Pendahuluan1
WHO mendefinisikan “sehat” sebagai “kesempurnaan fisik, mental, sosial, tidak adanya
penyakit atau ketidak mampuan”. Salah satu konsep sehat yaitu aspek psikososial yang
menyangkut pada kualitas hidup. Menurut WHO, kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai
penilaian individu atau persepsi seseorang terhadap posisi atau kedudukan dalam kehiduoan
dilihat dari konteks tujuan, harapan, standard, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian mereka.
Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai ‘kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh
seseotang terhadap suatu atea atau kondisi kehidupan yang penting baginya yang berkaitan
dengan taraf kesejahteraan. Kualitas hidup sangat berpengaruh terhadap pasien untuk dapat
menikmati aktivitas kehidupan yang normal.
Konsep dari kualitas hidup yang telah dikembangkan telah menjadi suatu tujuan dari promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Tentu saja, kesehatan gigi dan mulu tidak bisa dipisahkan
dari sehat secara keseluruhan karena sangat berpengaruh pada kualitas hidup.
Metode tradisional untuk mengukur kesehatan oral berpaku pada standar klinis dan terbatas
karena tidak memperhitungkan psikososial dan aspek fungsional dari kesehatan gigi dan mulut,
dimana menunjukkan hubungan yang buruk terhadap persepsi individu. Maka dari itu
dikembangkan pengukuran Oral Health Related Quality of Life (OHRQoL) yang didasarkan
pada nilai subjektif individu.
Kualitas hidup dalam hubungannya dengan kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh factor
sosiodemografis (ras, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan dipengaruhi
oleh akses mendpaatkan pelayanan kesehatan seperti biaya, jarak, dan persepsi sehat.
Hal ini memberikan perspektif baru dalam bidang kedokteran gigi yaitu tujuan utama perawatan
gigi tidak hanya berpacu pada kesehatan klinis, melainkan juga kondisi kesehatan secara mental
dan sosial. Sebagai contoh, bila mulut menjadi berbau hal ini dapat mengganggu fungsi psikis
saat bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain.
Saat ini, telah dikembangkan metode pengukuran pada anak-anak dalam kategori umur yang
spesifik yang sebelumnya hanya berpusat pada kesehatan dewasa. Tujuannya adalah untuk
mendeskripsikan dampak kesehatan gigi dan mulut dalam kualitas hidup anak.
Permasalahan pada anak sebagai contoh, anak dengan gigi fraktur tercatat memiliki dampak
negative dalam proses makan dan menikmati makanan, menyikat gigi, tersenyum, tertawa, dan
menunjukkan gigi tanpa rasa malu, mempertahankan kondisi emosi tanpa merasa terganggu, dan
merasa nyaman berkontak dengan orang lain. Lesi jaringan lunak, maloklusi, dan fluorosis dental
juga merupakan contoh yang umum dari masalah kesehatan gigi pada anak.
Instrumen Pengukuran OHRQoL (Oral Health-Related Quality of Life) Pada Anak1,2
Instrumen harus jelas dan relevan terhadap kelompok tujuan dan terkalibrasi terhadap kemapuan
membaca grup tersebut menggunakan metodologi yang ditentukan. Panjang dan format dari
pertanyaan harus kritis (spesifik) terutama untuk anak-anak untuk mengurangi kemungkinan
error dan fatigue.
Bagaimanapun, saat mengukur kualitas hidup anak, diperlukan informasi dari orang tua. Anak-
anak kemungkinan belum dapat memberikan informasi yang lengkap, sehingga orangtua
diperlukan sebagai koresponden, karena orangtua memiliki peran yang besar terhadap pilihan
hidup sehat oleh anak.
Tujuan penggunaan instrument kualitas hidup dapat beragam bergantung dari tujuan penelitian.