Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

STRUKTUR BETON PRATEGANG

OLEH :

YUDHA AL RASYID D011181502

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020/2021
1. Acuan Normative Untuk Penetuan Klasifikasi Retak Struktural Dan Non-
Struktural

Menurut Ghafur (2009), retak dapat dikenali dengan tiga parameter


yaitu lebarnya, panjangnya dan pola umumnya, lebar retak ini sulit diukur
karena bentuknya yang tidak teratur (irregular shape). Pada fase
pengerasan beton terdapat retak mikro, retak ini sulit dideteksi karena
terlalu kecil.

Untuk melihat lebar retak mikro biasanya dipergunakan Crack


Microscope yang lebarnya bervariasi antara 0,125 – 1,0 μm (8 jam
pertama setelah pencetakan). Lebar retak minimum yang dapat dilihat oleh
mata sebesar 0,13 mm (0,005 in), dikenal dengan retak mikro. Retak
mikro apabila dibebani akan menjadi retak mayor atau retak yang lebih
besar. Lebar retak maksimum yang diijinkan dapat dilihat pada Tabel
berikut :

Jenis-Jenis Retak :

a. Retak Plastis Akibat Penyusutan


b. Retak Plastis Akibat Penurunan
c. Drying Shrinkage Cracking
d. Concrete Crazing
e. Thermal Cracking
f. Cracking due to Chemical Reaction
g. Teori Voids dan Honeycomb

2. Standar Pemasangan Baut untuk Steel Structure


Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah
satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam )
dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan,
baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap,
sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat
dibongkar/dilepas kembali.
Ukuran diameter baut berkekuatan tinggi berkisar ½” sampai
dengan 1 ½” khusus baut A449 sampai dengan 3”. Ukuran baut yang
sering digunakan pada struktur bangunan adalah ¾” dan 7/8”, sedangkan
untuk struktur jembatan 7/8” sampai dengan 1”. Baut kekuatan tinggi
dikencangkan untuk menimbulkan tegangan tarik yang ditetapkan pada
baut sehingga terjadi gaya jepit (clamping force) pada sambungan. Oleh
karena itu beban kerja sesungguhnya dipikul oleh gaya gesekan antara
pelat atau batang yang disambung. Gaya ini disebut Proof Load.

Pada baut tipe friksi (friction type), kekuatan baut didapat dari
gesekan (friction) yang terjadi antar pelat atau batang yang disambung.
Baut tipe ini sering dikenal dengan istilah slip-critical connections, yaitu
baut yang mengandalkan kekuatan slip antara permukaan batang yang
disambung. Agar baut tipe ini bekerja maka diperlukan suatu alat yang
dapat mengencangkan baut atau memberikan momen torsi pada baut
sedemikian hingga baut mengalami prategang tarik.

Kegagalan Sambungan Baut:

a. Pelat robek pada daerah sambungan (tearing failure of plates).


b. Keruntuhan geser pada baut/paku keling (shear failure of bolts/ rivets).
c. Keruntuhan geser pada pelat yang disambung (shear failure of plate).
d. Keruntuhan tumpu pada pelat (bearing failure of plate).
e. Keruntuhan blok geser pada pelat (shear block failure of plate).
f. Keruntuhan tumpu pada baut (bearing failure of bolt).

3. Pengencangan Menggunakan Kunci Torque


Torque wrench digunakan untuk mengukur nilai torque pada saat
mengencangkan baut dan mur, digunakan juga untuk mengencangkan
dengan nilai torque Torque wrench adalah alat yang sangat diperlukan
untuk perawatan mesin dan perawatan mobil, arsitektur, kereta api, dan
lain sebagainya dimana kontrol torque baut dan mur diperlukan.
Gunakanlah pada saat Anda perlu mengencangkan baut dan mur dengan
nilai torque tertentu, atau ketika Anda harus mengencangkan beberapa
baut dan mur dengan torque yang seragam.
Cara menggunakan torque wrench itu memerlukan sedikit trik.
Kami akan memperkenalkan beberapa tipe yang umum, dan akan
menjelaskan secara singkat bagaimana cara menggunakan masing-masing
tipe. Saat menggunakan torque wrench, bacalah buku instruksi pemakaian
dan manual perakitan untuk menetapkan nilai torque, setelah itu ikutilah
instruksi yang ditentukan.
a. Plate Type
b. Dial Type
c. Unipotent Type
Saat Anda menggunakan torque wrench, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk mendapatkan nilai pengukuran yang benar.
Berikut di bawah ini kami akan memberitahu hal-hal yang perlu
diperhatikan pada saat penggunaan dalam bentuk poin-poin.

a. Simpan di tempat yang aman


Torque wrench adalah salah satu alat untuk mengukur.
Terbentur/terbanting, karat, debu/kotoran, air , dan lain-lain dapat
menyebabkan mekanisme pengukuran menjadi rusak, atau Anda
mungkin akan mendapatkan pengukuran yang tidak tepat. Sebisa
mungkin simpan di tempat yang aman, dan jangan lupa untuk
melakukan pemeliharaan dan juga pengecekan.
b. Pakailah sesuai fungsinya sebagai alat ukur
Pergunakanlah sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai alat ukur.
Penggunaan berlebihan diluar fungsi nya sebagai alat ukur, akan
menyebabkan kekacauan atau kerusakan.
c. Pelajari terlebih dahulu cara penggunaan yang sudah ditetapkan
Jika torque wrench tidak digunakan sesuai cara yang ditentukan seperti
posisi memegang dan bagaimana cara memberikan tenaganya, akan
menyebabkan nilai pengukuran menjadi salah. Pergunakanlah setelah
cukup mengerti bagaimana cara menggunakannya. Jika
memungkinkan pelajarilah terlebih dahulu cara penggunaannya dari
orang yang sudah ahli
d. Perhatikan instruksi nilai torque

Anda mungkin juga menyukai