Anda di halaman 1dari 33

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakikat Futsal

Olahraga Futsal memiliki kesamaan dengan olahraga sepak bola dalam segi

permainan, namun dari segi peraturan, alat dan lapangan memiliki perbedaan. Futsal

memainkan lima orang pemain dari setiap tim sedangkan sepak bola memainkan

sebelas orang pemain di lapangan terbuka. Dalam permainan futsal terdapat beberapa

unsur yang memiliki peranan penting yaitu teknik dan kondisi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Lhaksana (2011:15), futsal sebenarnya merupakan olahraga yang

kompleks karena memerlukan teknik dan taktik khusus. Olahraga ini dapat dimainkan

di dalam maupun di luar ruangan sebagai permainan maupun rekreasi dan juga

sebagai persaingan.

Olahraga futsal adalah olahraga yang mulai digemari di kawasan asia khusus

nya di indonesia, banyak sekali kejuaraan untuk menumbuhkan gairah dalam bermain

futsal (Murhananto, 2006: 10). Perkembangan futsal di dunia saat ini sangat pesat

terjadi di negara–negara asia khususnya Indonesia. Olahraga ini menarik minat

berbagai kelompok umur dan berbagai tingkat keterampilan.

Terdapat beberapa pengertian dan hakikat olahraga futsal sebagai berikut

menurut Agus Susworo D.M & Saryono (2012: 1), futsal merupakan penyeragaman

permainan sepakbola mini di seluruh dunia oleh FIFA, dengan mengadopsi

8
permainan sepakbola dalam bentuk law of the game yang disesuaikan, Andika

Dwiyanto (2011: 24) mengatakan bahwa futsal adalah permainan bola yang

dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Sedangkan

Murhananto (2006: 1), berpendapat bahwa futsal adalah sangat mirip dengan

sepakbola hanya saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih

kecil, gawang yang lebih kecil dan bola yang relatif lebih kecil dan berat. Hal senada

menurut Asmar Jaya (2008: 13-14), menyatakan bahwa futsal adalah olahraga yang

dinamis dikarenakan bola bergulir secara cepat dari kaki ke kaki, dimana para

pemainnya dituntut untuk selalu bergerak dan dibutuhkan keterampilan yang baik dan

determinasi yang tinggi.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas peneliti dapat mendefinisikan futsal

adalah permainan sepakbola kecil yang dimainkan oleh lima orang pemain dalam satu

tim dengan teknik permainan cepat dan tepat dimana para peminnya dituntut untuk

selalu bergerak dengan determinasi yang tinggi. Futsal dapat dimainkan di luar

maupun di dalam ruangan. Dari keseluruhan teknik perminan hampir 90% didominasi

dengan passing. Kemenangan tim ditentukan oleh jumlah terbanyaknya suatu tim

untuk menciptakan gol ke gawang lawan.

2.1.1.1. Sejarah Futsal

Menurut Justinus Lhaksana (2011: 5), Futsal dipopulerkan di Montevideo,

Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani. Kejuaraan dunia futsal pertama

di adakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan

FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil tahun 1982, berakhir dengan Brasil di

9
posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di kejuaraan dunia kedua tahun

1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam kejuaraan dunia

ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal Internasional pertama diadakan di

Amerika Serikat pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnet Park,

California.

Menurut Justinus Lhaksana, (2011: 6). Perkembangan futsal juga berimbas

kuat sampai di Indoenesia, dibuktikan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai

penyelenggara Kejuaraan Futsal Asia atau Asian Futsal Cup di bawah inspeksi AFC

(Asian Football Federation) di Istora Senayan Jakarta, 22-30 Oktober 2002. Dengan

adanya kepercayaan tersebut, maka secara otomatis Tim Nasional Futsal Indonesia

dibentuk untuk pertama kali, yang berisikan pemain-pemain sepakbola profesional.

2.1.1.2. Defenisi Futsal

Menurut Justtinus Lhaksana (2006 dalam Yudanto, dkk 2009: 148) futsal

merupakan olahraga beregu yang cepat dan dinamis dengan passing akurat yang

memungkinkan terjadi banyaknya gol yang tercipta. Sedangkan menurut Murhananto

(2006 dalam Yudanto, dkk 2009: 148) berpendapat bahwa futsal adalah sangat mirip

dengan sepakbola hanya saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang

lebih kecil, gawang yang lebih kecil dan bola yang lebih kecil serta relatif berat.

Pendapat lain dilontarkan oleh United State Soccer Federation (USSF) bahwa futsal

merupakan mini-soccer yang biasa dimainkan dalam lapangan seukuran dengan

10
lapangan basket dalam berbagai jenis permukaan yang sangat ekonomis dan aman

dimainkan. Olahraga ini bertujuan untuk membangun keterampilan, membutuhkan

persyaratan refleks yang cepat, kecepatan berfikir dan ketepatan mengumpan serta

merupakan permainan yang menarik untuk dimainkan oleh anak-anak maupun orang

dewasa.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-

masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang

lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap

regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola

dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa futsal adalah sepakbola mini

yang di modifikasi dari mulai peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Futsal

itu sendiri dilakukan/ dimainkan pada lapangan berbentuk persegi panjang sama

seperti halnya sepakbola, hanya saja dari ukuran lebih diperkecil lagi tidak seperti

ukuran lapangan sepakbola sebenarnya. Pemain yang melakukan permainan pun

hanya berjumlah lima orang termasuk penjaga gawang. Sedangkan peraturan

permainan yang di modifikasi adalah teknik lemparan ke dalam yang semula di

lempar dalam sepakbola menjadi di tendang ke dalam, dalam permainan futsal.

2.1.1.3. Lapangan Futsal

Luas lapangan yang digunakan untuk pertandingan futsal dengan standar

Internasional adalah panjang lapangan 38-42 meter dan lebar lapangan adalah 18-25

11
meter. Garis di dalam lapangan di kedua sisi terpanjang disebut touch line sedangkan

sisi yang pendek disebut goal line dengan ketebalan untuk semua garis adalah 8

centimeter. titik tengah ditandai pada garis setengah lapangan dan sebuah lingkaran

dibuat pada titik tengah dengan diameter 3 meter. Titik penalti ada dua dalam

lapangan futsal, yaitu 6m dari titik tengah antara kedua tiang gawang dengan jarak

yang sama, serta titik penalti kedua dengan jarak 10 meter dari titik tengah antara

kedua tiang gawang (Asmar Jaya, 2008: 9). Lapangan berbentuk bujur sangkar.

Panjang: 25-42 meter dan Lebar: 15-25 meter. Untuk pertandingan internasional,

dimensi lapangan minimal 38 x 18 meter. Menurut Asmar Jaya (2008: 15) ukuran

gawang pada olahraga futsal adalah lebar gawang 3 meter serta tinggi gawang 2

meter. Untuk permukaan lapangan yang disarankan adalah kayu atau lantai parkit.

Dimensi bola yang digunakan dalam permainan yaitu yang memiliki diameter 62-64

cm dan berat 400-440 gram serta tekanan 0,4-0,6 atmosfer (400-600 gram/cm 3).

Untuk lebih jelasnya, gambar lapangan futsal dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Lapangan Futsal Standar


Sumber :https://felderfans.com/ukuran-lapangan-futsal

12
2.1.1.4. Cara Bermain Futsal

Seperti halnya permainan sepak bola, futsal juga sama dalam hal

bermainnya. Namun permainan futsal terdapat beberapa modifikasi, di antaranya : 1)

Jumlah pemain yang hanya memiliki 5 pemain aktif di dalam lapangan dan 7 sebagai

pemain cadangan, 2) Ukuran lapangan yang cukup kecil dengan ukuran panjang 42

meter dan lebar 25 meter, 3) peraturannya juga sedikit berbeda,seperti halnya bola

keluar harus ditendang pada titik garis, kemudia dalam futsal tak diperbolehkan

sliding tackel.

Cara bermain: Setelah pluit kick off tanda dimulainya pertandingan, dimana

syarat bola hidup apabila bola sudah mengenai pemain kedua. Setelah itu bola

digulirkan melewati beberapa lawan main dengan berbagai cara, teknik, dan taktik.

Dalam hal ini permainan dimainkan oleh 5 orang di dalam lapangan yang saling

bekerjasama di bidang permainan, sebagai usah mencetak goal kemenangan. Karena

sebuah pertandingan dituntut untuk mendapatkan hasil kemenangan dengan gol-gol

yang tercipta.

2.1.1.5. Cara Mencetak Goal

Cara mencetak goal adalah bagaimana cara memasukan bola ke gawang

lawan dengan melewati garis gawang hingga dinyatakan goal oleh wasit yang

memimpin pertandingan. Seperti pada buku peraturan permainan futsal FIFA

2010/2011 Badan Futsal Daerah Yogyakarta. Pada peraturan 11, Goal masuk gawang

adalah ketika keseluruhan bagian dari bola melewati garis gawang antara kedua tiang

13
gawang dan di bawah palang gawang, asalkan bola tersebut dilemparkan, di bawah

atau secara sengaja didorong oleh tangan seorang pemain dari tim penyerang,

termasuk penjaga gawang.

2.1.1.6. Keterampilan Dasar Permainan Futsal

Keterampilan dasar yang digunakan dalam permainan futsal hampir mirip

dengan permainan sepakbola, namun karena terbentur oleh faktor lapangan yang

relatif kecil dan permukaan lantai lebih rata mengakibatkan terjadinya perbedaan-

perbedaan dalam keterampilan dasar. Permainan futsal dan permainan sepakbola

sama-sama memiliki dua pemain dengan beda teknik yang dimiliki setiap individu,

yaitu penjaga gawang dan pemain penyerang, tengah dan bertahan. Menurut Justinus

Lhaksana (2011: 44), keterampilan dasar untuk penjaga gawang futsal mencakup

latihan menangkap bola, blocking, melempar bola, dan passing. Keempat latihan

keterampilan dasar itu harus benar-benar dikuasai oleh penjaga gawang futsal.

Sedangkan untuk keterampilan dasar pemain depan, tengah dan bertahan meliputi: (1)

teknik dasar mengumpan (passing), (2) teknik dasar menahan bola (control), (3)

teknik dasar menggiring bola (dribbling), (4) teknik dasar menembak (shooting) yang

harus dikuasai oleh pemain (Justinus Lhaksana, 2011). Maka secara keseluruhan

teknik individu yang harus dikuasai ialah keterampilan dasar pemain bukan teknik

dasar penjaga gawang dengan tujuan untuk saling bekerjasama antar pemain dalam

menyerang dan bertahan dalam setiap pertandingan futsal. Dengan demikian latihan

14
keterampilan dasar setiap pemain futsal harus dikuasai setiap individu sebagai dasar

bermain futsal yang meliputi: passing, control, dribbling, shooting.

Menurut Justinus Lhaksana (2011: 29) Ada 3 teknik dasar futsal dengan

uraian sebagai berikut:

1) Teknik dasar mengumpan (passing)

Teknik dasar ini menggunakan kaki bagian dalam yang ditendangkan di

tengah bola, passing digunakan untuk umpan bola-bola pendek. Passing merupakan

salah satu keterampilan dasar permainan futsal yang sangat dibutuhkan oleh pemain,

karena dengan lapangan yang rata dan ukuran yang kecil dibutuhkan passing yang

keras dan akurat. Menurut Justinus Lhaksana (2011: 30), di lapangan yang rata dan

ukuran lapangan yang kecil dibutuhkan passing yang keras dan akurat karena bola

yang meluncur sejajar dengan tumit pemain. Untuk penguasaan passing, diperlukan

penguasaan gerakan sehingga sasaran yang diinginkan tercapai. Keberhasilan

mengumpan ditentukan oleh kualitasnya, tiga hal dalam kualitas mengumpan: (1)

keras, (2) akurat, dan (3) mendatar. Menurut Justinus Lhaksana (2011:30) dalam

melakukan passing: 1) Pada saat melakukan passing, kaki tumpu berada disamping

bola, bukan kaki untuk mengumpan Gunakan kaki bagian dalam untuk melakukan

passing. 3) Kunci atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih kuat. 4)

Kaki dalam dari atas diarahkan ke tengah bola (jantung) dan ditekan ke bawah agar

bola tidak melambung. 5) Diteruskan dengan gerakan lanjutan, di mana setelah

melakukan passing ayunan kaki jangan dihentikan.

15
2) Teknik dasar Controlling

Menurut Justinus Lhaksana (2011: 31), keterampilan control (menahan bola)

haruslah menggunakan telapak kaki (sole). Dengan permukaan lapangan yang rata,

bola akan bergulir cepat sehingga para pemain harus dapat mengontrol dengan baik.

Apabila menahan bola jauh dari kaki, lawan akan mudah merebut bola. Menurut

Agus Susworo, dkk (2009), controlling adalah kemampuan pemain saat menerima

bola sampai pemain tersebut akan melakukan gerakan selanjutnya terhadap bola.

Gerakan selanjutnya tersebut seperti mengumpan, menggiring ataupun menembak ke

gawang. Sesuai dengan karakteristik permainan futsal, maka teknik controlling yang

dominan digunakan adalah dengan kaki, meskipun dapat dilakukan dengan semua

anggota badan selain tangan. Menurut Justinus Lhaksana (2011: 31) hal yang harus

dilakukan dalam melakukan menahan bola: (1) Selalu melihat datangnya arah bola,

(2) Jaga keseimbangan pada saat datangnya bola, (3) Sentuh atau tahan menggunakan

telapak kaki, agar bolanya diam tidak bergerak dan mudah dikuasai.

3) Keterampilan Dasar Dribbling

Dribbling adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki semua pemain

karena semua pemain harus menguasai bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap

melakukan operan atau tembakan Danny Mielke, (2007: 1). Menurut Justinus

Lhaksana (2011 :33), dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki setiap pemain

dalam menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya untuk menciptakan

peluang dalam mencetak gol. Menurut Asmar Jaya (2008: 66) dribbling merupakan

16
tendangan bola terputus-putus atau pelan-pelan Menurut Komarudin (2011: 50)

“tujuan dari menggiring bola adalah untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke

ruang kosong, melepaskan diri dari lawan, membuka ruang untuk kawan serta

menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke gawang lawan. Dribbling

bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat

permainan. Menurut Agus Susworo, dkk., (2009), dribbling adalah kemampuan

pemain dalam menguasai bola dengan baik tanpa dapat direbut oleh lawan, baik

dengan berjalan, berlari, berbelok maupun berputar. Tujuan dari dribbling adalah

untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan diri dari

kawalan lawan, membuka ruang untuk kawan, serta menciptakan peluang untuk

melakukan shooting ke gawang. Menurut Justinus Lhaksana (2011 :33), teknik

dribbling sebagai berikut: 1) Dalam melakukan dribbling, sentuhan bola harus

menggunakan telapak kaki secara berkesinambungan. 2) Fokus pandangan setiap kali

sentuhan dengan bola. 3) Bola digulirkan bola ke depan tubuh. 4) Jaga keseimbangan

pada saat menggiring bola. 5) Atur jarak bola sedekat mungkin. Dari uraian diatas,

maka disimpulkan bahwa dribbling adalah kemampuan pemain dalam menguasai

bola dengan baik tanpa dapat direbut oleh lawan, baik dengan berjalan, berlari,

berbelok maupun berputar untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang

kosong, melepaskan diri dari kawalan lawan, membuka ruang untuk kawan, serta

menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke gawang.

17
4) Keterampilan Dasar Shooting

Shooting merupakan ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh setiap

pemain. Menurut Justinus Lhaksana (2011: 34), shooting merupakan cara untuk

menciptakan gol. Ini disebabkan seluruh pemain memiliki kesempatan untuk

menciptakan gol dan memenangkan pertandingan atau permainan. Shooting dapat

dibagi menjadi dua teknik, yaitu shooting menggunakan punggung kaki dan ujung

sepatu atau ujung kaki. Menurut Agus Susworo, dkk., (2009), shooting adalah

tendangan kearah gawang untuk menciptakan gol. Menurut Justinus Lhaksana (2011:

34) shooting memiliki ciri khas laju bola yang sangat cepat dan keras serta sulit

diantisipasi oleh penjaga gawang, teknik shooting sebagai berikut: 1) Teknik

Shooting menggunakan punggung kaki a) Pada saat melaukan shooting, kaki tumpu

disamping bola dengan jari-jari kaki lurus menghadap karah gawang. b) Gunakan

bagian punggung kaki untuk melakukan shooting. c) Konsentrasi pandangan ke arah

bola tepat di tengah-tengah bola pada saat punggung kaki menyentuh bola. d) Kunci

atau kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih kuat. e) Posisi badan agak

dicondongkan ke depan, apabila badan tidak dicondongkan kemungkinan besar

perkenaan bola dibagian bawah dan bola akan melambung tinggi. f) Diteruskan

dengan gerakan lanjutan, dimana setelah melakukan shooting ayunan kaki jangan

dihentikan. 2) Shooting menggunakan ujung sepatu. Teknik ini sama halnya dengan

teknik shooting menggunakan punggung kaki, bedanya pada saat melakukan

shooting perkenaan kaki tepat di ujung sepatu atau ujung kaki.

18
2.1.2 Hakikat Shooting

Shooting adalah teknik dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain. Shooting

adalah senjata untuk membobol gawang lawan dan mencetak gol sebanyak-

banyaknya. Oleh karena itu setiap pemain harus menguasai teknik dasar shooting.

Dalam bukunya, Justin menyebutkan, shooting dapat dbagi menjadi dua teknik, yaitu

shooting dengan menggunakan punggung kaki dan ujung sepatu atau ujung kaki.1

Sedangkan menurut John D Tenang, shooting adalah menendang bola dengan keras

ke gawang guna mencetak gol. Ini juga merupakan bagian tersulit karena perlu

kematangan dan kecerdikan pemain dalam menendang bola agar tidak bisa dijangkau

atau di tangkap kipper.2

Jika Anda ingin menguasai seni shooting, Anda juga akan melakukan presisi

yang baik dan dapat memutuskan kapan saat yang baik melakukan shooting. ini akan

menjadi kunci poin untuk berapa banyak gol yang akan Anda raih.3

Yang sangat penting untuk melakukan kekuatan dan ketepatan. Keterampilan teknik

shooting adalah senjata yang paling ampuh utntuk mencetak gol, karena situasi

lapangan yang cukup besar bisa membuat pemain bisa kapan saja mengambil

keputusan untuk melakukan shooting. Joseph A. Luxbacher mengatakan dalam

bukunya ada beberapa macam tembakan ( shooting ) di antaranya:

1. Tembakan Instep Drive

2. Tembakan Full Volley

3. Tembakan Half Volley

4. Tembakan Side Volley4

19
Jadi untuk menghasilkan sebuah shooting yang baik maka seorang pemain

harus bisa mengeluarkan tenaga untuk menciptakan gol ke gawang sehingga shooting

tersebut tidak mampu ditangkis oleh penjaga gawang.

Danny Mielke dalam bukunya dasar–dasar sepakbola mengemukakan bahwa

shooting adalah melakukan tendangan sekuat dan seakurat mungkin kearah gawang,

kebanyakan peluang melakukan shooting datang secara tiba-tiba, dan seorang pemain

harus siap memanfaatkan melakukan shooting jika telah tiba waktunya.5

Sebagai contoh, gerakan Cruyff yang cepat bisa menciptakan ruang yang

cukup untuk melakukan shooting. Keberhasilan sebagai pencetak gol tergantung pada

beberapa faktor. Kemampuan untuk melakukan dengan kuat dan akurat menggunakan

kedua kaki adalah faktor yang paling penting. Kualitas seperti, antisipasi, kemantapan

dan ketenangan dibawah tekanan lawan juga tak kalah pentingnya.6

Untuk dapat mencetak gol ke gawang lawan pemain harus mampu

melakukan keterampilan menembak (shooting) dibawah tekanan pemain akan waktu

yang terbatas, ruang yang terikat, fisik yang lelah dan lawan yang agresif.

Tiga sasaran yang utama saat melakukan berbagai teknik menembak

(shooting) adalah ketepatan, kekuatan, lintasan yang rendah.

Joseph A. Luxbacher dalam bukunya juga menjelaskan bahwa melakukan tembakan

(shooting) kearah gawang urutannya adalah sebagai berikut:

- Letakan kaki yang menahan keseimbangan disamping bola. Tekuk lutut kaki

tersebut, rentangkan tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan.

- Ayun kaki yang akan menendang kebelakang, fokuskan perhatian kebola.

20
- Luruskan bahu dan pinggul dengan target, tubuh berada di atas bola. Sentakan kaki

yang akan menendang sehingga lurus, jaga agar kaki tetap kuat, tendang bagian

tengah dengan instep.

- Daya gerak kedepan melalui poin kontak, sempurnakan gerakan terakhir dari kaki

yang menendang. Kaki yang menahan keseimbangan terangkaat dari permukaan

lapangan.7

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa shooting adalah salah satu teknik

dasar bermain sepakbola yang berfungsi untuk mencetak gol ke gawang lawan

dengan menempatkan posisi kaki tumpu tepat disamping bola dengan kaki tumpu

agak sedikit ditekuk, perkenaan bola tepat ditengah-tengah bola dan diakhiri dengan

gerakan lanjutan.

Jadi, peranan shooting sangat penting sekali dan harus dikuasai pemain pada

umumnya karena dengan shooting yang baik akan menghasilkan sebuah peluang

terciptanya gol dalam suatu permainan. Teknik dasar seperti passing, dribbling,

heading memungkinkan sebuah tim untuk peluang besar menciptakan gol, tetapi tetap

saja sasaran akhirnya adalah shooting, menggunakan teknik yang benar.

Menurut Asmar Jaya dalam bukunya menjelaskan, menendang bola merupakan salah

satu karakteristik permainan futsal yang dominan. Pemain yang memiliki teknik

menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien.8

Shooting adalah tendangan yang mengarah ke gawang. Dalam prosentase keseluruhan

yang terjadi di pertandingan ada prosentase yang di sebut shot on goal. Shot on goal

adalah tendangan yang mengarah tepat kegawang. Shot on goal terjadi jika pemain

21
yang melepaskan tendangan berhasil mengarahkan bola ke gawang walaupun bola itu

tidak benar-benar masuk ke gawang.

Shooting merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain futsal,

teknik ini merupakan cara untuk menciptakan gol, karena seluruh pemain

mendapatkan kesempatan untuk menciptakan gol dalam memenangkan pertandingan.

Menembak bola ke arah gawang merupakan salah satu tujuan dari menendang dalam

permainan futsal. Shooting dapat dibagi menjadi dua teknik yaitu shooting punggung

kaki dan ujung sepatu atau ujung kaki. Shooting salah satu unsur penting dalam futsal

dan kita sering mendengarnya, misalnya seseorang mengatakan bahwa pemain

tembakan keras dan terarah dan lain sebagainya. Tetapi banyak yang tidak tahu

bagaimakah teknik pelaksanaan shooting yang benar. Menurut Sahda Halim dalam

bukunya, “semakin bagus teknik shooting yang dimiliki pemain, akan semakin

meningkatkan kemampuan finishing tim anda”.9

Dalam shooting, seluruh bagian kaki bisa dipergunakan. Ada empat bagian

yang digunakan untuk shooting yaitu kaki bagian dalam, kaki bagian luar, ujung kaki,

dan punggung kaki. Penggunaan bagian kaki ini berdasarkan situasi dan kondisi

permainan. Pada saat pemain masih berada jauh dari gawang dan berusaha

melepaskan tembakan pemain ini bisa menggunakan bagian punggung kaki agar

mendapatkan power yang kuat sehingga bola bisa sampai ke gawang dan

menciptakan peluang gol. Pada saat pemain sudah berada dekat dengan gawang,

pemain bisa melepaskan tembakan dengan menggunakan kaki bagian dalam agar

dapat lebih leluasa untuk menempatkan bola.

22
Aspek terpenting dalam membentuk adalah kaki tumpuan, penempatan sudut

kaki tumpuan sangat menentukan arah dan kekuatan tendangan. Kemampuan

melakukan shooting dengan kuat dan akurat mengunakan kedua kaki baik kaki kanan

maupun kaki kiri adalah faktor yang paling penting kerenan keberhasilan seorang

pemain sebagai pencetak gol tergantung dari faktor tersebut.10

Jadi aktivitas shooting sangat penting dalam pemainan futsal. karena dengan

shooting kita bisa menciptakan gol dan dapat memenangkan pertandingan. Shooting

juga menjadi penyelesaian akhir dalam penyerangan. Untuk itu shooting sangat

penting dimiliki oleh setiap pemain futsal.

a. Teknik shooting menggunakan punggung kaki

Menurut Lhaksana (2012, hal. 34) “Teknik menendang menggunakan

punggung kaki adalah tempatkan kaki tumpu di samping bola dengan jari-jari kaki

lurus menghadap arah gawang, bukan kaki yang untuk menendang. Gunakan bagian

punggung kaki untuk melakukan Shooting, konsentrasikan pandangan ke arah bola

tepat di tengah-tengah bola pada saat punggung kaki menyentuh bola dan kunci atau

kuatkan tumit agar saat sentuhan dengan bola lebih kuat”.

Sementara langkah-langkah Shooting dengan punggung kaki menurut

Luxbacher (1998, hal. 106) diantaranya:

(1) Persiapan: Dekati bola dari belakang pada sudut yang tipis, letakan kaki yang

menahan keseimbangan di samping bola, tekukkan lutut kaki tersebut, rentangkan

tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan, tarik kaki yang akan menendang

23
kebelakang, luruskan kaki tersebut, kepala tidak bergerak, dan fokuskan perhatian

pada bola.

(2) Pelaksanaan: Luruskan bahu dan pinggul dengan target, tubuh di atas bola,

sentakkan kaki yang akan menendang sehingga lurus, jaga agar kaki tetap kuat, dan

tendang bagian tengah bola dengan instep.

(3) Follow-Through: Daya gerak ke depan melalui poin kotak, sempurnakan

gerakan akhir dari kaki yang menendang, dan kaki yang menahan keseimbangan

terangkat dari permukaan lapangan.

Gambar Shooting Punggung Kaki Sumber : (Lhaksana, 2011, hal. 34)

b. Teknik shooting menggunakan ujung sepatu

Teknik Shooting dengan menggunakan ujung kaki atau ujung sepatu sama

halnya dengan Shooting menggunakan punggung kaki, hanya badannya pada saat

melakukan Shooting perkenaan kaki tepat di ujung sepatu atau ujung kaki. Terusakan

24
dengan gerakan lanjutkan, setelah sentuhan dengan bola dalam melakukan Shooting,

ayunan kaki jangan dihentikan.

Keuntungan dalam menendang denga tgeknik menendang menggunakan

ujung kaki dalam tendangan penalti futsal dapat dilihat dari aspek waktu dan

kecepatan. Tes tendangan penalti dalam futsal menggunakan ujung kaki dilihat dari

aspek ketepatan terhadap sasaran maka teknik menggunakan ujung kaki adalah teknik

yang paling efektif dibandingkan dengan teknik menggunakan punggung kaki.

Menurut Lhaksana (2012, hal. 35) langkah-langkah Shooting dengan ujung kaki

diantaranya:

(1) Posisi badan agak dicondongkan ke depan. Apabila badan tidak dicodongkan,

kemungkinan besar perkenaan bola bagian bawah dan bola akan melambung

tinggi

(2) Teknik Shooting dengan menggunakan ujung kaki atau ujung sepatu sama halnya

dengan Shooting menggunakan punggung kaki, hanya bedanya pada saat

melakukan Shooting perkenaan kaki tepat di ujung sepatu atau ujung kaki.

(3) Teruskan dengan gerakan lanjutan, setalah sentuhan dengan bola dalam

melakukan Shooting, ayunan kaki jangan dihentikan.

Dari penjabaran teori di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai gaya

dalam melakukankan shooting. Kesemua gaya tersebut dapat digunakan dalam

permainan sepakbola. Penggunakan teknik menendang bola tergantung pada situasi dan

kondisi di lapangan, seorang pemain dapat memilih salah satu teknik shooting yang

dianggap paling berpeluang untuk menciptakan gol.

25
Gambar Shooting Ujung Kaki
Sumber : (Lhaksana, 2011, hal. 35)

2.1.3 Hakikat Persepsi Kinestetik

2.1.3.1. Pengertian Persepsi Kinestetik

Keberhasilan dalam penampilan sering kali sangat tergantung kepada

seberapa efektifnya pelaku mendeteksi, merasa, dan menggunakan informasi sensori

yang relevan. Seringkali, pemenang suatu pertandingan adalah orang yang paling

cepat mendeteksi suatu pola tindakan pada lawan. Sumbersumber informasi diperoleh

dari beberapa sumber dasar yaitu informasi yang berasal dari luar (eksteroceptive)

dan informasi dari dalam (proprioceptive). Informasi eksteroceptive bersumber pada

dua hal yang pertama dari penglihatan dan pendengaran.

Penglihatan memberi informasi mengenai gerakan benda di lingkungan, juga

mendeteksi gerakan sendiri di dalam lingkungan. Dan yang kedua adalah informasi

yang berasal dari pendengaran atau audisi. Sekalipun pendengaran tidak terlibat sama

26
jelasnya di dalam keterampilan seperti penglihatan ada banyak kegiatan yang sangat

tergantung kepada keahlian pendengaran yang berkembang baik. Sumber Informasi

lain adalah proprioceptive.

Proprioceptive merupakan informasi dari gerakan tubuh. Proprio menunjukan

informasi dari dalam tubuh, seperti posisi sendi, kekuatan otot, orientasi di dalam

ruang misalnya dalam keadaan terbalik dan sebagainya. Bentuk informasi yang

serupa biasanya disebut kinesthesis. Kines berarti gerakan, dan thesis berarti

perasaan. Dengan demikian kinesthesis berarti perasaan gerakan. Pengertian ini

mengarah pada kumpulan informasi sensori dari badan sendiri mengenai posisi sendi,

gerakan, ketegangan otot dan orientasi di dalam ruang. (Schmidt, 1991:46).

Bila dilihat dari struktur bahasa, Persepsi Kinestetik dibentuk oleh dua kata,

yaitu kata persepsi dan kinestetik. Persepsi berarti tanggapan atau proses seseorang

mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Dari sebuah situs internet

dikatakan bahwa istilah persepsi berarti hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor

rangsangan sensorik yang tertuju kepada individu atau seseorang dan faktor pengaruh

yang mengatur atau menolak rangsangan itu secara intrapsikis. Faktor-faktor

pengaruh itu dapat bersifat biologis, sosial dan psikologis. Karena adanya proses

pengaruh mempengaruhi antara kedua faktor tadi, yang didalamnya bergabung pula

proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang bersifat gambaran

psikis. Sedangkan kata kinestetik berarti bersifat mempunyai daya menyadari gerakan

otot. Bila memadukan kedua istilah di atas tampaknya persepsi kinestetik dapat

27
berarti tanggapan atau kemampuan seseorang untuk mengetahui dan menyadari

gerakan ototnya melalui panca inderanya.

Persepsi kinestetik disebut juga indera kinestetik (kinestetics sense), yang

berarti sensory input yang terjadi di dalam tubuh. Sikap tubuh dan informasi gerakan

dikomunikasikan melalui sistem sensori oleh peregangan otot di dalam tubuh. Bahkan

dalam keadaan diam pun indera kinestetik dapat memonitor posisi tubuh. Jadi indera

kinestetik adalah suatu fungsi dari organ-organ tubuh manusia yang erat

hubungannya dengan gerakan tubuh. Pengertian yang lebih operasional mengenai

persepsi kinestetik adalah kemampuan mengambil posisi dan gerakan-gerakan tubuh,

serta bagian-bagiannya. (Johnson dan Nelson, 1977:760). Demikian juga Harsono

mengatakan bahwa kinestetik adalah sense atau perasaan yang memberikan kita

kesadaran akan posisi tubuh atau bagianbagian dari tubuh pada waktu

bergerak/berada di udara.

Kemudian disebutkannya bahwa karena sense tersebut maka kita akan dapat

mengontrol gerakan-gerakan dengan lebih akurat. (Harsono, 1988:224). Pernyataan

ini sama seperti yang diterangkan Philip dan Hornak bahwa persepsi kinestetik adalah

kemampuan untuk merasakan posisi tubuh dan bagian-bagiannya dalam ruang.

(Philip dan Hornak, 1979: 252) Baumgartner dan Jakson yang mengutip keterangan

dari Singer mengatakan hal yang sama mengenai persepsi kinestetik, yaitu

kemampuan merasakan posisi tubuh dan anggota tubuh lainnya dalam suatu ruang

(udara). Kemudian Barrow dan McGee menjelaskan bahwa kemampuan individu

dalam mengendalikan gerakan secara tepat ini disebabkan adanya informasi yang

28
diterima oleh perasaannya. Perasaan ini berasal dari receptor yang terletak di dalam

otot, fascia otot tendon dan sendi. (Barrow dan McGee, 1979: 115). Dari beberapa

keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Kinestetik adalah

perasaan yang timbul karena adanya rangsangan dari receptor otot, fascia otot, tendon

dan sendi yang bertindak sebagai mekanisme feedback yang memberi individu

kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian dari tubuh dalam mengontrol

gerakan-gerakan dengan lebih tepat atau akurat.

Persepsi kinestetik adalah kemampuan dari seseorang dalam merasakan

keterampilan gerak, dalam hal ini adalah gerak melakukan tendangan penalti, dengan

rasa gerak yang baik dimiliki oleh seorang penendang penalti maka orang tersebut

akan dapat dengan mudah mengarahkan bola ke sudut gawang yang sukar dicapai

oleh penjaga gawang. Persepsi kinestetik adalah skor total yang diperoleh para atlet

sepakbola dari sebuah pengukuran yang berdasarkan kemampuan dalam

mengendalikan sikap dan gerakan tubuh secara tepat dan sadar dalam suatu ruang

gerak. Skor ini dari tes Persepsi Jarak Lompatan (Distance Perception Test) dari

Johnson dan Nelson (1979).

Dikarenakan kinestetik sering dijadikan sebagai ukuran kemampuan dalam

mengendalikan sikap dan gerakan tubuh secara tepat dan sadar dalam suatu ruang.

Oleh karena itu Johnson dan Nelson (1979) memberikan solusi beberapa indikator

kinestetik seperti pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1. kisi-kisi Instrumen Persepsi Kinestetik

29
No Indikator Keterangan
1 Arah gerakan Lompatan harus ke depan
2 Jarak lompatan Lompat sejauh 24 inchi (61 cm)
3 Ketepatan melompat Hasil lompatan harus menginjak garis
yang telah ditentukan.

2.1.4. Hakikat Panjang Tungkai

Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran

penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai

berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan

baik dalam berjalan, berlari, melompat maupun menendang. Panjang tungkai adalah

jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur dengan

cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai bagian dari postur tubuh memiliki

hubungan yang sangat erat dalam kaitannya sebagai pengungkit disaat melompat.

Panjang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2012) adalah:1) tidak

pendek, lanjut; 2) selama, seluruh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2012)

tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah). Menurut Amari

dalam Heri Purwanto (2006: 163) panjang tungkai adalah ukuran panjang tungkai

seseorang mulai dari alas kaki sampai dengan trocantor mayor, kira-kira pada bagian

tulang yang terlebar disebelah luar paha dan bila paha digerakan trocantor mayor

dapat diraba dibagian atas dari tulang paha yang bergerak.

Menurut Hidayat (1999: 255) panjang tungkai melibatkan tulang-tulang dan

otot-otot pembentuk tungkai baik tungkai bawah dan tungkai atas. Tulangtulang

pembentuk tungkai meliputi tulang-tulang kaki, tulang tibia dan fibula, serta tulang

30
femur. Anggota gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang

panggul, meliputi: 1) tulang pangkal paha (Coxae), 2) tulang paha (Femur), 3) tulang

kering (Tibia), 4) tulang betis(Fibula), 5) tempurung lutut. Otot-otot pembentuk

tungkai yang terlibat pada pelaksanaan melompat adalah otot-otot anggota gerak

bawah. Otot-otot anggota gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok otot, yaitu : 1)

otot pangkal paha, 2) otot tungkai atas, 3) otot tungkai bawah dan 4) otot kaki.

Otot penggerak tungkai atas, mempunyai selaput pembungkus yang sangat

kuat dan disebut fasia lata. Otot-otot tungkai atas menjadi 3 golongan yaitu: 1) otot

abduktor, meliputi a) muskulus abduktor maldanus sebelah dalam, b) muskulus

abduktor brevis sebelah tengah, dan c) muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga

otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abductor femoralis, dengan fungsi

menyelenggarakan gerakan abduksi tulang femur; 2) muskulus ekstensor, meliputi: a)

muskulus rektus femoris, b) muskulus vastus lateralis eksternal, c) muskulus vastus

medialis internal, d) muskulus vastus intermedial; 3) otot fleksor femoris, meliputi: a)

biseps femoris berfungsi membengkokkan pada dan meluruskan tungkai bawah, b)

muskulus semi membranosis berfungsi membengkokkan tungkai bawah, c) muskulus

semi tendinosus berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, d)

muskulus sartorius berfungsi untuk eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu

lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan (Aip

Syarifuddin, 1992: 56).

Otot otot penunjang gerak tungkai bawah, terdiri dari: 1) muskulus tibialis

anterior berfungsi untuk mengangkat pinggul kaki sebelah tengah dan

31
membengkokkan kaki, 2) muskulus ekstensor falangus longus berfungsi meluruskan

jari kaki, 3) otot kedang jempol berfungsi untuk meluruskan ibu jari, 4) tendon arkiles

berfungsi untuk kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut, 5) otot

ketul empu kaki panjang berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jari

berfungsi membengkokkan pangkal kaki, 6) otot tulang kering belakang melekat pada

tulang kaki berfungsi membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kami di sebelah

dalam, 7) otot kedang jari bersama terletak di punggung kaki berfungsi untuk

meluruskan jari kaki (Aip Syarifuddin, 1992: 57).

Pengukuran panjang tungkai menurut Hasnan dalam Hidayat (1999: 256)

pengukuran panjang tungkai dapat dilakukan dengan cara: “setelah testee berdiri

tegak, diukur tinggi badan, tinggi duduk, maka panjang tungkai tidak perlu diukur

melainkan hanya mengurangi tinggi badan dengan tinggi duduk.”Seorang olah

ragawan yang memiliki proporsi badan tinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai

yang panjang, meskipun hal itu tidak demikian, ukuran tungkai yang panjang tidak

selalu memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya hal ini dikarenakan

kelincahan masih dibutuhkan. Komponen pendukung lainya yang diperlukan untuk

membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang panjang.

Komponen yang dibutuhkan membantu jangkauan langkah yang panjang

diantaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi, serta proporsi fisik

yang bagus didalamnya. Sehingga semakin panjang tungkai akan dapat diikuti dengan

jangkauan langkah yang semakin panjang sehingga waktu yang diperlukan untuk

32
menempuh suatu jarak tertentu lari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu

tempuhnya menjadi lebih cepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit.

Dengan demikian panjang tungkai yang dimaksud peneliti adalah jarak

antara pangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah ini selanjutnya

akan digunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah panjang tungkai sudah

merupakan istilah umum yang dipakai dalam kegiatan olahraga.

2.1.5. Hakikat Power otot tungkai

Menurut Mochamad Sajoto (1988: 55), Power atau daya ledak adalah

kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif. Power adalah perkalian kekuatan

maksimal (force) dengan waktu pelaksanaan tersebut. Seorang dapat mengangkatnya

lebih cepat dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan memiliki power yang lebih

baik dibandingkan orang yang mengangkat beban lebih lambat.

Menurut Komarudin, (2005:32 ), Power adalah kombinasi dari kekuatan dan

kecepatan. Dijelaskan juga kekuatan mengukur kemampuan untuk mengangkat beban

dengan menggunakan kecepatan yang eksplosif. Explosive Power atau daya ledak

adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan

kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau

sesingkat -singkatnya. Menurut Harsono (1998:176), power merupakan hasil kali

kekuatan dan kecepatan. Dicontohkan ada dua orang individu mengangkat beban 50

kg, akan tetapi yang seorang dapat mengangkat dengan cepat sedangkan individu

yang lain lebih lambat. Untuk unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam

33
waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, tolak peluru,

serta gerak lain yang bersifat eksplosif.

Menurut Fox,dkk yang dikutip oleh R. Musa Arifin (1998: 12), kemampuan

sekelompok otot dalam usaha melawan tegangan dalam suatu usaha. Senada dengan

pengertian itu, Beltasar Tarigan (2005: 9), menyatakan bahwa kekuatan otot

sekelompok otot pada usaha tunggal secara maksimal. Menurut Ismaryati (2006 :

111), Kekuatan otot adalah tenaga adalah kontraksi otot yang dicapai dalam sekali

usaha maksimal, usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi suatu tahanan.

Harsono (1998:2000), Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan

kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Bomba. O. (1994 :

269), power merupakan perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot.

Menurut Sukadiyanto (2005 : 84 ), power adalah sama dengan kekuatan

kecepatan dimana setiap otot untuk menjawab setiap rangsangan dalam waktu

sesingkat mungkin dengan menggunakan kekuatan otot. Lebih lanjut Sukadiyanto

(2005: 84 ), power adalah hasil kali kekuatan dan kecepatan dengan kata lain bahwa

power sama dengan kekuatan eksplosif atau kekuatan elastis.

Menurut James G. Hay dan J. Gavin Reid (1982 : 92-94), anatomi anggota

gerak bawah (tungkai) terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut : “ (1) femur, (2)

Patella, (3) Tibia,(4) Fibula, (5) ossa Tarsi, (6) ossa Matatarsi, (7) Digiti. Menurut

Werner Platzer ( 1983 : 222-243 ) terdiri dari (a) otot tensor fasia lata , (b) otot

abduktor dari paha , (c) otot vastus Laterae, (d) otot Rectus femoris, (e) otot

34
Sartorius, (f) otot Vastus medialis, (g) otot Abduktor, (h) otot gluteus Maximus, (i)

otot paha lateral dan medial.

Menurut Tim Anatomi FIK UNY (2009 : 47-50 ), terdiri dari : (a) otot

Tibialis anterior, (b) otot Proneus longus, (c) otot digitorun longus, (d) otot

gastroknemius, (e) otot soleus, (f) otot Maleolus Medialis,( g) otot Retinakula bawah,

(h) otot tendon achiles.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa power otot

tungkai adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-

pendeknya atau sesingkatsingkatnya dengan kata lain kinerja otot tungkai yang kuat

dan cepat secara eksplosif.

2.1.6. Hakikat Akurasi Dan Ketepatan

Menurut Suharno HP (1982 : 35), akurasi adalah kemampuan untuk

mengarahkan suatu gerak kesuatu sasaran sesuai dengan tujuan. Ketepatan adalah

kesesuaian antara kehendak dan kenyataan yang diperoleh terhadap sasaran tertentu.

Menurut Sukadiyanto (1996 : 102-104 ), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

ketepatan antara lain: tingkat kesulitan, pengalaman keterampilan sebelumnya, jenis

ketrampilan, perasaan dan kemampuan mengantisipasi gerak.

Faktor lain menurut Suharno HP (1983 : 36 ), di antaranya faktor ketepatan

adalah koordinasi tinggi, ketepatan baik, besar kecilnya sasaran, ketajaman indera,

35
jauh dekatnya sasaran, penguasaan teknik, cepat lambatnya gerakan, feeling atlet dan

ketelitian, kuat lemahnya suatu gerakkan.

Hal penting yang perlu diperhatikan menurut Soedjono (1985 : 65), adalah:

1. Mengamati posisi penjaga gawang.

2. Memilih ruang gawang yang paling mudah diterobas oleh tembakan.

3. Konsentrasi pada ketepatan

4. Kepala menunduk ke bawah untuk memperhatikan bagian bola yang akan kontak

pada kaki.

5. Tendangan bagian tengah bola.

2.1.7. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diambil dari jurnal-jurnal

internasional dan nasional (lokal) seperti disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penelitian Relevan

No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Hubungan Daya Ledak


Hasil yang diperoleh dari daya ledak
Otot Tungkai Dengan
otot tungkai terdapat hubungan yang
Kemampuan Shooting
Rosmawati signifikan dengan kemampuan
1. Pemain Club Futsal
(2016) shooting, hal ini ditandai dengan
Sekolah Menengah
hasil yang diperoleh thitung 1 < t tabel
Kejuruan Nusatama
1,753.
Padang.

2. Ngadenan Kontribusi Persepsi Persepsi kinestetik pada dasarnya


(2015) Kinestetik Dan merupakan kemampuan mengambil
Kelincahan Terhadap posisi dan gerakan tubuh beserta

36
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
bagian-bagiannya selanra otot
Hasil Tembakan Bola
bereaksi yang diartikan sebagai
Basket
indera keenam.
Dari hasil penelitian ini shooting
merupakan salah satu teknik yang
sangat penting dalam permainan
futsal. Teknik dasar shooting ini
Hubungan Power Otot merupakan cara untuk menciptakan
Apriman Saleh, Tungkai Terjadap gol. Ini disebabkan seluruh pemain
3. Mariani Keterampilan Shooting memiliki kesempatan untuk
(2020) Futsal Di SMP Negeri 15 menciptakan gol dan memenangkan
Kota Bengkulu pertandingan atau permainan.
Shooting dapat dibagi menjadi dua
teknik, yaitu shooting
menggunakan punggung kaki dan
danujung sepatu atau ujung kaki.

Upaya Meningkatkan
Kemampuan Kinestetik- Melalui permainan sepak bola
Eta Puspita1, Dr.
Jasmani Melalui seperti bermain dengan sikap yang
Hj. Taty Fauzi
4. Permainan Sepak Bola gembira, menangkap bola (penjaga
M.Pd
Anak Usia 5-6 Tahun Di gawang), menendang bola,
(2019)
Paud Segar Jaya Desa menggiring bola dan berlari sejauh
Segayam 5 meter sesuai kecepatan waktu.

Persepsi kinestetik memiliki


korelasi yang erat dengan
Hubungan Persepsi kemampuan sepak sila permainan
Fatwa Wara Putra,
Kinestetik Dengan sepak takraw siswa putra
Rahedin Suwo,
5 Keterampilan Sepak Sila ekstrakurikuler SMA DDI Kendari.
Nasarudin
Pada Permainan Sepak Dengan memiliki persepsi
(2020)
Takraw kinestetik yang baik maka
kemampuan menyepak bola akan
baik pula.
6 Dian Hubungan Antara (1) terdapat hubungan yang
Fahkruzzaman1, Panjang Tungkai Dan signifikan antara panjang tungkai
Zulfikar1, Daya Ledak Otot Tungkai (X1) terhadap kemampuan
Abdurrahman1 Terhadap Kemampuan menendang (Y) sebesar (r = 0,54),
(2015) Menendang Pada Pemain (2) terdapat hubungan yang
Ssb Aneuk Rencong signifikan antara daya ledak otot
Banda Aceh Tahun 2010 tungkai (X2) terhadap kemampuan
menendang (Y) sebesar (r = 0,56),
dan (3) terdapat hubungan yang
signifikan antara panjang tungkai
dan daya ledak otot tungkai

37
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
terhadap kemampuan menendang
sebesar (r = 0,66). Dengan demikian
dapat disimpulkan terdapat hubungan
yang signifikan antara panjang
tungkai dan daya ledak otot
tungkai terhadap kemampuan
menendang pada pemain SSB Aneuk
Rencoeng Banda Aceh tahun 2010.
(1) Ada hubungan yang positif
dan signifikan antara power otot
tungkai dengan ketepatan shooting
sepak bola pada pemain usia 12-14
tahun SSB Matra Kebakkramat,
Karanganyar Tahun 2020, dengan r
xy = 0,458 > r t5% = 0,361; (2)
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara kelentukan
dengan ketepatan shooting sepak
bola pada pemain usia 12-14 tahun
Hubungan Antara Power SSB Matra Kebakkramat,
Otot Tungkai, Kelentukan, Karanganyar Tahun 2020, dengan r
Dan Persepsi Kinestetik xy = 0,582 > r t5% = 0,361; (3)
Feri Fitriyanto Dengan Ketepatan Ada hubungan yang positif dan
7
(2020) Shooting Sepakbola Pada signifikan antara persepsi kinestetik
Pemain Usia 12-14 Tahun dengan ketepatan shooting sepak
Ssb Matra Kebakkramat bola pada pemain usia 12-14 tahun
Karanganyar Tahun 2020 SSB Matra Kebakkramat,
Karanganyar Tahun 2020, dengan r
xy = 0,450 > r t5% = 0,361; dan
(4) Ada hubungan yang positif
dan signifikan antara power otot
tungkai, kelentukan, dan persepsi
kinestetik dengan ketepatan shooting
sepak bola pada pemain usia 12-14
tahun SSB Matra Kebakkramat,
Karanganyar Tahun 2020, dengan
Ry(1,2,3) = 0,372 > r t5% = 0,361
dan F hitung = 3,394 > F t5% = 2,89.
8 Emillia Septiani Hubungan Antara Power terdapat korelasi yang signifikan
Nurrahmawati Otot Tungkai, antara Power otot tungkai,
(2015) Kelentukan, Dan Kelentukandan persepsi tinestetik
Persepsi Kinestetik dengan Ketepatan shooting. Dengan
Dengan Ketepatan demikian hipotesis yang menyatakan
Shooting Sepakbola bahwa Power otot tungkai,
Pada Siswa SMK PGRI 4 Kelentukandan persepsi tinestetik

38
No. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
memiliki hubungan dengan
Ketepatan shooting dapat diterima
kebenarannya. Besarnya nilai
hubungan antara Power otot tungkai
(X1), Kelentukan (X2), Persepsi
Kediri Tahun 2015.
tinestetik (X3) terhadap Ketepatan
shooting (Y) adalah 8,20. Hal ini
berarti bahwa Ketepatan shooting
dipengaruhi oleh Power otot tungkai,
Kelentukandan persepsi kinestetik.

Di setiap hasil penelitian di atas sangat membantu dalam penelitian ini,

sehingga peneliti menambahkan beberapa dasar teori dan pernyataan hasil penelitian

tersebut sebagai pembantu keberhasilan penelitian “Hubungan Persepsi Kinestetik,

Panjang Tungkai, Power Otot Tungkai Terhadap Akurasi Shooting Pemain Futsal

BERSAMA FS Medan 2021”.

2.2. Kerangka Berfikir

Permainan futsal merupakan olahraga yang menggunakan bola besar

dilakukan secara beregu, dimainkan seluruh anggota badan kecuali tangan hanya

untuk penjaga gawang atau lemparan ke dalam. Di samping itu permainan ini juga

menggunakan lapangan yang dimodifikasi tidak seperti permainan sepak bola yang

memiliki luas yang lebar, sehingga pada permainan futsal diperlukan persepsi

kinestetis yang tepat, kelincahan, power tungkai dan akurasi tendangan.

Dalam upaya meningkatkan akurasi Shooting para pemain futsal agar dapat

menciptakan gol tepat ke gawang diperlukan keterpaduan persepsi kinestetik, panjang

39
tungkai dan otot tungkai. Dari setiap pertandingan futsal dan latihan futsal yang

diamati sepertinya ada hubungan antara persepsi kinestetik, panjang tungkai, dan

power otot tungkai pemain futsal dengan akurasi shooting. Oleh karena itu penulis

memilih judul penelitian ini “Hubungan Persepsi Kinestetik, Panjang Tungkai, Power

Otot Tungkai Terhadap Akurasi Shooting Pemain Futsal BERSAMA FS Medan

2021”.

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002 :

64), hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Adanya hubungan antara persepsi kinestetik dengan akurasi shooting bola dalam

permainan futsal pada pemain futsal Bersama FS Tahun 2021

b. Adanya hubungan antara panjang tungkai dengan akurasi shooting bola dalam

permainan futsal pada pemain futsal Bersama FS Tahun 2021

c. Adanya hubungan antara power otot tungkai dengan akurasi shooting bola dalam

permainan futsal pada pemain futsal Bersama FS Tahun 2021

40

Anda mungkin juga menyukai