Anda di halaman 1dari 3

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dan jumlah

pasiennya terus meningkat. Tekanan darah yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi
serius, seperti penyakit kardiovaskular. Ditemukan bahwa 35.8% pasien di Thailand mengalami
tekanan darah yang tidak terkontrol.

Banyak pedoman pengobatan hipertensi yang menganjurkan pendekatan yang berpusat


pada pasien untuk diintegrasikan dalam semua aspek perawatan layanan. Integrasi pendekatan
yang berpusat pada pasien dapat dilakukan melalui konsep pengobatan yang berpusat pada
pasien. Konsep ini mencakup enam komponen utama yaitu: mengeksplorasi penyakit (aspek
biomedis) dan riwayat sakit (aspek psikososial); memahami pribadi pasien secara keseluruhan
(konteks); menemukan duplikasi (pengobatan); melakukan pencegahan dan meningkatkan taraf
kesehatan; meningkatkan hubungan antar pasien-dokter; dan bersikap realistis. Enam komponen
ini dapat mendukung kolaborasi antara Dokter dan pasien dengan memperhatikan konteks
pasien, termasuk status sosial ekonomi, dalam rencana perawatan dan berfokus pada
kesinambungan perawatan.

Untuk menilai manfaat potensial dari pengintegrasian PCM dalam memberikan


pelayanan kesehatan kepada pasien hipertensi, audit klinis untuk rekam medis dilakukan di dua
klinik perawatan primer. Klinik tersebut adalah: 1) Klinik praktek keluarga yang dijalankan oleh
Departemen Kedokteran Keluarga (Klinik FM) dan 2) Klinik praktek umum untuk pasien di
bawah skema jaminan sosial (klinik SS). Kedua klinik ini adalah bagian dari Rumah Sakit
Maharaj Nakorn Chiang Mai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui
apakah kepatuhan pada pedoman perawatan hipertensi pada dua tempat pelayanan ini berbeda
atau sama, pengarunya pada kemampuan untuk melaksanakan PCM, dan untuk mengetahui
apakah perbedaan ini berhubungan dengan hipertensi yang terkontrol dengan lebih baik.

Pengumpulan data

Perhitungan ukuran sampel dilakukan berdasarkan bukti statistik sebelumnya di dua


klinik ini. Angka pengendalian hipertensi di klinik FM adalah 65%, dan klinik SS 45% dengan
menggunakan dua rumus proporsi independen. Untuk mencapai 80% dan nilai alpha 0,05,
jumlah sampel yang diperkirakan adalah 96 orang per unit layanan, kemudian diputuskan untuk
mengambil 100 sampel dari setiap klinik. 100 pasien hipertensi pertama dari setiap klinik yang
memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam tinjauan. Kriteria inklusi adalah mereka yang
memiliki catatan dari setiap kunjungan di bulan Oktober 2016 dan memiliki catatan kunjungan
lanjutan dalam periode tindak lanjut 1 tahun pada bulan September 2017. Untuk menghindari
kontaminasi silang, semua catatan pasien yang berkonsultasi dengan dokter pengobatan keluarga
di klinik SS dikeluarkan (tidak dimasukkan dalam penelitian). Adapun sekitar 5% pelayanan di
klinik SS disediakan oleh dokter keluarga yang mana akan memengaruhi interpretasi. 20
rekaman pertama pasien yang sama dari setiap klinik ditinjau secara independen oleh dua
peneliti (NB dan PS). Peneliti membandingkan asesmen mereka dan jika terdapat perbedaan
diselesaikan melalui diskusi dan konsensus. 160 catatan berikutnya (80 untuk setiap peninjau)
dibagikan secara acak dan ditinjau oleh salah satu dari dua peneliti.

Kepatuhan terhadap pedoman pengobatan di Thailand untuk pengobatan Hipertensi 2015


mengikuti pedoman praktik tahun 2013 untuk penatalaksanaan hipertensi arteri oleh European
Society of Hypertension dan European Society of Cardiology. Para peneliti mengembangkan
lembar catatan kasus dengan mengacu pada pedoman pengobatan ini yang dibagi menjadi empat
bagian besar:

1) Penilaian awal

2) Pemantauan dan penilaian berkelanjutan untuk target kerusakan organ

3) Resep untuk modifikasi gaya hidup

4) Resep obat dan penyesuaian dosis

Untuk bagian 1, penilaian awal yang akurat dan terperinci pada diagnosis, evaluasi
hipertensi sekunder, dan penilaian riwayat keluarga. Untuk bagian 2, pemantauan dan penilaian
yang berkelanjutan untuk melihat apakah sudah dilakukan investigasi yang diperlukan. Untuk
modifikasi gaya hidup di bagian 3, rekam medis dinilai apakah ada dokumentasi modifikasi gaya
hidup. Untuk resep obat di bagian 4, catatan dinilai apakah dokter telah mematuhi dosis yang
direkomendasikan, dan apakah dokter telah melakukan penyesuaikan dosis pengobatan ketika
target tekanan darah tidak tercapai. Tekanan darah yang diharapkan adalah 140/90 mmHg untuk
pasien tanpa komorbid dan 130/80 mmHg untuk pasien penyakit gagal ginjal kronik dengan
proteinuria, penderita diabetes berusia 50 tahun atau kurang dengan albuminuria.

Analisis statistik

Perbandingan kepatuhan terhadap pedoman pengobatan antara dua klinik perawatan


primer dilakukan oleh menggunakan chi-square, uji Fisher atau uji-t. Untuk melihat perbedaan
tekanan darah antara dua klinik ini, regresi linier dan logistic analisis masing-masing dilakukan
dengan penyesuaian untuk skor risiko CV pada tahun 2016 sebagai pengaruh utama.
Penghitungan resiko CV dilakukan dengan menggunakan aplikasi Skor Risiko CV Thailand
yang memperkirakan risiko 10 tahun dalam perkembangan kejadian kardiovaskular berdasarkan
usia pasien, jenis kelamin, perokok, adanya diabetes, pengukuran tekanan darah, kolesterol total,
nilai LDL dan HDL pada tahun 2016. Software yang digunakan untuk analisis adalah STATA
(versi 15.1).

Anda mungkin juga menyukai