ROMBEL 12
PKN
Dosen Pembimbing:
I Putu Windu Mertha Sujana, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Ketut Lia Ruwiyani (2013011025)
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak lahir.
HAM berlaku kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun. HAM tidak dapat diganggu gugat dan tidak
bisa dicabut karena merupakan anugrah yang dimiliki setiap manusia.
Negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia bagi rakyatnya. Negara juga
wajib menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh berbagai pihak.
Dua nilai kunci menjadi dasar konsep hak asasi manusia. Yang pertama adalah “martabat manusia” dan
yang kedua adalah “persamaan”. Hak asasi manusia sebenarnya adalah definisi (percobaan) dari standar
dasar yang diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Universalitas mereka berasal dari keyakinan
bahwa orang harus diperlakukan sama. Kedua nilai kunci ini hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya
hak asasi manusia didukung oleh hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang-orang pada
umumnya setuju bahwa kekuasaan negara atau sekelompok individu tertentu tidak boleh tidak terbatas
atau sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang menjunjung tinggi martabat
kemanusiaan semua individu dalam suatu negara.
Hak asasi manusia memiliki beberapa karakteristik khusus:
Hak asasi manusia tidak dapat dicabut: Anda tidak dapat kehilangan hak-hak ini, sama seperti Anda
berhenti menjadi manusia.
Hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan: tidak ada yang dapat mengambil hak karena hak tersebut
“kurang penting” atau “tidak esensial”.
Hak asasi manusia saling bergantung: bersama-sama hak asasi manusia membentuk struktur yang saling
melengkapi. Misalnya, kesempatan Anda untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan lokal
secara langsung bergantung pada hak Anda atas kebebasan berekspresi, untuk berserikat, atas
pendidikan, dan bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hak Asasi Manusia adalah cerminan dari kebutuhan dasar hidup. Tanpa hak asasi manusia seseorang
tidak dapat menjalani kehidupan yang bermartabat. Melanggar hak asasi seseorang berarti
memperlakukan orang tersebut seolah-olah dia bukan manusia. Mempromosikan hak asasi manusia
berarti menuntut agar martabat manusia semua orang dihormati.
Dalam menuntut hak-hak ini, setiap orang juga memikul tanggung jawab: menghormati hak orang lain
dan mendukung serta melindungi mereka yang haknya dilanggar atau ditolak. Dengan mengambil
tanggung jawab ini Anda menunjukkan solidaritas dengan semua orang lain.
5. Masyarakat Madani
Masyarakatmadani atau civil society dapatdiartikan sebagai suatu corak kehidupan masyarakat
yang terorganisir, mempunyai sifat kesukarelaan, keswadayaan, kemandirian, namun
mempunyai kesadaran hukum yang tinggi.Untuk mewujudkan cita-cita ke arah masyarakat
madani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, diperlukan berbagai prasyarat sebagaimana
diungkapkan oleh HanSung-Jun:
Diakui dan dilindunginya hak-hak individu dan kemerdekaan berserikat serta mandiri darinegara.
Adanya ruang publik yang memberikan kebebasan bagi siapa saja dalam mengartikulasikan isu-
isupolitik.
Terdapatnya gerakan kemasyarakatan yang berdasar pada nilai-nilai budaya tertentu.
Terdapatnya kelompok inti di antara kelompok-kelompok menengah yang mengakar dalam
masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat dalam melakukan modernisasi
sosialekonomi.
Masyarakat madani (civil society) sebagai sebuah tatanan masyarakat yang mandiri dan
menunjukkan kemajuan dalam hal peradaban, mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan bentuk masyarakat lainnya.Menurut
A.S Hikam ada empat ciri utama dari masyarakat mandani, yaitu sebagai berikut :
Kesukarelaan artinya tidak ada paksaan, namun mempunyai komitmen bersama untuk
mewujudkan cita-citabersama.
Keswasembadaan, setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, mandiri yang kuat tanpa
menggantungkan pada negara atau lembaga-lembaga negara atau organisasilainnya.
Kemandirian yang cukup tinggi dari individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat,
utamanya ketika berhadapan dengannegara.
Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang disepakati bersama. Masyarakat madani adalah
masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negarakekuasaan.
Sementara itu Nurcholis Madjid dalam sudut pandang lain mengemukakan ciri-
ciri masyarakat madani sebagai berikut:
Semangat egalitarianisme atau kesetaraan.
Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan kesukuan,
ras, danlain-lain.
Keterbukaan.
Partisipasi seluruh anggotamasyarakat.
Penentuan kepemimpinan melalui pemilihan.
7. Isu Kontroversial
1. Kasus pelanggaran Ahok yang ikatakan sebagai penistaan agama.
Pengadilan yang diharapkan oleh masyarakat untuk menyelesaikan kasus, malah justru menambah
rumit permasalahan yang ada, karena dalam kasus Meiliana, Ahok dan kasus kasus penistaan agama lain
sebenarnya yang dilanggar adalah etika bernegara dan norma dalam bermasyarakat. Tempat kasus
kasus ini bukanlah pengadilan, karena kasus ini bukanlah kejahatan sehingga tidak perlu dipidana.
Perbuatan dalam kasus kasus seperti Meliana, Ahok dan kasus pelanggaran terhadap norma Pancasila
seharusnya tidak perlu di Mala in Prohibita kan oleh negara dan membawanya ke ranah pidana
termasuk sebenarnya mengaturnya dalam pasal KUHP.Membawanya ke ranah pidana justru akan
memperuncing keadaan dan mengganggu kerukunan antar umat beragama.
2. Anak jalanan mengamen yang berkeliaran yang seharusnya bersekolah
Seorang anak memiliki hak untuk bersekolah, mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka masih
memiliki harapan dan cita cita untuk generasi muda Indonesia, namun masih saja ada anak yang
terluntang mencari uang. Anak tersebut jelas tidak mendapatkan hak untuk mengenyam pendidikan
yang seharusnya ia dapatkan dari pemerintah, pemerintah yang berwenang masih kurang peduli kepada
pendidikan anak anak yang masih membutuhkan biaya. Masih saja ada pemerintah yang kurang
bertanggung jawab dan sibuk mengurusi masalah yang lain, padahal masalah pendidikan di Indonesia
masih kurang dan belum tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah.