TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus ataupun yang sering disebut dengan penyakit kencing manis
merupakan suatu penyakit yang dapat terjadi ketika tubuh tidak mampu untuk
yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, resistensi
insulin atau keduanya yang berlangsung lama (kronik) dan dapat menyebabkan
kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ ginjal,
menjelaskan bahwa Diabetes mellitus adalah sindrom klinis yang ditandai dengan
hormon insulin dalam tubuh yang dikeluarkan dari sel β pankreas mempengaruhi
yang signifikan. Kadar glukosa darah erat hubungannya dengan insulin sebagai
regulator utama perantara metabolisme. Hati sebagai organ utama dalam transport
glukosa yang menyimpan glukosa sebagai glikogen dan kemudian dirilis ke jaringan
2.1.2.1 Anatomi
dalam ruang retroperitonial. Di sebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa di
arah kronio dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas di hubungkan dengan corpus
pankreas oleh leher pankreas yaitu bagian pangkreas yang lebarnya biasanya tidak
lebih dari 4 cm, arteri dan vena mesentrika superior berada di leher pankreas bagian
darah kapiler.
Pulau langerhans mengandung 3 jenis sel utama, yakni sel–alfa, beta dan
delta. Sel beta yang mencakup kira kira 60% dari semua sel terletak terutama di
tengah setiap pulau dan mensekresikan insulin. Granula sel B merupakan bungkusan
insulin dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan bervariasi antara spesies 1 dengan yang
lain. Dalam sel B, muloekus insulin membentuk polimer yang juga komplek dengan
seng. Perbedaan dalam bentuk bungkusan ini mungkin karena perbedaan dalam
aparatus kolgi, tempat ini dibungkus didalam granula yang diikat membran. Kranula
ini pergerak ke dinding sel oleh satu proses yang tampaknya sel ini yang
membran basalis sel B serta kapiler berdekatan dan endotel fenestrata kapiler untuk
mencapai aliran darah. Sel alfa yang mencakup kira-kira 25% dari seluruh sel
mensekresikan glukagon. Sel delta yang merupakan 10% dari seluruh sel
mensekresikan somatostatin.
2.1.2.2 Fisiologi
1) Fisiologi Pankreas
Pangkreas disebut sebagai organ rangkap, mempunyai 2 fungsi yaitu sebgai
kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret yang
sel-sel di pulau langerhans. Hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai hormon yang
merendahkan kadar glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang dapat
a) Kepala (kaput) yang paling lebar terletak dikanan rongga abdomen, masuk
b) Badan (korpus) menjadi bagian utama terletak dibelakang lambung dan didepan
c) Ekor (kauda) adalah bagian runcing disebelah kiri sampai menyentuh pada limpa
(lien)
2) Fisiologi Insulin
amino
insulin, yaitu sebuah hormon antidiabetik, yang diberikan dalam pengobatan diabetes.
Insulin adalah sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim enzim
pencernaan protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan
suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai
hormonal yang disekresikan oleh pulau-pulau (islests) langerhans. Dua dari hormon
hormon tersebut, insulin dan glukagen memiliki fungsi penting dalam pengaturan
dalam pengaturan sekresi sel pulau dan yang keempat polipeptida pankreas pada
Insulin merupakan protein kecil, terdiri dari dua rantai asam amino yang satu
sama lainya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Bila kedua rantai asam amino
dipisahkan, maka aktifitas fungsional dari insulin akan hilang. Translasi RNA insulin
insulin , melekat erat pada reticulum endoplasma, membentuk pro insulin, melekat
erat pada alat golgi, membentuk insulin, terbungkus granula sekretorit dan sekitar
seperenam lainnya tetap menjadi pro insulin yang tidak mempunyai aktifitas insulin.
Insulin dalam darah beredar dalam bentuk yang tidak terikat dan memiliki
waktu paruh 6 menit. Dalam waktu 10-15 menit akan dibersihkan dari sirkulasi.
Kecuali sebagian insulin yang perikatan dengan reseptor yang ada pada sel target,
sisa insulin di dekradasi oleh enzim insulinase dalam hati, ginjal, otot dan jaringan
yang lain.
Reseptor insulin merupakan kombonasi dari empat sub unit yang saling
berikatan bersama oleh ikatan disurfide, 2 sub unit alfa (Terletak seluruhnya diluar
membran sel) 2 sub unit beta (menembus membran, menonjol kedalam sitoplasma).
Insulin berkaitan dengan sub unit alfa sub unit beta mengalami auto fos forilas-
lemak, dan asam amino dari penyimpanan kedalam aliran darah. Kedua hormon ini
bersifat berlawanan dalam efek keseluruhannya dan pada sebagian besar keadaan
yang menimbulkan kejang dan koma. Defiensi insulin baik absolute maupun relatif
koma menyebabkan diabetes mellitus 1 penyakit komplek yang bila tidak diobati
lainnya.
sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang
memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau
dan IDAI sebagai organisasi yang sama di Indonesia menggunakan klasifikasi dengan
dasar yang sama seperti klasifikasi yang dibuat oleh organisasi yang lainnya
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena
biasanya terjadi pada usia dewasa. Seringkali diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa
tahun setelah onset, yaitu setelah komplikasi muncul sehingga tinggi insidensinya
sekitar 90% dari penderita DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat
dari memburuknya faktor risiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya
aktivitas fisik
bahwa gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang didiagnosis selama
kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi
Diabetes melitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena adanya
kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
hormonal yang dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu
diabetes tipe 1.
3) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 seperti: usia,
obesitas, riwayat dan keluarga. Riyadi dan Sukarmin [CITATION Riy13 \n \t \l 1033 ]
menjelaskan bahwa etiologi diabetes tipe 2 adalah yang disebabkan oleh penurunan
produksi insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans jenis Juvenilis (usia muda)
merusak sel-sel beta atau degenerasi sel beta. Tipe ini jelas disebabkan oleh
degenerasi sel-sel beta sebagai akibat penuaan yang cepat pada orang yang rentan dan
obesitas mempredisposisi terhadap jenis obesitas ini karena diperlukan insulin dalam
orang normal.
Faktor resiko yang dapat menimbulkan diabetes menurut Riyadi dan Sukarmin
diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut
2) Usia
dengan capat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada
Stres kronis cendrung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang
kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja
kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban
yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan
insulin.
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko terkena
gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak terarur dan cenderung
2.15 Patofisiologi
resistensi insulin dan disfungsi sel prankeas yang terjadi akibat dari gaya hidup yang
kurang baik, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta penuaan. DM tipe 2 bukan
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel-sel saluran insulin gagal
atau tidak mampu merespon insulin secara normal sehingga tubuh tidak mampu
memproduksi insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan
kurangnya sel beta atau defisiensi insulin, dan resistensi insulin perifer. Resistensi
insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada reseptor - reseptor insulin sehingga
menuju sel-sel.
darah yang berlebihan maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. Namun demikian jika sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya, maka
kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah DM tipe 2. Meskipun terjadi gangguan
sekresi insulin yang merupakan cirri khas diabetes tipe 2, namun masih terdapat
insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi
badan keton yang menyertainya. karenaitu, ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada
Tanda dan gejala yag dapat timbul pada penyakit DM tipe 2 menurut PERKENI
disfungsi cairan dari intra sel kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume
intra sel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel .Akibat dari dehidrasi sel mulut
menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan
Orang yang menderita penyakit dm akan merasa selalu lapar hal ini terjadi karena
glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin. Maka
produksi energi menurun, penurunan energI akan menstimulasi rasa lapar. Maka
C. Poliuria
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula
dalam tubuh relatif tinggi sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti
aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolaritas dan akibat nya
D. Gangguan penglihatan
akan mengeluh pandangan kabur. Pandangan kabur ini disebabkan akibat penyemitan
saluran darah ke mata atau kurangnya nutrisi yang di terima oleh mata
kedalam sel, maka sel kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan
metabolisme, akibat dari itu maka selakan menciut, sehingga seluruh jaringan
Rasa kebas pada tangan dan kaki disebabkan oleh adanya kerusakan pada saraf
2.17 Komplikasi
A. Komplikasi akut:
1. Hipoglikemia merupakan rendahnya kadar gula dalam darah yaitu kurang dari 70
mg/dL. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik
yang berat.
2. Hiperglikemia adalah adalah peningkatan kadar gula dalam darah yaitu lebih dari
200 mg/dL. Jika kadar gula darah makin lama makin meningkat dan tidak
3. Diabetik ketoasidosis adalah tidak adanya atau kurangnya jumlah insulin yang
dihasilkan.
B. Komplikasi kronis:
yang tidak normal dan perubahan pada dinding arteri. Aterosklerosis sering terjadi
yang ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran diantara jaringan dan
pembuluh darah sekitar. Pada pasien dengan DMTI/IDDM dapat terjadi beberapa
hal diantaranya:
Retinopati
Retinopati adalah adanya perubahan dalam retina karena berkurangnya aliran
darah dalam retina, sehingga akan menyebabkan iskemik retina. Perubahan ini
Nefropati
Nefropati adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan adanya albumin dalam
urine, hipertensi.
Neuropati
Neuropati adalah penyakit pada sistem saraf perifer dan sistem saraf otonom.
3. Kaki diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang
tidak terkendali. Kaki diabetes melitus dapat disebabkan kerena hilangnya sensori
pada kaki yang mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan
2.18 Penatalaksaan
Menurut PERKENI [CITATION PER15 \n \t \l 1033 ] dalam
1. Pendidikan/edukasi
yang berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. Perawat
penyusunan program health education serta memberikan informasi yang tepat tentang
kesehatan. Agar perawat dapat bertindak sesuai perannya sebagai educator pada pasien
yang optimal melalui tindakannya sendiri. Metode dalam pelaksanaan edukasi juga
ikut berperan penting. Metode edukasi yang digunakan harus disesuaikan dengan
tujuan dan sasaran pembelajaran. Metode edukasi dibagi menjadi 3 yaitu metode
edukasi untuk individual, metode edukasi untuk kelompok, dan metode edukasi untuk
massa. Selain menggunakan metode yang tepat, sebagai intervensi yang terstruktur,
pengelolaan diet ini adalah untuk membantu penderita memperbaiki gizi dan untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik yaitu ditunjukkan pada pengendalian
glukosa, lipid dan tekanan darah. Penatalaksanaan diet bagi penderita diabetes tipe 2
ini merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes mellitus secara total [ CITATION
Was12 \l 1033 ].
Standar dan prinsip diet diabetes mellitus tipe 2 menurut Waspadji [CITATION
Was12 \n \t \l 1033 ] standar diet diabetes melitus diberikan pada penderita diabetes
mellitus atau pasien sehat yang bukan penderita diabetes mellitus sesuai
kebutuhannya. Terdapat 8 jenis standar diet menurut kandungan energi, yaitu diet
diabetes mellitus 1100, 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300, dan 2500 kalori. Secara
umum standar diet 1100 kalori sampai dengan 1500 kalori untuk pasien diabetes yang
gemuk. Diet 1700 sampai dengan 1900 kalori untuk pasien diabetes dengan berat
badan normal. Sedangkan diet 2100 sampai dengan 2500 kalori untuk pasien diabetes
kurus.
Penatalaksanaan diet ini meliputi 3 hal utama yang harus diketahui dan
dilaksanakan oleh penderita diabetes mellitus, yaitu jumlah makanan, jenis makanan,
dan jadwal makanan [CITATION PER15 \l 1033 ]. Penatalaksanaan diet pada penderita
diabetes mellitus tipe 2 berfokus pada pembatasan jumlah energi, karbohidrat, lemak
[ CITATION Pra14 \l 1033 ] menyatakan bahwa jumlah kalori yang dikonsumsi oleh
penderita diabetes mellitus dalam sehari terbagi dalam 3 besar dan 3 kecil, dengan
ketentuan sarapan pagi 20% dari jumlah kalori, cemilan diantara sarapan pagi dan
makan siang 10% makan siang dari jumlah kalori, makan siang 25% dari jumlah
kalori, cemilan diantara makan siang dan makan malam 10% dari jumlah kalori,
makan malam 25% dari jumlah kalori dan cemilan sebelum tidur 10% dari jumlah
kalori.
Pada laki-laki yang tingginya <160 cm atau perempuan yang tingginya 150 cm,
berlaku rumus:
Untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita diabetes mellitus dengan
Umur
Pengurangan energi dilakukan bagi pasien yang berusia > 40 tahun dengan
ketentuan: usia 40 – 59 tahun, kebutuhan energi dikurangi 5%, usia 60-69 tahun,
kebutuhan energi dikurangi 10%, dan jika usia >70 tahun, kebutuhan energi dikurangi
20%.
Aktifitas fisik/pekerjaan
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan kategori aktifitas fisik sebagai
berikut: keadaan istirahat : ditambah 10% dari kalori basal, aktivitas ringan : pegawai
kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan lain-lain kebutuhan
energi ditambah 20% dari kebutuhan energi basal, aktivitas sedang : pegawai di
dinaikkan 30% dari energi basal, aktivitas berat : petani, buruh, militer dalam keadaan
latihan, penari, atlet, kebutuhan ditambah 40% dari energi basal, aktivitas sangat
berat: tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah 50% dari
energi basal.
Bila berat badan lebih, maka energi dikurangi 10%. Bila gemuk, energi dikurangi
sekitar 20% bergantung kepada tingkat kegemukan. Bila kurus, energi ditambah
sekitar 20% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB. Untuk tujuan
penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal
B. Jenis makanan
Makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang mengandung banyak
dan lemak jenuh serta tinggi natrium. Makanan yang mengandung karbohidrat mudah
diserap seperti sirup, gula, dan sari buah harus dihindari. Sayuran dengan kandungan
karbohidrat tinggi seperti buncis, kacang panjang, wortel, daun singkong dan bayam
harus dibatasi tidak boleh dalam jumlah banyak. Buah-buahan berkalori tinggi seperti
nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, dan sawo sebaiknya dibatasi. Sayuran
yang bebas dikonsumsi adalah sayuran dengan kandungan kalori rendah seperti
oyong, ketimun, labu air, labu siam, lobak, selada air, jamur kuping, dan tomat
tinggi serat larut air, dan makanan yang diolah dengan sedikit minyak. Penggunaan
gula murni diperbolehkan hanya sebatas sebagai bumbu [ CITATION Was12 \l 1033 ]
Selain itu, pasien diabetes harus membatasi makanan dari jenis gula, minyak dan
garam. Banyak penderita diabetes melitus tipe 2 mengeluh karena makanan yang
tercantum dalam daftar menu diet kurang bervariasi sehingga sering terasa
membosankan. Untuk itu, agar ada variasi dan tidak menimbulkan kebosanan, dapat
diganti dengan makanan penukar, kandungan zat gizinya harus sama dengan makanan
yang digantikannya.
Jenis bahan makanan yang dianjurkan : sumber protein hewani : ayam tanpa kulit,
ikan dan putih telur, sumber protein nabati : tempe, tahu, kacang-kacangan,
(kacang ijo, kacang merah, kacang kedelai), sayuran yang bebas dikonsumsi :
oyong, ketimun, labu air, lobak, selada air, jamur kuping dan tomat, buah – buahan
: jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing, susu
rendah lemak.
(singkong, ubi jalar, kentang), dan sagu, sayuran tinggi karbohidrat : buncis,
kacang panjang, wortel, daun singkong, bayam, daun katuk, daun pepaya, melinjo,
nangka muda dan tauge, buah – buahan tinggi kalori : nanas, anggur, mangga,
Jenis bahan makanan yang harus dihindari : sumber karbohidrat sederhana : gula
pasir, gula jawa, gula batu, madu, sirup, cake, permen, minuman ringan, selai, dan
lain-lain, makanan mengandung asam lemak jenuh : mentega, santan, kelapa, keju
krim, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, makanan mengandung lemak trans:
daging, otak, durian, susu full cream, makanan mengandung natrium tinggi:
Jadwal makan Pada penderita diabetes melitus, pengaturan jadwal makan juga
penting karena berkaitan dengan kadar glukosa darah [ CITATION Ame15 \l 1033 ].
total < 130 gr/hari tidak dianjurkan, makanan harus mengandung karbohidrat
penderita diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain, sukrosa
tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi, pemanis alternatif dapat digunakan
sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted
Daily Intake), makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari.
Serat
cukup serat dan kacang – kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat
yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat dan bahan lain yang
(Perkeni, 2011).
Kebutuhan Protein
Protein dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi. Sumber protein yang
baik adalah seafood, daging lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologis tinggi (Perkeni, 2011).
Kebutuhan Lemak
25% kebutuhan kalori dan tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori. Lemak tidak jenuh ganda < 10%, selebihnya
Natrium
masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6 – 7 g (1
sendok teh) garam dapur. Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai
2400 mg garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit (Perkeni,
2011).
3. Intervensi farmakologis
hari. Penderita diabetes melitus tipe 2, umumnya perlu minum obat antidiabetes
secara oral atau tablet. Penderita diabetes memerlukan suntikan insulin pada kondisi
tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan insulin dan tablet (Perkeni, 2011).
dokter. Obat penurun glukosa darah bukanlah hormon insulin yang diberikan secara
oral. OHO bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah
B. Insulin
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian insulin adalah jenis
preparat, dosis insulin, waktu dan cara penyuntikan insulin, serta penyimpanan
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring
Plasma vena : >200 DM, 100-200 Plasma vena : >120 DM, 110-120
Darah kapiler : >200 DM, 80-100 Darah kapiler : >110 DM, 90-110
C. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostic pada DM adalah: GDP, GDS, GD2PP (glikosa darah 2 jam
D. Tes saring
- GDP,GDS
- Tes Glukosa Urin: Tes konvensional (metode reduksi/ Benedict), Tes carik celup
- Mikroalbuminnuria : urin
pemeriksaan :
- Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
G. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes pemantauan
Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dalam Ninda Fauzi (2015), diet memiliki arti sebagai
pengaturan pola dan konsumsi makanan seta minuman yang dilarang, dibatasi
Diet diabetes mellitus adalah diet yang diberikan kepada penyandang diabetes
mendapatkan control metabolic yang lebih baik dengan cara menyeimbangkan asupan
makanan dengan obat penurun glukosa oral maupuninsulin dan aktivitas fisik untuk
mencapai kadar gula darah normal, mencapai dan mempertahankan kadar lipida
dalam normal. Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi
penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis dan jadwal pemberian makan
(Syahbudin,2010).
Menurut Priyoto (2015) Tujuan dari terapi gizi pada penyakit Diabetes
1. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal yang menjadi tujuan utama
dalam terapi gizi ini, meskipun kadar gula darah yang benar-benar dalam kisaran
badan yang ideal bagi orang dewasa dan mencapai pertumbuhan dan
4. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes mellitus dan
Prinsip pengaturan makan pada diabetes mellitus hamper sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umumnya, yaitu makanan yang beragam bergizi
dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat
penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis
dan jumlah makanan atau dikenal dengan istilah 3J (Priyoto, 2015). Prinsip
Tepat jadwal sangat penting bagi penderita diet untuk pasien DM, karena
memakan makanan yang tepat jadwal sudah sangat membantu menjaga kadar gula
dalam darah. Tepat jadwal yang dimaksud disini adalah penderita harus mengikuti
jadwal makanan yang sudah deprogram yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3
jam. Yaitu 6x makan, yaitu 3x makan berat dan 3x makan selingan atau snack. Itu
berarti jika pasien sudah sarapan, penderita tidak boleh makan makanan yang berat
Pasien hanya diperkenankan makan snack yang berupa potongan kecil makanan
rendah karbohidrat dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam setelah snack
penderita boleh makan makanan utama lagi, begitu samapai makan malam. Pada
malam hari tidak diperkenankan makan lagi setelah makan malam (Tjokroprawiro,
2007 dalam Ninda fauzi, 2015). Contoh jadwal makan pasien adalah makan pasien
Usahakan makan tepat waktu. Apabila terlambat makan maka akan bisa terjadi
hipoglikemia atau rendahnya gula darah. Hipoglikemia meliputi gejala seperti pusing,
mual dan pingsan. Apabila terjadi hal seperti ini segera minum air gula atau teh
manis
Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari dalam melakukan diet.
Untuk pasien diabetes mellitus bukan karena tidak enak namun karena makanan
tersebut dapat membuat kadar gula darah naik secara drastis. Makanan-makanan yang
harus dibatasi misalnya segala macam kue dan roti yang mengandung banyak gula,
selai, es krim, permen, susu manis, buah-buhan yang berasa manis dan tentu saja
sayuran mentah, sayuran olahan dan buah-buahan yang tidak terlalu manis
(Tjokroprawiro, 2007 dalam Ninda fauzi, 2015).
Bagi penderita DM, gula dalam darah mereka sudah sangat tinggi oleh sebab itu
maka kalori yang masuk harus tepat bagi pasien DM, maka jumlah makanan yang
boleh dimakan harus tepat jumlahnya.Hal ini bisa dihitung dengan IMT (Index Masa
Tubuh) yang didapat dengan membagi berat badan dan tinggi badan.Jika IMT
Untuk orang obesitas kalori yang diperbolehkan yaitu 10-15 kalori x berat badan
asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang
(5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan
ideal tidak tercapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai secara baik
Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan
rata-rata sehari. Komposisi makanan yang dianjurkan meliputi :
1. Karbohidrat
jumlah total karbohiodrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih
liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah
mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah
2. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk
orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan
protein untuk diabetes 15-20% energy. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8
g/kg berat badan / hari atau 10% dari kebutuhan energy dengan timbulnya nefropati
pada orang dewasa dan 655 hendaknya bernilai biologis tinggi. Sumber protein yang
baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah
4. Total Lemak
makanan tidak boleh lebih dari 300 mg/hari. Tujuan utama pengurangan konsumsi
lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular.
5. Garam
Anjuran asupan garam untuk orang dengan diabetes yaitu tidak lebih dari 2000
mg atau sama dengan 5-6 g (1sdt) garam dapur. Sumber utama natrium antara lain
6. Alkohol
masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh
oleh penggunaan alcohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan
atu neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi atau menghindari alcohol.
Asupan kalori dari alcohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori total dan
Pasien Diabetes Mellitus hendaknya bisa mengira-ngira porsi makan yang akan
dimakan, berikut contoh jumlah makanan diet diabetes mellitus, antara lain:
a) Karbohidrat
untuk pasien DM
b) Protein hewani
c) Protein Nabati
1) Sayuran Kelompok A
Mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang. Sayuran ini boleh digunakan
adalah :
Bahan Makanan
Baligo Lobak
Gambas Lettuce
Jamur kuping segar Lada air
Ketimun Slada
Labu air Tomat
Sumber : Dinas Kesehatan [CITATION Din14 \n \t \l 1033 ]
2) Sayuran kelompok B
dieabetes mellitus
Bahan Makanan
Bayam Kangkung
Bin Kucai
Boncis Kacang panjang
Caisim Labu siam
Daun pakis Labu waluh
Daun waluh Pare
Jagung muda Papaya muda
Jantung pisang Sawi
Sumber : Dinas Kesehatan [CITATION Din14 \n \t \l 1033 ]
3) Sayuran kelompok C
Bahan Makanan
Bayam merah Kacang kapri
Daun mlinjo Kluwih
Daun papaya Mlinjo
Daun singkong Nangka muda
Daun talas Toge kacang kedelai
Sumber : Dinas Kesehatan [CITATION Din14 \n \t \l 1033 ]
1) Golongan Buah-buahan A
2) Golongan Buah-buahan B
Golongan buah ini sebaiknya dihindari bagi penderita berdiet DM. satuan
Menu pagi pukul 07.00 Menu siang pukul 13.00 Menu malam pukul 19.00
Nasi merah ¾ gelas atau Nasi merah ¾ gelas atau 2 buah kentang
200g 200g sedang 200g
Tahu 1 biji besar atau 1 butir telur ayam 35g 1 potong sedang
100g ikan asin 25g
Daging ayam 1 potong Daging sapi 1 potong 1 potong keju
sedang atau 50g sedang atau 50g sedang 30g
dapat digunakan oleh sel untuk diubah menjadi tenaga. Akibatnya, karbohidrat yang
ada didalam tubuh dalam bentuk glukosa dalam darah. Peningkatan prevalensi
diabetes mellitus, selain dari faktor keturunan juga berkaitan dengan gaya hidup yaitu
1033 ].
pengelolaan penyakit Diabetes mellitus adalah Edukasi, Terapi gizi medis, Latihan
jasmani, dan Intervensi Farmakologis. Tujuan dari 4 pilar tersebut ialah menjaga
kadar gula darah (glukosa) darah tetap pada tingkat normal (tidak terjadi
hipoglikemia/hiperglikemia).
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan
kendala utama pada pasien diabetes mellitus. Kepatuhan dalam menjalankan diet
merupakan harapan dari setiap penderita diabetes mellitus. Hal ini berarti bahwa
setiap penderita diabetes mellitus harus mampu menjalankan anjuran dokternya agar
keinginan untuk sembuh sehingga mengakibatkan komplikasi. Oleh karena itu maka
diet Diabetes Mellitus harus diakukan sesuai program yang dianjurkan. Pasien harus
belajar keterampilan khusus untuk merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari
penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah mendadak, disamping itu juga harus
memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetic
ketidakpatuhan diet, kadar gula darah akan meningkat. Untuk itu, bagi penderita
diabetes mellitus dianjurkan untuk mematuhi terapi diet yang disingkat 3J yaitu tepat
jadwal, tepat jumlah dan tepat jenis. Kepatuhan diet merupakan aspek penting untuk
sesuai dengan ketentuan dari tim kesehatan agar tercapai control metabolik yng
optimal, karena kepatuhan pasien terhadap diet adalah komponen utama keberhasilan
dalam penatalaksanaan diabetes mellitus [ CITATION Mel15 \l 1033 ].
Proses keperawatan yaitu faktor penting dalam survial pasien dan dalam aspek-
terbagi menjadi beberapa tahap yaitu pengkajian, pengumpulan data, analisis data,
2.3.1 Pengkajian
proses pertama yang dilakukan dalam proses keperawatan. Proses ini bertujuan untuk
menyusun data dasar tetang kebutuhan, masalah kesehatan yang sedang dihadapi
A. Identitas pasien
Pada identitas pasien berisi data-data terkait dengan identitas pasien maupun
diantaranya adalah: nama, alamat, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur, suku/ras,
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
cemas, polifagia, tangan terasa kebas dan baal, gangguan pada pola tidur,
Pasien akan mengeluh apay nag dirasakannya sekarang. Biasanya pasien dengan
Adanya riwayat penyakit diabetes melitus atau penyakit-penyakit lain yang ada
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
Apakah ada riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien
kecemasan dengan keadaan diri nya yang sedang dihadapi. Apakah pasien dapat
berhubngan baik dengan keluarga, teman, sahabat, dan tetangga sekitar. Dan
6. Pola Aktivitas
Istirahat tidak efektif dikarenakan adanya BAK yang sering pada malam
akan mengeluh sering lapar dan haus. Bahkan dapat terjadi penurunan berat
badan
c. Pola Eleminasi
Adanya kelebihan gula darah mengakibatkan terjadinya diuresis osmotik
pengecapan cenderung mengalami mati rasa pada luka biasanya pada pasien
pada gambaran diri disebabkan oleh adanya perubahan fungsi dan struktur
tubuh.
badan, nilai GCS dan tanda vital. Adapun pengkajian yang dilalukan adalah sebagai
Apakah bentuk kepala dan wajah simetris atau tidak, apakah ada lesi atau
b. Mata
Inspeksi mata simetris atau tidak antara kanan dan kiri,apakah ada refleks pupil
terhadap cahaya, inspeksi konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak,
apakah pasien menggunakan alat bantu penglihatan. Palpasi tanyaka apakah ada
nyeri tekan atau tidak. Biasanya pada pasien DM akan di temukan penglihatan
kabur
c. Telinga
Inspeksi apakah simetris antara telinga kiri dan kanan, apakah ada lesi atau
benjolan, apakah terdapat cairan yang keluar dari lubang telinga, apakah pasien
menggunakan alat bantu pendengaran, tanyakan pada pasien apakah ada nyeri
tekan
d. Hidung
Inspeksi apakah hidung simetris atau tidak antara kiri dan kanan, apakah ada lesi
atau benjolan, tanyakan pada pasien apakah ada nyeri pada saat dilakukan palpasi.
e. Mulut
Ispeksi apakah mulut simetris atau tidak, lihat apakah bibir kering atau tidak,
f. Leher
g. Sistem Pernapasan
Inspeksi apakah perkembangan dada simetris atau tidak, apakah ada lesi atau
benjolan, apakah pasien mengguanakan otot bantu saat bernafas, auskultasi suara
nafas apakah vesikuler, atau ada suara tambahan, dan cium apakah pernapasan
pasien berbau aseton atau tidak
h. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi apah dada simetris atau tidak, adakah lesi, benjolan, atau masa, tanyakan
pada pasien apakah ada nyeri tekan, Pada area ICS II, ICS V kiri, dan Area
i. Sistem Gastroentestinal
Inspeksi adanya lesi, benjolan, jejas, apakah perut asites atau tidak, adakah nyeri
tekan pada perut saat dipalpasi, auskultasi bising usus normal atau tidak, biasanya
j. Sistem urinary
Apakah ada rasa panas/sakit saat berkemih, Poliuri, inkontinensia urine dan
retensio urine
k. Sistem Muskuloskeletal
Perhatikan apakah ada kelemahan pada otot, apakah ada keterbatasan gerak
l. Sistem Neurologis
m. Sistem Integumen
diabetes militus:
ekstremitas
2.3.4 Perencanaan
meliputi menyusun proritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasi, memilih
cairan
Terapeutik
Edukasi
badan Terapeutik :
3. Frekuensi makan dalam batas
Fasilitasi menentukan pedoman diet
normal Edukasi :
menurun Kolaborasi :
sebelum makan
Edukasi diet
Observasi :
saat ini
diprogramkan
Teurapeutik :
kesehatan
untuk bertanya
Edukasi :
terhadap kesehatan
sesuai toleransi
3.
Resiko ketidak seimbangan cairan NOC
b.d
meningkat kebutuhan
4. Edema tidak ada Pemantauan cairan
pasiennya sendiri
diabetes pengobatan
mencapai tujuan rencana tindakan yang telah dibuat. Pada setiap tindakan
keperawatan yaitu dengan proses pendekatan pada pasien akan lebih efektif dan
2.3.6 Evaluasi
Menurut [ CITATION Sme15 \l 1033 ] untuk mengatasi diabetes melitus yaitu dengan
cara dibagi menjadi lima manajemen yaitu diet atau manajemen nutrisi, latihan
atau exercise, pemantauan atau monitoring terhadap glukosa dan keton, terapi
kebutuhan energi, mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
aman dan praktis, menurunkan kadar lemak darah jika meningkat. Prinsip dalam
2. Latihan Jasmani/Olahraga
karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor
insulin. Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar
HDL kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida. Manfaat
hal yang penting dilakukan untuk mencegah dari keadaan hipoglikemia dan
4. Terapi Farmakologis
meliputi : Obat Anti Hipoglikemik Oral (OHO) dan insulin. Tujuan terpai insulin
adalah menjaga kadar gula darah normal atau mendekati normal. Pada diabetes
mellitus tipe 2 akan membutuhkan insulin apabila terapi jenis lain tidak dapat
mencapai target pengendalian kadar glukosa darah dan keadaan stress berat
seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
5. Edukasi
Edukasi yang diberikan pada pasien DM pada dasarnya adalah supaya pasien
mendekati normal dan dapat mencegah komplikasi. Edukasi yang dapat diberikan
perawatan yang mungkin dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit dalam
upaya meningkatkan atau mempertahankan derajat kesehatannya [ CITATION Kem11
\l 1033 ].
1. Perawatan evaluasi