Anda di halaman 1dari 6

Group Project PBL 1

Topik 2 – Legal and Ethical Issues

Dasar dalam bertindak sehari-hari, kepada pasien, karyawan, ataupun teman sejawat, dokter
gigi di klinik kami memiliki landasan aturan yang berlaku, diantaranya :

1. UU RI no 39 tahun 2004
Di undang  undang ini disebutkan pasien dalam menerima pelayanan pada praktik
kedokteran, mempunyai hak  untuk mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis, meminta pendapat dokter,mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan medis, menolak tindakan medis dan mendapatkan isi rekam namun pasien
juga mempunyai kewajiban kepada dokter untuk memberikan informasi yang lengkap
dan jujur tentang masalah kesehatannya, mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan dan  nasihat / petunjuk dokter sertamemberikan imbalan jasa atas
pelayanan yang diterima
2. kode etik dokter gigi yang telah ditetapkan PDGI
dalam SK PDGI mengenai kode etik dokter gigi, disebutkan lebih detail dari Undang-
Undang segala kewajiban dan hak, serta aturan yang berlaku untuk praktek sehari-hari.
3. Principles of Ethics and Code of Professional Conduct of the American Dental
Association (ADA)
ADA menetapkan 5 prinsip, yaitu :
 Autonomi pasien
Prinsip ini memberikan konsep dimana tenaga kesehatan professional mempunyai
kewajiban untuk memperlakukan pasien sesuai dengan keinginan pasien, dalam batasan
perlakuan yang dapat diterima, dan untuk menjaga rahasia pasien. Dengan prinsip ini,
kewajiban utama dokter gigi meliputi melibatkan pasien dalam pemilihan rencana
perawatan, dengan pertimbangan kebutuhan pasien, keinginan dan kemampuan, dan
menjaga privasi pasien.
Kode perilaku professional:
 Patient involvement à dokter gigi harus menginformasikan kepada pasien tentang
perawatan yang akan dilakukan, dan semua alternative lainnya, agar melibatkan
pasien dalam menentukan pilihan perawatan.
 Patient Records à dokter gigi wajib untuk menjaga kerahasiaan rekam medis
pasien. Apabila terdapat permintaan dari pasien atau dokter gigi lain, dokter gigi
dapat memberikan informasi sesuai dengan hokum yang berlaku, yang dapat
bermanfaat untuk perawatan pasien kedepannya (ex: rujuk)
 Non – Maleficence
Konsep dari prinsip ini adalah bahwa tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk
melindungi pasien dari bahaya. Sehingga di bawah prinsip ini seorang dokter gigi
harus:
 Selalu menjaga dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya
 Mengetahui limit diri
 Merujuk ke dokter gigi spesialis atau tenaga ahli lainnya
 Mengetahui dalam keadaan tertent, delegasi untuk patient-care

 Beneficence
Konsep Beneficence yaitu bertindak demi kepentingan orang lain. pemberian
perawatan gigi yang kompeten dan tepat waktu dalam situasi klinis yang dipresentasikan
oleh pasien, dengan pertimbangan diberikan pada kebutuhan, keinginan dan nilai pasien.
Kode Perilaku Profesional:
 Pelayanan masyarakat
Dokter gigi memiliki kewajiban untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan
dan pengalaman mereka untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat dan
didorong untuk menjadi pemimpin di komunitas mereka.
 Pegawai Pemerintah
Setiap profesi berutang tanggung jawab kepada masyarakat untuk mengatur
dirinya sendiri.
Peraturan tersebut sebagian besar dicapai melalui pengaruh masyarakat
profesional. Semua dokter gigi, oleh karena itu, memiliki kewajiban ganda untuk
menjadikan diri mereka bagian dari masyarakat profesional dan mematuhi peraturan
etikanya.
 Penelitian dan Pengembangan
Dokter gigi memiliki kewajiban untuk membuat hasil dan manfaat dari upaya
investigasi mereka yang tersedia bagi semua orang bila mereka berguna untuk
melindungi atau mempromosikan kesehatan masyarakat.
 Paten Dan Hak Cipta
Paten dan hak cipta dapat dijamin oleh dokter gigi asalkan paten dan hak cipta
tersebut tidak boleh digunakan untuk membatasi penelitian atau praktik.
 Penyalahgunaan dan Kelalaian
Dokter gigi harus terbiasa dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dan
melaporkan kasus yang dicurigai ke pihak yang berwenang, sesuai dengan undang-
undang negara bagian.

 Justice
Prinsip ini mengungkapkan konsep dimana seorang profesional memiliki
kewajiban untuk bersikap adil dalam berurusan dengan pasien, kolega dan masyarakat.
Berdasarkan prinsip ini, kewajiban utama dokter gigi meliputi menangani pasien dengan
adil dan memberikan perawatan gigi tanpa prasangka. Dalam arti luas, konsep prinsip ini
mengungkapkan bahwa profesi dokter gigi seharusnya secara aktif mencari sekutu di
seluruh masyarakat pada kegiatan spesifik yang akan membantu memperbaiki akses
terhadap perawatan untuk semua masyarakat.
Dalam melayani masyarakat umum, dokter gigi dapat memilih pasien untuk
praktik mereka, dokter gigi tidak boleh menolak untuk menerima pasien dalam praktik
mereka atau menolak memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada pasien karena faktor
berikut:
1. Ras
2. Kepercayaan
3. Warna kulit
4. Jenis kelamin
5. Asal-usul kebangsaan
Kode Perilaku profesional:
 Pemilihan pasien
Seorang dokter gigi memiliki kewajiban umum untuk memberikan perawatan
kepada mereka yang membutuhkan.
Keputusan untuk tidak memberikan perawatan kepada individu karena individu
tersebut terinfeksi Human Immunodeficiency Virus, Virus Hepatitis B, Virus
Hepatitis C atau patogen darah lain.
Hal ini berkaitan dengan pasal 12 ayat 2 dimana,
“Dokter Gigi di Indonesia tidak boleh menolak pasien yang datang ke tempat
praktiknya berdasarkan pertimbangan status sosial-ekonomi, ras, agama,
warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan , penyakit dan kelainan tertentu. “
 Pelayanan darurat
Dokter gigi wajib membuat pengaturan yang logis untuk pelayanan darurat dalam
merawat pasien yang sudah pada record.
Dokter gigi juga wajib membuat pengaturan yang logis saat dikonsultasikan
dalam keadaan darurat oleh pasien yang tidak tercatat dalam record.
Jika perawatan dilakukan oleh dokter gigi, setelah menyelesaikan perawatan,
memiliki kewajiban untuk mengembalikan pasien ke dokter gigi pasien semula
kecuali permintaan pasien tidak menginginkannya lagi
 Justifiable Criticsm
Dokter gigi wajib melapor ke lembaga peninjau yang sesuai ditentukan oleh
komponen lokal atau masyarakat penyusun tentang perlakuan buruk atau perawatan
gagal terus-menerus yang dilakukan oleh dokter gigi lainnya
 Expert Testimony
Penyelesaian akhir dari suatu masalah dengan mengacu pada keputusan yang
diumumkan oleh pengadilan, keputusan hakim biasanya disebut sebagai disposisi.
Dokter gigi dapat memberikan kesaksian ahli (expert testimony) ketika
kesaksian itu penting untuk disposisi pengadilan atau tindakan administratif yang adil
 Rebates and split Fees
Sebagai profesional, dokter gigi tidak boleh menerima atau mengajukan
"potongan harga" atau "biaya terbagi"

 Veracity
Prinsip ini menyatakan konsep bahwa seorang profesional memiliki kewajiban
untuk jujur dan dapat dipercaya dalam hubungan mereka dengan orang lain. Berdasarkan
prinsip ini, kewajiban utama dokter gigi mencakup : menghargai posisi kepercayaan yang
melekat antara dokter gigi dengan pasien, berkomunikasi dengan jujur dan tanpa tipuan,
dan menjaga integritas intelektual

Informed Consent

Salah satu bentuk nyata penerapan dari kode etik dokter gigi yang sering dipakai di klinik
kami adalah informed consent. Informed consent merupakan surat persetujuan pasien atas
tindakan yang akan dilakukan. Adanya informed consent memberikan keleluasaan pada pasien
untuk memilih perawatan, dan menyetujui tindakan tersebut apakah dapat dilakukan atau tidak.

(lembar informed consent terlampir)


SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIS KHUSUS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur/Tgl Lahir :

Alamat :

Telp :

Menyatakan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari :

Nama :

Umur/Tgl Lahir :

Dengan ini menyatakan *SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan tindakan medis


berupa…………………………………………………………………………………………

Dari penjelasan yang telah diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan
dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan pasca
tindakan yang kemungkinan dapat terjadi sesuai dengan penjelasan yang telah diberikan.

Depok,………………… 2017

Dokter/Pelaksana Yang membuat pernyataan,

ttd ttd

( ) ( )

*coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai