1. Hukum Kepler I
Hukum Kepler I berbunyi: “orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari
berada di salah satu titik fokusnya”. Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan
salah satu dari irisan kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Eksentrisitas elips
bernilai antara 0 dan 1.
Hukum Kepler I dengan jelas menentang pernyataan Nicolaus Copernicus yang menyatakan
bahwa orbit planet berbentuk lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran.
Terbukti dari hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan posisi yang
lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran. Kesalahan Copernicus ini dapat dipahami sebab
meskipun memiliki lintasan elips, eksentrisitas orbit planet mendekati nol, sehingga sekilas
akan tampak mendekati lingkaran. Bahkan, untuk perhitungan-perhitungan sederhana kita
boleh mengasumsikan orbit planet adalah lingkaran.
2. Hukum Kepler II
Perhatikan gambar 2. Apabila planet membutuhkan waktu yang sama untuk menempuh P1
– P2 dan P3 - P4, maka luas areal P1 – F – P2 akan sama dengan P3 - F - P4, begitu pula
sebaliknya. Konsekuensi dari hukum Kepler II ini ialah kecepatan linear planet di setiap titik
di orbitnya tidaklah konstan, tetapi bergantung pada jarak planet. Planet akan bergerak
paling cepat saat berada di perihelium dan akan bergerak paling lambat saat berada di
aphelium.
Ternyata untuk benda-benda yang mengelilingi pusat gravitasi yang sama, besarnya
konstanta akan sama (misalnya bagi planet Venus dan planet Bumi, atau bagi Io dan Europa
(satelit Jupiter)). Untuk benda-benda yang memenuhi syarat tersebut berlaku:
Apabila benda yang kita tinjau adalah planet yang mengitari matahari, dan kita nyatakan a
dalam Satuan Astronomi dan T dalam tahun, maka kita akan mendapati:
Hukum Kepler tidak hanya berlaku pada planet di tata surya, namun juga berlaku pada
satelit planet-planet, asteroid, komet, sistem bintang ganda, dll.
HUKUM GRAVITASI NEWTON
Hukum Gravitasi Newton berbunyi: “semua partikel materi di alam semesta menarik semua
partikel lain dengan gaya yang sebanding dengan produk massa dan berbanding terbalik
dengan pangkat dua dari jarak antara keduanya”. Secara matematis, hukum Gravitasi Newton
dapat ditulis menjadi:
Keterangan:
G F : gaya gravitasi (dalam satuan Newton) : konstanta gravitasi universal (G = 6,67
x 10-11 Nm2kg-2)
m1: massa benda 1 (dalam satuan kg)
m2: massa benda 2 (dalam satuan kg)
r: jarak antara kedua benda (dalam satuan meter)
Jika hukum Gravitasi Newton digabungkan dengan hukum Newton II, maka persamaan yang
dihasilkan adalah:
Persamaan hasil penurunan yang berada di paling kanan adalah persamaan kuat medan
gravitasi atau percepatan gravitasi. Dalam fisika, percepatan gravitasi dinyatakan dengan “g”.
Keterangan:
a = g = percepatan gravitasi (dalam satuan m/s2)
M : massa benda pemberi gravitasi (dalam satuan kg)
r : jarak antara benda besar (pemberi gravitasi) dengan benda kecil (dalam satuan meter)
Energi potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda sebanding dengan produk massa benda
tersebut dan massa benda sumber, serta berbanding terbalik dengan jarak antara kedua benda.
Energi potensial gravitasi selalu bernilai negatif, sebab energi potensial gravitasi selalu bersifat
seolah-olah “kekurangan” energi, atau dinyatakan dengan:
Keterangan:
Ep : energi potensial (dalam satuan Joule)
M : massa benda besar (dalam satuan kg)
m: massa benda kecil (dalam satuan kg)
Potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda didefinisikan sebagai energi potensial gravitasi
per satuan massa:
Keterangan:
V : potensial gravitasi
Orbit bulan berupa elips, namun memiliki eksentrisitas mendekati nol, sehingga dapat dianggap
sebagai sebuah lingkaran. Dengan demikian, radius orbit dapat diasumsikan tetap, sehingga
dapat dinyatakan:
3. Hukum Kepler II
Perhatikan gambar 2. Apabila planet membutuhkan waktu yang sama untuk menempuh P1
– P2 dan P3 - P4, maka luas areal P1 – F – P2 akan sama dengan P3 - F - P4, begitu pula
sebaliknya. Konsekuensi dari hukum Kepler II ini ialah kecepatan linear planet di setiap titik
di orbitnya tidaklah konstan, tetapi bergantung pada jarak planet. Planet akan bergerak
paling cepat saat berada di perihelium dan akan bergerak paling lambat saat berada di
aphelium.
Hukum Kepler tidak hanya berlaku pada planet di tata surya, namun juga berlaku pada
satelit planet-planet, asteroid, komet, sistem bintang ganda, dll.
Hukum Gravitasi Newton berbunyi: “semua partikel materi di alam semesta menarik semua
partikel lain dengan gaya yang sebanding dengan produk massa dan berbanding terbalik
dengan pangkat dua dari jarak antara keduanya”. Secara matematis, hukum Gravitasi Newton
dapat ditulis menjadi:
Keterangan:
F : gaya gravitasi (dalam satuan Newton)
H : konstanta gravitasi universal (G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
m1: massa benda 1 (dalam satuan kg)
m2: massa benda 2 (dalam satuan kg)
r: jarak antara kedua benda (dalam satuan meter)
Jika hukum Gravitasi Newton digabungkan dengan hukum Newton II, maka persamaan yang
dihasilkan adalah:
Persamaan hasil penurunan yang berada di paling kanan adalah persamaan kuat medan
gravitasi atau percepatan gravitasi. Dalam fisika, percepatan gravitasi dinyatakan dengan “g”.
Keterangan:
a = g = percepatan gravitasi (dalam satuan m/s2)
M : massa benda pemberi gravitasi (dalam satuan kg)
r : jarak antara benda besar (pemberi gravitasi) dengan benda kecil (dalam satuan meter)
Energi potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda sebanding dengan produk massa benda
tersebut dan massa benda sumber, serta berbanding terbalik dengan jarak antara kedua benda.
Energi potensial gravitasi selalu bernilai negatif, sebab energi potensial gravitasi selalu bersifat
seolah-olah “kekurangan” energi, atau dinyatakan dengan:
Keterangan:
Ep : energi potensial (dalam satuan Joule)
N : massa benda besar (dalam satuan kg)
m: massa benda kecil (dalam satuan kg)
Potensial gravitasi yang dimiliki sebuah benda didefinisikan sebagai energi potensial gravitasi
per satuan massa:
Keterangan:
V : potensial gravitasi
Orbit bulan berupa elips, namun memiliki eksentrisitas mendekati nol, sehingga dapat dianggap
sebagai sebuah lingkaran. Dengan demikian, radius orbit dapat diasumsikan tetap, sehingga
dapat dinyatakan:
Vorbi
Keterangan:
Uraian di atas adalah salah satu pembuktian hukum Kepler III. Newton mampu menentukan
nilai konstanta pada hukum Kepler III, yaitu GM/4π 2.
6
SOAL
1. Hukum yang menyatakan bahwa lintasan planet mengelilingi Matahari berbentuk elips
adalah . .
..
a. Hukum Kepler I
b. Hukum Kepler II
c. Hukum Kepler III
d. Hukum Copernicus I
e. Hukum Copernicus II
2. Jarak Bumi terhadap Matahari bervariasi. Posisi dimana Bumi memiliki jarak terjauh
dengan Matahari disebut . . . .
a. Perihelion
b. Aphelion
c. Subhelion
d. Parahelion
e. Selehelion
3. Berapakah percepatan gravitasi (g) pada sebuah planet dengan rapat massa yang sama
dengan rapat massa Bumi, tetapi radiusnya 2 kali radius Bumi? (percepatan gravitasi bumi
= 9,8 m/s2)
a. 4,9 m/s2
b. 9,8 m/s2
c. 14,7 m/s2
d. 19,6 m/s2
e. 24,5 m/s2
5. Massa Bulan 7,35 . 1022 kg dan radiusnya R = 1740 km. Satelit yang bergerak mengitari
Bulan pada ketinggian 95 km akan mempunyai periode . . . .
a. 0,96 jam
b. 1,96 jam
c. 2,96 jam
d. 3,96 jam
e. 4,96 jam
6. Berapakah massa Bumi jika diketahui radius Bumi R = 6,37 x 10 6 m dan G = 6,67 x 10-11
Nm2kg-2?
a. 0,06 x 1024 kg
b. 0,6 x 1024 kg
c. 6 x 1024 kg
d. 60 x 1024 kg
e. 600 x 1024 kg
7. Sebuah asteroid mempunyai jarak perihelium 2,0 SA. Jika periodenya 5,2 tahun, maka jarak
apheliumnya adalah . . . .
a. 1 SA
b. 2 SA
c. 3 SA
d. 4 SA
e. 5 SA
8. Bayangkan massa Matahari bertambah menjadi 2 kali lebih besar daripada yang sekarang
dan planet-planet tetap berada pada orbitnya seperti sekarang, Bumi kita akan berputar
mengelilingi Matahari dalam waktu (dibulatkan) . . . . (1 tahun = 365,25 hari)
a. 423 hari
b. 365 hari
c. 321 hari
d. 258 hari
e. 147 hari
9. Apabila percepatan gravitasi di permukaan Bumi (di permukaan laut) adalah 980 cm/s 2,
maka percepatan gravitasi di sebuah stasiun ruang angkasa yang berada pada ketinggian
30.000 km di atas permukaan Bumi adalah . . . .
a. 198,81 cm/s2
b. 30,06 cm/s2
c. 8,18 cm/s2
d. 441,40 cm/s2
e. Jawaban di atas tidak ada yang benar
10. Berapa jauhkah sebuah planet dari Matahari jika periode orbitnya 8 tahun?
a. 1 SA
b. 2 SA
c. 3 SA
d. 4 SA
e. 5 SA
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN PAKET 11
1. D
Pembahasn:
p = d1 → d = p1 = 0,71 = 1,429 parsec
2. B
Pembahasn:
Perhatikan gambar 3 pada paket 10. Terdapat parameter α (diameter sudut/cakupan
sudut), d(jarak antara pengamat dan objek), dan D (diameter linier/diameter sebenarnya)
α = 60 D = 3.500 km Rumus diameter sudut: tan α = Dd Agar hasilnya lebih akurat,
digunakan rumus di bawah ini untuk menghitung diameter sudut:
0,5
tan(0,5α) D 0,5D 0,5 3.500 1.750 = 33.392
= → d = tan(0,5 = 0 =0 km
d α) tan(0,5 6 ) tan(3 )
3. D
Pembahasn:
4. A
Pembahasn:
α = 55” (detik busur) d = 45.000.000 km
0,5
tan(0,5α) D 0,5D = d . tan
= d → (0,5α)
D = 2 . d . tan(0,5α) = 2 . 45.000.000 km . tan(0,5 . 55”) = 90.000.000 km . tan(27,5”) = 11.999
km
5. D
Pembahasn:
p = 2”,6
(2,6detik
busur) r =
5,2 SA
p = dr → d = pr = 5,22,6 = 2,0 parsec
6. D
Pembahasan:
Keterangan:
αM : diameter sudut Matahari
αB : diameter sudut Bulan
DM : diameter linier Matahari
DB : diameter linier Bulan
dM : jarak Bumi – Matahari
dB : jarak Bumi – Bulan
7. D
Pembahasan:
α = 0,460 R = 1,738 . 103 km
tan(0,5α) = = → d=
0,5D R
= 3
1,738 10
0
= 432.954 km ≈ 4,33 . 105 km
d d tan(0,5 ) tan(0,5 0,46 )
8. B
Pembahasan:
p = 0,76”
3600 = 2π radian 10 = 60’ = 3.600”
0,76” = (
0,76
)
0 -4 0 -4 2π -6 -6
= (2,11 . 10 ) = (2,11 . 10 . ) radian = 3,68 x 10
0
radian ≈ 3,7 x 10 radian
3.600 360
9. B
Pembahasan:
Diasumsikan bahwa bintang A dan B diamati dari tempat yang sama, yaitu Bumi.
1 1
pA = d
A pB = d
B
pA dB 0,2" dB dB
pA . d A = p B . d B → = → = → 10 = → dB = 10.dA
pB dA 0,02" dA dA
Bintang B berjarak 10 kali lebih jauh daripada bintang A. Berarti juga, bintang A berjarak 10 kali
lebih dekat daripada bintang B.
10. C
Pembahasan:
Jarak bintang pada umumnya sangat jauh dari Bumi dibandingkan planet-planet di tata surya.
Saking jauhnya, bintang yang sebenarnya berukuran lebih besar daripada planet tetap terlihat
lebih kecil daripada planet jika dilihat dari Bumi.
7
11