Anda di halaman 1dari 83

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN

PSIKOSOSIAL COVID-19 UNTUK


KELOMPOK RENTAN
TIM PENULIS DKJPS COVID-19 : KEPERAWATAN JIWA
TIM PENULIS DKJPS COVID-19 IPKJI

Dr. Ns. Heni


Ns. Thika Dr. M. Fatkhul Ns. M. Ali Ns. Tjahjanti Ns. Dayat
Prof.Dr. Budi Dwi Dr. Akemat dr. Lahargo
Marliana, Mubin, Sodikin, Kristaningsih, Trihadi,
Anna Keliat, Windarwati., Prawiro D., Kembaren,
M.Kep., S.Kp.,M.Kep., M.Kep., M.Kep., M.Kep.,
S.Kp., M.Kep., S.Kp., M.Kep Sp.KJ
Sp.Kep.J Sp.Kep.J Sp.Kep.J Sp.Kep.J Sp.Kep.J
M.App.Sc Sp.Kep.J

2
DKJPS COVID - 19
T
I
N
D
Pe ↑ Imunitas Fisik A
K
Promosi Upaya A
Pe ↑ Imunitas Keswa dan PS
Kesehatan N
Pandemi KELOMPOK Tinda Pencegahan Penularan
B
COVID-19 RENTAN kan Pencegahan Pencegahan Masalah Keswa dan PS E
Masalah Upaya R
Pencegahan Penularan
Kesehatan K
Pencegahan Masalah Keswa dan PS E
L
A
N
J
U
T
A
BAHAN DISKUSI
KELOMPOK RENTAN PENULARAN COVID-19
1. Pengertian KELOMPOK RENTAN
3.3. ASKEP LANSIA
2. Kriteria PERAWATAN KELOMPOK
RENTAN 3.4. ASKEP BUMIL, MELAHIRKAN DAN
NIFAS
3. Tindakan 3.5. ANAK DAN REMAJA
3.1. Peningkatan Imunitas 3.6. ASKEP PENYAKIT KRONIK
• Imunitas Fisik (KO-MORBID)
• Imunitas Jiwa 3.7. ASUHAN ODGJ

3.2. Pencegahan Masalah Kesehatan 3.6.1. ASUHAN KEPERAWATAN

• Pencegahan Penularan 3.6.2. ASUHAN MEDIK

• Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa 3.8. TENAGA KESEHATAN


1. PENGERTIAN
KELOMPOK RENTAN
Lansia
RENTAN: adalah kelompok yang berisiko/
sensitif/ peka tertular oleh infeksi Covid-19
Ibu hamil
dan
karena kondisinya saat ini
menyusui

- Lansia : Faktor degeneratif


Comorbid KELOMPOK
RENTAN
- Ibu hamil : Fluktuasi hormon
- Anak : Kematangan sistem imun
Anak
- Ko-morbid : Penyakit penyerta
- ODGJ : Rentan fisik dan Keswa
Petugas
kesehatan - Tenaga Kesehatan : Sering terpapar
2. KRITERIA PERAWATAN
STAY AT HOME ISOLASI DI RUMAH SAKIT
1. Melanjutan
perawatan dan
1. ODP, PDP, Konfirmasi
pengobatan COVID-19
2. Pemantauan 2. Rekomendasi Petugas
kesehatan oleh
tenaga kesehatan
Kesehatan
layanan primer
3. TINDAKAN PADA KELOMPOK
RENTAN
3.1. Peningkatan Imunitas
• Imunitas Fisik
• Imunitas Jiwa
3.2. Pencegahan Masalah Kesehatan
• Pencegahan Penularan VIRUS CORONA & COVID-19
• Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa

TETAP DILAKSANAKAN
(review pada peserta pelatihan)
LANSIA
3.3. ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA

3.3.1. IMUNITAS FISIK PLUS LANSIA


3.3.2. IMUNITAS JIWA PLUS LANSIA
3.3.3. PENCEGAHAN PENULARAN PLUS
LANSIA
3.3.4. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA PLUS
3.3.1 PENINGKATAN IMUNITAS
FISIK + LANSIA
Makanan bergizi

Peningkatan Imunitas Fisik


Minum yang
cukup
Olah raga minimal
30 menit sehari
Berjemur di pagi
hari
Istirahat yang
cukup
MAKANAN LANSIA
YANG DIREKOMENDASIKAN

• Sumber karbohidrat, seperti oatmeal (bubur gandum), roti gandum,


beras merah, dan beras tumbuk.
• Sumber protein, seperti susu rendah lemak, ikan, tempe, dan tahu.
• Sumber lemak sehat, seperti kacang-kacangan (kacang tanah/selai
kacang), minyak kedelai, dan minyak jagung.
• Sayuran berwarna hijau atau jingga seperti bayam, kangkung, wortel,
brokoli, labu kuning, labu siam, dan tomat.
• Buah-buahan segar seperti pepaya, pisang, jeruk, apel, semangka,
dan lain sebagainya.
• Sebisa mungkin pilihlah makanan segar dan hindari segala jenis
makanan olahan yang menggunakan bahan pengawet.
ISTIRAHAT YANG CUKUP LANSIA

NABUNG TIDUR
1. Jika ngantuk segera tidur baik pagi, siang ataupun
malam. Karena pola tidur lansia berubah
2. Total lama tidur pagi, siang, sore dan malam 6 sd 8
jam
3. Naik ke tempat tidur jika mengantuk
3.3.2. PENINGKATAN KETAHANAN
KESEHATAN JIWA & PSIKO SOSIAL+LANSIA

1. FISIK RILEKS
2. EMOSI POSITIF
3. PIKIRAN POSITIF
4. PERILAKU POSITIF
5. RELASI POSITIF
6. SPIRITUAL POSITIF
STIMULASI PERKEMBANGAN LANSIA
KEBAJIKAN
PERKEMBANGAN UPAYA
DASAR
GENERATIVITY
LATIHAN MENGENANG
 Memberi dan mengembangkan orang lain
CARE / PEDULI MAKNA HIDUP MASA LALU
 Berarti dan Bermakna bagi orang lain
STAGNATION
LATIHAN MENGOREKSI
 Tidak bermakna bagi orang lain
TIDAK PEDULI PENGALAMAN MASA LALU

INTEGRITY
WISDOM / LATIHAN MENGENANG
 Menilai hidupnya berarti & berharga
BIJAKSANA MAKNA HIDUP MASA LALU

DESPAIR TIDAK
LATIHAN MENGOREKSI
 Kepahitan, depresi, dan keputusasaan BIJAKSANA
KEGIATAN PENINGKATAN
KESEHATAN JIWA DAN PSIKO SOSIAL LANSIA

• Mengenang masa lalu yang


menyenangkan
• Bercerita keberhasilan masa lalu
• Berbagi tips sukses dalam kehidupan
LATIHAN BERPIKIR POSITIF
(AFIRMASI)
• AFIRMASI TENTANG SUAMI
• AFIRMASI TENTANG MERTUA
• AFIRMASI TENTANG ANAK & CUCU
• AFIRMASI TENTANG ORTU
• AFIRMASI TENTANG MENANTU

• CINTA SEMUA ORANG


3.3.3. PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 PADA LANSIA

Jarak Sosial (Social Distancing)  2 meter

Jarak Fisik (Physical Distancing)  2 meter


Pencegahan
Penularan Cuci Tangan

Masker Kain
DROPLET
Tinggal di rumah saja (stay at home)

Membersihkan Handphone dengan Sabun


TAMBAHAN PENCEGAHAN
PENULARAN COVID-19 PADA LANSIA

1. HINDARI KONTAK DENGAN ANAK, MENANTU, CUCU, SANAK


KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN SERTA KERUMUNAN
2. PEMELIHARAAN KESEHATAN: via daring
• Pemantauan kesehatan secara rutin oleh petugas kesehatan
LANSIA pelayanan primer
• Melanjutkan perawatan dan pengobatan yang dilakukan
selama ini
• Jika ada keluhan yang tidak yang tidak biasa segera
menghubungi pelayanan kesehatan yang biasa menangani
3.3.4. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
PADA LANSIA

Sikap Reaktif  reaksi yang cepat, tegang,


agresif  kecemasan, kepanikan contoh
Pencegahan memborong bahan makanan, masker, hands-
Masalah sanitizer, vitamin dll
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Sikap Responsif  sikap tenang, terukur,
pada Individu
mencari tahu apa yang harus dilakukan dan
memberikan respons yang tepat dan wajar :
Breathe, Assess, Action, Reflect (BAAR)
PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN
JIWA DAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA

Mengetahui Masalah
Pencegahan
Masalah Mengambil keputusan
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial Merawat anggota keluarga
pada keluarga

Menciptakan suasana keluarga yang kondusif


5M
Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
TAMBAHAN PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA PADA LANSIA

• Tetap membaca
• Latihan mengingat (latihan sendiri)
• Latihan orientasi realita: waktu, orang dan
tempat
• Latihan menyelesaikan masalah: teka teki, main
catur, halma, ulartangga dll
IBU HAMIL,
BERSALIN DAN
NIFAS
3.4. ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK
IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS

3.4.1. IMUNITAS FISIK dan JIWA PLUS IBU HAMIL,


BERSALIN DAN NIFAS

3.4.2. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN FISIK DAN


JIWA PLUS IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS
KELOMPOK RENTAN IBU HAMIL, NIFAS
DAN MENYUSUI

Ibu hamil, Post Partum dan menyusui adalah kelompok rentan terkena
infeksi COVID-19 karena mengalami fluktuasi hormon dalam
mempertahankan kondisi janin, perbaikan rahim dan kesiapan
menyusui.

Fluktuasi hormon kehamilan: estrogen, progesteron dan prolaktin


adalah adaptasi metabolisme dari seorang ibu yang memerlukan
asupan nutrisi cukup dan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial.
3.4.1. Peningkatan Imunitas
Kesehatan Ibu Hamil
Kesiapan Peningkatan Perkembangan Ibu • Trimester II:
Hamil • Emosi dan psikologis: tetap menjaga keseimbangan emosi,
tidak mudah marah atau sedih, menghindari berkata dan
• Diskusikan tentang perkembangan ibu hamil berbuat negatif.
dan cara untuk mencapainya • Sosial: mempererat ikatan dengan janin, mengajak janin
berbicara lebih sering sambil mengelus perut ibu, kenalkan
• Diskusikan tentang perubahan dan adaptasi suara orang-orang di sekitar (ayah, kakak, nenek, dan
biologis, psikologis, dan sosial pada masa kakek) secara teratur, merespons gerakan janin dengan
kehamilan mengusap. Mendapat dukungan dari suami dan orang
terdekat.
• Diskusikan tentang cara mencapai • Spiritual: memdengarkan bacaan kitab suci dan atau musik
pertumbuhan dan perkembangan janin yang religi
normal dengan bonding dan attachment • Trimester III: Lakukan semua tindakan yang dilakukan pada
Trimester I dan II ditambah dengan
• Trimester I: • Emosi dan psikologis: mempersiapkan diri untu
• Emosi dan psikologis: berusaha bersikap tenang saat menghadapi persalinan
mengetahui kepastian kehamilan, menghindari stress, selalu
berfikir positif (berbaik sangka terhadap segala sesuatu • Sosial: mengenalkan lingkungan sambil mengajak janin
yang terjadi) berbicara, kenalkan janin dengan cahaya
• Sosial: menyentuh/mengelus perut, mulai mengajak janin (menyenter/mengarahkan lampu ke perut ibu), mengajak
berbicara, melakukan kegiatan yang menyenangkan. janin berkomunikasi setiap melakukan kegiatan dengan
Mendapat dukungan dari suami dan orang terdekat. hati yang senang dan ikhlas, mendapat dukungan dari
• Spiritual: menjalankan kegiatan ibadah di rumah. suami dan orang terdekat dalam menghadapi persalinan
• Spiritual: mendapat dukungan spiritual dari orang terekat.
3.4.1 Peningkatan Imunitas Kesehatan Ibu
Hamil, Post Partum dan Menyusui
IMUNITAS FISIK IMUNITAS JIWA DAN
• Makanan yang bergizi, sayuran dan buah-buahan
disertai penambahan Sulfas Ferosus (SF) dan
PSIKOSOSIAL
multivitamin lain. Makanan ibu akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin serta bayi
sampai usia 0 – 6 bulan. Hal ini harus diperhatikan
untuk mencegah bayi lahir prematur, BBLR dan
stunting. Hindari rokok dan alkohol.
•Kesiapan Peningkatan
• Dukungan sosial oleh suami, orang tua dan teman Perkembangan Ibu Hamil
dalam memenuhi kebutuhan selama hamil,
melahirkan, setelah melahirkan, dan menyusui
• Olahraga yang sesuai seperti jalan pagi, senam
hamil, senam postpartum dan olahraga setelah
melahirkan.
•Kesiapan Peningkatan
• Penggunaan fasilitas kesehatan: Pemeriksaan Perkembangan Bayi
kehamilan (ANC) selama hamil, melahirkan dan
pemeriksaan post partum secara berkala di fasilitas
pelayanan kesehatan. Memeriksakan bayi secara
teratur. Upayakan pelayanan kesehatan sedapat
mungkin diperoleh melalui daring
(telemedicine/telenursing/fasilitas online lainnya).
3.4.2. Pencegahan Masalah Kesehatan Ibu
Hamil, Bersalin dan Nifas

PENCEGAHAN MASALAH KES FISIK PENCEGAHAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL


• SAMA DENGAN ORANG SEHAT
• Pencegahan sama dengan orang sehat
• Pencegahan depresi selama hamil dan depresi post
• Tambah pada ibu hamil, bersalin dan nifas partum
• Beri kesempatan pada ibu hamil/post partum untuk
• Olahraga bagi ibu hamil, post partum dan mengungkapkan masalah yang dirasakan pada suami
menyusui yaitu senam hamil atau senam post dan orang terdekat.
partum untuk menjaga kondisi kesehatan • Berikan dukungan dan perhatian pada ibu hamil/post
partum selama menjalani kehamilan, persalinan dan
• Patuh dalam menggunakan obat, vitamin dan masa nifas (paska persalinan) khususnya dari suami dan
program diet yang dianjurkan. orang terdekat.
• Deteksi tanda-tanda depresi, yaitu: sedih terus-
• Askep Diagnosis Keperawatan menerus lebih dari dua minggu, motivasi menurun,
kegiatan sehari-hari terhambat, putus asa, sulit tidur
• Nyeri dan nafsu makan menurun. Pada depresi kehamilan:
• Anemia ibu tidak melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan,
sedangkan pada depresi post partum/post partum
• Risiko Perdarahan blues: ibu tidak mau merawat diri dan bayi.
• Risiko Infeksi • Jika ditemukan tanda-tanda depresi segera konsultasi
ke pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan
terdekat (puskesmas atau rumah sakit).
ASUHAN KEPERAWATAN: NYERI DAN ANEMIA

• Diagnosa Keperawatan: Nyeri • Diagnosa Keperawatan Ibu Hamil: (Risiko)


Anemia
• Tindakan Keperawatan pada Individu • Tindakan Keperawatan pada Individu
• Observasi tanda-tanda nyeri PGRST
• Diskusikan pengertian, penyebab, gejala, dan
• Hindari atau kurangi penyebab dampak Anemia kehamilan
• Latih posisi, relaksasi nafas dalam, distraksi, pijat • Diskusikan cara-cara pencegahan terjadinya
punggung anemia ibu hamil: anjuran ibu hamil untuk
• Ciptakan suasana yang tenang mengkonsumsi makanan bergizi dan tinggi zat besi
(sayuran dan buah bit), penambahan Sulfas
• Kolaborasi dengan tim medik untuk penggunaan Ferosus (SF), hindari aktivitas yang berlebihan
obat analgesik
• Pemeriksaan kehamilan secara berkala ke
pelayanan kesehatan dan bila timbul gejala
• Tindakan Keperawatan pada Keluarga anemia: keluhan mudah pusing/berkunang-kunang
saat bangun dari posisi duduk/tidur, pucat (telapak
• Melakukan edukasi tentang dengan leaflet tangan, konjungtiva), dan mudah lelah
tentang penyebab, akibat nyeri dan cara untuk
mengurangi nyeri.
• Motivasi keluarga mendukung ibu
• Tindakan Keperawatan pada Keluarga
• Melakukan edukasi tentang dengan leaflet tentang
pengertian, penyebab, gejala, dan dampak Anemia
kehamilan serta cara-cara pencegahannya
ASUHAN KEPERAWATAN: RISIKO PERDARAHAN
DAN RISIKO INFEKSI TALI PUSAT

• Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum: Risiko Perdarahan • Diagnosa Keperawatan Bayi Baru Lahir:
• Tindakan Keperawatan pada Individu Risiko Infeksi Tali Pusat
• Diskusikan pengertian, penyebab, gejala, dan dampak Perdarahan
Post Partum
• Tindakan Keperawatan pada Individu
• Diskusikan cara-cara pencegahan terjadinya Perdarahan Post Partum: • Observasi gejala putus tali pusat yang normal
anjuran ibu post partum untuk memonitor pengeluaran lokea paska
dan tanda-tanda infeksi tali pusat
persalinan (pemakaian pembalut), mengkonsumsi makanan bergizi • Lakukan perawatan tali pusat dengan benar
dan tinggi zat besi (sayuran dan buah bit), penambahan Sulfas • Hindari lembab pada pakaian/alat tenun
Ferosus (SF), konsumsi air putih (2-2,5 liter per hari), dan tetap
• Tindakan Keperawatan pada Keluarga
menyusui meskipun perut terasa mulas.
• Pemeriksaan nifas (40 hari paska persalinan) ke pelayanan kesehatan
• Melakukan edukasi tentang dengan leaflet
atau bila timbul gejala Perdarahan Post Partum: menstruasi massif,
tentang pengertian, penyebab, gejala, dan
dampak Infeksi Tali Pusat , mengajarkan
keluhan pusing/berkunang-kunang, pucat (telapak tangan,
perawatan tali pusat dengan benar
konjungtiva), dan hipertermi.
• Menganjurkan ibu untuk menghub (online) ke
• Tindakan Keperawatan pada Keluarga
pelayanan kesehatan atau hubungi petugas
• Melakukan edukasi tentang dengan leaflet tentang pengertian, penyebab, gejala,
dan dampak Perdarahan Post Partum serta cara-cara pencegahannya
kesehatan, bila timbul gejala infeksi tali pusat
ANAK DAN
REMAJA
3.5. ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK
ANAK DAN REMAJA

3.5.1. IMUNITAS FISIK dan JIWA PLUS ANAK DAN


REMAJA

3.5.2. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN FISIK DAN


JIWA PLUS ANAK DAN REMAJA
KELOMPOK RENTAN ANAK

Anak–anak termasuk kelompok rentan terinfeksi


COVID-19. Hal ini disebabkan karena anak berada
pada usia yang belum matur, tidak hanya secara
psikologis yang belum matang, namun secara fisik
anak juga mempunyai struktur organ yang belum
matur dan masih dalam proses pertumbuhan
3.5.1. STIMULASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
IMUNITAS FISIK IMUNITAS JIWA DAN PSIKOSOSIAL
• Sama dengan orang sehat • Sama dengan orang sehat
atau masyarakat umum atau masyarakat umum
ditambah dengan ditambahkan dengan:
• STIMULASI PERTUMBUHAN • STIMULASI PERKEMBANGAN
• Bayi • Bayi
• Kanak-Kanak • Kanak-Kanak
• Anak Pra Sekolah • Anak Pra Sekolah
• Anak Sekolah • Anak Sekolah
• Remaja • Remaja
 Panggil sesuai nama
 Gendong dan peluk saat menangis
 Penuhi kebutuhan bayi: lapar, haus, basah, sakit
 Penuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman:
◦ Membuai
◦ Memberi minum atau makan saat bayi lapar
◦ Memberi selimut
 Pangku dan gendong saat menyusui
 Bicara saat merawat bayi
 Penuhi rasa ingin tahu: berikan mainan sesuai usia tdk berbahaya
dan tdk sulit digunakan
 Beri kesempatan memilih bukan kata perintah
 Tidak mengancam atau menakut-nakuti: mis. Mamah pergi, awas
polisi, tidak diakasih main
 Saat mengamuk pastikan aman dari bahaya
 Beri tahu tindakan yg boleh dan tidak boleh, yg baik dan buruk
 Puji keberhasilan anak
 Latih melakukan kegiatan sendiri
 “Latih disiplin”
 Berikan kesempatan untuk sukses: menulis,
menggambar, naik sepeda, dll
 Terima kemampuan anak apa adanya, jangan
memberikan target yg tidak bisa dicapai
 Jadi role model
 Berikan suasana disiplin: waktu belajar, menonton tv,
bermain, dsb
 Berikan pujian jika berhasil
 Mendiskusikan kemampuan/kelebihan
dirinya
 Memotivasi menyelesaikan tugas sekolah
dengan gembira dan semangat
 Memberi tugas rumah tangga yang disukai
 Memfasilitasi kegiatan sosial dalam kelompok
sebaya
 Memberikan pujian terhadap keberhasilan
POLA ASUH REMAJA:
IDENTITAS
 Jaga Badan Yang Sehat; Hidup Sehat, Bersih;
Olahraga Teratur
 Makan Yang Bergizi
 Tidak Merokok & Napza
 Mengendalikan Hasrat Sex (tidak menonton
film/video porno)
 Tidak Melakukan Hub Sex Sebelum Menikah
 Berobat Jika Sakit
 Melatih Mengemukakan Pendapat/ Ide/ Bertanya
 Melatih Diskusi Dengan ORTU/Teman
 Tidak Takut Salah Dalam Memberi Pendapat
 Tidak Memaksakan Kehendak
 Menghargai Pendapat Orang Lain
 Menghargai Perbedaan Berfikir Dan Bersikap
 BelajarNilai, Norma, Aturan Agama dan
Masyarakat
 Latihan Melaksanakan Nilai, Norma, Aturan
Agama
 Mentaati Tata Tertib Yang Berlaku: di Rumah,
Sekolah dan Masyarakat
 Menyalurkan Bakat Yang Dimiliki
 Tidak Takut Menunjukkan Bakat & Kreatifitas
 Belajar & Melatih Bakat Yang Dimiliki
 Ikut Lomba Sesuai Bakat
 Memanfaatkan Sarana & Prasarana Untuk
Mengembangkan Bakat
3.5.2. Pencegahan Masalah Kesehatan Anak

PENCEGAHAN FISIK PENCEGAHAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL


• sama seperti pada OTG dilanjutkan • = Orang Sehat dan OTG
• Jika gejala tidak teratasi dapat menggunakan
pada ODP layanan online kesehatan jiwa yang tersedia di
wilayah masing-masing sehingga perlu
• ditambah dengan penggunaan diperhatikan hal-hal sebagai berikut
masker bedah setiap saat • Identifikasi pemberi pelayanan konsultasi online
terdekat
• Pemeriksaan secara rutin via on line • Identifikasi apotik yang dapat dipesan secara
oleh petugas kesehatan dari fasilitas online
• Melakukan semua perawatan dan pengobatan
pelayanan primer (Puskesmas, yang telah diberikan sesuai dengan penyakit fisik
Dokter keluarga, Klinik) yang diderita secara mandiri di rumah
• Diagnosa Keperawatan
Kecemasan/ansietas, Gangguan citra
tubuh, Harga diri rendah situasional,
Ketidakberdayaan dan Keputusasaan
KELOMPOK
KOMORBID
3.6. ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK
KO-MORBID
(ORANG DENGAN PENYAKIT KRONIS)

3.6.1. IMUNITAS FISIK PLUS KO-MORBIT


3.6.2. IMUNITAS JIWA PLUS KO-MORBIT
3.6.3. PENCEGAHAN PENULARAN PLUS KO-
MORBIT
3.6.4. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN JIWA
PLUS KO-MORBIT
3.6.5. ASUHAN KO-MORBIT
3.6.1 PENINGKATAN IMUNITAS
FISIK pada KO-MORBID
Makanan bergizi

Peningkatan Imunitas Fisik


Minum yang
cukup
Olah raga minimal
30 menit sehari
Berjemur di pagi
hari
Istirahat yang
cukup
3.6.2. PENINGKATAN KETAHANAN KESEHATAN
JIWA & PSIKO SOSIAL PADA KO-MORBID

1. FISIK RILEKS
2. EMOSI POSITIF
3. PIKIRAN POSITIF
4. PERILAKU POSITIF
5. RELASI POSITIF
6. SPIRITUAL POSITIF
3.6.3. PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 PADA KO-MORBID

Jarak Sosial (Social Distancing)  2 meter

Jarak Fisik (Physical Distancing)  2 meter


Pencegahan
Penularan Cuci Tangan

Masker Kain
DROPLET
Tinggal di rumah saja (stay at home)

Membersihkan Handphone dengan Sabun


3.6.4. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
PADA KO-MORBID

Sikap Reaktif  reaksi yang cepat, tegang,


agresif  kecemasan, kepanikan contoh
Pencegahan memborong bahan makanan, masker, hands-
Masalah sanitizer, vitamin dll
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Sikap Responsif  sikap tenang, terukur,
pada Individu
mencari tahu apa yang harus dilakukan dan
memberikan respons yang tepat dan wajar :
Breathe, Assess, Action, Reflect (BAAR)
PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN
JIWA DAN PSIKOSOSIAL PADA
KO-MORBID

Mengetahui Masalah
Pencegahan
Masalah Mengambil keputusan
Kesehatan Jiwa
dan Psikososial Merawat anggota keluarga
pada keluarga

Menciptakan suasana keluarga yang kondusif


5M
Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
3.6.5. ASUHAN KOMORBID

•ASUHAN PENYAKIT KOMORBID

•ASUHAN MASALAH KESEHATAN JIWA


ASUHAN PENYAKIT KOMOBID
• ASUHAN DILANJUTKAN DENGAN FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN YANG MENANGANI KASUS
PASIEN
• ASUHAN KEPERAWATAN FISIK DILANJUTKAN
• ASUHAN MEDIK PENYAKIT DILANJUTKAN

• PELAYANAN DIPRIORITASKAN VIA DARING


ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Masalah kesehatan jiwa pada


pasien dengan penyakit kronik
1.GINJAL
2.STOKE
3.KANKER
DEPRESI PADA GINJAL KRONIK

• Interview-based depression:
• GAGAL GINTAL stage 5D : 22.8%
• GAGAL GINJAL stages 1-5 : 21.4%
• PENERIMA TRANSPLANTASI GINJAL : 25.7%

• Using self- or clinician-administered rating scales


• GAGAL GINJAL stage 5D : 39.3%
• GAGAL GINJAL stages 1-5 : 26.5%
• PENERIMA TRANSPLANTASI GINJAL : 26.6%

Sumber: Palmer et all, 2013


HASIL STUDI
(Kristyaningsih, Keliat, 2009)

30 KLIEN GAGAL GINJAL DENGAN


DIALIS
• 27 orang Harga Diri Rendah
• 24 orang Depresi
• 20 orang Ketidakberdayaan
• 2 orang Risiko Bunuh Diri
MASALAH PSIKOSOSIAL PADA DIABETES
(Chew, Shariff-Ghazali & Fernandez, 2014)

• Depression : 13.8%
• Distress : 44.6%
• Poor Quality of Life : 12.1%
• Impact on relationship
• Family : 20.5%
• Friends : 62.2%
ANXIETY AFTER STROKE: Systematic Review and
Meta analysis
(Burton, Murray, Holmes, Astin, Greenwood, Knapp, 2012)

• Clinical interview was : 18%


• Anxiety rating scale : 25%
• The combined rate of anxiety by time
• After stroke within one-month was : 20%
• One to five-months after stroke : 23%
• Six-months or more : 24%
MAJOR DEPRESSION PADA STROKE
(M Aström, R Adolfsson, K Asplund)

Acute 12
3 months 2 years 3 years
stage months
31% 19% 29%
25% 16%

Major and minor depression was 37.8% in stroke patients


(I Aben, F Verhey, J Strik, R Lousberg, J Lodder, A Honig, 2003)
PERTOLONGAN PERTAMA PSIKOLOGIS

LOOK : Observasi, Perhatikan, Lihat Tanda-


tanda

3L LISTEN : Dengarkan Curhatannya

LINK : Rujuk, Hubungkan dengan pendukung


yang dapat menolong
PERTOLONGAN PERTAMA
KESEHATAN JIWA

• A : Kaji dan membantu setiap kondisi krisis


• L : Dengarkan, tanpa menuduh /stigma
• G : Beri dukungan dan informasi
• E : Motivasi mendapatkan bantuan professional yang tepat
• E : Fasilitasi dukungan yang lain

(https: //mhfa.com.au/research/mhfa-australia-course-development, dalam


WFMH, 2015)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
PSIKOSOSIAL

1.ANSIETAS / CEMAS
2.GANGGUAN CITRA TUBUH
3.HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
4.KETIDAKBERDAYAAN
5.KEPUTUSASAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
ANSIETAS
1. Relaksasi :
1.1. Terapi Kep Ners : Relaksasi dengan nafas dalam
1.2. Terapi Kep Ners Sp : Progresif Relaksasi
2. Distraksi
2.1. Terapi Kep Ners : membaca, bercakap-cakap, kegiatan lain
2.2. Terapi Kep Ners Sp : Penghentian Pikiran
3. Berpikir Positif
3.1. Terapi Kep Ners : Hipnotis Lima Jari dan Afirmasi
3.2. Terapi Kep Ners Sp : Terapi Kognitif
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
GANGGUAN CITRA TUBUH
1. Berpikir Positif:
1.1. Terapi Kep Ners :
- Latihan Observasi dan Identifikasi bagian tubuh yang sehat/dapat berfungsi dan yang
terganggu fungsinya
- Latihan Afirmasi bagian tubuh yang sehat
1.2. Terapi Kep Ners Sp : Terapi Kognitif
2. Psikomotor
Terapi Kep Ners :
- Latihan menggunakan bagian tubuh yang sehat
- Latihan secara bertahap meningkatkan fungsi tubuh yang terganggu
- Latihan meningkatkan fungsi tubuh yang terganggu dengan alat bantu
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN HDR


(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016)
1. Memperluas kesadaran diri (Expanded Self-Awareness)
2. Eksplorasi diri (Self-Exploration)
3. Evaluasi diri (Self-Evaluation)
4. Rencana yang realistis (Realistic Plan of Action)
5. Komitmen melakukan rencana (Commitment to Action)
TINDAKAN KEPERAWATAN NERS
1. Memperluas kesadaran diri (Expanded Self-Awareness)
Diskusikan dan catat semua hal positif dan negative dari klien: kemampuan/ kekuatan dan ketidak mampuan /
kelemahan (daftar kemampuan yang pernah dimiliki). Hasilnya daftar kemampuan: misalnya perawatan diri
2. Eksplorasi diri
Diskusikan perasaan, perilaku, pikiran terhadap kondisi saat ini terkait dg kemampuan dan ketidakmampuan
3. Evaluasi diri
Diskusikan cara menyelesaikannya dan koping untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini
4. Rencana yang realistis
Pilih dan rencanakan kegiatan / kemampuan yang dapat dilakukan. Hasilnya daftar kemampuan yang dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi saat ini
5. Komitmen melakukan rencana
Latihan melakukan kegiatan dan kemampuan secara bertahap
ODGJ
3.7. ASUHAN ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA DI RUMAH DAN
RUMAH SAKIT

3.7.1. IMUNITAS FISIK & PENCEGAHAN


PENULARAN COVID-19
3.7.2. ASUHAN KEPERAWATAN
3.7.3. ASUHAN MEDIK
3.7.1 PENINGKATAN IMUNITAS
FISIK pada ODGJ
Makanan bergizi

Peningkatan Imunitas Fisik


Minum yang
cukup
Olah raga minimal
30 menit sehari
Berjemur di pagi
hari
Istirahat yang
cukup
3.7.1. PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 PADA ODGJ

Jarak Sosial (Social Distancing)  2 meter

Jarak Fisik (Physical Distancing)  2 meter


Pencegahan
Penularan Cuci Tangan

Masker Kain
DROPLET
Tinggal di rumah saja (stay at home)

Membersihkan Handphone dengan Sabun


3.7.1. PENCEGAHAN PENULARAN
COVID-19 PADA ODGJ

Jarak Sosial (Social Distancing)  2 meter

Jarak Fisik (Physical Distancing)  2 meter


Pencegahan
Penularan Cuci Tangan

Masker Kain
DROPLET
Tinggal di rumah saja (stay at home)

Membersihkan Handphone dengan Sabun


3.7.1. Pencegahan Masalah Kesehatan ODGJ

PENCEGAHAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL


PENCEGAHAN FISIK • Pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial
• Pencegahan kesehatan fisik dan pada ODGJ adalah seluruh latihan pencegahan yang
peningkatan kesehatan jiwa dan dilakukan pada OS, ODP, PDP ditambah dengan
psikososial pada ODGJ = OS atau • Komunikasi dengan kelompok swabantu: dilakukan
masyarakat umum dilanjutkan secara daring untuk memfasilitasi pengalaman
dengan OTG ditambahkan dengan: emosional yang mungkin dirasakan pada kondisi
pandemi COVID-19
• Patuh obat sesuai dengan yang • Meminimalkan Stresor: menciptakan suasana rumah
diresepkan oleh tenaga medis yang tidak menimbulkan konflik dengan memberikan
• Olahraga dan makan makanan kesempataan semua anggota keluarga termasuk ODGJ
bergizi untuk mempertahankan untuk terlibat dalam kegiatan rutin di rumah
• Aktifitas pengalihan seperti melakukan aktivitas
imunitas fisik agar tidak mudah
berkebun di rumah, membuat ketrampilan seperti
terlular COVID-19 menyulam atau membuat bunga
3.7.2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ODGJ
• ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIAGNOSIS KEPERAWATAN PASIEN
• Gangguan Persepsi Halusinsi
• Risiko Perilaku Kekerasan
• Harga Diri Rendah Kronik
• Isolasi Sosial
• Defisit Perawatan Diri
• Risiko Bunuh Diri
• Waham
• ASUHAN KEPERAWATAN DIBERIKAN BERKELANJUTAN DI RUMAH
SAKIT DAN KOMUNITAS / DI RUMAH VIA DARING
3.7.3. ASUHAN MEDIK PADA ODGJ

• ASUHAN MEDIK PADA DIAGNOSIS PASIEN


• PROGRAM PENGOBATAN DILANJUTKAN

• PELAKSANAAN ASUHAN MEDIK LIHAT PADA MATERI


ASUHAN MEDIK

• ASUHAN MEDIK DILAKSANAKAN SECARA BERKELANJUTAN


DI RUMAH SAKIT DAN KOMUNITAS VIA DARING
TENAGA
KESEHATAN
3.8. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TENAGA
KESEHATAN

3.8.1. PENCEGAHAN PENULARAN


COVID-19
3.8.2. PENCEGAHAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
3.8.3. STRATEGI PENCEGAHAN STIGMA
3.8.1. PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19
PADA TENAGA KESEHATAN

Sama dengan OS atau masyarakat umum dilanjutkan dengan OTG, PDP


dan Konfirm COVID-19 ditambahkan dengan:
• Penggunaan APD: cara pemakaian dan melepas APD harus dilakukan
sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan untuk meminimalkan
penularan COVID-19 pada perawat. Perawat harus melaksanakan prinsip
“no APD no pelayanan keperawatan”
• DETEKSI DINI mandiri: jika ditemukan gejala mengarah pada COVID-19
segera melapor dan melakukan pemeriksanaan
• ISOLASI mandiri selama 14 hari setelah merawat klien COVID-19
3.8.2. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL PADA TENAGA KESEHATAN

• SAMA DENGAN OS, ODP, PDP ditambah dengan


• Manajemen stres pada saat dinas: Lakukan setiap ada waktu
istirahat
• Jadwal merawat: secara bergantian dilakukan untuk mengurangi
kecemasan perawat karena harus berada di dekat klien COVID-
19. Lama merawat klien COVID-19 maksimal selama empat jam
bagi satu perawat.
• Takut tertular : managemen stress dilakukan pada saat keluar
ruang rawat klien COVID-19 yang dapat dilakukan
• Terisolasi atau perpisahan dengan keluarga: lakukan komunikasi
melalui online/ daring secara teratur untuk mendapatkan
dukungan psikologis dari keluarga
• Manajemen STIGMA  Stigma Diri dan Stigma Sosial
3.8.3. STRATEGI MENGATASI
STIGMA
PENGERTIAN STIGMA
• Stigma diri (self stigma): stigma yang muncul pada diri perawat, melabel dirinya seseorang
yang dapat menularkan pada orang lain. Khawatir dikucilkan, diasingkan oleh anggota
keluarga, teman dan masyarakat mungkin dirasakan oleh perawat. Demikian pula keluarga
mungkin merasakan hal yang sama. Khawatir diisolasi oleh tetangga, sanak saudara. Untuk
itu edukasi arti sembuh dari COVID-19, kemungkinan menularkan atau tertular kembali
perlu dijelaskan kepada masyarakat
• Stigma Sosial (public stigma): adalah aksi nyata oleh orang lain yang melabel perawat dan
keluarganya berbahaya menularkan COVID-19. Beberapa kejadian perawat pulang ditolak
oleh masyarakat. Penolakan pemakaman perawat yang berduka akibat COVID-19 oleh
masyarakat, ketua RT dan RW karena kawatir dapat menyebarkan virus Corona. Untuk hal
ini maka diperlukan edukasi kepada masyarakat luas agar jangan sampai terjadi penolakan
perawat yang merawat klien COVID-19 dan jenazah perawat yang terkonfirmasi COVID-19.
CARA MENCEGAH DAN MENGATASI
STIGMA

• PUBLIC STIGMA

• SELF STIGMA

• POWER HOLDER
STRATEGI MENGURANGI :
STIGMA SOSIAL (PUBLIC STIGMA)
• PROTEST:
• MEDIA (To the media) : STOP memberitakan yang tidak akurat
tentang COVID-19
• PADA MASYARAKAT : KAMPANYE aspek positif dan hak pasien
• EDUKASI:
• Peningkatan Kesadaran Masyarakat (Public Awareness by
Community Education)
• KONTAK DENGAN PASIEN COVID-19
• KESAKSIAN PASIEN DAN TENAGA KESEHATAN DALAM PROSES
PERAWATAN COVID-19 DAN TETAP SEHAT
• RISET membuktikan ketiga cara ini mengurangi STIGMA
STRATEGI MENGURANGI :
SELF STIGMA

PROTEST DAN MARAH TERHADAP


STIGMA:
• PASIEN COVID-19
• Aktif dalam perawatan dan pengobatan
• Aktif mendorong sistem pelayanan kesehatan yang
berkualitas
• TENAGA KESEHATAN
• Terus Merawat dan Mengobati Pasien COVID-19
• Bersaksi cara merawat yang tepat dan tidak tertular
• Bangga menjadi tenaga kesehatan yang merawat COVID-19
STRATEGI MENGURANGI STIGMA OLEH
PEMANGKU KEPENTINGAN
(POWER HOLDER)
SEMUA YANG MEMPUNYAI SEMUA TOKOH YANG
KEDUDUKAN MENJADI MEMPUNYAI KEKUASAAN
PELAKU ANTI STIGMA: (POWER) DAN PENGIKUT
(FOLLOWER):
• Petugas kesehatan Ketua Rukun Tangga
• Pejabat pemerintahan • Toma, Toga, Towa, ToAdat
• Penegak hukum • Ketua Rukun Warga/ Kadus
• Wartawan • Lurah/Kades, Camat,
• Politisi Bupati/Walikota
• dll • dll

Anda mungkin juga menyukai