1104205041
1. Dasar Teori
Manusia sebagai makhluk hidup yang selalu berkarya dan beraktivitas, memerlukan
tempat sebagai wadah aktivitasnya. Dalam dunia arsitektur, terutama perancangan perkotaan,
wadah tersebut dibagi menjadi 5 kelompok besar jenis bangunan:
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatankegiatan
sosial
dalam
keluarga.
Unsur
wisma
ini
mengharapkan
dapat
unsur
ini
merupakan
ruang
perkotaan
yang
berfungsi
untuk
yang akan diidentifikasi merupakan sebuah koridor. Koridor dapat diartikan dalam bahasa yang
bebas sebagai jalan atau jalur. Dalam perencanaan kota, koridor merupakan penghubung dua
tempat atau lebih pada suatu kawasan. Koridor diabatasi oleh elemen pembatas seperti bangunan
dan pohon.
Koridor ini tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Dalam perancangan kota, koridor
merupakan satu indikator baik atau buruknya perancangan kota/wilayah yang bersangkutan.
Maka, tentunya perlu diperhatikan delapan elemen perancangan kota yang dirumuskan oleh
Shirvani (1985), yaitu:
1. Tata guna lahan
2. Bentuk dan massa bangunan
3. Sirkulasi dan ruang parkir
4.
Ruang terbuka
5. Jalan-jalan pedestrian
6. Tanda-tanda
7. Kegiatan pendukung
8. Preservasi dan konservasi
Maka, pada penulisan kali ini, meskipun penulis akan lebih mengidentifikasi fungsi bangunan,
namun juga akan dibahas dengan mengidentifikasi elemen kota yang ada, sebagai tambahan.
Karena, sebagai bagian dari kota, tentunya perlu juga dibahas ke-8 aspek ini, sehingga
pengidentifikasian dapat lebih komprehensif.
2. Pembahasan
Berikut ini gambar satelit google earth yang didapat penulis. Menampilkan koridor Jl.
Antasura Lembah Pujian.
Lokasi terletak di Denpasar bagian utara. Jalan antasura, yang dimulai dari warung Jeng Wiwit
dan berakhir di gereja GBI ROCK Lembah Pujian. Panjang koridor sejauh 400 meter (garis
berwarna biru pada gambar).
Berikut ini akan diidentifikasi macam bangunan yang ada, apakah termasuk suka, karya, dan
lainnya.
1. Wisma
Terdapat
banyak
rumah
Bahkan
tempat
beberapa
usaha.
rumah di belakang, dan toko di depan. Meskipun ada juga beberapa rumah yang murni
sebagai tempat tinggal tanpa digunakan sebagai tempat usaha maupun toko.
2. Karya
Kini akan dibahas bangunan yang masuk dalam kategori karya, dan akan
diidentifikasi yang murni hanya untuk karya, sehingga tidak mengakomodasi fungsi
wisma (karena sudah dijelaskan pada bagian wisma). Karya/pekerjaaan yang diwadahi
beragam, berikut ini beberapa bangunan karya yang diidentifikasi, terdapat di koridor Jl.
Antasura Lembah Pujian:
Dari gambar-gambar di atas, terlihat bahwa banyak sekali pertokoan dan kios di
sepanjang jalan Antasura-Lembah Pujian. Kios-kios tersebut Nampak sangat dekat dengan jalan
dan tidak memiliki ruang parkir yang cukup, juga tidak ada jalan pedestrian. Maka sangatlah
berbahaya bagi pejalan kaki untuk menelusuri jalan ini. Secara bentuk-pun, terlihat seadanya,
dan kurang tertata. Meskipun perda telah membuat keseluruhan bangunan beratap limasan dan
tidak melebihi 4 lantai (bahkan yang paling tinggi di koridor ini hanya 2 lantai), namun secara
tampak, masih sangat banyak perbedaan, sehingga harmonisasi keseluruhan kuranmg didapat.
Namun, banyaknya kios untuk fungsi karya di jalan sependek ini membuktikan
banyaknya jumlah warga yang diakomodasi dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di
wilayah ini.
3. Marga
Sebagai koridor yang menghubungkan Peguyangan Nangka Utara, Jl. Antasura
memiliki fasilitas marga yang cukup memadai, yaitu jalan utama. Jalan ini membentang
sekitar 5 meter, cukup untuk 2 mobil berpapasan. Namun, ketika ada truk/bis, jalan
menjadi terlalu sempit. Sehingga kemacetan bisa terjadi, padahal area ini cukup ramai.
Selain itu ketiadaan jalan pedestrian membuat jalan ini jadi rawan ketika harus
ditelusuri dengan berjalan kaki.
Gambar 24.
Jalan utama, jalan
Antasura.
Jalan yan g
kualitasnya cukup
baik, sayangnya
terhitung sempit
untuk kepadatan
seperti ini.
Gambar 25.
Jalan Lembah
Pujian, terdapat area
pedestrian di seb
elah kiri gambar,
membantu jematt
berjalan keluar dari
gereja.
4. Suka
Koridor ini hanya memiliki satu tempat suka. Yaitu
pusat kebugaran yang ukurannya relative kecil ini.Tempat
kebugaran ini bernama Afic Gym.
Termasuk dalam kategori suka karena mengakomodasi
hobi masyarakat, yaitu berolahraga. Terlebih dari itu, tidak ada
lagi tempat yang mengakomodasi suka. Hal ini mungkin
dikarenakan lokasi ini tidak begitu strategis untuk adanya
taman/aera rekreasi, selain karena jalannya sempit, juga karena
sudah ad ataman kota di Lumintang, dan area perbelanjaan SE
di Jl. Gatsu.
Gambar 26.
Afic Gym
5. Penyempurna
Koridor ini memiliki 2 bangunan/fasilitas penyempurna yang dapat diidentifikasi penulis.
Yaitu keberadaan gereja GBI ROCK Lembah Pujian dan pom bensin Pertamina.
Gambar 27. Gereja GBI ROCK Lembah Pujian. Lokasinya termasuk kurang strategis, karena jalan
aksesnya sempit, sehingga sering terjadi macet jika ada hari raya.
Gambar 28. Pom bensin Pertamina yang lokasinya bagus, karena tidak ada lagi pom bensin yang
cukup dekat, sehingga mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan bahan bakar kendaraan
bermotor.
Lokasi gereja mungkin strategis jika dilihat dari banyaknya warga yang tinggal di kawasan ini,
sehingga kemungkinan jumlah warga nasrani cukup tinggi. Namun, aksesnya kurang lebar,
karena seringkali terjadi macet jika ada hari raya besar.
Lokasi pom bensin sangat baik, mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
10
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi penulis, maka disimpulkan bahwa koridor
Antasura Lembah Pujian merupakan area yang didominasi oleh area karya.
Namun, sangat disayangkan banyak perangkat jalan yang kurang, seperti area pedestrian dan
lebar jalan yang relative sempit.
11