Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI GANG/LORONG

ARSITEKTUR DAN PERILAKU

DISUSUN OLEH :

MUH AFGANI RAMADHAN 220211501030

JIMMILYN SAPUTRA 220211502004

Arsitektur Kelas A/01

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


PRODI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

B. TUJUAN.................................................................................................................................... 1

C. PROSEDUR OBSERVASI ...................................................................................................... 1

D. HASIL OBSERVASI ................................................................................................................ 2

1. Hari pertama, observasi dilakukan di hari Jum’at pada pukul sekitar 16:30 WITA. .............. 2

2. Hari kedua, observasi dilakukan di hari Sabtu pada pukul sekitar 17:00 WITA. ................... 6

E. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 9

F. REKOMENDASI……………………………………………………………………..9

i
A. PENDAHULUAN

Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek tertentu secara
cermat baik secara langsung maupun tidak secara langsung di lokasi penelitian tersebut
berada.

Teritori adalah suatu daerah atau wilayah yang dimiliki oleh suatu individu dan
dipertahankan, serta memiliki batasan nyata atau bisa dilihat dengan jelas oleh mata
telanjang. Teritori terbagi atas tiga bagian yaitu, teritori primer adalah suatu area yang
dimiliki oleh suatu individu, dikendalikan secara permanen, dan dipertahankan serta
menjadi bagian utama dalam kegiatan sehari-hari. Teritori sekunder adalah tempat atau
zona yang dimiliki dan dapat digunakan bersama oleh sejumlah atau sekelompok orang
yang saling mengenal. Dan public territory (teritori publik) adalah suatu area yang
digunakan dan dapat dimasuki oleh siapapun (terbuka untuk umum) akan tetapi tetap
harus mematuhi norma-norma serta aturan yang berlaku di area tersebut.

B. TUJUAN

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kasus-kasus teritori primer,


sekunder, publik yang terjadi di gang (lorong), perubahan yang terjadi pada ketiga
teritori tersebut, bagaimana manusia ( masyarakat pengguna lorong) membentuk teritori
di dalam gang, dan bagaimana desain gang tersebut mempengaruhi aktivitas
masyarakat.

C. PROSEDUR OBSERVASI

Memilih dan mengunjungi 1 gang/Lorong kecil yang ramai dengan aktivitas secara
langsung dengan melakukan observasi/pengamatan, mengambil dokumentasi dan
wawancara kecil-kecilan. Waktu kunjungan dilakukan selama 2 hari. Hari pertama pada
waktu kerja (hari senin-jumat) di sore-magrib dan hari kedua pada waktu weekend (hari
sabtu-minggu) di sore-magrib.

1
D. HASIL OBSERVASI

Lokasi gang/lorong terletak di jalan Veteran Selatan, Kecamatan Mamajang, Lorong


5A, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu lorong wisata.

Sumber : h ps://www.google.com

1. Hari pertama, observasi dilakukan di hari Jum’at pada pukul sekitar 16:30 WITA.

Pada gambar pertama terdapat seorang pria paruh baya sedang duduk di tengah
jalur sirkulasi gang/lorong, dimana awalnya jalur ini adalah teritori publik lalu
dijadikan teritori sekunder oleh warga gang dan sekarang berubah menjadi teritori
pribadi bagi pria paruh baya tersebut. Salah satu faktor hal ini bisa terjadi karena
desain gerbang gang/lorong memiliki atap dari dedaunan sehingga memberikan kesan
teduh dan didukung dengan lingkungan yang bersih dipenuhi tanaman di sepanjang
bahu jalan gang, selain itu yang menjadi faktor pria paruh baya tersebut duduk di sana
karena rumahnya terletak di depan posisi ia duduk.

2
Pada gambar kedua terdapat sebuah mobil van terparkir di bahu jalan gang, hal
ini hampir sama dengan gambar pertama, dimana gang itu adalah teritori sekunder
dijadikan sebagai teritori pribadi. Walaupun mobil van itu terparkir hanya sementara,
namun menghalangi pengendara motor yang ingin melintas di sana akhirnya
memaksa pengendara motor memutar arah, bahkan pejalan kaki pun kesulitan untuk
melintas.

Selanjutnya, kondisi gang/lorong sebenarnya sepi, tetapi terjadi pemadaman


lampu bergilir sehingga beberapa warga keluar ke gang untuk berinteraksi dan
membentuk teritori primer. Pada dasarnya gang ini termasuk teritori sekunder, hal ini
dibuktikan dengan orang-orang yang menggunakan gang ini adalah warga yang
tinggal di gang itu juga, sehingga gang ini sering membentuk teritori primer bagi
sekelompok warga berbagai usia.

Kelompok usia anak-anak memanfaatkan gang kecil ini sebagai tempat bermain,
membentuk lingkup personal dan teritori-nya sendiri. Bagi kelompok lansia juga
memanfaatkan gang kecil ini sebagai tempat bersantai seraya memperhatikan anak-
anak bermain.

3
Dari hasil wawancara dengan ketua RT dan beberapa warga sekitar, setiap bulan
agustus gang ini rutin mengadakan acara tujuh belasan berupa kegiatan lomba untuk
usia anak-anak sampai usia dewasa, tetapi jika jumlah pesertanya banyak maka akan
dipindahkan ke jalan raya. Bukan hanya itu, warga yang tinggal di gang ini kompak
membentuk kelompok besar untuk melakukan aktivitas kebersihan lingkungan yang
terjadwal di setiap hari sabtu pagi, mereka menyebutnya sebagai “sabtu bersih”. Gang
ini juga sering mendapatkan penghargaan juara lorong terbersih dan ter-asri, serta
sempat dijadikan sebagai tempat syuting oleh Walikota Makassar.

Pada gambar di atas, dapat dilihat bagaimana sebuah pukuda pengangkut sampah
masuk dan melintasi gang, warga yang awalnya membentuk kelompok interaksi harus
bergeser memberikan jalan pukuda agar bisa mengangkut sampah dan melintasi gang
kecil ini. Pukuda tersebut terjadwal setiap jam 18:00 WITA akan datang di setiap
gang ataupun daerah sekitar kelurahan mamajang.

4
Desain seni pada jalanan gang membuat kelompok usia anak-anak lebih ceria dan
bersemangat untuk bermain, ditambah lagi dengan kondisi lingkungan yang begitu
asri dan bersih. Sebenarnya jalanan dari gang ini sangat berwarna, tetapi karena
catnya sudah memudar dan belum ada inisiatif dari warga untuk mewarnai kembali
sehingga jalanan pada gang sedikit terlihat polos. Walaupun begitu keasrian dari gang
ini tidak memudar sama sekali, membuat kelompok lansia juga bisa memanfaatkan
gang tersebut sebagai tempat bersantai. Ini adalah salah satu bentuk kesetaraan
kelompok usia yang diciptakan oleh warga pada gang tersebut.

Fasilitas furniture yang tersedia di gang ini ada lampu jalanan yang akan berfungsi
setiap pukul 18:00 WITA, tetapi jika terjadi pemadaman listrik, lampu jalanan ini juga
akan ikut mati. Selain itu, furniture lainnya ada tempat duduk, tetapi tempat duduk
ini hanya terbuat dari beton dan beberapa sebenarnya adalah pot semen, tetapi karena
ukurannya besar akhirnya dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat duduk.
5
Fasilitas keamanan di gang ini juga cukup baik, dimana terdapat pagar dan juga
CCTV. Hasil wawancara terhadap salah satu warga menyebutkan bahwa itu adalah
inisiatif sendiri oleh ketua RT dan juga warga gang untuk mengantisipasi lebih awal
adanya kasus pencurian, hal lainnya juga karena terdapat banyak anak-anak yang
sering bermain di gang dan biasanya pengendara motor yang lewat sering ngebut
karena sudah tidak terdapat lagi polisi tidur. Tetapi perlu juga diingat, sama halnya
dengan lampu jalanan bahwa ketika pemadaman listrik CCTV juga ikut mati.

2. Hari kedua, observasi dilakukan di hari Sabtu pada pukul sekitar 17:00 WITA.

Pada hari kedua ini kelompok interaksi lebih banyak membentuk suatu teritori,
dimana para ibu - ibu dan termasuk lansia yang berasal dari gang sebelah datang ke
gang 5a ini untuk berbincang-bincang. Kondisi lingkungan juga jauh lebih bersih dan
asri dari hari kemarin disebabkan kegiatan sabtu bersih yang diadakan pada pagi hari.

6
Kelompok usia anak-anak tidak seperti kemarin, dimana hari kedua ini mereka
lebih pasif dalam memanfaatkan lingkungan gang dan lebih didominasi oleh para
lansia yang membentuk lingkungan personal-nya. Hal ini terjadi disebabkan karena
esok harinya adalah hari minggu, para anak-anak di izinkan memainkan handphone
oleh orang tuanya, sehingga mereka tidak terlalu memanfaatkan lingkungan gang dan
hanya membuat teritori pribadinya di bahu jalan gang bahkan di rumahnya masing-
masing.

Pedagang kaki lima juga ikut melintasi gang ini sebagai tempat mencari
pelanggan, beberapa kendaraan milik warga gang diparkir di bahu jalan, sehingga
membentuk teritori pribadi. Hal ini menyebabkan pedagang kaki lima cukup sulit
melintasi gang, namun pedagang kaki lima juga tidak ketinggalan membentuk teritori
primer di gang tersebut walau sementara hanya untuk melayani pelanggan/pembeli.

Dari kedua hal diatas, maka terdapat 2 teritori primer yang saling berdampingan,
sehingga hanya menyisakan sedikit cela di tengah jalan, pada gambar kedua di atas,
terlihat warga yang membawa mesin bengkelnya kesulitan melewati gang, pada
akhirnya gerobak dan motor yang terparkir di bahu jalan digeser sedikit agar warga
yang membawa mesin bengkelnya bisa melintas.

7
Pada hari kedua ini, sudah tidak terjadi pemadaman lampu, sehingga fasilitas
keamanan seperti CCTV kembali berfungsi dan fasilitas pencahayaan lampu pada
gang juga sesuai jadwal yaitu, pada pukul 18:00 WITA secara otomatis berfungsi.
Pada waktu ini sudah tidak ada kegiatan di gang, para warga sudah berada di rumah
masing-masing menunggu waktu magrib berlangsung.

8
E. KESIMPULAN

Hasil observasi pada gang/lorong wisata menunjukkan bagaimana masyarakat


membentuk kelompok personal dan teritori-nya masing-masing, bagaimana mereka
menciptakan perubahan dari teritori publik ke sekunder, sekunder ke primer dan publik
ke primer dengan dilandasi pada beberapa faktor, baik dari lingkungannya, pribadi
maupun dari suatu instansi seperti pemadaman lampu oleh PLN sehingga warga beralih
keluar dan menciptakan suatu teritori.

F. REKOMENDASI

Pada dasarnya masalah perubahan teritori ini lebih banyak didominasi oleh
kendaraan yang dengan seenaknya diparkir di bahu jalan, sehingga diperlukan himbauan
kepada setiap orang agar sadar mana area yang digunakan sebagai teritori publik dan
mana yang bisa digunakan sebagai teritori pribadi/primer. Agar kasu-kasus seperti
observasi diatas antara pemilik kendaraan dengan pedagang kaki lima berdampingan
membentuk teritori-nya masing-masing, yang padahal itu adalah akses umum/publik,
dimana dari hal itu akan menyulitkan orang-orang yang ingin juga menggunakan jalur
itu.

Anda mungkin juga menyukai