Anda di halaman 1dari 21

PERSIAPAN SAMPEL

TUMBUHAN
MARIA DEWI ASTUTI
DETERMINASI TUMBUHAN
• Divisio (Divisi) --phyta, spermatophyta
--mycota, ascomycota
• Classis (Kelas) --phyceae, chlorophyceae
--mycetes, ascomycetes
--opsida, pteropsida
• Ordo (Bangsa) –ales. chlococcales
• Famili (Suku) --aceae, malvaceae
• Genus (Marga) --us, pinus
--a, rosa
--um, canaglium
• Spesies : Garcinia picrorrhiza,
Eleutherine americana Merr.
• Phyllanthus javanicus
• Polygonum javanicum
• Sesbania javanica

Mentha piperita L.
Guazuma ulmifolia Lamk.
Mertensia virgiana (L.) DC.
Murraya paniculata (L.) Jack.

Rubus rosaefolius subsp. sumatrana


Canabis sativa var. indica
Determinasi tumbuhan, penting
• Mengetahui keaslian tumbuhan
• Penelusuran literatur baik terkait sejauh mana riset yang
telah dilakukan pada tumbuhan tersebut ataupun
senyawa-senyawa yangterdapat pada tumbuhan tersebut
(kemotaksonomi)
• Meramalkan kandungan senyawa fitokimia dari tumbuhan
yang diteliti berdasarkan kajian kemotaksonomi
Caranya:
• Membandingkan contoh sampel tumbuhan uji dengan
tumbuhan yang telah diketahui identitasnya
• Diserahkan ke harbarium atau ahlinya
• Analisis komputer
• Analisis kromatografi
PERSIAPAN BAHAN TUMBUHAN
• Determinasi tumbuhan (Taksonomi)
• Sampel yang digunakan (segar/kering dan bagian tumbuhan)
• Bahan tumbuhan segar setelah dipetik harus
dicelupkan/dibasahi dalam alkohol (atau alkohol mendidih), lalu
dibiarkan kering dan disimpan dalam wadah.
• Pengeringan sampel di ruangan berventilasi baik dan tidak
terkena sinar matahari langsung atau menggunakan oven
dengan suhu sekitar 40ºCelcius.
• Bagian tumbuhan yang dipakai apakah buah, daun, akar, kulit
batang, atau keseluruhan bagian.
• Sampel tumbuhan harus tidak tercemar (dari tumbuhan lain,
penyakit, dll)
• Pengecilan ukuran sampel
Persiapan Sampel Tumbuhan

Organic Solvents
Selanjutnya dilakukan uji pendahuluan (skrining fitokimia)
atau dilakukan penelusuran literatur terkait
kemotaksonomi tumbuhan tersebut

Kemudian dilakukan pemilihan metode ekstraksi,


pemisahan dan identifikasi senyawa
EKSTRAKSI
• Ekstraksi: proses pengambilan senyawa dari suatu simplisia
dengan menggunakan pelarut tertentu.
• Pemilihan metode ekstraksi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
sifat jaringan tanaman, sifat kandungan zat aktif serta kelarutan
dalam pelarut yang digunakan.

Beberapa metode ekstraksi:


• Maserasi
• Infusdasi
• Perkolasi
• Sokletasi
• Distilasi dan Ektraksi Fluida Superkritik (untuk minyak atsiri)
Berdasarkan bentuk campuran, ekstraksi
dibedakan:
1 Ekstraksi Padat-Cair
2 Ekstraksi Cair-Cair

Berdasarkan proses pelaksanaannya,


ekstraksi dibedakan:
1 Ekstraksi berkesinambungan
Pelarut yang sama dipakai berulang-ulang
sampai proses ekstraksi selesai
2 Ekstraksi bertahap
Tiap tahap selalu dipakai pelarut baru
Maserasi
*yaitu proses perendaman sampel
tumbuhan dalam pelarut organik
pada suhu ruang.
*Proses perendaman akan
memecahkan membran sel akibat
perbedaan tekanan sehingga
metabolit sekunder terlarutkan.
*Pemilihan pelarut untuk proses
maserasi akan memberikan
efektifitas yang tinggi dengan
memperhatikan kelarutan bahan
alam tersebut
*Dapat dilakukan pengadukan
sesekali.
*Lama ekstraksi bisa 1-6 hari
*Setelah disaring, ampas
diekstraksi kembali dengan
pelarut baru (Remaserasi), agar
senyawa bahan alam terekstrak
lebih banyak atau habis.
*Cek KLT untuk memeriksa
apakah ekstraksi sudah optimal
Infusdasi
• Ekstraksi menggunakan pelarut air, dipanaskan hingga
suhu 90ºC selama 15 menit, sesekali diaduk.
• Saring selagi panas
Perkolasi
• Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut
yang dialirkan melalui kolom perkolator yang diisi
dengan serbuk bahan atau sampel, dan ekstraknya
dikeluarkan melalui keran secara perlahan.
• Perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
• Parameter berhentinya penambahan pelarut adalah
perkolat sudah tidak mengandung komponen
ekstraksi bahan alam terlihat tetesan perkolat sudah
tidak berwarna atau cek KLT.
Perkolasi
Sokletasi
• Soxkletasi merupakan proses ekstraksi dengan
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus soxklet sehingga terjadi
ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik.
• Alat soklet merupakan penyempurnaan dari perkolator.
• Pelarut yang terkondensasi akan terakumulasi dalam
wadah sampel sehingga waktu kontak pelarut dengan
sampel berlangsung lama.
• Ketika pelarut dalam penampungan telah mencapai batas
tertentu maka pelarut akan meninggalkan penampungan
dan masuk ke dalam labu alas bulat sambil membawa zat
zat yang telah terekstraksi.
Sokletasi
EVAPORATION

Kristal

Octanol

H2O

RESIDUE
Pemekatan
• Filtrat yang diperoleh dari proses ekstraksi dipekatkan
dengan alat rotary vakum evaporator.
• Penggunaan sistem vakum pada rotary evaporator ini
memungkinkan pelarut bisa menguap di bawah titik
didihnya.
• Akan diperoleh ekstrak dan pelarut bekas ekstraksi.
• Proses pemekatan bisa dilanjutkan di atas waterbath.
Ekstraksi Cair-cair
• Pengurangan jumlah komponen dalam ekstrak dapat
dilakukan fraksinasi menggunakan pelarut (ekstraksi
cair-cair); misalnya dengan
n-heksana, etil asetat, metanol
• Penambahan n-heksana akan melarutkan komponen
lemak dan klorofil.
• 5x100 mL lebih baik dari pada 1x500 mL
EVAPORATION

Kristal

Octanol

H2O

RESIDUE

Anda mungkin juga menyukai