Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

Organ Tumbuhan IX : Simplisia Daun

Hari / Jam Praktikum : Kamis / 13.00 - 15.50

Tanggal Praktikum : 29 April 2021

Kelompok :1

Asisten : Adinda Putri Lestari

Fauzia Rahma Cahyani

Nama NPM Tugas


Ellen Nathania 260110200001 Deskripsi Makroskopik dan
Mikroskopik
Refitha Nurul Putri 260110200003 Khasiat
Elsa Nova Sitinjak 260110200005 Gambar dan Bagian
Tumbuhan
Isna Handayani 260110200007 Nama Simplisia, Nama
Indonesia, Nama Latin
Mutia Nur Muslimah 260110200009 Hasil Penelitian Aktivitas
dan Dosis
Daffa Anjabtsawa 260110200011 Kandungan Kimia

LABORATORIUM BOTANI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2021
TUGAS
Membuat deskripsi lengkap tanaman berkhasiat obat yang menggunakan daun
sebagai zat aktifnya. Informasi meliputi gambar tanaman, bagian tanaman,
deskripsi makroskopik dan mikroskopik (jika ada), informasi penggunaan/khasiat
tradisional, hasil penelitian aktivitasnya apa saja dan dosis (mg atau ppm),
kandungan kimia pada buahnya.

DAUN JATI BELANDA


Nama Simplisia Guazumae Ulmifoliae Folium
Nama Indonesia Daun Jati Belanda
Nama Latin Guazuma ulmifolia Lam.
Gambar dan
Bagian Tanaman

Deskripsi Makroskopik : Daun tunggal, bentuk bulat telur sampai


Makroskopik dan lanset, panjang helai daun 4-22,5 cm; lebar 2-10 cm,
Mikroskopik pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-kadang tidak
setangkup, ujung daun meruncing, pinggir daun bergerigi,
permukaan daun kasar, warna hijau kecoklatan sampai
coklat muda, tangkai daun panjang 5-25 mm (DepKes RI
2017).

Mikroskopik : Serbuk berwarna hijau tua kecoklatan.


Fragmen pengenalnya adalah :
1. Rambut penutup berbentuk bintang, terdiri dari beberapa
rambut bersel
tunggal yang berimpit pada bagian pangkalnya, dinding
tebal tidak berwarna,
panjang berbeda-beda, ruang rambut berwarna coklat.
2. Rambut kelenjar terdiri dari 2-3 sel tangkai dan 3 sel
kepala, 1 sel kepala
lebih besar dari 2 sel lainnya.
3. Hablur kristal oksalat berbentuk prisma.
4. Fragmen epidermis atas dan epidermis bawah.
5. Stomata tipe anisositik.
6. Pembuluh kayu dengan penebalan tangga.
(DepKes RI 2017).
Khasiat ● Secara Empiris :
- Secara empiris, daun jati belanda digunakan
karena memiliki khasiat mengobati mencret
atau diare, pelangsing dan penurun
kolesterol (Sundari, et al., 2001).
- Rebusan daun jati belanda bisa digunakan
untuk menurunkan berat badan dan
mengurangi kelebihan lemak dalam tubuh.
Sedangkan bijinya digunakan sebagai obat
untuk menghentikan diare dan sebagai
karminatif. Salah satunya dengan cara
membakar biji dan dijadikan seperti kopi
dapat digunakan untuk obat sembelit. Selain
itu biji yang dibakar tadi jika dilumatkan
dalam air dan ditambah minyak adas, dapat
bermanfaat untuk obat kembung dan sesak
(Suharmiati dan Maryani, 2003)

● Pra Klinik (In Vivo) :


- Ekstrak daun jati belanda yang diberikan
secara oral dengan konsentrasi 15% dan
30% telah dibuktikan dapat menurunkan
kadar kolesterol total serum kelinci.
Pemberian ekstrak daun jati belanda dengan
konsentrasi yang semakin meningkat dapat
menyebabkan penurunan kadar kolesterol
total serum kelinci (Monica dan Farida,
2000).
- Pemberian infus daun jati belanda dengan
konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%
kepada mencit betina dengan berat badan
21-23 gram secara signifikan menurunkan
berat badan dibandingkan dengan kontrol
(Suharmiati dan Herti, 2003).
- Pemberian lendir daun jati belanda secara
oral dengan dosis 350 mg/ kg berat badan
menunjukkan adanya penghambatan
kenaikan bobot badan tikus dibandingkan
dengan pemberian air suling sebagai
kontrol. Efek penghambatan kenaikan bobot
badan yang disebabkan pemberian lendir
daun jati belanda dengan dosis 350 mg/ kg
berat badan lebih kecil dibandingkan
dengan efek seduhan daun jati belanda
dosis 500 mg/ kg. Efek penghambatan
kenaikan bobot badan yang ditimbulkan
oleh lendir dan seduhan daun jati belanda
tidak berkolerasi dengan jumlah makanan
dan minuman yang dikonsumsi (Pramono et
al., 2000).

● Klinik :
- Daun jati belanda dapat meningkatkan
aktivitas in vitro enzim lipase yang
memiliki fungsi menghidrolisis lemak
setelah mengalami emulsifikasi (Joshita,
2000).
- Pemakaian daun jati belanda dalam jangka
panjang tidak mempengaruhi fungsi lever
atau hati (Suharmiati dan Herti, 2003).
- Beberapa penelitian farmakologi
menyebutkan daun jati belanda dapat
menghambat pertambahan berat badan dan
mengurangi kelebihan lemak pada tubuh
(Suharmiati dan Herti, 2003).
Hasil Penelitian Uji keamanan yang pernah diamati LD50: 6324,14 mg/kg
Aktivitas dan Dosis BB (tikus, secara per oral). Pemberian ekstrak kering daun
jati belanda dengan dosis 2 g/kg BB, 4 g/kg BB dan 8 g/kg
BB pada tikus jantan sekali sehari selama 3 bulan tidak
meningkatkan kadar kreatinin dan urea plasma serta
ukuran diameter rata-rata glomerulus ginjal tikus. Hasil
penelitian mikroskopik preparat histologi ginjal juga tidak
menunjukkan adanya perbedaan dengan kelompok kontrol
tanpa perlakuan. Hal ini menandakan bahwa pemberian
jangka panjang daun jati belanda tidak mengganggu fungsi
ginjal.

Pada uji praklinik didapatkan hasil pada 30 tikus dengan


BB 150-200 g dibagi secara acak menjadi 5 kelompok.
Kelompok I diberi ekstrak etanol daun 10% dengan dosis
0,5 mL/200 g BB/hari, kelompok II ekstrak etanol 20%
dan kelompok III ekstrak etanol 30%, kelompok IV diberi
2 mL aquades, kelompok V diberi orlistat (inhibitor lipase)
2,16 mg/200 g BB /hari, selama 30 hari. Hasil
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda 10,
20, dan 30% serta orlistat dapat mengurangi aktivitas
lipase pankreas secara nyata, berturut-turut sebesar
8,33±9,27; 9,33±6,34; 15,33±7,61; dan 13,33±7,33 IU/L.

Uji klinik juga sudah dilakukan yaitu pengamatan kuasi


eksperimental dengan desain pre dan postes pada 30
penderita obesitas yang mendapat perlakuan pemberian
ekstrak daun jati belanda. Data yang diukur adalah berat
badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya
penurunan berat badan penderita obesitas sesudah
pemberian ekstrak daun jati belanda. Rata-rata sebelum
perlakuan berat badan penderita 75,5 kg dan sesudahnya
73,9 kg.
(Lumbantobing, et al., 2019).
Kandungan Kimia Daun Jati Belanda mengandung flavonoid, saponin, dan
tanin. Flavonoid bersifat antibakteri karena mempunyai
kemampuan untuk merusak protein ekstraseluler dan
protein yang larut serta merusak dinding sel bakteri.
Mekanisme saponin sebagai antibakteri dengan
mengganggu permeabilitas membran sel bakteri, yang
mengakibatkan kerusakan membran sel dan menyebabkan
keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel
bakteri yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida.
Sedangkan tanin sebagai antibakteri adalah menghambat
enzim reverse transcriptase dan DNA topoisomerase
sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Robinson,
1995).

Daun jati belanda memiliki tiga jenis kandungan kimia


yang diduga sebagai pelangsing badan yaitu tanin,
mustilago, dan alkaloid. Ekstraksi dilakukan dengan etanol
95% hanya melarutkan alkaloid dan sedikit tanin,
sedangkan ekstraksi dengan air atau etanol 30%
didapatkan ketiga kandungan kimia daun jati belanda yaitu
tanin, mustilago, dan alkaloid tersari dengan baik (Dewoto,
2008).
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Dewoto, H.R. 2008. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 57 (7) Halaman
205-2011.
Joshita, D. 2000. Pengaruh Daun Jati Belanda Terhadap Kerja Enzim Lipase
secara In Vitro. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol. 6 No. 2, Halaman
6-8.
Lumbantobing, Z. R., Muhartono, M., dan Mutiara, U. G. 2019. Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.) Sebagai Terapi Alternatif Obesitas. Jurnal
Kedokteran Unila. Vol.8 (2): 161-167.
Monica, W. S., dan Farida. 2000. Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Kelinci. Warta
Tumbuhan Obat Indonesia. Vol.6 No.2, Halaman: 12-23.
Pramono S, Nurwati S, Sugiyanto. 2000. Pengaruh Lendir Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol.6 (2)
Halaman: 14-5.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
Sundari, Dian., Budi Nuratmi., dan Lucie Widowati. 2001. Uji Khasiat Antidiare
Infus Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk). Diakses secara online di
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/683/1631
[Diakses pada tanggal 29 April 2018].
Suharmiati dan Herti M. 2003. Khasiat dan Manfaat Jati Belanda Si Pelangsing
Tubuh dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai