Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN BABATAN I/456 SURABAYA

Linaksita Anindyawati
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (email: sita_linak@yahoo.co.id)

Abstrak: Peneliti menemukan permasalahan yaitu guru hanya menyampaikan materi secara verbal, guru bisa
di bilang tidak sering menggunakan media terutama media video pembelajaran sebagai perantara
penyampaian materi kepada siswa. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa, ini terbukti bahwa
59,42% dari jumlah keseluruhan 28 siswa yaitu 18 siswa belum mencapai criteria ketuntasan minimum
7,0 yang di standartkan sekolah pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
diperlukan solusi untuk mengatasinya. Solusi yang sesuai dengan permasalahanya tersebut adalah dengan
memanfaatakan media video pembelajaran sebagai media. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan aktivitas guru, mendeskripsikan aktivitas siswa, hasil belajar kognitif siswa, dan angket
respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media video pembelajaran sebagai media.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari 2 siklus yang setiap silus
dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi ada di setiap
siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV A di SDN Babatan 1 Surabaya. Pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi,tes dan angket. Data observasi aktivitas guru, aktivitas siswa
dianalisis dalam bentuk data kuantitatif. Data tes siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar
klasikal, data angket respon siswa dianalisis dalam bentuk data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa aktivitas guru dalam penelitian mengalami peningkatan sebesar 13,3% yaitu dari 72,76% pada siklus
I menjadi 86,60% pada siklus II. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan
sebesar 9,38%, yaitu dari 71,59% pada siklus I menjadi 80,97% pada siklus II.Ketuntasan belajar siswa
secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 14%, yaitu dari 57,14% dengan rata – rata nilai 67,64 pada
siklus I menjadi 96,42% dengan rata – rata nilai 81,64 pada siklus II. Angket respon siswa mengalami
peningkatan sebanyak 20,7% yaitu dari 69% pada siklus I menjadi 89,7%pada siklus
II. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar sangat berperan penting
dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, hal ini dikarenakan media sebagai alat atau perantara
guru untuk menyampaikan materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas IV
SDN Babatan 1/456.
Kata kunci : IPS, media video pembelajaran, hasil belajar kognitif
siswa

Abstract: The researcher found problem, that is, teacher only delivered the material verbally, teacher might
be termed to be infrequently used media primarily the instructional video media as the mediator of
material delivery to students. This case was influential on students learning outcomes, it proven that 59.42%
of the whole numbers of 28 students, namely, 18 students have not achieved the minimum completeness
criteria of 7.0 standardized by the school on the Social Studies subject matter. Based on the problem, thus it
is needed solution to overcome it. The solution appropriate to the problem was by utilizing the instructional
video media as the media. The purpose of this research was to describe teacher activity, to describe
student activity, student cognitive learning outcomes, and questionnaire of student responses to the Social
Studies instruction by utilizing the instructional video media as the media. This research used the class
action research, consisted of 2 cycles that each cycle was executed via 4 stages, namely, planning,
implementation, observation, and reflection existed in each cycle. Targets of this research were the class IV
A students in Babatan 1 State Elementary School of Surabaya. Data collection in this research was gained
from observation, test and questionnaire. Observation data of teacher activity, student activity were
analyzed in the quantitative data form.Student test data were analyzed based on the classical learning
completeness percentage, student response questionnaire data in the quantitative data form.The research
results indicated that teacher activity in the research experienced improvement of 13.3% namely from
72.76% in cycle I to 86.60% in cycle II. Student activity during attending the instruction experienced
improvement of 9.38%, namely from 71.59% in cycle I to 80.97% in cycle II. Student learning completeness
classically experienced improvement of 14%, namely from 57.14% with average value of
67.64 in cycle I to 96.42% with average value of 81.64% in cycle II. Student response questionnaire
experienced improvement as much as 20.7% namely from 69% in cycle I to 89.7% in cycle II. It could be
concluded that the utilization of media in the teaching and learning process has the very important role in
improving the cognitive learning outcomes of student, this case due to the media as a tool or mediator
for teacher to deliver the
instructional material particularly in the Social Studies subject matter for the class IV students of
Babatan 1/456 State Elementary School.
Keywords: Social Studies, instructional video media, and student cognitive learning
outcomes
1
2

PENDAHULUAN langsung tanpa media pembelajaran, dalam


Perkembangan teknologi saat ini pelaksanaannya guru langsung membacakan
mengharuskan adanya perubahan dari tingkat materi yang ada pada buku-buku sumber
pemerintahan sebagai lingkup besar sampai pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan dan
individu sebagai lingkup kecil. Perubahan juga menyuruh siswa mencatat isi materi tersebut,
harus diadakan pada berbagai sektor yang ada pembelajaran yang dilakukan oleh guru
terutama pada sektor pendidikan. Dalam menyebabkan siswa bosan dan tidak tertarik
pendidikan banyak hal yang harus diubah terutama dengan materi yang disampaikan. pada saat
komponen yang vital dalam pendidikan yang pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif
memiliki pengaruh paling besar pada out put dalam menerima materi pelajaran. Kondisi ini
yang dihasilkan. Salah satu komponen vital dikarenakan metode pengajaran yang diadopsi
dalam pendidikan yang dimaksud tersebut adalah guru masih sering didominasi oleh metode
komponen pembelajaran. Menurut Undang ceramah, walaupun terkadang guru juga
Undang Republik Indonesia No. memodifikasi dengan metode-metode yang lain
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan tetapi metode ceramah cenderung dominan dalam
nasional pasal 1 ayat 10 menyatakan bahwa menyampaikan materi pelajaran. gaya belajar
pembelajaran merupakan proses interaksi antara pada siswa di SDN ini cenderung terfokus pada
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar gurunya, bila gurunya menyuruh mengerjakan
pada suatu lingkungan belajar. Pernyataan maka si murid bergegas untuk mengerjakan, tetapi
tersebut mendeskripsikan bahwa pembelajaran bila gurunya tidak memberikan apa apa maka
merupakan kegiatan edukatif yang melibatkan siswa akan ramai sendiri bahkan sampai keluar
tiga komponen penting yaitu guru, siswa, dan kelas, bila ditanya tentang materi misalkan ips
lingkungan belajar. Ketiga komponen tersebut mereka banyak yang tidak tau karena mereka
merupakan komponen yang sangat berpengaruh belajar dengan sistem bila ada tugas, sehingga nilai
pada suatu produk pendidikan yang berupa pelajaran ips sangat berbeda dengan nilai
perubahan tingkah laku pada diri seseorang. \ pelajaran yang lain. guru masih jarang
Kenyatanya umum kebanyakan siswa ada memberikan tugas – tugas yang menggunakan
yang memiliki nilai hasil belajar yang kurang, media media gambar, video dan sebagainya.
beberapa penyebab diantaranya yaitu dalam hasil nilai yang dicapai masih belum maksimal dan
proses pembelajaran guru hanya memberikan perlu untuk melakukan pembaharuan. Hasil nilai
materi kepada siswa dengan ceramah yang belajar kognitif siswa pada hasil observasi awal
memungkinkan siswa hanya mendengarkan dan ditemukan ada 18 siswa yang nilainya masih
mencatat materi yang disampaikan saja sehingga dikatagorikan rendah da 10 siswa yang sudah
siswa hanya bisa menyerap sedikit materi yang memenui nilai yang sudah di tetapkan, hal ini bisa
disampaikan oleh guru. Selain itu dalam dilihat dari nilai nilai yang belum memenuhi KKM
penyampaian materi kepada siswa, guru tidak yaitu 70.\
menggunakan atau memanfaatkan media sebagai Berdasarkan uraian di atas, maka guru
penunjang dalam mempermudah penyampaian harus mempunyai tindakan yang tepat atau solusi
materi. Berdasarkan kondisi di atas, yang membangun yaitu untuk meningkatkan hasil
untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa belajar pada siswa guru harus merubah
sebaiknya dalam proses pembelajaran guru harus metode
memiliki inovasi untuk menggunakan media pembelajaran yang akan digunakan dengan
pembelajaran yang sesuai dengan materi menggunakan media video pembelajaran dimana
pembelajaran yang diajarkan. Dengan akan bisa menarik perhatian siswa dalam
penggunaan media pengajaran yang sesuai penyerapan bahan materi dan akan membuat
diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses siswa lebih semangat dalam belajar. Untuk
belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat menciptakan proses belajar mengajar yang dapat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Siswa meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran
juga akan termotivasi dan tertarik dalam IPS dengan memanfaatkan video pembelajaran.
mempelajari suatu materi yang disampaikan oleh Media Audio Visual “ berasal dari tiga
guru. Pemilihan dan penggunaan media yang akan kata yaitu “ media “ yang menurut kamus besar
dipakai harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa bahasa Indonesia berarti alat ( sarana )
dan keefisienan dalam pengggunaannya. Oleh komunikasi. Sedangkan kata “Audio dan Visual “
karena itu di gunakan media audio visual sebagai masing – masing berarti bersangkutan dengan
penunjang penyampaian materi, dimana media pendengeran dan dapat dilihat dengan alat
audio visual ini berisi gambar atau video yang penglihatan ( mata ). Jadi kata Media dan audio
dapat membangkitkan atau menarik perhatian siswa Visual dapat diartikan sebagai alat ( sarana )
dalam belajar sehingga membuat siswa komunikasi yang dapat menghasilkan suara dan
bersemangat dalam belajar dan akhirnya akan gambar yang dapat didengar serta dapat dilihat
memberikan hasil belajar yang baik. dengan mata. Media audio visual yaitu cara
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
di SDN Babatan 1/ 456 Surabaya kelas IV, proses menggunakan mesin mesin mekanis dan
pembelajaran di SD tersebut dilakukan elektronik, untuk menyajikan pesan pesan audio
secara dan visual. Dengan memanfaatkan media video
pembelajaran dapat
1

meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan media tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
video dapat menarik minat siswa dalam belajar disebuah kelas secara bersama.
karena terdapat gambar gambar dan video yang
membuat siswa ingin bertanya dan menambah PTK merupakan penelitian tindakan yang
pengetahuan sehingga akan berdampak pada hasil dilakukan guru di dalam kelas yang bertujuan
belajarnya.Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar
untuk menganalisis sejauh mana “Pemanfaatan siswa. Penelitian tindakan kelas adalah suatu
media video pembelajaran untuk meningkatkan hasil bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru
belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas IVdi untuk memecahkan masalah yang dihadapai dalam
SDN Babatan I/ 456 Surabaya”. Sesuai latar melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelolah
belakang dan masalah yang dikemukakan diatas, kegiatan belajar mengajar. Tujuan secara umum
maka tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan adalah untuk memperbaiki pelaksanaan belajar
peningkatkan aktivitas guru. jika dalam mengajar. Menurut Arikunto penelitian tindakan
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
menggunakan media video pembelajaran di SDN kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
Babatan 1/456 Surabaya. Mendeskripsikan kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan
peningkata aktivitas siswa jika dalam oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
pembelajaran
n ilmu pengetahuan sosial
menggunakan media video pembelajaran di SDN dilakukan oleh siswa. Pendapat lain menyatakan
Babatan 1/456 Surabaya. Mendeskripsikan hasil bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh
belajar kognitif siswa jika dalam pembelajaran guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri,
ilmu pengetahuan sosial menggunakan media dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya,
video pembelajaran di SDN babatan I / 456 sehingga hasil belajar siswa mejadi meningkat.
Surabaya. Mendeskripsikan respon siswa setelah Menurut Arikunto menyatakan PTK merupakan
menggunakan media video pembelajaran pada suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV berupa sebuah tindakan, yang sengaja
di SDN Babatan 1/456 Surabaya. dimunculkan dan tejadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru
METODE atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto metode Berdasarkan beberapa pendapat disimpulkan
penelitian adalah cara yang digunakan oleh PTK adalah suatu kegiatan pencermatan kegiatan
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. belajar yang dilakukan oleh guru didalam kelas
Oleh karena itulah, penggunaan metode melalui tindakan dan refleksi dengan tujuan
penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting untuk meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar
bagi seorang peneliti. siswa. Subjek penelitian adalah guru dan siswa
Berdasarkan judul penelitian, maka metode kelas IV SDN Babatan 1/456 Surabaya.
penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Jumlah siswa
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk keseluruhan adalah 28 siswa, yang terdiri dari
pengertian yang membentuk Penelitian Tindakan 13 perempuan dan 15 laki-laki. Adapun guru yang
Kelas, maka ada tiga pengertian yang dapat dijadikan subjek penelitian yaitu guru wali kelas
diterangkan: Penelitian : menunjukkan pada dari kelas IV yang mengajar seluruh mata
suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan pelajaran termasuk mata pelajaran IPS. Penelitian
menggunakan cara dan aturan metodologi tindakan kelas terdiri dari empat kegiatan yang
tersebut untuk memperoleh data atau informasi dilakukan dalam siklus berulang. Keempat
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu kegiatan tersebut adalah: (1) perencanaan,
hal yang menarik minat dan penting bagi (2) tindakan, (3)
peneliti. Tindakan : menunjuk pada suatu gerak pengamatan, (4)
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan- refleksi. Siklus I
tujuan tertentu. Dalam kegiatan ini berbentuk Prosedur kerja pembelajaran dengan
rangkaian siklus kegiatan untuk siswa Kelas : penelitian tindakan kelas ini diawali dengan
dalam hal ini tidak terkait pada ruang kelas, tetapi observasi awal. Observasi awal ini diawali dengan
pada pengertian yang lebih spesifik seperti yang merumuskan gagasan umum mengenai perlunya
sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan melakukan perbaikan atau peningkatan
pengajaran, yang dimaksud dengan istilah adalah kemampuan pembelajaran. Peneliti mengadakan
sekelompok siswa yang dalam waktu sama kegiatan observasi awal di kelas dengan
menerima pelajaran yang sama dari guru. memperoleh hasil bahwa siswa dalam mengikuti
Gabungan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu pembelajaran IPS hanya ditekankan pada
(1) Penelitian, (2) Tindakan, (3) Kelas, dapat penguasaan konsep, prinsip- prinsip dari
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas pembelajaran yang telah dilakukan tanpa
merupakan suatu pencermatan terhadap suatu memperhatikan keterlibatan siswa secara aktif
kegiatan belajar berupa sebuah dalam pembelajaran. Guru hanya memberikan
materi menggunakan metode ceramah,
sehingga
siswa kurang termotivasi untuk mengikuti guru kelas
kegiatan pembelajaran tersebut. mengenai permasalahan atau kesulitan yang
Pertama Perencanaan (Planning), dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Melakukan
melakukan observasi dan wawancara dengan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan dijadikan acuan untuk hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan
menentukan skenario pembelajaran dengan hasil kerja siswa, memaknai, dan menyimpulkan
memanfaatkan media audio visual. Menyusun informasi yang hasil analisis dan simpulan
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan dalam refleksi ini digunakan sebagai kajian dan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang acuan pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.
dipilih. Merencanakan pembelajaran yang akan Pada siklus berikutnya peneliti akan melakukan
diterapkan dalam proses belajar mengajar. kegiatan sesuai dengan tahapan-tahapan pada
Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa siklus pertama dengan melanjutkan dari hasil
untuk melihat proses pembelajaran dengan refleksi pada siklus pertama tersebut. Data yang
menggunakan media audio visual. Lembar diperoleh oleh peneliti adalah sebagai berikut,
observasi tersebut berisi tentang kinerja guru Aktivitas siswa selama proses
dan aktivitas siswa selama pembelajaran pembelajaran, Aktivitas guru selama prose s
berlangsung. Menyiapkan sumber belajar. 4
Membuat evaluasi untuk melihat peningkatan pembelajaran, Hasil belajar kognitif siswa
hasil belajar siswa setelah menggunakan media sesudah menggunakan media video pembelajaran,
audio visual. Kedua Pelaksanaan (Acting), Pada Respon siswa berupa angket. Instrument
tahap ini adalah tahap dimana peneliti penelitian, menurut Sugiyono menyatakan
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas instrumen penelitian
sesuai dengan desain atau model pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan mengukur
atau RPP yang telah disusun yang telah fenomena alam maupun sosial yang diamati.
dirancang pada tahap persiapan. Rencana Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah adalah, Lembar Observasi AktivitasGuru, Lembar
disusun oleh peneliti ini sesuai dengan acuan observasi Aktivitas siswa, Tes Hasil Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kognitif, Angket respon siswa. Teknik
tahun 2006. adapun pelaksanaan tindakan yaitu, pengumpulan data pada penelitian ini dengan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai menggunakan Observasi, Tes, Angket.
dengan rancangan langkah-langkah Rencana Sedangkan untuk teknik analisis datanya
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada di lampiran yaitu analisis observasi, analisis tes, analisis
pada pertemuan siklus I, antara lain: angket.Untuk indikator keberhasilan penelitian,
Melaksanakan proses belajar mengajar dengan Penelitian dikatakan berhasil apabila dapat
berpedoman pada rencana pelaksanaan memanfaatkan media video pembelajaran untuk
pembelajaran yang telah disusun. Menggunakan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN
media audio visual sebagai penunjang proses Babatan 1/ 456 Surabaya. Indikator ini diamati
belajar mengajar. Memberi bimbingan dan pada saat proses pembelajaran. Indikator
pengarahan pada siswa selama proses belajar keberhasilan dalam penelitian ini adalah, Dalam
mengajar. Melaksanakan dan memeriksa hasil tes kegiatan pembelajaran, aktivitas guru mencapai
evaluasi. Ketiga Pengamatan (observing), Pada persentase keterlaksanaan 80% , Dalam kegiatan
tahap observasi atau pengamatan dilakukan oleh pembelajaran, aktivitas siswa mencapai
peneliti , teman sejawat dan guru kelas sebagai keberhasilan 80%., Setiap siswa dikatakan tuntas
observer selama proses pembelajaran berlangsung. belajar, apabila mampu mencapai nilai minimal
Pengamatan ini dilakukan secara terus menerus 70. Batas ketuntasan ini ditetapkan penulis sesuai
mulai dari siklus pertama sampai siklus berikutnya dengan KKM yang ada di sekolah tersebut.
sesuai dengan instrumen yang telah dirancang. Sedangkan ketuntasan klasikal dikatakan tercapai
Hasil pengamatan ini kemudian akan didiskusikan apabila 80% siswa di kelas tersebut tuntas
bersama guru sebagai praktisi, kemudian belajar. Angket respon siswa mencapai
direfleksi sebagai dasar untuk menyusun keberhasilan 80 %.
perencanaan pada siklus berikutnya. Keempat
Refleksi (Reflecting), Tahap ke empat
B. HASIL
merupakan kegiatan untuk mengemukakan
PENELITIAN
kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi
ini berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang
Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti
penggunaan media video pembelajaran pada
pemantulan. Kegiatan refleksi akan dilaksanakan
pembelajaran IPS di kelas IV SDN Babatan 1 .
pada setiap akhir siklus. Refleksi dilaksanakan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 2
untuk mengidentifikasi hambatan, kekurangan,
siklus, untuk setiap siklus dilakukan empat
dan kegagalan yang terjadi pada pelaksanaan
kegiatan utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
tindakan. Peneliti menganalisis
pengamatan, dan refleksi. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini ada empat jenis,
yaitu data hasil observasi aktivitas guru, aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
data hasil belajar kognitif siswa, dan angket
respon siswa. Kegiatan selanjutnya adalah
merencanakan pelaksanaan penelitian oleh peneliti
yaitu membuat kesepakatan dengan kepala
sekoah dan guru wali kelas IV serta dua teman
dari peneliti sebagai observer baik sebagai
observer aktivitas guru
maupun sebagai observer aktivitas siswa selama masing alokasi waktunya 3 x 35 menit. Pada siklus II
pembelajaran masih berlagsung. Siklus 1 dilaukan dua kali pertemuan yang masing masing
dilakukan dua kali pertemuan yang masing alokasi waktunya 3 x 35 menit. Siklus I dilaksanakan
pada bulan Juli yaitu minggu ke tiga. Siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2. Dalam penyusunan
dilaksanakan pada awal bulan Agustus minggu perangkat pembelajaran, peneliti melibatkan dosen
pertama dan minggu kedua. Pelaksanaan setiap pembimbing dan dosen lain yang ahli dalam
siklus pada penelitian ini dapat dijelaskan secara bidangnya yaitu Dr Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd
rinci sebagai berikut: sebagai validator yang memvalidasi terhadap
Pertama perencanaan, sebelum melaksanakan perangkat pembelajaran siklusI. Menyusun lembar
tahap perencanaan pada siklus I, peneliti terlebih kerja siswa beserta lembar kunci jawaban, Peneliti
dahulu melakukan observasi awal untuk membuat lembar kerja siswa yang di gunakan saat
mengidentifikasi masalah yang terjadi pembelajaran berlangsung. Komponen dalam
dalam lembar kerja siswa mencakup judul,
pembelajaran IPS di kelas IV SDN Babatan I identitas,petunjuk soal serta soal soal yang harus di
Kecamatan babatan Kabupaten Surabaya. Hasil kerjakan bersama kelompok. Peneliti menyusun
yang diperoleh dari observasi awal yaitu dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada
proses pembelajaran IPS guru cenderung saat pembelajaran berlangsung tentang keragaman
menggunakan metode ceramah untuk kenampakan alam (daratandan perairan).
menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini Komponen-komponen dalam Lembar Kerja Siswa
berakibat aktivitas siswa pada kegiatan (LKS) meliputi pertemuan pertama yaitu analisis
pembelajaran menjadi pasif. Selain itu, hasil ciri ciri gambar pantai, gambarkanlah kenampakan
belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran 5 alam daratan yang berupa gunung,
IPS juga belum optimal. Berdasarkan masalah kelompokan tanaman tanaman berikut yang
yang ditemukan oleh peneliti pada observasi cocok di daerah perkebunan, analisislah
awal tersebut, peneliti memberikan alternatif perbedaan dataran tinggi dan dataran rendah,
pemecahan masalah yaitu dengan memanfaatkan analisislah pemanfaatan pantai di Indonesia yang
media video pembelajaran pada pembelajaran kalian ketahui. Komponen-
IPS. Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan komponen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
perencanaan untuk melaksanakan proses meliputi pertemuan kedua yaitu Berilah masing
pembelajaran pada siklus I, meliputi:Menganalisis masing 2 contoh dari keragaman wilayah
Kurikulum. pada tahap ini peneliti menganalisis perairan sesuai dengan tabel kolom di bawah ini,
kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan tempelkan gambar di kolom sebelah kiri dengan
pembelajaran yang akan dicapai, dan materi benar sesuaikan gambar dengan kolom yang di
pokok pembelajaran yang akan disampaikan. sebelah kanan, analisislah perbedaan laut dan
Analisis yang dilakukan mengacu pada sungai. analisislah manfaat dari teluk, buatlah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebuah tabel berbentuk kolom di bawah ini,
dengan Standar Kompetensi 1. Memahami kemudian tulis dan sebutkan 3manfaat dari
sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku masing masing contoh kenampakan alam wilayah
bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan perairan. Menentukan buku siswa, peneliti
provinsi., serta Kompetensi Dasar 1.2 menentukan buku siswa atau buku materi yang
Mendeskripsikan kenampakan alam di di sesuaikan dengan materi yang akan di
lingkungan kabupaten / kota dan provinsi serta sampaiakan atau di ajarkan. Sumber belajar yang
hubungannya dengan keragaman sosial dan digunakan adalah buku IPS kelas IV, yaitu. P.
budaya. Sedangkan materi pokok pembelajaran Tantya Hisnu, dkk. 2008 . Ilmu Pengetahuan
yang akan disampaikan adalah keanekaragamanan Sosial SD/MI Kelas IV. Jakarta : Pusat
kenampakan alam. Membuat Rencana Perbukuan DEPDIKNAS (hal. 24). Media dan
Pelaksanaan Pembelajan, di dalam komponen sumber belajar, Media yang di gunakan adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat media video pembelajaran dengan materi
mencakup: satuan pendidikan, kelas, semester, keragaman kenampakan alam yang berupa
alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi gambar gambar tentang keragaman kenampakan
dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode alam baik berupa wilayah daratan dan wilayah
pembelajaran, materi pokok, langkah- langkah perairan . dalam pembuatan media tersebut
pembelajaran, media, sumber belajar, dan peneliti meminta bantuan kepada orang yang bisa
penilaian. Proses pembelajaran pada siklus I membuat video tersebut. Media pembelajaran ini
direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 16 digunakan untuk memudahkan guru memberikan
Juli 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, pemahaman terhadap proses pembelajaran dengan
untuk pertemuan ke dua pada tanggal 17 Juli 2012 materi keragaman kenampakan alam berupa
dengan alokasi waktu dua pertemuan 3 x wilayah daratan dan perairan.
35menit. Peneliti disini menggunakan model Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan
pembelajaran STAD (Student Team Achievement
meliputi evaluasi hasil belajar kognitif siswa.
Division) baik dalam
evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar siswa pada aspek
kognitif menggunakan lembar penilaian dan
dilaksanakan di akhir kegiatan pembelajaran.
Instrumen Penelitian, peneliti menyusun
instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing siswa. Observer, pada penelitian ini, peneliti
penelitian, yaitu: Lembar observasi aktivitas guru menyiapkan 3 observer, yaitu observer 1 dan
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observer 2 sebagai observer pada kegiatan aktivitas
observasi aktivitas siswa selama proses guru, sedangkan observer 2 dan observer 3 sebagai
pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian observer pada kegiatan aktivitas siswa, dimana
hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Lembar lebih lengkapnya ada di dalam lampiran.
angket untuk mengetahui respon dari masing Pelaksanaan, pelaksanaan siklus I dilakukan pada
Senin, 16 Juli 2012 pukul Pada siklus I persentase untuk aktivitas guru
11.10 - 12.55 WIB untuk pertemuan pertama sebesar 72,76% dengan katagori baik tetapi masih
dan belum mencapai indfikator keberhasilan yang
Selasa, 17 Juli 2012 pukul 10.00 - 11.45 WIB sudah di tetapkan 80% di karenakan ada
untuk pertemuan kedua. Pada pelaksanaan siklus beberapa aspek yang masih perlu untuk di perbaiki
ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran lagi. Pada siklus II aktivitas guru sebesar 86,60%
IPS sesuai dengan RPP yang disusun dengan dengan memiliki katagori persentase yang bisa di
menggunakan model pembelajaran Kooperatif bilang sangat baik dan telah mencapai indicator
tipe STAD dengan menggunakan media video keberhasilan yang sudah di tetapkan yaitu 80%.
pembelajaran berupa gambar gambar tentang Hal ini menunjukan telah terjadi peningkatan
keanekaragaman kenampakan lama berupa wilayah untuk aktivitas guru dalam pembelajaran dari
daratan dan wilyah perairan. Alokasi waktu siklus I ke siklus II sebanyak 13,84%.
pembelajaran yang digunakan adalah dua
pertemuan (2x3x35 menit). Berdasarkan pembahasan yang telah di
jelaskan di atas, secara keseluruhan pemanfaatan
Tabel 1. Data keseluruhan (Aktivitas media video pembelajaran pada pelajaran IPS
Guru, Aktivitas siswa, Hasil belajar Kognitif untuk aktivitas guru menunjukan adanya
siswa, angket motivasi) Dalam Pembelajaran peningkatan di setiap siklusnya hal ini dapat di
Siklus I dan siklus II. lihat dari setiap aspek untuk aktivitas guru yaitu,
no Data Siklus Siklus II Peningkata
mengkondisikan siswa untuk mengikuti
I n pembelajaran, melakukan apersepsi dengan jelas
1 Aktivitas 72,76 86,60% 13,3% dan efektif, menyampaikan tujuan
Guru % pembelajaran,menggunakan media pembelajaran /
2 Aktivitas 71,59 80,97% 9,38% sumber belajar yang tepat, menjelaskan tentang
Siswa % materi, melakukan tanya jawab kepada
3 Hasil 67,64 81,64% 14% siswa,membentuk kelompok belajar, membimbing
Belajar % siswa dalam mengerjakan soal soal dalam
Kognitif kelompok,mendampingi siswa saat melakukan
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. mengevaluasi
4 Angket 69% 80,97% 20,7% tingkat pemahaman siswa. membimbing siswa
motivasi menyimpulkan materi pelajaran. merefleksi
kegiatan pembelajaran. memberikan penghargaan
pada siswa. memberikan pesan moral mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II hal ini sesuai
PEMBAHASAN dengan teori Suhanadji dan Waspodo menyatakan
bahwa IPS merupakan pengetahuan terapan yang
Aktivitas Guru, berdasarkan dari hasil dilaksanakan dalam kegiatan instruksional di
pengamatan untuk aktivitas guru pada siklus I sekolah-sekolah guna mencapai tujuan
dan siklus II, juga mengalami peningkatan selama pendidikan dan pengajaran tertentu, antara lain
proses sistem belajar mengajar. Pada siklus I untuk mengembangkan kepekaan anak didik
persentase untuk aktivitas guru mencapai 72,76% terhadap kehidupan sosial di sekitarnya. Wahab
masuk dalam katagori baik tetapi masih belum mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS
mencapai indicator keberhasilan yang sudah di adalah untuk memperlengkapi siswa dengan
tetapkan taitu 80%. Sedangkan untuk persentase pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
pada siklus II untuk aktivitas guru mendapatkan agar dengan itu mereka dapat mengenali dengan
angka persentase sebanyak 86,60% masuk baik sebagai permasalahan sosial kemasyarakatan
katagori sangat baik. Dan sudah mencapai yang ada di sekelilingnya.
indicator keberhasilan yaitu 80% Aktivitas Siswa, berdasarkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada siklus I dan siklus
II, maka aktivitas siswa tersaji pada diagram 4.8
dibawah ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
peningkatan untuk aktivitas siswa dari siklus I
ke siklus II. Pada siklus I memperoleh persentase
sebanyak 71.59% dengan masuk dalam
katagori
baik tetapi masih belum masuk dalam katagori
indicator keberhasilan yaitu 80%. Pada silus II
untuk aktivitas siswa memperoleh angka
persentase sebanyak 80,97% masuk dalam katagori
sangat baik dan telah mencapai angka indicator
keberhasilan yang sudah di tetapkan. Dari
aktivitas siklus I ke
siklus II melonjak sebanyak 9,38%. Pada harus di tingkatkan lagi diantaranya, pada aspek
aktivitas siswa pada tahap siklus I mendapatkan aktif menyimpulkan materi pelajaran, dimana anak
angka persentase sebanyak 71,59% dan masih anak ini cenderung belum maksimal untuk
belum menjangkau angka indictor keberhasilan menyimpulkan materi pelajaran, mereka cenderung
yang sudah di tetapkan yaitu 80%. pada aktivitas malu malu untuk menyimpulkan materi. Sedangkan
siswa untuk siklus I keseluruhan sudah baik akan untuk aspek merefleksikan kegiatan masukdalam
tetapi ada beberapa aspek yang masih kurang dan katagori baik tetapi perlu untuk ditingkatkan lagi
sehingga dalam pelaksaan aktivitas siswa di Sudjana dan Riva’I dalam Cecep Kustandi
tahap siklus II lebih maksimal. (2011:25) mengemukakan manfaat media
Aktivitas siswa pada siklus II pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu
sudah sebagai berikut. Pembelajaran akan lebih
meningkat menjadi 80,97% dan sudah mencapai menarik perhatian siswa, sehingga dapat
angka indicator keberhasilan yaitu 80%. Pada menumbuhkan motivasi belajar siswa. Bahan
siklus II ini telah ada peningkatan dari siklus I ke pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
siklus II, hal ini dikarenakan karena dalam sistem dapat lebih dipahami oleh siswa dan
pengajaran guru sudah berusaha dengan memungkinkannya menguasai dan mencapai
semaksimal mungkin, dengan melakukan tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih
apersepsi yang berupa bervariasi, tidak semata mata komunikasi verbal
memberikan tanya jawab kepada sisw, dan siswa melalui penuturan kata kata guru, sehingga siswa
menjawab dengan antusias, kemudian dengan tidak akan mudah bosan dan guru juga tidak akan
aktif ketika mempresentasikan hasil pekerjaan kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
mereka dengan cara bergantian, mau pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih
mnyimak dan banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain lain.
Hasil Belajar Kognitif Siswa, ketuntasan hasil
belajar siswa dilihat dari kemampuan pada
setiap masing masing siswa tersebut untuk
menguasai setiap materi yang sedang mereka
pelajari. Pada siklus I nilai hasil belajar adalah
67,64%. Untuk
siklus I ini, jumlah siswa yang tuntas adalah 16
siswa dari 28 siswa yang mengikuti tes hasil
belajar. Sehingga angka ketuntasan klasikal pada
siklus I
16
mendengarkan materi yang sedang di berikan adalah  = 57,14%. Hal ini
oleh
guru, kemudian perilaku mereka yang x100%
terkadang 28
ramai sendiri dikleas bahkan ada yang jalan menunjukan bahwa angka keberhasilan yang
jalan sekarang sudah bisa untuk di kendalikan di
hingga akhir pelajaran, pemberian hadiah juga dapatkan pada siklus I belum mencapai
tidak lupa, dikarenakan untuk membuat anak anak persentase
lebih semangat dalam belajar. Pada pembahasan indicator keberhasilan yaitu 80%. Pada hasil belajar
untuk aktivitas siswa, dimana pada setiap aspek untuk pertemuan kedua untuk siklus I
yaitu aktif ketika guru menyampaiakan apersepsi mengalami kenaikan di karenakan kegiatan guru
dan tujuan pembelajaran. menyimak saat guru pada saat apersepsi, memutarkan
memutarkan video pembelajaran. menyimak saat video,menyampaian materi, memberikan tanya
guru menjelaskan materi. aktif ketika guru jawab kepada siswa, sudah baik sehingga siswa
memberikan tanya jawab kepada siswa. aktif bisa di bilang baik untuk mengikuti kegiatan
ketika guru memberikan tanya jawab kepada pembelajaran.
siswa. aktif ketika guru menyuruh untuk Pada siklus II, ketuntasan hasil belajar dilihat
mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas. dari seberapa dalam siswa itu menguasai materi
mengerjakan lembar evaluasi dengan tertib. aktif yang di berikan oleh guru, sehingga
menyimpulkan materi pembelajaran. mendapatkan nilai rata rata hasil belajar pada siklus
mendengarkan refleksi kegiatan pembelajaran II ini 81,64%. Pada tahap siklus II ini, siswa
dengan baik, mengalami peningkatan yang tuntas dalam belajar adalah 27 siswa dari 28
siswa yang mengikuti tes hasil belajar, sehingga
angka persentase ketuntasan klasikal pada siklus
II ini
di setiap siklusnya hal ini di sesuai dengan 27
adalah  = 96,42 %. Hal ini
Menurut
Sapriya (2011:194) tujuan pendidikan IPS x100%
antara 28
lain sebagai berikut : Mengenal konsep-konsep lokal, nasional, dan global.
yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial. Memiliki
komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
menunjukan peningkatan besar dari 67,64% ke persentase ketuntasa klasikal yang di capai pada
96,42% yaitu meningkat sebanyak 28,78% dari siklus I.
Peningkatan di setiap siklus, saat
mengerjakan lembar penilaian secara individu. 100% 93.259%1.
Secara lebih rinci hasil belajar siswa sudah di 88.25%91%
90%
lampirkan pada lampiran. Sedagkan persentase 25%
siswa yag tuntas atau yang sudah dikatakan lolos 80% 84.75%
dalam tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II di 70% 74.25%75%74.50%
sajikan dalam diagram 69.25%
60%
50% 52% Siklus I
120.00%
96.42 40%
100.00% Siklus II
%
30%
80.00
% 20%
57.14% 10%
60.00
42.86% 0%
% 1 2 3 4
Sis
40.00 5
%
20.00 wa Siklus I 52% 74. 75% 74. 69.
% 3.57%
Tu
Siklus II 84. 88. 91% 93. 91.
0.00% SikluSsiIklus n
tas Berdasarkan diagram 4.9 diatas menunjukan
II
Siswa Tuntas 57.1 96.4 adanya peningkatan angket respon siswa dari
Siswa tidak siklus I ke siklus II. Pada siklus I memperoleh
42.8 3.57 persentase sebanyak 69% angka yang baik tetapi
tuntas perlu untuk di tingkatkan pada tiap tiap aspek dan
belum mencapai angka indicator keberhasilan
Pada pembahasan hasil belajar pada siklus I yaitu 80%. Untuk angket respon siswa terhadap
ke siklus II mengalami peningkatan hal ini sesuai pemanfaatan media video di siklus II mendapatkan
dengan teori dari Sudjana (2004:22), hasil angka persentase sebnyak 89,7% dimana angka
belajar adalah kemampuan kemampuan yang tersebut masuk dalam katagori sangat baik dan
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman sudah mencapai angka indicator keberhasilan yaitu
belajarnya. Untuk memperoleh hasil belajar, 80%.
dilakukan evaluasi atau penilaian yang Angket respon siswa pada siklus I
merupakan tindak lanjut atau cara mengukur mendapatkan angka persentase sebanyak 69%
tingkat penguasaan siswa. Caroll (dalam dimana pada tiap tiap aspek di siklus I perlu di
Sudjana,2005:40) berpendapat bahwa hasil tingkatkan lagi, di siklus ini pada aspek 1) yaitu
belajar yang dicapai siswa ada 5 faktor yaitu : penggunaan media video dalam pembelajaran
Bakat belajar, Waktu yang tersedia untuk belajar, mendapatkan angka persentase sebnyak 52%
Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan dimana angka ini termasuk angka rendah, dan
pelajaran, Kemampuan individu. perlu di tingkatkan ketahap selanjutnya. Aspek ke
Data Angket Respon Siswa Berdasarkan 2) yaitu antusias siswa terhadap pembelajaran
hasil pengamatan terhadap angket respon siswa yang menggunakan media video mendapatkan
pada siklus I dan siklus II, maka untuk angket angka persentase sebnyak 74,25% angka yang
tersaji pada diagram 4.9 di bawah ini. baik tetapi di tahap selanjutnya perlu di
tingkatkan, sehingga anak lebih antusias terhadap
pembelajaran menggunakan media video. Aspek
ke 3) yaitu pemahaman siswa terhadap materi
yang di ajarkan dengan menggunakan media
video mendapatkan angka persentase 75% angka
yang baik dan perlu di tingkatkan lagi di tahap
selanjutnya. Aspek ke 4) yaitu materi pelajaran
menjadi lebih menarik dengan menggunakan media
video mendapatkan angka persentase sebanyak
74,5% angka yang baik, tetapi harus di
maksimalkan atau videonya lebih di perbaiki
supaya anak anak dalam menyerap materi yang di
sampaikan lebih mudah dan menarik perhatian
siswa. Aspek ke 5) yaitu kondisi siswa ketika
pembelajaran menggunakan media video
pembeljaran mendapatkan angka persentase
sebanyak 69,25% angka yang baik tetapi perlu
di tingkatkan lagi, dimana guru berusaha supaya
anak
anak tidak ramai sendiri dikelas. Pada siklus II persentase angket respon memanfaatkan media video
pembelajaran mendapatkan angka persentase Media pembelajaran dapat memperjelas
sebnyak 89,7% angka yang tinggi di bandingkan penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
dengan angka di siklus I. dimana pada tiap tiap memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil
aspek di angket siklus II ini sudah di jalan belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan
dengan maksimal. dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat
Berdasarkan pembahasan yang telah di menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
jelaskan di atas, secara keseluruhan pemanfaatan langsung antar siswa dan lingkunganya, dan
media video pembelajaran pada mata pelajaran kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sendiri
IPS menunjukan adanya peningkatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Media
pada setiap siklusnya, aktivitas guru, aktivitas pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
siswa, hasil beajar kognitif siswa, dan angket ruang,dan waktu. Media pembelajaran dapat
respon siswa telah mencapai angka indikator memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
keberhasilan yang sudah di tetapkan. Hal ini tentang peristiwa peristiwa dilingkungan mereka,
sesuai dengan Menurut Sapriya seta memungkinkan terjadinya interaksi langsung
tujuan pendidikan IPS antara lain sebagai denag guru, masyarakat, dan lingkunganya.
berikut
:Mengenal konsep-konsep yang berkaitan PENUTUP
dengan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil
kehidupan masyarakat dan lingkungannya. penelitian yang telah di bahas pada bab
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa.
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan Aktivitas guru pada pembelajaran IPS dengan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan memanfaatkan media video pembelajaran
sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran mengalami peningkatan yang positif. Hal ini dapat
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. dilihat dari aktivitas guru
Memiliki kemampuan selama proses pembelajaran berlangsung yang
berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi sudah menerapkan tahapan pada pemanfaatan
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat media video pembelajaran dengan baik pada
lokal, nasional, dan global. Wahab mengemukakan siklus I dan siklus
bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk II. Aktivitas siswa kelas IV SDN Babatan 1/456
memperlengkapi siswa dengan pengetahuan, Surabaya dengan menggunakan
keterampilan, sikap dan nilai-nilai agar dengan memanfaatkan
itu mereka dapat mengenali dengan baik sebagai media video pembelajaran mengalami
permasalahan sosial kemasyarakatan yang ada di peningkatan yang positif. hal ini dapat dilihat
sekelilingnya. IPS mempunyai tujuan – tujuan dari peningkatan
tertentu dalam pembelajarannya. Sedangkan pada siklus I, dan II. Hasil belajar kognitif
untuk media di dasarkan oleh Sudjana dan Riva’I siswa yang diperoleh oleh siswa kelas IV SDN
dalam Cecep Kustandi mengemukakan manfaat Babatan 1/456 Surabaya melalui pemanfaatan
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, media video pembelajaran mengalami
yaitu sebagai berikut. Pembelajaran akan lebih peningkatan yang positif hal ini dapat di lihat
menarik perhatian siswa, sehingga dapat dari peningkatan siklus I dan siklus II . Hasil
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Bahan angket respon siswa terhadap pemanfaatan media
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga video dalam pembelajaran IPS di SDN
dapat lebih dipahami oleh siswa dan babatan1/456 Surabaya juga mengalami
memungkinkannya menguasai dan mencapai peningkatan yang positif hal ini dapat kita lihat dari
tujuan pembelajaran. Metode mengajar akan lebih peningkatan siklus I dan siklus II.
bervariasi, tidak semata mata komunikasi verbal Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
melalui penuturan kata kata guru, sehingga siswa dapat memberikan saran saran sebagai berikut.
tidak akan mudah bosan dan guru juga tidak akan Guru hendaknya membuat variasi pembelajaran
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar dengan menggunakan atau memanfaatkan media
pada setiap jam pelajaran. Siswa dapat lebih
yang ada misalnya dengan menggunakan media
banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
video pembelajaran karena dengan memanfaatkan
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
media video pembelajaran dapat meningkatkan
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
aktivitas
mendemonstrasikan, memerankan dan lain lain.
guru dalam pembelajaran. Guru hendaknya
Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan
membuat variasi pembelajaran dengan
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
memanfaatkan media video pembelajaran yang
pengalaman belajarnya. Untuk memperoleh hasil
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam
belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang
pembelajaran. Guru hendaknya lebih mempelajari
merupakan tindak lanjut atau cara mengukur tingkat
karakteristik siswa agar dalam pembelajaran
penguasaan siswa
dengan memanfaatkan media video pembelajaran
Menurut Cecep Kustandi (2011: 25)
bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Guru
pemanfaatan atau penggunaan media
perlu mengembangkan pembelajaran dengan
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar,
memanfaatkan media video atau media media
sebagai berikut.
yang lain agar siswa dapat mengembangkan
keterampilan dan sikap dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dengan
mengeksplorasi perasaan-
perasaanya sehingga memperoleh pemahaman diperoleh siswa menyeluruh. Menghubungkan
yang lebih mendalam tentang materi yang sedang
dipelajari. Dengan demikian hasil belajar yang
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Rosdakarya Offset
Belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
kegiatan awal pembelajaran dengan sesuatu yang . 2009. Media Pengajaran.
berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Bandung: Sinar Baru Algensindo

DAFTAR PUSTAKA . 2007. Teknologi Pengajaran.


Bandung: Sinar Baru Algensindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka . 2005. Dasar Dasar Proses
Cipta Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
baru Algensindo
. 2010. Prosedur
Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka . 2011. Dasar Dasar Proses
Cipta Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
baru Algensindo
Asmani Ma’mur Jamal. 2011. Penelitian
tindakan kelas. Jogjakarta:Laksana Suhanadji dan Waspodo T S. 2003. Pendidikan
IPS. Surabaya : Percetakan Insan Cendekia
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Metodologi
Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Suyadi,2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Rineka Cipta Jogjakarta : Diva Press

Gunawan, Rudy, 2011. Pendidikan IPS Filosofi Slameto, 2003. Belajar dan Faktor Faktor
Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Indriana, Dina, 2011. Ragam Alat Bantu Media
Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press Syukur, Fatah 2005. Teknologi Pendidikan.
Semarang: Rasail
Kustandi, Cecep,dkk. 2011. Media Pembelajaran
Manual dan digital. Bogor: Ghalia Indonesia Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Sadiman,Arief S,dkk. 2011. Media Pendidikan Pustaka
Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya. Jakarta: PT Rajagrafindo Trianto, 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Persada Jakarta: Prestasi Pustaka

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS Konsep dan Uno, B, Hamzah, dkk. 2011 Menjadi Peneliti
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja PTK yang Profesional.. Jakarta: Bumi Aksara
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai