Anda di halaman 1dari 13

I R

IK
R F
B E
LA H
O
P M I A
IL
POLA BERPIKIR
1.Pola Logika/ penalaran

2.Pola Induksi

3.Pola Deduksi
POLA LOGIKA/PENALARAN
dilakukan berdasarkan atas kaidah ilmiah
dengan didasari ilmu.
Kemampuan seseorang berpikir dengan pola
logika sangat dipengaruhi oleh umur dan
tingkat pendidikan
Kesalahan interpretasi logika dapat terjadi
karena kurangnya penguasaan bidang ilmu
tersebut.
POLA INDUKSI

Merupakan suatu pola pikir yang menarik


kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersipat khusus.
Contoh:
1. Observasi lapangan di Jalan A. Yani Banjarbaru:
-Mobil lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Sepeda motor lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Bis lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Truk lewat di jalur bagian kiri garis marka
KESIMPULAN : SEMUA KENDARAAN LEWAT DI
JALUR KIRI GARIS MARKA
POLA INDUKSI

Contoh:
2. Observasi lapangan di Waunfahr Street
Aberystwyth, Inggris:
-Mobil lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Sepeda motor lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Bis lewat di jalur bagian kiri garis marka
-Truk lewat di jalur bagian kiri garis marka

KESIMPULAN : SEMUA KENDARAAN LEWAT DI


JALUR KIRI GARIS MARKA
POLA INDUKSI

Contoh:
3. Observasi lapangan di Flower Street, Los Angeles,
California:
-Mobil lewat di jalur bagian kanan garis marka
-Sepeda motor lewat di jalur bagian kanan garis marka
-Bis lewat di jalur bagian kanan garis marka
-Truk lewat di jalur bagian kanan garis marka

KESIMPULAN : SEMUA KENDARAAN LEWAT DI


JALUR KANAN GARIS MARKA
OBSERVASI LANJUTAN
Diperoleh data bahwa mobil di Indonesia dan di Inggris
memakai sistem kemudi kanan sedangkan di Amerika
menggunakan sistem kemudi kiri.

Apabila hasil penelitian dengan pola induktif ini akan


dimanfaatkan oleh seorang importir mobil Indonesia,
maka disarankan:
1. Importir tidak perlu pesan mobil khusus jika impor
dari Inggris
2. Importir harus memesan mobil khusus jika impor
dari Amerika
POLA DEDUKSI

Merupakan suatu pola pikir yang bertitik tolak dari


pernyataan yang bersifat umum dan menarik
kesimpulan yang bersifat khusus.

Pola deduksi biasanya didasari oleh paradigma atau


perumusan yang sudah diakui di masyarakat.

Penarikan kesimpulan biasanya menggunakan pola


pendekatan silogisme
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan
sebuah kesimpulan.
Pernyataan yang mendukung silogisme disebut
premis.

Premis Mayor : ruang lingkup yang relatif luas


Premis Minor : ruang lingkup relatif
sempit/terbatas
CONTOH PREMIS YANG BENAR
a. Semua makhluk hidup yang mampu berjalan mempunyai
mata ( premis mayor)
Budi adalah seorang makhluk hidup (premis minor)
Kesimpulannya : Budi mempunyai mata
b. Dalam rangka melaksanakan kewajiban belajar
sembilan tahun, semua anak usia 6 tahun ke atas
harus sekolah (premis mayor)
Wati anak Pak Rudi berusia 4 tahun (premis minor)
Kesimpulannya : Wati belum waktunya sekolah
CONTOH PREMIS YANG TIDAK BENAR
a. Semua benda di angkasa bersinar di malam hari (premis
mayor yang tidak tepat)
Matahari termasuk benda angkasa(premis minor)
Kesimpulannya : Matahari bersinar malam hari.
b. Semua mahasiswa terlambat kuliah karena jalanan
macet (premis mayor)
Tuti seorang mahasiswa akan pulang ke rumah
setelah kuliah (premis minor)
Kesimpulannya : Tuti pulang kuliah terlambat
CONTOH
a. Semua makhluk hidup bernapas ( premis mayor)
Bayam adalah tumbuhan(premis minor)
Kesimpulannya : bayam yang merupakan tumbuhan
juga bernapas
b. Jalan di perbukitan umumnya berkelok-kelok (premis
mayor)
Di Desa Jatinom, Klaten jalannya berkelok-kelok
(premis minor)
Kesimpulannya : Desa Jatinom, Klaten berada di
perbukitan
POLA BERPIKIR ILMIAH
1. Menjumpai suatu masalah/kesulitan:
• Belum dapat menerangkan suatu kejadian
• Belum memperoleh alat/cara untuk mencapai tujuan
• Belum menemukan ciri-ciri, sifat-sifat atau unsur-unsur masalah
2. Membatasi masalah, melakukan observasi
3. Mengajukan hipotesa-hipotesa
4. Secara deduktif menerangkan hipotesa-hipotesa
5. Menguji hipotesa dengan fakta-fakta
6. Menarik kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai