dengan
Peningkatan kinerja perusahaan melalui
prinsip-prinsip di atas. Sedangkan, mekanisme
pemantauan kinerja manajemen dan adanya
eksternal lebih menekankan kepada bagaimana
akuntabilitas manajemen terhadap pemangku
interaksi organisasi dengan pihak eksternal
kepentingan lainnya.
berjalan secara harmoni tanpa mengabaikan
Memberikan kerangka acuan yang
pencapaian tujuan organisasi (Faozan, 2013).
memungkinkan pengawasan berjalan efektif.
GCG dibentuk berdasarkan paradigma
Menghindarkan atau sekurang-
stakeholding. Karena itu GCG mengarahkan
kurangnya meminimalkan tindakan penyalah
dan mengendalikan perusahaan dengan
gunaan wewenang oleh pihak direksi dalam
mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan
pengelolaan perusahaan.
melalui perlindungan atas kepentingan dan
hak semua stakeholder (Abdullah, 2010). Dalam
Islam kepentingan stakeholder bukan hanya Maqashid al-syariah sebagaimana yang diungkapkan
2

berwujud keuangan tetapi dapat menjangkau oleh Imam Al-Ghazali mencakup lima aspek yaitu
etika, agama dan nilai-nilai luhur lainnya. memelihara agama (din), kehidupan/diri (nafs), akal
(aql), keturunan (nasl) dan harta benda (mal).
Pendekatan Prinsip Good Corporate Governance dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Insani (SDI) 103

Karena dalam praktek good corporate Responsibility (pertanggungjawaban)


governance karyawan ditempatkan sebagai salah Responsibility (pertanggungjawaban) yaitu
satu stakeholder yang harus di kelola dengan keseuaian dan kepatuhan dalam pengelolaan
baik dengan prinsip-prinsip kemanusiaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
tanpa ada unsur eksploitasi oleh perusahaan. sehat serta peraturan perundang-undangan
Maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang berlaku (Rianto, 2010). Prinsip ini dapat
diperkirakan juga akan meningkat. diwujudkan dengan menumbuhkan kesadaran
Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya bahwa tanggung jawab merupakan kewajiban
yang harus di tanggung oleh pemegang saham atas suatu wewenang yang di embannya.
sebagai akibat pendelegesian wewenang Sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kepada pihak manajemen. penyalah gunaan wewenang kekuasaan
dan meningkatkan profesionalitas guna
Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance meningkatkan pertanggung jawaban kinerja
karyawan.
Prinsip-prinsip good corporate governance
Selain itu, pertanggungjawaban tidak
terdiri dari lima prinsip utama yang untuk
hanya terbatas pada pelaporan keuangan
mewujudkan tujuan-tujuan utama di atas.
yang jujur dan wajar. Pertanggungjawaban
adalah sebagai berikut:
harus lebih mengedepankan esensi hidup
manusia bahwasanya kehidupan karyawan
Transparancy (keterbukaan informasi)
tidak hanya pertanggjawaban kepada manajer
Transparancy (keterbukaan informasi)
tetapi juga pertanggung jawabannya kepada
yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
Allah (Suryanto, 2016). Sehingga pengelolaan
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
perusahaan yang baik tidak hanya bertujuan
mengemukakan informasi materiil dan relevan
untuk memakmurkan manajemen dan
mengenai perusahaan yang di butuhkan oleh
karyawan tetapi juga masyarakat di sekitar
seluruh stakeholder (Rianto, 2010).
peusahaan.
Prinsip ini diwujudkan antara lain
dengan mewajibkan adanya informasi yang
Independency (kemandirian)
terbuka untuk semua kalangan serta jelas dan
Independency (kemandirian) yaitu suatu
dapat dipertanggungjawabkan. Transparency
keadaan ketika perusahaan dikelola secara
juga dapat diwujudkan dengan setiap
professional tanpa benturan kepentingan dan
orang atau pegawai di berikan kesempatan
pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen
untuk mengungkapkan cara kerja maupun
yang tidak sesuai dengan peraturan dan
rencana baru dalam pekerjaannya kepada
perundang-undangan yang berlaku dan
manajer berdasarkan keadilan dan kejujuran.
prinsip-prinsip korporasi yang sehat (Rianto,
Dengan demikian bahawasanya transparansi
2010). Prinsip independency dibutuhkan untuk
menunjukkan kemampuan dari para stakeholder
menghindari terjadinya konflik kepentingan
yang terkait untuk melihat dan memahami
oleh stakeholder yang lain, baik itu kepentingan
proses dan landasan yang digunakan
mayoritas pemegang saham maupun dalam
dalam pengambilan keputusan atau dalam
skala lebih kecil kepentingan organ perusahaan
pengelolaan perusahaan.
tertentu di luar wewenang organ perusahaan
tersebut.
Accountability (akuntabilitas)
Accountability (akuntabilitas) yaitu
Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
pertanggungjawaban organ perusahaan
yaitu perlakuan yang adil dan setara di
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
secara efektif (Rianto, 2010). Prinsip
timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
akuntabilitas menekankan kepada pentingnya
perundang-undangan yang berlaku (Rianto,
penciptaan sistem pengawasan yang efektif
2010). Secara praktek perusahan dapat
berdasarkan pembagian kekuasaan antara
membangun hubungan baik dengan mitra
organ perusahaan.
104 Yusi Septa Prasetia, Mohammad Ghozali

kerja dan perusahaan harus menggunakan dalam mengoptimalkan prinsip-prinsip GCG


dengan cara-cara yang baik, transparan dan diantaranya adalah dengan cara:
dapat di pertanggungjawabkan. Di samping
itu perusahaan juga membina keadilan dan Membebaskan SDI dari rasa takut.
kesetaraan dengan karyawan dengan cara Sejatinya ketakutan akan menghancurkan
menghindari praktek-praktek diskriminasi, kehidupan, menyakiti hubungan dan
memelihara keselamatan kerja serta menjamin menghambat pertumbuhan. Ketakutan adalah
dalam sistem remunerasi3. salah satu alasan karyawan tidak berhasil
Dalam ajaran Islam, kelima prinsip- menyeleseikan tugas mereka dengan baik.
prinsip pokok GCG di atas sesuai dengan Pada akhirnya, ketakutan akan
norma-norma dan nilai yang terkandung menghancurkan moral, kepercayaan
dalam agama Islam dan dalam aktivitas atau keinginan untuk berusaha. Untuk
kehidupan seorang muslim. Islam diantaranya menghilangkan ketakutan dan meningkatkan
sangat intens mengajarkan penerapan prinsip efektivitas dan keuntungan, perusahaan harus
adalah (keadilan), tawazun (keseimbangan), mencegah manajer untuk berbuat semena-
masuliyah (akuntabilitas), akhlaq (moral), shidiq mena terhadap karyawan yang gagal atau tidak
(kejujuran), amanah (pemenuhan kepercayaan), dapat mencapai target hasil yang diinginkan
fathanah (kecerdasan), tabligh (transparansi, (Rivai, 2010). Hal ini senada dengan prinsip
keterbukaan), hurriyah (independensi dan independensi atau kemandirian pada GCG.
kebebasan yang bertanggung jawab), wasathan
(kewajaran), idarah (pengelolaan), khilafah Meningkatkan komunikasi
(kepemimpinan), aqidah (keimanan), raqabah Ketika perusahaan mampu menciptakan
(pengawasan), qiraah dan ishlah (organisasi lingkungan kerja yang bebas dari ketakutan,
yang terus belajar dan selaku melakukan langkah selanjutnya adalah meningkatkan
perbaikan). Dengan demikian prinsip-prinsip komunikasi antara manajer dan karyawan,
GCG sejalan dengan nilai dan norma-norma terlepas dari level organisasi dan kedudukan
kehidupan seorang muslim dalam berbagai hal. karyawan. Meningkatkan komunikasi
membutuhkan perubahan gaya kepemimpinan
Pengelolaan SDI dengan Pendekatan Prinsip dari otoriter menjadi bentuk partisipan. Ini
GCG dapat dilakukan melalui melepaskan control
dan dominasi atas karyawan, memperbolehkan
Manusia merupakan sumber daya yang
karyawan untuk berpartisipasi sebagai mitra.
penting bagi suatu organisasi perusahaan
Akhirnya dalam rangka mendemon-
dalam mencapai tujuannya. Betapapun
trasikan nilai dan kepentingan ide dan
sempurna aspek teknologi dan keuangan
pemikiran karyawan maka manajer harus
perusahaan, jika tidak di dukung dengan
menjadi partisipan yang aktif berkomunikasi
lingkungan kerja yang nyaman dan sumber
dibandingkan menjadi pendengar yang pasif
daya yang memadai maka tujuan perusahaan
(Rivai, 2010). Jika di bawa ke prinsip GCG
akan sulit untuk dicapai.
maka hal ini sesuai dengan prinsip transparansi
Oleh karena itu SDI yang ada di dalam
dan fairness (keadilan atau kewajaran) dalam
perusahaan harus di kelola dengan baik dan
memperlakukan karyawan. Karyawan
mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman
diperlakukan bukan sebagai bawahan yang
bagi semua pihak. Diantara pengelolaan SDI
harus ditekan-tekan dan diekploitasi tetapi
karyawan adalah mitra dalam mewujudkan
Remunerasi merupakan sebuah istilah yang sering
3 tujuan perusahaan.
dikaitkan dengan dunia ketenegakerjaan, terutama
dalam sistem pengupahan atau penggajian. Dalam Membina hubungan yang baik antar divisi
kamus besar bahasa Indonesia, remunerasi diartikan
sebagai uang yang diberikan sebagai balas jasa untuk organisasi.
pekerjaan yang di lakukan. Secara harfiah remunerasi Kemampuan untuk membina
diartikan sebagai subsitusi dari uang yang ditetapkan hubungan memungkinkan manajer untuk
dengan peraturan tertentu sebagai imbal balik suatu meningkatkan hubungan dengan karyawan.
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja.
Pendekatan Prinsip Good Corporate Governance dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Insani (SDI) 105

Mereka membantu manajer menciptakan otoritas terhadap karyawan, tidak menjamin jika
suasana komunikasi yang positif, nyaman dan karyawan mempercayai mereka. Kepercayaan
mendorong karyawan untuk mendiskusikan didasarkan pada kejujuran. Sehingga antara
masalah performa, pilihan dan ide karyawan dan manajer dituntut untuk berlaku
pengembangan perusahaan secara terbuka dan jujur (Rivai, 2010). Kepercayaan dan kejujuran
jujur tanpa rasa takut. Sehingga lingkungan merupakan sesuatu sikap yang penting dalam
seperti ini akan menciptakan proses hubungan segela hal. Sikap ini juga menjadi penentu
yang bersinergi (Rivai, 2010). Selain hubungan dalam keberhasilan perusahaan di samping
yang baik dalam internal perusahaan, manajer kemampuan dan kompetensi SDI (Putri, TT).
juga menjalin hubungan yang baik dengan
para stakeholder untuk menerima masukan dan Penghargaan diri
kritikan untuk kemajuan perusahaan. Penghargaan diri merupakan puncak
Hal ini secara tidak langsung sesuai dari seluruh langkah yang diambil dalam
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas proses penciptaan perusahaan yang saling
perusahaan. Yaitu trasparansi dalam menerima bersinergi. Bentuk-bentuk penghargaan diri ini
masukan dan saran serta bentuk tanggungjawab diantaranya adalah memberi kebebasan dalam
manajer kepada karyawaan. menetukan sikap, mengakui karyanya sekecil
Menumbuhkan jiwa kesatuan apapun, melibatkan dalam pengambilan
Artinya pada diri setiap pegawai atau keputusan dan menghargai kinerja karyawan
manajer perlu ditanamkan rasa kesatuan dan (Rivai, 2010).
kesetian pada perusahaan. Sehingga dapat Karyawan yang diliputi perasaan cemas
bekerja sama pada sejumlah orang untuk dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi
mencapai tujuan perusahaan (Mamik dan terhadap tugas dan kewajiban sehingga
Syarif, 2014). Dengan demikian karyawan juga mengakibatkan ketidak sempurnaan dalam
akan merasakan perasaan memiliki perusahaan bekerja (Putri, TT). Oleh karena itu perusahaan
tersebut. juga harus memikirkan agar karyawan dapat
bekerja dengan tenang dan menumbuhkan
Meningkatkan keterlibatan personal antar semangat karyawan dalam bekerja.
karyawan
Keterlibatan personal bukan berarti Membangun professional
melalui batasan yang diberikan perusahaan, Kunci untuk mengoptimalkan sistem
tetapi untuk menciptakan ikatan pada perusahaan yang ada adalah dengan
hubungan antara manajer dengan karyawan. membangun profesionalisme pada karyawan.
Hal yang paling kecil dalam keterlibatan Membangun profesionalisme diantaranya dapat
personal adalah dengan bertanya yang akan dilakukan dengan pelatihan (training) dalam
membantu menemukan keinginan karyawan. segala bidang pekerjaan. Karena pelatihan
Manajer harus mampu mengambil segala merupakan bentuk ilmu untuk meningkatkan
kesempatan untuk mengetahui kejadian yang kinerja. Islam mendorong untuk melakukan
terjadi pada kehidupan karyawan (Rivai, 2010). pelatihan (training) terhadap para karyawan
Keterlibatan aktif personal bukan hanya dengan tujuan meningkatkan kompetensi
berarti keterlibatan jasmaniah semata, namun dan kemampuan teknis karyawan dalam
juga dapat diartikan sebagai keterlibatan, menunaikan tanggung jawab pekerjaan (Sinn,
rohaniah, mental, pikiran dan emosi atau 2006). Selain itu pelatihan kinerja juga merupakan
perasaan seseorang dalam mencapai tujuan salah satu model penghargaan diri kepada
organisasi. Keterlibatan personal ini juga sesuai karyawan. Pelatihan kinerja akan membantu
dengan prinsip fairness pada GCG. karyawan mengembangkan kepercayaan diri.
Selain pengembangan profesionalisme
Meningkatkan kepercayaan dan kejujuran kinerja, perusahaan hendaklah juga
Kepercayaan pada hubungan kerja mengembangkan profesionalisme ruhaniah
didapat dari usaha dan bukan di dapat dari melalui pelatihan-pelatihan yang mampu
derajat. Manajer yang memiliki kekuasaan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan
106 Yusi Septa Prasetia, Mohammad Ghozali

karyawan. Pengembangan keimanan dan Corprate Governance Dalam Meningkatkan


ketakwaan menjadikan penyeimbang Kualitas Pelayanan (Studi pada PT. Telkom
pengembangakan profesionalisme Banyuwangi)”. Jurnal Administrasi Publik
karywanan. (JAP), Vol. 1, No.4, pp. 22-30.
Demikianlah pengelolaan SDI yang Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung.
seharusnya dikembangkan dalam mewujudkan (2003), Manajemen Syariah dalam Praktik,
peningkatan kualitas SDI dan meningkatkan Gema Insani Press, Jakarta.
lingkungan kerja yang nyaman. Kualitas SDI Haluty, Djaelany. (2014), “Islam dan Manajemen
dan kenyamanan kerja merupakan dua hal Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas”,
yang saling bersinergi dalam meningkatkan Jurnal Irfani Vol. 10, pp. 63-74.
produktivitas perusahaan. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution.
(2009), Current Issues Lembaga Keuangan
Syariah, Kencana Prenada Media Group,
KESIMPULAN
Jakarta.
Pengelolaan SDI dalam perusahaan Kasmir. (2012), Manajemen Perbankan, PT. Raja
sangatlah penting. Kualitas SDI dalam Grafindo Persada, Jakarta.
suatu perusahaan merupakan penentu yang Komang, Ardana I. Mujiati, Ni Wayan,
sangat penting bagi keefektifan berjalanya dan Mudiartha Utama I Wayan. (2012)
kegiatan operasional dalam perusahaan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha
Keberhasilan seseorang dalam menjalankan Ilmu, Jakarta.
tugasnya dipengaruhi oleh tingkat kompetensi, Mamik dan Usaman Syarif (2014), Manajemen
profesionalisme dan komitmennya terhadap Sumber Daya Manusia, Zifatama Publisher,
tanggunga jawab yang di pikulnya. Oleh Sidoarjo.
karena itu, perusahaan harus terus mengelola Putri, Asri Dwijaya. (TT), “Sumber Daya
SDI yang dimilikinya. Manusia, Good Corporate Governance
Selain potensi dalam diri manusia, dan Kinerja Perusahaan”. Piramida, Vol. XI
kualitas SDI juga dapat ditingkatkan dengan No.1, pp. 29-34.
sistem-sistem yang ada dalam perusahaan Riantono, Ignatius Edward. (2014), “Pengelolaan
tersebut. Good corporate governance merupakan Manajemen Modern dalam Mewujudkan
salah satu sistem pengawasan yang terintegrasi Good Corporate Governance: Optimalisasi
dengan semua stakeholder perusahaan juga Pencapaian Tujuan Perusahaan”, Binus
diprediksi akan meningkatkan kualitas SDI Business Review Vol. 5 No. 1, pp. 315-322.
dan meningkatkan lingkungan kerja yang Rivai, Veithzal. Faisal Syam, dkk. (2010), Islamic
lebih nyaman. Karena good corporate governance Performance Appraisal for Human Capital:
menekankan saling transparansi dan keadilan Sistem Penilaian Kinerja SDM secara Islami
antara semua stakeholder. untuk Mengoptimalkan Kinerja Perusahaan,
Gramata Publishing, Depok.
DAFTAR PUSTAKA Rivai, Veitzal dan Ella Jauvani Sagala. (2009),
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Abdullah, Mal an. (2010), Corporate Governance Perusahaan: dari Teori ke Praktik, Rajawali
Perbankan Syariah di Indonesia, Ar-Ruzz Pers, Jakarta.
Media, Yogyakarta. Riyadi. (2012), “Faktor Sumber Daya Manusia
Daniri, Mas Ahmad. (2006), Good Corporate Yang Meningkatkan Kinerja Karyawan dan
Governace: Konsep dan Penerapannya, Ray Perusahaan di Kalbar”, Jurnal EKSOS Vol
Indonesia, Yogyakarta. 8, pp. 114-119.
Faozan, Akhamad. (2013), “Implementasi Good Samsudin, Sadili. (2006), Manajemen Sumber
Corporate Governance dan Peran Dewan Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung.
Pengawas Syariah di Bank Syariah”. Jurnal Sinn, Ahmad Ibrahim Abu. (2008) Manajemen
Ekonomi Islam La Riba, Vol. 7. No. 1, pp. 1-14 Syariah; Sebuah Kajiaan Historis dan Kontemporer,
Ferlinda, Ekky Dwi, Heru Ribawanto dan PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Siswidiyanto. (TT), “Implementasi Good Sunyoto, Danang. (2012), Manajemen Sumber
Pendekatan Prinsip Good Corporate Governance dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Insani (SDI) 107

Daya Manusia, Penerbit Caps, Yogyakarta. Syakhroza, Akhmad. (2005) Corporate Governance:
Surat Keputusan Menko Ekuin KEP-31/M. Sejarah dan Perkembangan. Teori dan Sistem
EKUIN/06/2000. Covernance serta Aplikasinya Pada Perusahaan
Suryanto, Tulus dan Anip Dwi Saputro. (2016) BUMN. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Konsep Pencegahan Kecurangan (Fraud) Yusuf, Burhanuddin (2015). Manajemen Sumber
Akuntansi dalam Perspektif Islam, CV. Arti Daya Manusia di Lembaga Keuangan Syariah,
Bumi Intaran, Yogyakarta. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai