Determinan
Perilaku
Kebersihan
mulut
PENDAHULUAN
Profesional dalam perawatan kesehatan mulut telah mengakui bahwa penilaian
hasil kesehatan mulut dan kebersihan mulut sangat penting untuk
mengembangkan intervensi perawatan kesehatan mulut.
keyakinan dan sikap individu terhadap perilaku ini memiliki peran penting dalam
perawatan kesehatan gigi dan mulut
ilmu-ilmu sosial secara definitif terkait dengan kedokteran gigi dalam publikasi
Ilmu Sosial dan Kedokteran Gigi Fe'de'ration Dentaire International. Misalnya,
peneliti berhasil menerapkan Teori Pembelajaran Sosial untuk memprediksi
tingkat perilaku kesehatan mulut.
theory of planned behavior (TBP)
TPB menjelaskan bahwa perilaku adalah adalah suatu tujuan yang ditetapkan oleh individu
dan terdapat faktor-faktor di luar kendali individu yang dapat mengganggu tujuan yang ingin
dicapai.
mencakup tiga faktor psikologis sebagai penentu dari niat perilaku, yang pada
gilirannya memengaruhi perilaku selanjutnya:
• sikap (perasaan positif atau negatif seseorang tentang perilaku tertentu, misalnya,
'Saya benci menyikat gigi dua kali sehari, dan menyikat gigi secara interdental
setidaknya sekali sehari’);
• norma subyektif (keyakinan bahwa orang penting tertentu berpikir bahwa
seseorang harus atau tidak boleh melakukan perilaku tertentu, misalnya, 'Orang tua
saya berpikir bahwa saya harus menyikat gigi dua kali sehari, dan menggunakan
alat bantu interdental setidaknya sekali sehari’ );
• kontrol perilaku yang dirasakan (persepsi seseorang tentang kemampuannya
untuk melakukan suatu perilaku, misalnya, 'Saya pikir saya akan dapat menyikat
gigi dua kali sehari, dan menggunakan alat bantu interdental setidaknya sekali
sehari').
Menurut model TPB, individu membuat keputusan rasional sebagian
berdasarkan pengetahuan kesehatan mulut oral health knowledge (OHK)
mereka.
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan indeks baru
yang rumit untuk OHB yang diinginkan.
Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk menguji prediktor yang relevan
dari OHB yang dinilai dengan menggunakan indeks baru. Prediktor ini adalah
variabel yang ditentukan dalam TPB. Seperti disebutkan sebelumnya, ukuran
hasil sosial yang diharapkan (ESO) dari memiliki gigi yang sehat dan ukuran
OHK juga digunakan sebagai prediktor.
Bahan dan metode
Metode yang digunakan pada studi ini adalah penggunaan kuisioner online terkait OHB,
perilaku (ATT), norma sosial (SN), Kontrol perilaku terencana (PBC), pengetahuan
kesehatan oral (OHK), dan ekspektasi hasil sosial (ESO)
Dari tanggal 31 Oktober 2005 (permulaan 'Pekan Sikat Gigi Nasional 2005') hingga 19
Desember 2005, kuesioner diberikan kepada sampel penduduk Belanda. Kuesioner
dipublikasikan di Internet, dan subjek diundang melalui beberapa situs web mengenai
kesehatan umum dan mulut untuk mengisi kuesioner.
Untuk memeriksa apakah orang telah menjawab kuesioner lebih dari satu kali, mereka
diminta untuk menyebutkan kode posnya. Di Belanda, setiap jalan dan umumnya setiap sisi
jalan memiliki kode pos yang unik. Jika seseorang menjawab kuesioner dengan kode pos
yang sama dengan responden sebelumnya, untuk amannya, dia dikeluarkan dari sampel.
Hasil menunjukkan bahwa partisipan memiliki penilaian penting terkait hasil sosial yang positif dari kondisi gigi yang
sehat dan OHK baik.
Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan OHB tidak hanya melalui TPB dan OHK, namun juga ESO individu
Dalam model ini, terdapat tiga variabel yang dapat
dianggap sebagai mediator:
(i) Social norms (SN); yaitu, harapan individu tentang pentingnya kesehatan
mulut dalam
interaksi sosial (ESO) dapat berkontribusi pada konstruksi gagasan tentang
bagaimana orang lain berpikir. individu harus berperilaku,
(ii) Attitude (ATT); ide ini secara teoritis masuk akal juga dan berarti bahwa
harapan individu tentang pentingnya kesehatan mulut dalam interaksi sosial
(ESO) dapat berkontribusi pada keyakinan atau ide orang itu sendiri tentang
memiliki evaluasi atau penilaian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dari OHB spesifik ini, dan
( iii) Perceived behavioral control (PBC); yaitu, harapan individu tentang
pentingnya kesehatan mulut dalam interaksi sosial expected social outcomes
(ESO) dapat meningkatkan motivasi untuk terlibat dalam oral hygiene behavior
(OHB) dan dengan demikian berkontribusi pada konstruksi gagasan tentang
kemampuan seseorang untuk melakukan perilaku yang diberikan.
Mengelola hambatan untuk berubah
Adanya hambatan untuk berubah adalah konstruksi utama dalam Health Belief Model, The
Social Cognitive Model, dan The Health Promotion Model.
Contoh dari hambatan internal adalah:
1. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang tidak jelas
2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
3. Kekurangan sumber daya
4. Kurangnya motivasi
5. Kurangnya dukungan
KESIMPULAN
untuk meningkatkan perilaku perawatan diri kebersihan mulut, intervensi
harus menargetkan tidak hanya determinan terkenal dari TPB dan OHK
mempengaruhi, diikuti oleh ATT, OHK, dan ESO. Semua faktor memiliki
1. Richard ND, Cohen LK eds. Social sciences and dentistry. A critical bibliography.
The Haque: Sijthoff; 1971.
2. Bandura A. Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall; 1977.
3. McCaul KD, Glasgow RE, Gustafson C. Predicting levels of preventive dental
hygiene behaviors. J Am Dent Assoc 1985;111:601–5.
4. Kay EJ, Locker D. Is dental health education effec- tive? A systematic review of
current evidence Com- munity Dent Oral Epidemiol 1996;22:231–4.
5. Schou L. The relevance of behavioural sciences in dental practice. Int Dent J
2000;50:324–32.
6. Hollister MC, Anema MG. Health behavior models and oral health: a review. J Dent
Hyg 2004;78:1–8.