Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer,
memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara baik perbatasan darat (kontinen) maupun
laut (maritim). Batas darat wilayah Republik Indonesia berbatasan langsung dengan negara-
negara Malaysia, Papua New Guinea (PNG) dan Timor Leste. Perbatasan darat Indonesia
tersebar di tiga pulau, empat Provinsi dan 15 kabupaten/kota yang masing-masing memiliki
karakteristik perbatasan yang berbeda-beda. Demikian pula negara tetangga yang
berbatasannya baik bila ditinjau dari segi kondisi sosial, ekonomi, politik maupun budayanya.
Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste dan Papua
Nugini (PNG). Wilayah perbatasan laut pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yang
jumlahnya 92 pulau dan termasuk pulau-pulau kecil. Beberapa diantaranya masih perlu
penataan dan pengelolaan yang lebih intensif karena mempunyai kecenderungan
permasalahan dengan negara tetangga.

Gambar 1. Peta Wilayah Indonesia

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional (RPJM-Nasional 2004-2009) telah menetapkan arah dan pengembangan
wilayah Perbatasan Negara sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan misi
pembangunan nasional, terutama untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan wilayah,
pertahanan keamanan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah
perbatasan. Paradigma baru, pengembangan wilayah-wilayah perbatasan adalah dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward
looking menjadi outward looking sehingga wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan
pembangunan wilayah Perbatasan Negara menggunakan pendekatan kesejahteraan
(prosperity approach) dengan tidak meninggalkan pendekatan keamanan (security approach).
Sedangkan program pengembangan wilayah perbatasan (RPJM Nasional 2004-2009),
bertujuan untuk : (a) menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui penetapan hak kedaulatan
NKRI yang dijamin oleh Hukum Internasional; (b) meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat dengan menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi
geografis yang sangat strategis untuk berhubungan dengan negara tetangga. Disamping itu
permasalahan perbatasan juga dihadapkan pada permasalahan keamanan seperti separatisme
dan maraknya kegiatan-kegiatan ilegal.

Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia masih merupakan daerah tertinggal


dengan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas. Pandangan
dimasa lalu bahwa daerah perbatasan merupakan wilayah yang perlu diawasi secara ketat
karena menjadi tempat persembunyian para pemberontak telah menjadikan paradigma
pembangunan perbatasan lebih mengutamakan pada pendekatan keamanan dari pada
kesejahteraan. Sebagai wilayah perbatasan di beberapa daerah menjadi tidak tersentuh oleh
dinamika sehingga pembangunan dan masyarakatnya pada umumnya miskin dan banyak
yang berorientasi kepada negara tetangga. Di lain pihak, salah satu negara tetangga yaitu
Malaysia, telah membangun pusat-pusat pertumbuhan dan koridor perbatasannya melalui
berbagai kegiatan ekonomi dan perdagangan yang telah memberikan keuntungan bagi
pemerintah maupun masyarakatnya. Demikian juga Timor Leste, tidak tertutup kemungkinan
dimasa mendatang dalam waktu yang relatif singkat, melalui pemanfaatan dukungan
internasional, akan menjadi negara yang berkembang pesat, sehingga jika tidak diantisipasi
provinsi NTT yang ada di perbatasan dengan negara tersebut akan tetap tertinggal.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pentingnya perbatasan negara itu?


2. Apa masalah-masalah yang rawan timbul di perbatasan negara?
3. Bagaimana solusi mengatasi atau mencegah masalah-masalah di perbatasan negara?
C. Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.


2. Untuk mengetahui pentingnya perbatasan Negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang rawan timbul di perbatasan negara.
4. Untuk memberi solusi menangani atau mencegah masalah-masalah di perbatasan
negara.

D. Manfaat.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai pentingnya perbatasan Negara


Indonesia.
2. Bagi pembaca dapat memberikan informasi mengenai pentingnya perbatasan Negara
Indonesia.
E. Metode Penulisan.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu “Metode Kepustakaan”, pada zaman
modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula
dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena
jauh lebih praktis, efektif dan efisien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Menjaga dan Membangun Daerah Perbatasan Negara Indonesia.

Daerah perbatasan merupakan wilayah pembelahan kultural sebuah komunitas yang


dianggap berasal dari satu akar budaya yang sama namun oleh kebijakan pemerintah dua
negara bertetangga, akhirnya dibagi menjadi dua entitas yang berbeda. Daerah perbatasan
juga merupakan cerminan dari tingkat kemakmuran antara dua negara dan tidak jarang,
daerah ini menjadi ajang konflik antara penduduk yang berbeda kewarganegaraannya karena
tujuan-tujuan tertentu. Bahkan daerah perbatasan merupakan salah satu wilayah yang
potensial untuk melakukan penyelundupan dan merugikan negara dalam jumlah besar,
bahkan kerugian negara untuk darat dan laut bila dinominalkan bisa mencapai ± 20 milyar
US$ per tahun. Sedangkan Kemiskinan merupakan masalah klasik di daerah perbatasan, yang
sampai sekarang belum tuntas ditangani. Daerah perbatasan juga sangat rawan terjadi tindak
illegal logging dimana penyebabnya adalah beberapa patok tapal batas Indonesia dan negara
tetangga, yaitu Malaysia, rusak dimakan waktu serta hilang atau terkubur oleh alam.

Tidak dipungkiri daerah perbatasan memiliki nilai strategis dan seluruh pilar komponen
bangsa hendaknya bersatu padu dengan visi dan misi untuk membangun daerah perbatasan
dan seluruh petinggi negeri memahami dan mengerti serta tahu akan pentingnya daerah
perbatasan sebagai pondasi untuk menopang wilayah yang bersebelahan dengan Negara
tetangga. Bahkan seminar mengenai daerah perbatasan sudah berulang kali akan tetapi belum
kelihatan greget realisasinya. Sebagai contoh daerah perbatasan Kalimantan dan Malaysia
dimana masalah frontier ekonomi yang menjadi kendala berporos pada dibutuhkannya
anggaran yang besar untuk membangun perekonomian penduduk daerah perbatasan,
sementara kehidupan penduduk negara tetangga perekonomiannya jauh lebih baik. Dari
berbagai persoalan yang muncul seperti illegal logging, human trafficking maupun
penyerobotan wilayah ini, maka melahirkan persepsi bahwa wilayah perbatasan adalah rawan
dan rentan terhadap konflik dan pelanggaran hukum tanpa memperhatikan persoalan-
persoalan lain. Sebagai akibatnya wilayah perbatasan selalu didefinisikan dan dipahami
secara hitam putih dengan cap negatif. Hal ini merupakan satu sisi dari realita perbatasan
yang jauh lebih kompleks dan berwarna.
B. Persoalan yang Rawan Muncul di Perbatasan Negara Indonesia

Pada umumnya daerah pebatasan belum mendapat perhatian secara proporsional.


Kondisi ini terbukti dari kurangnya sarana prasarana pengamanan daerah perbatasan dan
aparat keamanan di perbatasan. Hal ini telah menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan
seperti, perubahan batas-batas wilayah, penyelundupan barang dan jasa serta kejahatan trans
nasional (transnational crimes). Kondisi umum daerah perbatasan dilihat dari aspek
pancagatra yaitu:

1. Aspek Ideologi, Kurangnya akses pemerintah baik pusat maupun daerah ke kawasan
perbatasan dapat menyebabkan masuknya pemahaman ideologi lain seperti paham
komunis dan liberal kapitalis, yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dari rakyat Indonesia.
2. Aspek Politik, Kehidupan sosial ekonomi di daerah perbatasan umumnya dipengaruhi
oleh kegiatan di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi untuk mengundang ke-
rawanan di bidang politik, karena meskipun orientasi masyarakat masih terbatas pada
bidang ekonomi dan sosial, terutama apabila kehidupan ekonomi masyarakat daerah
perbatasan mempunyai ketergantungan kepada perekonomian negara tetangga, maka
hal inipun selain dapat menimbulkan kerawanan di bidang politik juga dapat
menurunkan harkat dan martabat bangsa.
3. Aspek Ekonomi, Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan dengan
masyarakat negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup masyarakat
setempat dan berdampak negatif bagi pengamanan daerah perbatasan dan rasa
nasionalisme. Maka tidak jarang daerah perbatasan sebagai pintu masuk atau tempat
transit pelaku kejahatan dan teroris. Daerah perbatasan merupakan daerah tertinggal
disebabkan antara lain:
a. Lokasinya yang relatif terisolir (terpencil) dengan tingkat aksesibilitas yang
rendah.
b. Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah
perbatasan (jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal).
d. Langkanya informasi tentang pemerintah dan masyarakat di daerah
perbatasan (blank spot).
4. Aspek Sosial Budaya, Akibat globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu pesat, teknologi informasi, dan komunikasi, dapat mempercepat
masuk dan berkembangnya budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Masyarakat daerah perbatasan cenderung lebih cepat terpengaruh oleh budaya asing,
dikarenakan intensitas hubungan lebih besar dan kehidupan ekonominya sangat
tergantung dengan negara tetangga. dan hal ini dapat merusak ketahanan nasional;
mempercepat dekulturisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
5. Aspek Pertahanan dan Keamanan, Daerah perbatasan merupakan wilayah pembinaan
yang luas dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata, sehingga
menyebabkan rentang kendali pemerintah, pengawasan dan pembinaan teritorial sulit
dilaksanakan dengan mantap dan efisien. Seluruh bentuk kegiatan atau aktifitas yang
ada di daerah perbatasan apabila tidak dikelola dengan baik akan mempunyai dampak
terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, di tingkat regional maupun internasional
baik secara langsung dan tidak langsung.

C. Solusi Menangani atau Mencegah Masalah-Masalah di Perbatasan Negara


Indonesia.

Semua pihak hendaknya merasa pembangunan daerah perbatasan adalah kewajiban yang
harus direalisasikan bersama. Pihak Pemda merencanakan melalui survei, studi kelayakan
dalam merencanakan pembangunan prioritas apa yang harus didahulukan dan hendaknya
harus sinkron antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat termasuk pemecahan dan jalan
keluarnya, karena tanpa adanya kerjasama yang harmonis, tidak mungkin akan tercipta
kesinambungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan masalah daerah
perbatasan. TNI sendiri telah berusaha dengan keras menjaga wilayah perbatasan khususnya
sepanjang kawasan perbatasan Kaltim dan Kalbar dengan negara Malaysia telah dibangun 41
pos serta ditempatkan sejumlah personil TNI guna pengamanan dan memperkecil
kemungkinan pelanggaran terhadap kedaulatan perbatasan Indonesia. Walaupun dalam
pelaksanaan tugasnya, personel TNI tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadahi
semisal kendaraan khusus untuk patroli, sedangkan tiap pos jaraknya bisa mencapai lebih dari
50 Km. Jadi “seelit” apapun pasukan TNI yang ditugaskan dengan beban tugas yang sangat
berat dimana harus melalui hutan belantara, maka akan terasa sulit dan diluar kemampuan
untuk menghadapi gangguan keamanan yang muncul pada wilayah perbatasan.

Alternatif penanganan bagi pemerintah adalah penambahan pos perbatasan serta


penambahan personel TNI yang dilengkapi dengan sarana pendukungnya dan tidak kalah
penting tentunya pemberian stimulus dalam bentuk konkret untuk merangsang semangat para
prajurit yang bertugas di daerah perbatasan. Perlunya direalisasikan pembangunan sabuk
pengaman. Sebab sabuk pengaman dipandang penting dalam menetralisir segala kejahatan.
Manfaat lain sabuk pengaman itu sendiri adalah dapat diwujudkan untuk meningkatkan
kegiatan-kegiatan perekonomian masyarakat, sehingga seluruhnya bermuara kepada
peningkatan pertahanan kita. Terlebih bila sentra-sentra ekonomi melalui kegiatan pemda
diteruskan dengan bimbingan kepada masyarakat sebagai petani plasma, sehingga melalui
pembangunan sabuk pengaman serta pembangunan sentra-sentra ekonomi masyarakat sekitar
perbatasan maka pertahanan secara otomatis akan meningkat dan terwujud kokohnya
pertahanan nasional di daerah perbatasan.

Bilamana negara belum mampu membangun sabuk pengaman, maka dapat ditemukan
alternatif lain seperti melibatkan pengusaha pribumi dengan kompensasi dari negara dengan
pembebasan lahan kanan kiri sabuk pengaman serta pelebaran tertentu yang kemudian dapat
diambil hasil hutannya dan dikompensasikan dalam bentuk jalan, yang selanjutnya bisa
dimanfaatkan sebagai perkebunan sekaligus diarahkan kepada masyarakat setempat dalam
hal pengelolaannya melalui pembinaan yang intensif sebagai petani-petani plasma.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbatasan Indonesia menjadi
penting dijaga dan dibangun karena terdapat banyak potensi-potensi keuntungan dan
kerugian. Perbatasan Indonesia yang luas bisa menjadi potensi masuknya narkoba,illegal
logging,human trafickking, dan sebagainya. Selain itu tentu kita malu jika perbatasan negara
kita masih kalah dalam hal pembangunan dari negara tetangga seperti Malaysia. Untuk itu
pemerintah perlu memprioritaskan juga pembangunan wilayah perbatasan serta
meningkatkan keamanan di perbatasan negara dengan menambah personel TNI dan bekerja
sama dengan Pemda dan pengusaha setempat.
DAFTAR PUSTAKA

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?catid=36:sub-direktorat-kawasan-khusus
perbatasan&id=98:perbatasan&option=com_content&view=article

http://cruzadercruzer.blogspot.com/2010/04/permasalahan-perbatasan-negara.html

images.wira96.multiply.multiplycontent.com/.../…

Anda mungkin juga menyukai