DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
MAHARDI, SE.,M.Sc
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN YME yang masih memberikan kita
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
judul “Teori Perdagangan Internasional.”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis
Internasioanl. Dalam makalah ini mengulas tentang “Teori Perdagangan Klasik, Teori
Perdagangan Modern, Teori-Teori Investasi Internasiobal, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penanaman Modal Asing.”
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Teori Perdagangan Internasional......................................................................................6
2.2 Teori Perdagangan Klasik................................................................................................8
2.3 Teori Perdagangan Modern............................................................................................10
2.4 Teori-Teori Investasi Internasional................................................................................12
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing.....................................13
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan adalah segala bentuk kegiatan jual beli barang atau jasa antara dua
orang atau entitas berdasarkan kesepakatan bersama.
Konsep perdagangan internasional sudah ada sejak beberapa abad yang lalu.
Teori perdagangan internasional pun telah berevolusi selama abad terakhir sebagai
sarana untuk mengevaluasi dampak terhadap kebijakan perdagangan. Seiring dengan
4
waktu, para ekonom telah mengembangkan teori untuk menjelaskan mekanisme
perdagangan global.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak
harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut,
dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah ia mau
melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000)
Ekspor produk ke negara lain tentunya akan menambah Devisa Negara. Dengan
meningkatnya devisa negara, maka akan meningkatkan pertumbuhan sektor
ekonomi , menstabilkan harga barang dan menyerap banyak tenaga kerja.
6
Perdagangan internasional sangat berdampak terhadap budaya, kepentingan
sosial, politik dan ekonomi bahkan juga dalam hal transfer teknologi modern
untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Hal ini juga
akan mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin handal dan
unggul untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Interaksi antar negara yang terjadi dalam perdagangan internasional secara tidak
langsung dapat membuat hubungan bilateral antar negara tersebut semakin erat
dan harmonis. Antar negara akan bisa saling membantu, misalnya dalam hal
mempercepat proses pembangunan di negara yang terlibat kerjasama dengan
cara mengirimkan para investornya untuk menginvestasikan modalnya ke
beberapa proyek pemerintah maupun swasta yang potensial dan strategis.
7
4. Memperluas Kesempatan Kerja
1. Teori Merkantilisme
Pandangan teori Merkantilisme menyatakan bahwa kesejahteraan sebuah
negara adalah lebih tinggi dibandingkan dengan kesejahteraan perseorangan.
Dikembangkan pada abad keenam belas, merkantilisme adalah salah satu
upaya paling awal untuk mengembangkan teori ekonomi. Teori ini menyatakan
bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara tersebut. Dalam pengertian yang paling
sederhana, merkantilis percaya bahwa suatu negara harus meningkatkan
kepemilikan emas dan peraknya dengan mempromosikan ekspor dan
mengurangi impor.
Tujuan setiap negara adalah untuk memiliki surplus perdagangan, atau
situasi di mana nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, dan untuk menghindari
defisit perdagangan, atau situasi di mana nilai impor lebih besar dari nilai
ekspor.
8
Salah satu cara yang dilakukan banyak negara untuk mempromosikan
ekspor adalah dengan memberlakukan pembatasan impor. Strategi ini disebut
proteksionisme dan masih digunakan sampai sekarang. Meskipun merkantilisme
adalah salah satu teori perdagangan tertua, ia tetap menjadi bagian dari
pemikiran modern.
9
Teori ini untuk menjawab tantangan dalam teori keunggulan mutlak.
Dikemukakan oleh David Ricardo, seorang ekonom Inggris, yang menyatakan
bahwa meskipun sebuah negara tidak memiliki keunggulan mutlak dalam
memproduksi suatu barang dibandingkan negara lain, maka perdagangan
internasional antar negara tersebut yang saling menguntungkan tetap dapat
dilakukan.
Teori ini dikemukakan oleh dua ekonom Swedia, Eli Heckscher dan
Bertil Ohlin, yang memusatkan perhatian pada bagaimana suatu negara dapat
memperoleh keunggulan komparatif dengan menghasilkan produk yang
memanfaatkan faktor-faktor yang berlimpah di negara itu. Teori ini didasarkan
pada faktor-faktor produksi suatu negara seperti sumber daya, tenaga kerja, dan
modal, yang menyediakan dana untuk investasi dalam pabrik dan peralatan.
Sebaliknya, negara akan mengimpor barang yang membutuhkan sumber daya
yang terbatas, tetapi permintaan lebih tinggi.
10
faktor produk dan layanan lainnya, termasuk loyalitas merek dan pelanggan, teknologi
dan kualitas, ke dalam aliran perdagangan.
Pencetus teori ini adalah seorang profsor Harvard Business School yaitu
Raymond Vernon. Teori ini menyatakan bahwa siklus hidup produk memiliki
tiga tahap yang berbeda, yaitu produksi baru, pertumbuhan produksi dan
standarisasi produk. Pada teori ini dapat dilihat asumsi bahwa produksi barang
baru akan terjadi sepenuhnya dari inovasinya di negara asalnya.
11
negara berkembang, di mana tenaga kerja dan fasilitas yang lainnya biasanya
lebih murah.
Ada empat faktor penentu yang bisa meningkatkan daya saing sebuah
industri dalam suatu negara, yaitu (1) sumber daya dan kemampuan pasar lokal,
(2) kondisi permintaan pasar lokal, (3) pemasok lokal dan industri pelengkap,
dan (4) karakteristik perusahaan lokal.
Selain empat faktor penentu, teori ini juga mencatat bahwa pemerintah
dan kesempatan berperan dalam daya saing industri nasional. Pemerintah dengan
kebijakannya, dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan seluruh industri.
12
2.4 Teori-Teori Investasi Internasional
13
sesuatu yang tidak mereka ketahui, mereka mungkin merasa lebih baik
menyelamatkan diri daripada menyesal nantinya.
5) Teori internalisasi
Teori internalisasi merupakan pengembangan teori ketidak-sempurnaan pasar.
Sebuah perusahaan memiliki pengetahuan unggul, tetapi ia dapat memperoleh
harga yang lebih tinggi untuk pengetahuan itu dengan cara menggunakannya
daripada menjualnya di pasar terbuka. Dengan melakukan investasi di anak
perusahaan luar negeri ketimbang memberikan lisensi, perusahaan itu mampu
mengirim pengetahuannya melewati batas negara, sementara tetap
mempertahankannya di dalam perusahaan dengan harapan dapat mewujudkan
hasil yang lebih baik atas investasi yang dilakukan untuk memproduksinya.
6) Teori Eklektik Produksi Internasional dari Dunning
Teori ini menggabungkan unsur-unsur dari beberapa teori yang telah kita bahas.
Dunning menyatakan apabila sebuah perusahaan bermaksud melakukan
investasi dalam sarana produksi luar negeri, ia harus memiliki tiga jenis
keunggulan:
a. Kepemilikan yang khas (ownership specific), yaitu sejauh mana sebuah
perusahaan memiliki atau dapat memperoleh aset-aset yang kelihatan
(tangible) dan tidak kelihatan (intangible) yang tidak dapat diperoleh
perusahaan-perusahaan lain.
b. Internalisasi (internalization) adalah dalam kepentingan terbaik
perusahaan untuk menggunkana keunggulan kepemilikan khas
(menginternalisasi) ketimbang melisensikannya kepada pemilik asing
(mengeksternalisasi).
c. Kekhasan lokasi (location-spesific), perusahaan akan memperoleh
keuntungan dengan menempatkan sebagian fasilitas produksinya di luar
negeri.
14
investasi di Indonesia dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor
usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta
nasional, baik karena alasan teknologi, manajemen, maupun alasan permodalan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk investasi ke
Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus
investasi ke suatu negara, seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, dan kepastian
hukum, tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan
otonomi daerah yang sekarang diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalah
baru dalam kegiatan investasi di beberapa daerah.
Apabila seorang investor asing akan menanamkan modalnya pada suatu negara,
tentunya banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebagai faktor yang menentukan
bagi invest-nya tersebut. Secara garis besar faktor yang dimaksudkan, dapat
dikategorikan atas tiga bagian berikut:
a. Faktor politik
Investor mau datang ke suatu negara sangat dipengaruhi faktor
political stability (stabilitas politik). Terjadinya konflik elite politik atau
konflik masyarakat akan berpengaruh terhadap iklim investasi. Penanam
modal asing akan datang dan mengembangkan usahanya jika negara
yang bersangkutan terbangun proses stabilitas politik dan proses
demokrasi yang konstitusional.
Faktor politik merupakan aspek yang sangat diperhatikan investor asing
manakala mereka akan menanamkan modalnya pada suatu negara. faktor
ini sangat menentukan adanya iklim usaha yang kondusif bagi usaha-
usaha penanaman modal asing. Apabila suhu politik dalam negeri tidak
stabil, sudah barang tentu investor asing tidak akan berminat untuk
menanamkan modalnya pada suatu negara yang mengalami suhu politik
yang tidak stabil.
b. Faktor ekonomi
Untuk menarik modal asing dibutuhkan adanya keuntungan
ekonomi bagi investor, seperti dekat dengan sumber daya alam, tersedia
bahan baku, tersedianya lokasi untuk mendirikan pabrik yang cukup,
tersedianya tenaga kerja yang murah dan pasar yang prospektif. Ditinjau
15
dari aspek ekonomi, Indonesia secara umum masih memiliki keunggulan
alamiah dan komparatif, seperti: negeri yang sangat luas dengan
kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam Indonesia masih
cukup banyak, dan jumlah penduduk sangat besar yang membetuk pasar
dan potensi tenaga kerja yang murah. Dengan melihat beberapa potensi,
Indonesia masih menjadi tempat tujuan penanaman modal yang menarik
bagi investor asing meskipun penegakan keamanan dan kepastian hukum
masih dipertanyakan banyak pihak.
c. Faktor hukum
Faktor hukum atau aspek yuridis juga merupakan faktor yang
tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan para investor asing yang ingin
menanamkan modalnya pada suatu negara. hal ini, terutama berkaitan
dengan perlindungan yang diberikan pemerintah nasional bagi kegiatan
investasi asing di negaranya dalam bentuk perlindungan hukum.
Menurunya wibawa hukum dalam negeri akan memengaruhi minat
investor asing untuk menanamkan modalnya pada suatu negara.
Daya tarik investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia akan sangat
tergantung pada sistem hukum yang diterapkan. Sistem hukum itu harus mampu
menciptakan kepastian, keadilan dan efisiensi. Bahkan dalam era globalisasi ekonomi
sekarang ini, ketiga unsur tersebut menjadi kian bertambah penting, antara lain dengan
berkembangnya mekanisme pasar.
Minat investor asing untuk menanamkan modalnya, selain dipengaruhi situasi di
dalam negeri sebagaimana diuraikan diatas juga, dipengaruhi oleh kondisi eksternal.
Antara lain, tanda-tanda akan terjadinya resesi ekonomi diseluruh dunia. Resesi yang
melanda negara-negara di dunia, yang saat ini mulai muncul tanda-tandanya, akan
menjadi penghalang utama bagi masuknya investor asing ke dalam negeri.
Secara garis besar, seluruh aspek tersebut diatas, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Faktor Dalam Negeri
a) Stabilitas politik dan perekonomian;
b) Kebijakan dalam bentuk sejumlah deregulasi dan debirokratisasi yang
secara terus-menerus dilakukan pemerintah dalam rangka menggairahkan
iklim investasi;
16
c) Diberikannya sejumlah pembebasan dan kelonggaran dibidang
perpajakan, termasuk sejumlah hak lain bagi investor asing yang
dianggap sebagai perangsang (insentif);
d) Tersedianya sumber daya alam yang berlimpah seperti minyak bumi, gas,
bahan tambang, dan hasil hutan si wilayah Indonesia;
e) Iklim dan letak geografis serta kebudayaan dan keindahan alam
Indonesia yang merupakan daya tarik tersendiri, khusus bagi proyek-
proyek yang bergerak di bidang industri kimia, industri perkayuan,
industri kertas dan industri perhotelan (tourisme), yang justru sekarang
menjadi sektor primadona yang banyak diminati para investor asing;
f) Sumber daya manusia dengan upah yang cukup kompetitif, yang sangat
perlu, khususnya bagi proyek-proyek yang bersifat padat karya seperti
tekstil, industri sepatu dan mainan anak-anak.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18