Anda di halaman 1dari 3

Peluang Besar Jadi Pengusaha Di Era Digital

Kategori Berita Pemerintahan | mth

FacebookTwitter

Jakarta, Kominfo - Kementerian Koperasi dan UKM melansir data olahan BPS dan menyimpulkan adanya
pertambahan jumlah pengusaha. Dari sebelumnya 1,6% menjadi 3,1% dari populasi. Angka itu
menggembirakan karena telah menembus batas psikologis 2%.

Jumlah wirausaha di suatu negara kerap dianggap sebagai indikator kemajuan. Patokannya minimal 2%
dari jumlah penduduk harus berprofesi sebagai wirausaha. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa,
negeri ini paling kurang harus memiliki 5 juta jiwa wirausaha.

Dibandingkan dengan negara tetangga, harus diakui, kita kalah jumlah. Singapura ada di angka 7%,
Malaysia 5%, Thailand 4,5%, dan Vietnam 3,3%. Amerika dan Jepang sudah melejit jauh. Sepuluh persen
warganya terjun di dunia bisnis.

Dalam acara penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri di Jakarta, dua tahun lalu (12/3/2015), Presiden
Joko Widodo mengajak agar produk Indonesia membanjiri pasar dalam negeri. “Negara kita negara
besar, pasar sangat besar, peluang juga sangat besar. Orang luar lihat bahwa pasar kita harus diserang
dan diduduki. Saya katakan dalam ruangan ini, jangan mau pasar kita diduduki oleh entrepreneur dari
negara lain,” ungkapnya.

Pernyataan Presiden sebenarnya adalah tantangan agar lebih banyak masyarakat yang berwiraswasta.
Melalui wirausaha, dihasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih terbuka di
dalam negeri.

100rbUMKM Cakupan

Wirausaha Digital

Populasi wirausaha penting, karena merekalah yang mampu melihat peluang, mengembangkan, dan
menciptakan bisnis baru. Alhasil tercipta lapangan kerja dan tumbuhnya perekonomian negara. Terlebih
di zaman digital, nyaris tak ada kendala untuk memulai bisnis. Modalnya hanya kreatifitas dan
keberanian. Siapapun bisa membuka gerai online, tanpa harus membuka toko fisik terlebih dulu.
Makanan, minuman, aplikasi, jasa, apa saja,dsb. Demikian juga promosi dan pemasaran lebih mudah
dan cepat dilakukan lewat media sosial.
Di lain sisi, kalangan muda yang melek internet tidak ragu untuk belanja lewat internet. Konsumen pun
bisa membandingkan harga barang yang hendak dibeli dan menilai dari pelanggan yang telah
bertransaksi sebelumnya. Akibatnya, belanja online makin meningkat setiap tahun. Persaingan juga
menjadi lebih terbuka dan adil. Bahkan gerai tradisional tak mau ketinggalan. Mereka melangkah
dengan membuka toko online.

Fenomena di atas mendorong pesatnya pertumbuhan wirausaha di tanah air. Kementerian Koperasi dan
UKM telah merilis rasio wirausaha tahun 2016 di tanah air mencapai 3,1% meningkat dari rasio
sebelumnya 1,67%. Artinya, rasio kewirausahaan Indonesia sudah melampui batas minimal rasio
kewirausahaan sebuah negara, yakni 2%.

“Dalam kurun waktu dua tahun dapat dicapai rasio kewirausahaan 3,1% mudah-mudahan tahun depan
naik menjadi 4%. Kita malu dengan penduduk Indonesia 250 juta orang, tapi jumlah kewirausahaan
masih kecil. Kita ingin rasionya paling tidak sama dengan Malaysia yang mencapai 5%, tidak perlu seperti
Jepang dan Amerika Serikat yang sudah mencapai lebih dari 10%,” kata Menteri Puspayoga saat
membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM KUKM, di Denpasar, Bali, Selasa (21/3/2017).

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga menargetkan rasio wirausaha di Indonesia mencapai 4% pada
awal 2017. Target itu diharapkan akan tercapai dengan kerjasama semua pihak, pemerintah pusat,
pemda, kampus dan mahasiswa, BUMN dan pihak lainnya.

Target 4% tersebut sangat mungkin dicapai jika ada kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan kampus, serta pihak lain. Mahasiswa dan kampus merupakan sasaran yang paling potensial
untuk menumbuhkan kewirausahaan.

Rasio wirausaha yang baru dilansir dihitung berdasarkan data jumlah pelaku usaha yang dikeluarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Ekonomi Penduduk 2016. Data BPS menyebutkan jumlah pelaku
usaha bidang non pertanian sebanyak 26,7 juta orang, dengan perincian jumlah penduduk yang
usahanya tidak menetap sebanyak 18,9 juta dan yang usahanya menetap 7,8 juta.

Dengan jumlah penduduk Indonesia 252 juta jiwa, dari data BPS tersebut dapat dihitung rasio wirausaha
Indonesia mencapai 3,1%. Data BPS juga menunjukkan terjadi peningkatan kelas pelaku usaha dari
pemula menjadi usaha mikro naik 12%, pelaku mikro ke usaha kecil naik 9% sedangkan dari pelaku
usaha kecil ke menengah sekitar 1%.

100rbUMKM Tahapan

Hari UMKM Online Nasional

Sebanyak 100.000 UMKM di 30 kota akan Go Digital serempak pada Hari UMKM Online Nasional, Jumat
31 Maret - 2 April 2017. Program itu merupakan kolaborasi Nurbaya Initiative dengan Kemenkop UKM,
Kemenkominfo, Kemen BUMN, PT Pos Indonesia, dan Metro TV. Kolaborasi itu ditujukan mendorong
penggunaan teknologi informasi di kalangan pemilik Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM).
Dengan mengikuti kegiatan itu, UMKM akan memiliki toko online, mendapat pendampingan mengelola
toko online, punya domain .id dan hosting gratis, serta penempatan produk di marketplace ternama
(Bukalapak, Blibli, Elevania, Belanja). Tak hanya itu, setiap pemilik UMKM juga dibantu melakukan
promosi produk, direkomendasikan mendapat KUR dari perbankan, dan terakhir pembuatan NPWP
online.

Jadi tunggu apalagi, daftarkan segera UMKM Anda dengan cara mengirimkan SMS (Format: Nama
UMKM, Lokasi, Produk / Service yang Anda tawarkan) ke 0813 1001 8008. Hadiri acara bersejarah ini di
kota-kota terlampir atau yang terdekat dengan Anda.

Ayo Bersama wujudkan visi Indonesia menjadi Digital Energy of Asia!

https://kominfo.go.id/content/detail/9503/peluang-besar-jadi-pengusaha-di-era-digital/0/berita

Anda mungkin juga menyukai