Anda di halaman 1dari 13

No Urut Nama NIM Pertanyaan Jawaban Nilai

Absen
02 Khoirotun 151911913014 1. Jelaskan apa yang dimaksud Merupakan suatu sistem yang diterapkan
Maulida dengan pasien safety melalui untuk mencegah terjadinya cedera akibat
sistem asesment resiko perawatan medis dan kesalahan pengobatan
melalui suatu sistem assesment resiko yang
meliputi
 Identifikasi dan pengelolaan faktor
risiko
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dan tindak
lanjut dari insident
 Implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko
(Dep Kes RI,2006)

2. Sebutkan dan jelaskan tentang Dalam rangka menerapkan Standar


7 langkah keselamatan pasien Keselamatan Pasien, Rumah Sakit wajib
di rumah sakit! Berikan contoh 1. Membangun kesadaran akan nilai
penerapan 7 langkah tersebut Keselamatan Pasien.
pada tiap-tiap point! Contoh : Ciptakan budaya adil dan
terbuka
2. Memimpin dan mendukung staf.
Contoh : Tegakkan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien
diseluruh Fasilitas pelayanan
Kesehatan anda.
3. Mengintegrasikan aktivitas
pengelolaan risiko.
Contoh : Bangun sistem dan proses
untuk mengelola risiko dan
mengindentifikasi kemungkinan
terjadinya kesalahan
4. Mengembangkan sistem pelaporan
Contoh : Pastikan staf anda mudah
untuk melaporkan insiden secara
internal (lokal ) maupun eksternal
(nasional).
5. Melibatkan dan berkomunikasi
dengan pasien
Contoh : Kembangkan cara cara
berkomunikasi cara terbuka dan
mendengarkan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman
tentang Keselamatan Pasien.
Contoh : Dorong staf untuk
menggunakan analisa akar masalah
guna pembelajaran tentang
bagaimana dan mengapa terjadi
insiden.
7. Mencegah cedera melalui
implementasi sistem Keselamatan
Pasien
Contoh : Pembelajaran lewat
perubahan-perubahan didalam
praktek, proses atau sistem. Untuk
sistem yang sangat komplek seperti
Fasilitas pelayanan Kesehatan untuk
mencapai hal-hal diatasdibutuhkan
perubahan budaya dan komitmen
yang tinggi bagi seluruh staf dalam
waktu yang cukup lama
3. Sebutkan dan jelaskan dengan Enam sasaran keselamatan pasien
singkat enam sasaran pasien 1. Ketepatan identifikasi pasien
safety! Berikan implementasi Implementasi :
keperawatan dari enam sasaran  Rumah Sakit membuat
tersebut pada pasien ! kebijakan tentang identifikasi
pasien.
 Rumah Sakit membuat
pedoman/panduan
identifikasi pasien yang
dijadikan acuan seluruh unit.
 Rumah sakit merancang SPO
identifikasi pasien melalui
pemasangan gelang identitas
(minimal 2 identitas, kapan
dipasang?, Dimana
dipasang?)
 Rumah Sakit
mengembangkan SPO
pemasangan dan pelepasan
tanda identitas risiko bagi
pasien yang datang ke rumah
sakit.
 Rumah Sakit merancang SPO
tentang pemasangan dan
pelepasan gelang identitas.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Implementasi :
 RS mengembangkan
kebijakan tentang keakuratan
dan penerapan komunikasi
(lisan, telepon) secara
konsisten di rumah sakit.
 RS mengembangkan
pedoman / panduan
komunikasi efektif yang akan
dijadikan acuan bagi seluruh
unit di rumah sakit.
 RS merancang SPO tentang
komunikasi efektif SBAR
 RS membuat daftar singkatan
resmi yang digunakan oleh
seluruh unit.
 RS membuat SPO serah
terima pasien
 RS merancang SPO tentang
penyampaian hasil nilai
kritis.
3. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai
Implementasi :
 RS mengembangkan
kebijakan tentang
pengelolaan obat di RS
 RS membuat
pedoman/panduan
pengelolaan obat (high
alert&norum) yang akan
dijadikan acuan bagi seluruh
unit.
 RS merancang SPO
penyiapan dan penyerahan
obat hight alert
 RS membuat SPO
pencampuran obat IV high
alert
 RS membuat SPO tentang
pemberian obat dengan
benar.
 RS membuat daftar obat yang
perlu diwaspadai.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien operasi
Implementasi:
 RS mengembangkan
kebijakan tentang prosedur
operasi (tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien)
 RS merancang SPO tentang
penandaan identifikasi lokasi
operasi
 RS merancang SPO tentang
surgical patient safety check
list.
 RS mengembangkan form
surgical patient safety check
list.
 RS merancang SPO tentang
pengecekan instrument, kasa
 RS mengembangkan form
pengecekan instrument, kasa.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
Implementasi :
 RS mengembangkan
kebijakan RS pencegahan
Infeksi
 RS membuat pedoman
pencehahan infeksi di RS
yang dijadikan acuan
diseluruh unit
 RS merancang SPO tentang
cuci tangan
 RS menyediakan fasilitas
cuci tangan
 RS melakukan sosialisasi
cuci tangan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Implementasi :
 RS mengembangkan
kebijakan RS tentang
pencegahan pasien jatuh.
 RS merancang SPO tentang
penilaian awal risiko jatuh.
 RS menggunakan form
penilaian: morse fall, humpty
dumpty
 RS menggunakan form
monitoring risiko jatuh
 RS membuat fasilitas
seperti : signage/ alat bantu

4. Jelaskan apa yang dimaksud Sterilisasi adalah Pembebasan suatu


sterilisasi dan sebutkan material bahan ataupun alat dari berbagai
masing-masing 2 contoh mikroorganisme hidup atau stadium
sterilisasi secara mekanik, fisik istirahatnya. (Schlegel, 1994)
dan kimia yang biasa di Metode sterilisasi yang dilakukan di rumah
gunakan di Rumah sakit atau sakit terhadap instrumen medis dan linen
klinik dapat berupa sterilisasi dengan uap air,
panas kering, gas formaldehid, gas etilen
oksida, dan sterilisasi dengan plasma.
Sterilisasi Fisik 
1) Sterilisasi dengan panas basah
(autoklaf)
Sterilisasi dengan autoklaf adalah
sterilisasi dengan menggunakan uap
air disertai tekanan. Autoklaf
memiliki suatu ruangan yang mampu
menahan tekanan di atas 1 atm. Alat-
alat atau bahan yang akan
disterilkan, dimasukkan dalam
ruangan. Setelah udara dalam
ruangan ini digantikan oleh uap air,
maka ruangan ini ditutup rapat
sehingga tekanannya akan
meningkat, yang juga akan diikuti
oleh kenaikan suhunya
(Dwidjoseputro, 2005). Ada tiga
waktu yang dapat digunakan dalam
proses sterilisasi dengan panas
basah. Sterilisasi dengan panas basah
pada suhu 134-137ºC dengan waktu
minimum 3 menit dan tekanan 2,25
bar. Sterilisasi pada suhu 126-129ºC
selama 10 menit dan tekanan 1,50
bar. Sterilisasi pada suhu 121-124ºC
selama 15 menit dan tekanan 1,15
bar (Lawrence dan May, 2003). Di
dalam autoklaf yang mensterilkan
adalah panas basah, bukan
tekanannya. Oleh karena itu, setelah
air dalam tangki mendidih dan mulai
dibentuk uap air, maka uap air
dialirkan ke ruang pensteril guna
mendesak keluar semua udara di
dalamnya. Apabila masih ada udara
yang tersisa, maka udara tersebut
akan menambah tekanan di dalam
ruang pensteril yang akan
mengganggu naiknya suhu dalam
ruang tersebut (Anonim, 2001).
2) Sterilisasi dengan panas kering
Proses sterilisasi dengan panas
kering terjadi melalui mekanisme
konduksi panas, dimana panas yang
terbentuk akan diabsorbsi oleh
permukaan luar dari alat yang
disterilkan lalu merambat ke bagian
dalam permukaan sampai akhirnya
suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering digunakan
untuk alat-alat dan bahan dimana
steam tidak dapat berpenetrasi secara
mudah dan digunakan untuk
peralatan yang terbuat dari kaca
(Anonim, 2009). Siklus kerja dari
mesin sterilisasi panas kering melalui
empat tahapan, yaitu tahap
pemanasan, periode plateu
(sterilisasi), tahap equilubrum, dan
tahap pendinginan chamber. Pada
tahap pemanasan udara panas
dihasilkan melalui mekanisme listrik
dan sirkulasi pada chamber.
Kemudian berlanjut pada tahap
plateu (sterilisasi) yang dimulai
ketika sensor mendeteksi tercapainya
suhu proses sterilisasi pada chamber.
Pada saat seluruh chamber memiliki
suhu yang sama maka akan berakhir
fase equilubrum dan dimulai fase
“holding time” atau sterilisasi. Tahap
akhir adalah tahap pendinginan
chamber (Anonim, 2009).

Sterilisasi Kimia 
1) Sterilisasi dengan etilen oksida
Metode sterilisasi dengan etilen
oksida merupakan metode
sterilisasi dengan suhu rendah.
Gas etilen oksida merupakan zat
yang dapat membunuh
mikroorganisme dengan cara
bereaksi dengan DNA dari
mikroorganisme melalui
mekanisme alkilasi. Etilen oksida
merupakan gas yang sangat
eksplosif dan larut di dalam air.
Untuk menjamin sterilitas bahan-
bahan diperlukan empat elemen
esensial dalam sterilisasi dengan
etilen oksida. Empat elemen itu
adalah konsentrasi dari gas etilen
oksida tidak kurang dari 400
mg/liter. Suhu yang digunakan
tidak kurang dari 36°C pada
siklus dingin dan tidak lebih dari
60°C pada siklus hangat.
Kelembaban relatif yang
diperlukan antara 40%-100% dan
waktu yang merupakan korelasi
langsung dengan suhu dan
konsentrasi gas. Makin tinggi
suhu dan konsentrasi gas makin
cepat waktu yang diperlukan
untuk proses sterilisasi. Namun
etilen oksida meninggalkan
residu yang iritatif untuk
jaringan. Prosedurnya lambat,
makan waktu dan alatnya mahal
(Anonim, 2001). Keuntungan
penggunaan etilen oksida adalah
mudah menembus plastik dan
mensterilkan isi bungkusan-
bungkusan. Alat-alat seperti alat
optik, kateter, komponen-
komponen heart lung machine,
arterial heart valves, bantal, kasur
dan sepatu dapat disterilkan
dengan cara ini (Anonim, 2009).
2) Sterilisasi dengan uap
formaldehid. Selain dalam bentuk
cairan, formaldehid juga sangat
bermanfaat dalam bentuk gas.
Larutan formaldehid 37% dalam
air apabila dipanaskan akan
melepaskan uap formaldehid
yang merupakan disinfektan yang
sangat efektif bagi alat-alat dan
berbagai bahan yang tercemar
dengan spora atau
Mycobacterium tuberculosis. Gas
formaldehid dapat membunuh
mikroorganisme melalui
mekanisme alkilasi. Formaldehid
biasa digunakan untuk
mendisinfeksi ruangan, lemari,
maupun instrumen-instrumen
(Anonim, 1994). Siklus kerja
mesin sterilisasi gas formaldehid
ada beberapa tahap. Tahapan itu
berupa tahap pemanasan, loading
atau memulai, pre-vakum,
pemberian uap awal, dan pulsing.
Pada tahap pre vakum dilakukan
di bawah 50 mbar, pada proses ini
akan menghilangkan udara dari
chamber dan isi chamber.
Sedangkan pada tahap pulsing
ada empat tahapan yaitu
pemberian steam atau uap secara
kontinyu sampai suhu 73°C,
pompa vakum dijalankan di
bawah 50 mbar, pemaparan
formaldehid sehingga diperoleh
konsentrasi 15 mg/m3, serta fase
kesetimbangan gas (Anonim,
2009).
Sterilisasi Mekanik 
1) saringan seitz, yang menggunakan
saringan asbestos sebagai alat
penyaringannya;
2) saringan berkefeld yang
mempergunakan filter yang terbuat
dari tanah diatom;
3) saringan chamberland yang
mempergunakan filter yang terbuat
dari porselen; dan fritted glass filter
yang mempergunakan filter yang
terbuat dari serbuk gelas.
4) Saringan asbes lebih mudah dan
lebih murah daripada saringan
porselen. Saringan asbes dapat
dibuang setelah dipakai, sedangkan
saringan porselen terlalu mahal bila
dibuang, tetapi terlalu sulit untuk
dibersihkan.

5. Seorang pasien stroke Berdasarkan 7 langkah keselamatan pasien,


menjalani rawat inap karena salah satunya tertulis bahwa terdapat
dehidrasi akibat diare. Sebagai pencegahan pasien resiko jatuh. Oleh karena
perawat apa yang harus anda itu pasien stroke sangat rentan mengalami
lakukan untuk menjamin kecelakaan seperti penyebab pada umumnya
keselamatan pasien selama yaitu jatuh dari tempat tidur dan harus dijaga
dalam perawatan anda! keselamtan dan keamanannya. Bisa dengan
Jelaskan sesuai tujuh langkah cara memakai gelang identitas untuk
keselamatan pasien! menunjukkan bahwa pasien tersebut
memiliki resiko tinggi terhadap
kemungkinan jatuh. Bisa xara lain untuk
mengurangi kemungkinana resiko ajtuh pada
pasien stroke yaitu dengan dipasang bed side
drill. Untuk menjaga keamanan pasien. Atau
apabila pasien sudah dirumah, diharapkan
untuk pemantauan selama 24 jam untuk
mengurangi resiko jatuh atau membuat
penghalang di sisi tempat tidur. Akan tetapi
untuk lebih praktisnya lebih baik diawasi
secara bergantian dengan keluarga yang lain.
Agar pekerjaan yang lainnya pun tidak
terbengkalai.
Langkah langkah Pencegahan
Pasien Risiko Jatuh
1. Bel mudah dijangkau
2. Roda tempat tidur terkunci
3. Tempat tidur pada posisi terendah
4. pagar tempat tidur terpasang /
terkunci
5. Tanda khusus pengawasan risiko
jatuh (sticker kuning)
6. Melibatkan pasien dalam
pencegahan jatuh
7. Pasien dikunjungi teratur dan
dimonitor
8. Posisi pasien dekat dengan nurse
station untuk risiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai