Anda di halaman 1dari 3

Diare Traveler

Ana Maulida Septiani (465451)

Diare Traveler adalah salah satu dari penyakit yang biasa terjadi saat perjalanan oleh seorang
wisatawan. Patogen penyebabnya bervariasi di setiap wilayahnya, namun yang paling umum ialah
disebabkan oleh bakteri, virus dan protozoa (Diptyanusa dkk., 2018). Etiologi terbesar dari Diare
traveler itu sendiri adalah oleh bakteri, Escherichia coli, Salmonella, Shigella dan Campylobacter,
tetapi dapat pula disebabkan oleh parasit seperti Giardia dan Cryptosporidium (Fernandes dkk.,
2019)

Diare traveler dapat disebabkan oleh adanya peningkatan sekresi dan atau penurunan dari absorpsi
cairan serta elektrolit epitel usus. Patogen yang dapat menyebabkan sekretori diare diantaranya
adalah ETEC, Vibrio cholera, Rotavirus. Infeksi oleh pathogen ini menyebabkan terjadinya sekresi
neurotransmitter dari sel enteroendokrin dan aktivasi neuron aferen yang merangsang neuron
secretomotor submucosa yang menghasilkan elektrolit dan cairan ke dalam lumen usus. Tujuan
dari penatalaksanaan Diare traveler ialah untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit pasien
secara optimal dan juga meminimalkan keparahan serta durasi dari diare itu sendiri (Leung dkk.,
2019)

Komplikasi yang biasa terjadi pada pasien dengan Diare traveler ialah dehidrasi dan komplikasi
jangka panjang yang mungkin terjadi ialah irritable bowel syndrome. Management profilaksis
untuk Diare traveler sering kali direkomendasikan. Bismuth subsalicylate adalah salah satu pilihan
bagi setiap wisatawan segabai upaya pencegahan. Profilaksis antibiotik dapat diresepkan dalam
keadaan tertentu seperti seseorang yang sudah mengalami diare saat perjalanan serta seseorang
yang berisiko mengalami komplikasi yang serius. Rifaximin adalah antibiotik yang
direkomendasikan sebagai profilaksis pada Diare traveler. Antibiotik dikontraindikasikan pada
seseorang yang mengalami Diare traveler ringan dikarenakan efek samping yang mungkin terjadi
(Steffen, 2018)

Wisatawan yang pergi ke Negara berisiko tinggi harus melakukan tindakan pencegahan untuk
meminimalkan resiko terjadinya Diare Traveler misalnya dengan makan buah-buahan yang
dikupas sendiri, serta hanya makan makanan yang sudah matang dan masih dalam keadaan baru
saja dimasak, menghindari konsumsi es, salad dan sayuran mentah karna berkemungkinan besar
terpapar air keran lokal. Pemberian subsalisilat 2 tablet 4 kali sehari dapat mengurangi resiko
kejadian Diare traveler sebanyak 60% namun dapat menyebabkan efek samping yang diantaranya
adalah lidah berwarna hitam, faces berwarna hitam, sembelit (Grindrod dkk., 2019)

Salmonella adalah gram negatif yang sangat tahan terhadap lingkungan luar, ia dapat bertahan
hidup selama beberapa bulan di air dan tanah serta dapat bertahan selama satu hingga dua bulan
di dalam faces (Gao dkk., 2019). Multidrug-resistant Enterobacteriaceae (MRE) menjadi masalah
kesehatan dimasyarakat, dikarenakan jumlah antibiotik yang terbatas aktif melawan bakteri. MRE
sering terjadi di daerah tropis yang kemungkinan disebabkan oleh kondisi kebersihan yang buruk
dan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol akibatknya 14-69% wisatawan yang mengunjungi
daerah tropis dilaporkan mengalami MRE (Leo dkk., 2019)

Algoritma management terapi Diare Traveler

(Riddle dkk., 2017)

Meskipun Diare travler adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dalam waktu 5 hari tanpa
pengobatan sering kali mengakibatkan terhambatnya morbiditas jangka pendek yang berdampak
negatif pada rencana perjalanan dan komplikasi enteric. Terapi antibiotik telah terbukti efektif
dalam management terapi Traveler diare dan secara signifikan mengurangi gejala yang mungkin
terjadi dan memperpendek durasi terjadinya diare. Karena terapi antibiotik terbukti efektif, Dokter
biasanya meresepkan antibiotik kepada pelancong internasional untuk pengobatan jika mereka
mengalami gejala diare saat berada di luar negri (Tribble, 2017)

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, N., Okafor, C.N., 2020. Travelers Diarrhea.

Diptyanusa, A., Ngamprasertchai, T., dan Piyaphanee, W., 2018. A review of antibiotic
prophylaxis for traveler’s diarrhea: past to present. Tropical Diseases, Travel Medicine
and Vaccines, 4: 14.
Fernandes, H.V.J., Houle, S.K.D., Johal, A., dan Riddle, M.S., 2019. Travelers’ diarrhea:
Clinical practice guidelines for pharmacists. Canadian Pharmacists Journal : CPJ, 152:
241–250.
Gao, Z., Mahe, M., Tuohetamu, S., Li, F., Zhang, J., Xia, Y., dkk., 2019. Survey of Traveler’s
Diarrhea: Epidemiology and Testing Reveal the Source. Canadian Journal of Infectious
Diseases and Medical Microbiology, 2019: 1–6.
Leo, S., Lazarevic, V., Gaïa, N., Estellat, C., Girard, M., Matheron, S., dkk., 2019. The intestinal
microbiota predisposes to traveler’s diarrhea and to the carriage of multidrug-resistant
Enterobacteriaceae after traveling to tropical regions. Gut Microbes, 10: 631–641.
Leung, A.K.C., Leung, A.A.M., Wong, A.H.C., dan Hon, K.L., 2019. Travelers’ Diarrhea: A
Clinical Review. Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery, 13: 38–48.
Riddle, M.S., Connor, B.A., Beeching, N.J., DuPont, H.L., Hamer, D.H., Kozarsky, P., dkk.,
2017. Guidelines for the prevention and treatment of travelers’ diarrhea: a graded expert
panel report. Journal of Travel Medicine, 24: S63–S80.
Steffen, R., 2018. Emerging options for the management of travelers’ diarrhea.
Tribble, D.R., 2017. Resistant pathogens as causes of traveller’s diarrhea globally and impact(s)
on treatment failure and recommendations. Journal of Travel Medicine, 24: S6–S12.

Anda mungkin juga menyukai