Laki2 usia 56 tahun dtng dgn keluhan mulut mencong ke kanan 1 hari sebelumnya, onset tiba2
saat pasien bangun tidur. Mata kanan sulit ditutup, kerutan dahi di kanan (-). Keluhan sakit
kepala (-), muntah (-), kejang (-), kelemahan salah satu ekstremitas (-), riwayat dm, ht, kolestrol
(-). RPT (-), RPO (-).
Pemfis: vital sign dbn, kesadaran CM, TRM (-), Nervus VII motorik (kelemahan sisi kanan),
motorik dan sensorik normal, RF +2/+2, RP (-).
1. Anamnesis
Untuk menegakkan diagnosa bell’s palsy cukup dengan gejala klinis dengan trias yaitu:
kerut kening(-), lagofthalmus, dan sudut mulut jatuh disisi lesi.
Pemeriksaan penunjang
o Periksa laboratorium, untuk melihat leukosit dan juga KGD
o CT scan Cranial untuk menyingkirkan penyakit telinga tengah atau otitis media
akut, fraktur tulang temporal, tumor tulang temporal primer.
o MRI brain untuk menyingkirkan lesi pada otak di daerah CPA dan glandula
parotis
o Lumbal pungsi untuk menyingkirkan meningitis, faskulitis, ataupun meningeal
karsinomatosis
o EMG untuk menggambarkan masi berfungsi atau tidaknya otot2 wajah
o ENG (elektro neurografi) untuk melihat adanya respon efok yang masi baik atau
tidak
o Tes audiometri untuk menentukan tipe dan keparahan hilangnya pendengaran,
kalau pada pasiennya dijumpai hilangnya gangguan pendengaran.
Diagnosis etiologi: -
Diagnosis anatomi: -
Diagnosis kerja: parese nervus VII tipe LMN dextra ec Bell's palsy
Tatalaksana
Pada stadium akut beri kortikosteroid
Prednisonolon dosis 40-60 mg/hari selama 5 hari/ berikan methylprednisolone dosis awal
80 mg, dan di taffering off selama periode 7 hari, lalu dikombinasi dengan antiviral
acyclovir dewasa 400mg 5x sehari selama 7 hari
Pada anak2 >2 tahun 80mg/kgBB 4 hari sekali selama 5 hari
Valcyclovir dewasa dan anak >12 tahun 1gr 3x sehari selama 7 hari.
2. Nama : iwan
Usia : 52 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dr mansyur
Status : Menikah
Tanggal masuk : -
Telaah kasus : Pasien Laki 52 tahun datang ke RS dengan keluhan penurunan kesadaran yang di
alami pasien sejak pukul 6 pagi. Sakit kepala di jumpai. Sakit kepala bersifat menekan mengikat.
Tidak ada kelainan anggota gerak kiri dan kanan. Kejang dan muntah menyembur di jumpai
pada pasien. Kelemahan terdapat di jumpai bagian sebelah kanan pasien. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan keluarga pasien pernah terkena stroke sebelumnya.
- Sensorium: E2M4V2
Anamnesis
Diagnosis fungsional: penurunan kesadaran+peningkatan TIK+hemiparase dextra
Kesadaran normal, keluhan nyeri pinggang kiri disertai penjalaran nyeri sampai ke kaki kiri dan
kelemahan saat melakukan dorsofleksi kaki kiri
Pemfis TD 120/80, dijumpai skoliosis, motorik kaki kanan (55555) kaki kiri (44444), refleks
patologis negatif
Saraf kranial
- N3, 4, 6 :
- pupil : lebar (normal 3-5), bentuk (bulat), deviasi konjugat (kedua mata menuju kearah yang
sama dan pada saat yang bersamaan), fenomena doll's eye (pada saat kepala digerakkan bola
mata dapat tetap fokus ke satu titik), strabismus (tes dengan menutup sebelah mata terlebih
dahulu).
- N5 (trigeminal)
tes membuka dan menutup mulut, palpasi otot masseter dan temporalis dan kekuatan gigitan
refleks masseter
- N7
- motorik (mimik, kerut kening, menutup mata, meniup sekuatnya, memperlihatkan gigi dan
tertawa)
- sensorik : tes rasa, produksi kelenjar ludah, hiperakusis (kondisi telinga yang sangat peka
terhadap suara), refleks stapedial (tes ketahanan terhadap suara dengan mengukur tekanan
membran timpani dengan timpanometri), pengecapan 2/3 depan lidah
- N8
- vestibularis (nistagmus, reaksi kalori (tes suhu), tinnitus ( suara berdengung), vertigo)
- N9, 10
- pallatum mole, uvula, disfagia, disatria, disfonia (kelainan pada pita suara misalnya ada polip),
refleks muntah, pengecapan 1/3 belakang lidah
- N11
- N12
Bells palsy
etiologik,
anatomi,
kerja
Xray
Ct scan
MRI
Streroid(dexamethasone)
Kesadaran normal, keluhan nyeri pinggang kiri disertai penjalaran nyeri sampai ke kaki kiri dan
kelemahan saat melakukan dorsofleksi kaki kiri
Pemfis TD 120/80, dijumpai skoliosis, motorik kaki kanan (55555) kaki kiri (44444), refleks
patologis negatif
Lab : kenapa cbc, kenapa mri