PENGOLAHAN SPESIMEN
INSTALASI LABORATORIUM
i
LEMBAR PENGESAHAN
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN LABORATORIUM
PENGESAHAN DOKUMEN
“PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN LABORATORIUM”
DI RSUD dr R SOEDARSONO KOTA PASURUAN
NAMA KETERANGAN TANDA TANGGAL
TANGAN
DAFTAR ISI
ii
JUDUL ................................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM ........................................ 8
BAB III PENGAMBILAN SPESIMEN ............................................................................. 11
BAB IV PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN ............................................................ 21
BAB V PENGOLAHAN SPESIMEN ............................................................................... 22
BAB VI PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN ............................................................. 24
BAB VII IDENTIFIKASI SPESIMEN .............................................................................. 25
BAB VIII PEMBUNGAN SPESIMEN ............................................................................. 28
BAB IX PENUTUP ............................................................................................................ 50
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. MACAM
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa :
Sampel dapat diartikan sebagian dari specimen manusia atau dapat berupa bahan pemeriksaan
bersumber lingkungan ( non klinis ) misalnya :
Sisa makanan
Sisa bahan toksikologi
Air, udara
Makanan dan minuman
Usap alat makan, alat masak, alat medis dan lain-lain
1
B. PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien secara Umum
a. Persiapan pasien untuk pengambilan specimen pada keadaan basal :
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum diambil
darah ( lihat tabel 1 )
2) Pengambilan specimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.000 – 09.00
2
2. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
a. Diet
Makanan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya :
1. Pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman kecuali air
putih tawar. Karena pengaruhnya yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa
darah puasa, pasien perlu dipuasakan 10 – 12 jam sebelum darah diambil dan pada
pemeriksaan trigliserida perlu dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam.
2. Pemeriksaan Laju Endap darah , aktifitas enzim, besi dan trace element. Pemeriksaan
ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh makanan dan minuman karena makanan dan
minuman akan mempengaruhi reaksi dlam proses pemeriksaan sehingga hasilnya
menjadi tidak benar.
b. Obat-obatan
Obat-obat yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebabkan
terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara
intramuscular akan menimbulkan jejas pada oto sehingga mengakibatkan enzim yang
dikandung oleh sel otot masuk kedalam darah, yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan antara lain pemeriksaan creatin kinase ( CK ) dan lactic dehydrogenase
( LDH ). Obat-obat yang sering digunakan dan dapt mempengaruhi pemeriksaan dapat
dilihat pada table 2.
3
Morfin Enzim Hati ( GOT, GPT )
Phenobarbital GGT
Efedrin Amphetamine dan Metamphetamine
Asetosal Uji Hemostasis
Vitamin C Analisa kimia urin
Obat antidiabetika Glukosa darah - Glukosa urin
Kortikosteroid Hitung Eosinofil
Tes toleransi glukosa
c. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu
yang diperiksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1 jam hanya dengan merokok 1 – 5 batang
dan terlihat akibatnya berupa peningkatan kadar asam lemak, epineprin, gliserol bebas,
aldosterone, dan kortisol. Ditemukan peningkatan HB pada perokok kronik.
Perubahan lambat terjadi pada hitung leukosit, lipoprotein, aktivitas beberapa enzim,
hormone, vitamin, petanda tumor dan logam berat.
d. Alkohol
Konsumsi alcohol juga menyebabkan perubahan cepat dan lambat beberapa kadar analit.
Perubahan cepat terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi alcohol dan terlihat
akibatnya berupa peningkatan pada kadar glukosa, laktat, asm urat, dan terjadi asidosis
metabolic. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas a-glutamyltransferase, AST,
ALT, trigliserida, kortisol dan MCV ( mean corpuscular volume ) sel darah merah.
e. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh antara
kompartemen didalam pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena
berkeringat dan perubahan kadar hormone. Akibatnya akan terdapat perbedaan yang besar
antara kadar glukosa darah di arteri dan di vena serta terjadi perubahan konsentrasi gas
darah, kadar asam urat, kreatinin, aktifitas CK, AST, LDH, LED, Hb, hitung sel darah dan
produksi urin.
f. Ketinggian / Altitude
Beberapa parameter pemeriksaan menunjukan perubahan yang nyata sesuai dengan tinggi
rendahnya daratan terhadap permukaan laut. Parameter tersebut adalah CRP, B₂-globulin,
hematokrit, haemoglobin, dan asam urat. Adaptasi terhadap perubahan ketinggian daratan
memerlukan waktu harian hingga berminggu-minggu.
g. Demam
Pada waktu deman akan terjadi :
1) Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan
kadar insulin yang akan menyebabkan terjasinya penurunan kadar gula darah pada
tahap lebih lanjut.
4
2) Terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam karena terjadi
peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton karena penggunaan lemak
yang meningkat pada demam yang sudah lama.
3) Lebih mudah menemukan parasite malaria dalam darah.
4) Lebih mudah mendapatkan biakan yang positif.
5) Reaksi anamnestic yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal.
h. Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain terjadi penurunan kadar
substrat maupun aktifitas enzim yang akan diukur, termasuk kadar Hb, hematokrit dan
produksi urin, Hal ini disebabkan karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam
pembuluh darah sehingga mengakibatkan terjadinya pengenceran darah. Pada tingkat
lanjut akan terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal
dari otot.
i. Variasi circadian rythme
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dalam tubuh dari waktu ke
waktu yang disebut dengan variasi circadian rythme. Perubahan kadar zat yang
dipengaruhi oleh waktu dapat bersifat linear ( garis lurus ) seperti umur, dan dapat bersifat
siklus seperti siklus harian ( variasi diurnal ), silus bulanan ( menstruasi ) dan musiman.
Variasi diurnal yang terjadi antara lain :
1) Besi serum, kadar besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi daripada
pagi hari.
2) Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga apabila tes
tolerensi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada
bila dilakukan pada pagi hari.
3) Enzim. Kktivitas enzim yang diukur akan berfluktuasi disebabkan oleh kadar hormon
yang berbeda dari waktu ke waktu.
4) Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal, jumlahnya akan lebih rendah
pada malam sampai pagi hari dibandingkan pada malam hari.
5) Kortisol. Kadarnya lebih tinggi pada pagi hari dibandingkan pada malam hari.
6) Kalium. Pada pagi hari lebih tinggi daripada siang hari.
Selain yang sifatnya harian dapat terjadi variasi fluktuasi kadar zat dalam tubuh yang
sifatnya bulanan.
Variasi siklus bulanan umumnya pada wanita karena terjadi menstruasi dan ovulasi setiap
bulan. Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunankadar besi, protein dan fosfat
dalam darah disamping perubahan kadar hormone seks. Demikian pula pada saat ovulasi
terjadi peningkatan kadar aldosterone dan renin serta penurunan kadar kolesterol darah.
j. Umur
5
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit dan kadar
Hb jauh lebih tinggi pada neonatusdaripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total dan
kolesteol-LDL akan berubah denganpola tertentusesuai dengan pertambahan umur.
k. Ras
Jumlah leukosit orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada oramg kulit putihnya.
Demikian juga dengan aktifitas CK. Keadaan serupa dijumpai pada ras bangsa lainseperti
perbedaan aktifitas amilase, kadar B 12 dan lipoprotein.
i. Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum dan
kadar Hb berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak
bermakna lagi setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan akibat gender lainnya adalah
aktifitas CK dan kreatinin. Perbedaan ini lebih disebabkan karena masa otot pria relative
lebih besar daripada wanita. Sebaliknya kadar hormon seks wanita , prolactin dan
kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada wanita daripada pria.
m. Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada pasien hamil, sewaktu interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi
hemodilusi ( pengenceran darah ) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus
meningkat sampai minggi ke-35 kehamilan.
Volume urin akan meningkat 25% pada tri semester ke-3
Selama kehamilan akan terjadi perubahan hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi, dan
ferritin, protein total dan albumin, lemak, aktifitas fosfotase alkalidan factor koagulasi serta
laju endap darah.
Penyebab perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan,
peningkatan protein transport, hemodilusi, volume tubuh yang meningkat, defisiensi
relative karena peningkatan kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.
6
BAB II
PELAYANAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RSUD dr. R. SOEDARSONO
Untuk terciptanya pelayanan pemeriksaan laboratorium yang baik, teratur, cepat dan
tepat, maka prosedur pendaftaran dan permintaan pemeriksaan laboratorium RSUD dr. R.
Soedarsono sebagai berikut :
I. Untuk Pasien Poli/ Rawat Jalan
Pendaftaran dan permintaan pemeriksaan laboratorium dilakukan di masing-masing
Poli melalui billing system.
Permintaan pemeriksaan harus berdasarkan permintaan dokter.
Petugas Poli mengisi kolom identitas pasien yang ada pada lembar permintaan
pemeriksaan laboratorium :
7
Nama : L/P
Alamat :
Tanggal lahir / Umur :
No. Rekam medik :
Tanggal permintaan :
Diagnosa :
Jenis pemeriksaan yang diminta :
Dokter pengirim :
Setelah di billing, maka pasien datang ke laboratorium dengan membawa lembar
permintaan pemeriksaan yang sudah ditanda tangani dokter pengirim, dan mengambil
nomor antrian laboratorium.
Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut.
Setelaj menyerahkan nomor urut dan lembar permintaan pemeriksaan, petugas
laboratorium (administrasi) melakukan verifikasi data pasien dan pemeriksaan yang
diminta melalui billing system.
Pasien kemudian diarahkan ke ruang sampling untuk dilakukan pengambilan sampel
oleh analis.
Untuk pasien BPJS, BBM diberi nota pengambilan hasil untuk pasien umum
dianjurkan ke loket pembayaran rumah sakit, bukti pembayaran diperlihatkan ke
petugas laboratorium dan pasien diberi nota pengambilan hasil.
Selanjutnya sampel di bawa ke ruang proses untuk dilakukan analisa sesuai SOP
pemeriksaan.
Pemeriksaan yang telah selesai, dilakukan verifikasi oleh petugas dan otorisasi oleh
dokter penanggung jawab laboratorium dan diserahkan kepada pasien.
II. Untuk Pasien Rawat Inap
Pendaftaran dan permintaan pemeriksaan laboratorium dilakukan di masing-masing
ruang rawat inap melalui billing system.
Permintaan pemeriksaan harus berdasarkan permintaan dokter.
Petugas ruangan (perawat/ bidan) mengisi kolom identitas pasien yang ada pada
lembar permintaan pemeriksaan laboratorium :
Nama : L/P
Alamat/ Ruang :
Tanggal lahir / Umur :
No. Rekam medik :
Tanggal permintaan :
Diagnosa :
8
Jenis pemeriksaan yang diminta :
Dokter pengirim :
Pengambilan sampel/ sampling dilakukan petugas laboratorium/ analis (jam 07.00 s/d
jam 10.00), kemudian sampel dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya diproses/
dikerjakan sesuai SOP pemeriksaan. Diatas jam 10.00, siang, sore, malam,
pengambilan sampel dilakukan petugas ruangan masing-masing (perawat/ bidan),
selanjutnya sampel di bawa ke laboratorium oleh petugas ruangan masing-masing
untuk dikerjakan beserta lembar permintaan, pemeriksaan.
Hasil yang telah selesai, diverifikasi, otorisasi oleh dokter penanggung jawab
laboratorium dan diambil oleh petugas ruangan.
IV. Untuk Pasien dari Dokter Luar RSUD dr. R. Soedarsono/ APS (Atas Permintaan
Sendiri)
Pendaftaran dan permintaan pemeriksaan laboratorium pada jam kerja 07.00 – 14.00
dilakukan di loket Medical Record diatas jam 14.00. pendaftaran dilakukan di loket
UGD melalui billing system.
9
Pasien kemudian datang ke laboratorium dengan membawa lembar permintaan
pemeriksaan yang telah ditandatangani dokter pengirim serta jenis pemeriksaan yang
diminta, serta pengantar dari loket. Untuk pasien APS, membawa pengantar dari loket
pendaftaran, jenis pemeriksaan yang diminta kemudian diberitahu/ diinformasikan
kepada petugas laboratorium.
Petugas administrasi akan memasukkan data pasien dan pemeriksaan yang diminta
kedalam billing system.
Pasien diarahkan ke ruang sampling untuk pengambilan sampel oleh analis.
Selanjutnya sampel akan diproses sesuai SOP yang berlaku.
Pasien selanjutnya dianjurkan ke loket pembayaran rumah sakit, bukti pembayaran
diperlihatkan kepada petugas laboratorium, dan diberi nota untuk pengambilan hasil.
BAB III
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Bersih
b. Kering
c. Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada specimen
e. Mudah dicuci dari bekas specimen sebelumnya
f. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang
steril. Pengambilan specimen yang bersifat invasive harus menggunakan peralatan
yang steril dan sekali pakai buang.
10
2. Wadah
Wadah specimen harus memenuhi syarat :
a. Terbuat dari gelas atau plastic
b. Tidak bocor atau tidak merembes
c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
d. Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen
e. Bersih
f. Kering
g. Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam specimen
h. Tidak mengandung bahan kimian atau deterjen
i. Untuk pemeriksaan zat dalam specimen yang mudah rusak atau terurai karena
pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (inaktinis)
j. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril. Untuk wadah
specimen urin, dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar.
4. Waktu
Pada umumnya pengambilan specimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk
pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi karena umumnya nilai normal
ditetapkan pada keadaan basal. Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu
pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi
harian, misalnya :
a. Demam tifoid
Untuk pemeriksaan biakan wadah, paling baik dilakukan pada minggu I atau II sakit,
sedangkan urin atau tinja dilakukan pada minggu II atau III
b. Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan penyembuhan
c. Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman
11
Specimen harus diambiol sebelum pemberian antibiotika
d. Pemeriksaan Gonorrhoe
Untuk menemukan kuman gonorrhoe, pengambilan secret uretra sebaiknya dilakukan
2 jam setelah buang air kecil yang terakhir
e. Pemeriksaan microfilaria
Untuk menemukan parasit microfilaria dalam darah, pengambilan darah sebaiknya
dilakukan pada waktu malam (antara jam 20 – 23)
f. Pemeriksaan tuberculosis
Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun tidur memungkinkan
ditemukan kuman M tuberculosis lebih besar dibandingkan dengan dahak sewaktu
5. Lokasi
Sebelum mengambil specimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan yang
tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya:
a. Specimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena umumnya diambil dari
vena cubiti daerah siku. Specimen darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di
pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Specimen darah kapiler
diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau pada
daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi. Tempat yang
dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti “cyanosis” atau
pucat dan pengambilan tidak boleh di lengan yang sedang terpasang infus.
b. Specimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di tempat yang sedang
mengambil infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
Lokasi pengambilan darah untuk pemeriksaan :
Microfilaria : sampel diambil dari darah kapiler (jari tangan) atau darah vena
dengan antikoagulan.
Gas darah : sampel berupa darah heparin yang diambil dari pembuluh arteri.
6. Volume
Volume specimen yang ambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium
yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume specimen yang
dibutuhkan untuk beberapa pemeriksaan specimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Beberapa specimen dengan jenis antikoagulan/ pengawet dan wadah yang
dipakai untuk pemeriksaan laboratorium dengan stabilitasnya
Jenis Specimen Antikoagulan/ Wada
Stabilitas
Pemeriksaan Jenis Jumlah pengawet h
Hematologi
Hematokrit Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (6
1,5 mg/ml darah jam)
12
LED Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (2
Westergren 1,5 mg/ml darah jam)
LED Wintrobe Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (2
1,5 mg/ml darah jam)
Lekosit, hitung Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (2
jumlah 1,5 mg/ml darah jam)
Hemostatis (PT, Darah 5 ml Sitrat 3,8% dengan P 20 – 250C (4 jam)
APTT) perbandingan 1 : 9
Retikulosit, Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (6
hitung jumlah 1,5 mg/ml darah jam)
Trombosit Darah 2 ml K2/ K3-EDTA 1 – G/ P Suhu kamar (2
1,5 mg/ml darah jam)
Masa Darah 4 ml Segera diperiksa
pendarahan dan
masa
pembekuan
KIMIA KLINIK
Gula darah Darah 2 ml Na F-Oksalat 4,5 G/ P 20 – 250C (3 hari)
mg/ ml darah 40C (7 hari)
-200C (3 bulan)
Serum 2 ml G/ P 2 – 80C (12 jam)
Kolesterol Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (6 hari)
40C (6 hari)
-200C (6 bulan)
Bilirubin Serum 1 ml - G/ P Segera mungkin
Amylase Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (5 hari)
40C (5 hari)
-200C (7 bulan)
Asam urat Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (5 hari)
40C (5 hari)
-200C (6 bulan)
Lipase Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (24 jam)
40C (5 hari)
-200C (3 tahun)
Protein Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (6 hari)
40C (6 hari)
-200C (10 hari)
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (14 hari)
40C
Fosfatase alkali Serum 2 ml - G/ P 20 –250C (>5 hari)
Aktivitas turun 1%
40C (7 hari)
13
-200C (7 hari)
Kalsium Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (10 hari)
40C (10 hari)
Kreatinin Serum 1 ml - G/ P 40C (24 jam)
-200C (8 bulan)
Y Glutamil Serum 1 ml - G/ P 20 – 250C (7 hari)
transferase 40C (7 hari)
200C (7 hari)
GOT Serum 1 ml - G/ P 20 –250C (> 3 hari)
Aktivitas turun
10%
40C (> 3 hari)
Aktivitas turun 8%
-200C (7 hari)
GPT Serum 1 ml - G/ P 20 –250C (> 3 hari)
Aktivitas turun
17%
40C (> 3 hari)
Aktivitas turun
10%
-200C (7 hari)
SEROLOGI
Widal Serum 2 ml - G/ P 2 – 80C ( 2-3 hari)
Treponema, Serum 2 ml - G/ P
Freezer
VDRL
compartment (1
HBs Ag Serum 2 ml - G/ P
Anti HBs Serum 2 ml - G/ P bulan)
Anti HIV Serum 2 ml - G/ P Deep freezer -200C
(6 bulan, tidak
boleh gelas)
URINALISA
Pemeriksaan Urin Toluene 2 – 5 G/ P 4 jam
urin 24 jam ml/urin 24 jam
Protein, Urin 5 ml - P 20 – 250C (4 hari)
penetapan
kuantitatif
Reduksi Urin 5 ml - P 20–250C
(secepatnya)
40C (1 hari)
Urin rutin (Ph, Urin 15 ml - G/ P Suhu kamar (1
BJ, protein, pagi jam)
14
glukosa, 4 – 80 C (1 hari)
urobilinogen,
bilirubin, keton)
Sedimen urin Urin 10 ml - G/ P Suhu kamar (1
pagi jam)
4 – 80 C
Kehamilan Urin 5 ml - G/ P Suhu kamar
pagi (segera)
4 – 80 C (2 hari)
PARASITOLO
GI DAN
MIKROBIOLO
GI
Malaria Darah 2 tetes - G Secepatnya
segar kapiler
(tetes
tebal-
tetes
tipis)
Microfilaria Darah 2 tetes Na2EDTA 1-1,5 mg/ G Secepatnya
segar/ kapiler ml darah
darah (tetes
EDTA tebal)
Trichomonas Secret Secuku - - Langsung
vagina pnya dikerjakan
/
uretra
Candida Secret Secuku - - Langsung
vagina pnya dikerjakan
Keterangan :
P : Plastik (polietilen atau sederajat)
G : Gelas
7. Teknik
Pengambilan specimen harus dilakukan dengan cara yang benar, agar specimen tersebut
mewakili keadaan yang sebenarnya. Teknik pengambilan untuk beberapa specimen yang
sering diperiksa.
15
A. Darah Vena (dengan cara plebotomi/ menggunakan tabung vakum)
1. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus lurus,
jangan membengkokkan siku. Pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas.
2. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
3. Pasang “tourniquet” ± 10 cm diatas lipat siku
4. Pilih bagian vena mediana cubiti
5. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alcohol 70% dan
biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang
sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
6. Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum sehingga
darah terisap ke dalam batung. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat
darah masuk dalam semprit. Selanjutnya lepas tourniquet dan pasien diminta
lepaskan kepalan tangan.
7. Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai. Apabila dibutuhkan
darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak,
digunakan tabung vakum yang lain.
8. Tarik jarum dan letakkan kapas alcohol 70% pada bekas tusukan untuk menekan
bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, plaster bagian ini
selama ± 15 menit.
9. Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali agar bercampur
dengan antikoagulan.
B. Darah kapiler
1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alcohol 70% dan biarkan sampai
kering lagi
2. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang
3. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusuklah dengan arah tegak
lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun telinga
tusuklah pinggirnya, jangan sisinya. Tusukan harus cukup dalam supaya darah
16
mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapat cukup
darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan cairan
jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan
4. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal kapas kering,
tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
C. Urin
1. Pada wanita diberikan penjelasan sebagai berikut :
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian dikeringkan
dengan handuk
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
c) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari depan ke
belakang
d) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril yang lain
e) Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin, aliran urin yang pertama
keluar dibuang. Aliran urin selanjutnya ditamping dalam wadah yang sudah
disediakan
f) Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah
g) Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis
h) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke laboratorium
2. Pada laki-laki
a) Penderita harus mencuci tangan memakai sabun
b) Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke belakang, keluarkan urin, aliran
yang pertama keluar dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah
yang sudah disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.
Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis
c) Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium
17
3. Pada bayi dan anak-anak
a) Penderita sebelumnya diberi minum untuk memudahkan buang air kecil
b) Bersihkan alat genital seperti yang telah diterangkan diatas
c) Pengambilan urin dilakukan dengan cara :
Anak duduk dipangkuan perawat
Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin, tamping urin dalam wadah atau
kantung plastic steril
Bayi dipasang kantung penampungan urin pada alat genital
D. Urin Kateter
Lakukan disinfeksi dengan alcohol 70% pada bagian selang kateter yang
terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastic)
Aspirasi urin dengan menggunakan samprit sebanyak kurang lebih 10 ml
Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat
Kirimkan segera ke laboratorium
E. Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan (tanpa
bantuan obat pencahar), jika pemeriksaan sangat diperlukan, dapat pula sampel
tinja diambil dari rectum dengan cara colok dubur.
D. Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang akan dilakukan,
dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah.
Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari
sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril guayakolat 200 mg.
a) Sebelum pengambilan specimen, pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2 –
3 kali kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan
berulang kali sampai sputum keluar
b) Dahak yang dikeluarkan langsung ditamping di dalam wadah, dengan cara
mendekatkan wadah ke mulut. Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas
baik akan tampak kental purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml)
c) Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium
18
b) Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis
sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat yang
mongering
c) Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari pembungkusnya kemudian
usapkan bagian kapasnya pada luka/ ulcus tanpa menyentuh bagian tepi luka/
ulcus. Lakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan 2 kapas lidi
d) Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat pula dimasukkan
ke dalam tabung media transport
e) Patahkan tangkai lidi yang berada di luar tabung
f) Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung dan gunakan surat pengantar ke
laboratorium
19
f) Masukkan lidi kapas kedalam media transport atau langsung tanam pada media
isolasi ( Agar Darah, Agar Thayer Martin, Agar Cystin Tellurite ) dan dibuat sediaan
BAB IV
PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN
Pemberian identitas pasien dan atau specimen merupakan hal yang penting, baik pada
saat pengisian surat pengantar/ formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label
wadah specimen.
Pada surat pengantar/ formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap :
1. Tanggal permintaan
2. Tanggal dan jam pengambilan specimen
3. Identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur, jenis kelamin, alamat/ ruang) termasuk
rekam medik
4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5. Nomor laboratorium
6. Diagnosis/ keterangan klinik
7. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
8. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
9. Jenis specimen
10. Lokasi pengambilan specimen
11. Volume specimen
12. Transport media/ pengawet yang digunakan
13. Nama pengambil specimen
14. Informed concern
20
BAB V
PENGOLAHAN SPESIMEN
21
5. Dahak
a. Masukan dahak kedlam tabung steril yang berisi NaOH 4 % sama banyak
b. Kocok dengan baik
c. Inkubasi pada suhu kamar ( 25 – 30 ⁰C ) selama 15 – 20 menit dengan pengocokan
teratur tiap 5 menit
d. Sentrifus tabung dengan kecepatan tinggi selama 8 – 10 menit
e. Buang supernatan ke dalam larutan lysol
f. Ambil endapnannya untuk dilakukan pemeriksaan
22
BAB VI
PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
1. Penyimpanan
Specimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas specimen dapat
berubah
Factor-faktor yang mempengaruhi stabilitas specimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
b. Terjadi metabolism oleh sel-sel hidup pada specimen
c. Terjadi penguapan
d. Pengaruh suhu
e. Terkena paparan sinar matahari
Beberapa specimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan
jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa specimen
untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan jenis specimen,
antikoagulan/ pengawet dan wadah serta stabilitasnya. (terlihat pada tabel 7).
Beberapa cara penyimpanan specimen :
a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 – 80C
c. Dibekukan suhu -200C, -700C atau -1200C (jangan sampai terjadi beku ulang)
d. Dapat diberikan bahan pengawet
e. Penyimpanan specimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat
2. Pengiriman
Specimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relative stabil
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman specimen
23
a. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk pemberian
label yang bertuliskan “Bahan pemeriksaan infeksius” atau “Bahan pemeriksaan
berbahaya”
b. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
c. Penggunaan media transport untuk pemeriksaan mikrobilogi
BAB VII
IDENTIFIKASI SPESIMEN DI LABORATORIUM
24
Tepat tabung
Tidak ada bekuan/ clotting : pada tabung EDTA (tutup ungu) (antikoagulan), tabung
Na Sitrat (tutup biru). Tabung tutup merah (tanpa antikoagulan) harus ada bekuan/
clotting
Tidak lisis dengan cara : sampel disentrifusi 3000 rpm selama 15 menit, periksa ada
lisis (merah) apa tidak.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan sesuai permintaan
25
D. PEMERIKSAAN UNTUK PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM DI LUAR
RUMAH SAKIT RSUD dr. R. SOEDARSONO
Untuk pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di laboratorium RSUD dr. R. Soedarsono,
maka sampel akan dirujuk ke laboratorium rujukan (kerja sama dengan RSUD dr. R.
Soedarsono) untuk saat ini hanya melayani pasien umum prosedur sebagai berikut :
1. Petugas laboratorium menerima lembar permintaan pemeriksaan beserta specimen
dalam wadah (tabung) yang sudah diberi label identitas pasien
2. Kemudian data pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta dicatat dibuku register
rujukan laboratorium
3. Mencetak kwitansi atau bukti bayar
4. Specimen disimpan sesuai dengan tempatnya
5. Specimen dikirim ke laboratorium rujukan disertai lembar permintaan pemeriksaan
laboratorium
Cara pengiriman specimen ke laboratorium rujukan :
1. Bahan serum
a. Specimen serum dimasukkan ke dalam sampel cup
b. Tempelkan label identitas pasien
c. Sertakan lembar permintaan pemeriksaan laboratorium
d. Masukkan sampel/ cup berisi serum kedalam kantong plastic es dan lembar
permintaan pemeriksaan
e. Selanjutnya masukkan dalam container
f. Kirim ke laboratorium rujukan
2. Bahan darah
a. Masukkan specimen darah sesuai tabung pemeriksaan
b. Tempelkan label identitas pasien
c. Sertakan lembar permintaan pemeriksaan laboratorium
d. Masukkan tabung specimen darah kedalam kantong plastic es dan lembar
permintaan pemeriksaan laboratorium
e. Selanjutnya masukkan dalam container
f. Kirim ke laboratorium rujukan
3. Bahan cairan tubuh
a. Pindahkan specimen cairan kedalam tabung
b. Tempelkan label identitas pasien
c. Sertakan lembar permintaan pemeriksaan laboratorium
d. Masukkan tabung specimen ke dalam kantong plastic es dan lembar permintaan
pemeriksaan laboratorium
e. Selanjutnya masukkan dalam container
26
f. Kirim ke laboratorium rujukan
BAB VIII
PEMBUANGAN SPESIMEN
Limbah rumah sakit berasal dari unit-unit pelayanan kesehatan yang ada di rumah
sakit tersebut termasuk laboratorium. Semua jenis limbah di laboratorium harus dinyatakan
sebagai bahan yang infeksius, oleh karena itu penanganan dan pembuangan limbah harus
ditangani secara benar agar tidak menimbulkan dampak negatif sebagai akibat dari kegiatan
operasional laboratorium yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan,
baik pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat sekitarnya.
Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah
terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah
tersebut.
Penanganan limbah specimen antara lain, yaitu :
1. Limbah Spesimen Kimia Klinik
a. Tabung vacutainer yang berisi specimen yaitu clot/bekuan darah dan serum/plasma,
ditutup kemudian dibuang pada sampah medis infeksius.
b. Limbah hasil reaksi pemeriksaan dialirkan pada tempat limbah yang tersedia pada
alat.
c. Jika sudah ada peringatan ‘WASTE PENUH’ pada alat, maka limbah ditampung tadi
dibuang ke Spoel hoek yang mengalir ke IPAL
27
a. Tabung vacutainer yang berisi specimen darah ditutup kemudian dibuang pada
sampah medis infeksius
b. Limbah hasil reaksi pemeriksaan dialirkan pada tempat limbah yang tersedia pada alat.
c. Jika sudah ada peringatan ‘WASTE PENUH’ pada alat, maka limbah ditampung tadi
dibuang ke Spoel hoek yang mengalir ke IPAL
6. Limbah Sutum/Dahak
a. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair harus dikumpulkan
pada tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor. Wadah utuk limbah tajam harus
kuat terhadap tusukan.
b. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tidak terpakai dan limbah
padat lain harus direndam dalam dalam larutan lysol 5% atau desinfektan lain yang
cocok untuk desinfeksi M.tuberculosis selama minimal 12 jam
c. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang mengandung lysol
sebelum dibuang ke saluran limbah. Limbah zat pewarna hanya dibuang ke saluran
air kotor.
28
IDENTIFIKASI SPECIMEN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
8/423.600.03/SPO.LAB/201
01 1/2
8
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Pemberian identitas pasien dan atau specimen merupakan hal yang
penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/ formulir
permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
specimen.
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
29
1. Dilihat tanggal permintaan pemeriksaan
PROSEDUR 2. Tulis tanggal dan jam pengambilan specimen
3. Dilihat Identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur, jenis kelamin,
alamat/ ruang) termasuk rekam medik
4. Dilihat Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5. Tulis nomor laboratorium
6. Tulis Diagnosis/ keterangan klinik
7. Tanyakan Obat-obatan yang telah diberikan dan lama
pemberian
8. Dilihat pemeriksaan laboratorium yang diminta
9. Tulis jenis specimen
IDENTIFIKASI SPECIMEN
8/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 2/2
30
PENERIMAAN SPECIMEN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10/423.600.03/SPO.LAB/201
01 1/2
8
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Specimen yang diambil/diterima dari pasien rawat jalan atau
rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus diidentifikasi
dengan benar.
31
1. Petugas laboratorium menerima surat permintaan pemeriksaan
PROSEDUR laboratorium beserta specimen yang ditampung didalam pot
tertutup (missal : feses, urin, dahak), specimen darah dalam
tabung tertutup, dan sudah diberi label identitas pasien. Untuk
pemeriksaan HIV sudah diberi kode B24
2. Petugas memeriksa kesesuaian label pada specimen dengan
yang tertulis pada surat/ lembar permintaan pemeriksaan
3. Kemudian data pasien (nama, nomor rekam medik, ruangan)
dan jenis pemeriksaan yang diminta dicatat di buku register
laboratorium
4. Permintaan pemeriksaan sudah di billing dari pengirim sampel/
specimen
5. Selanjutnya specimen/ sampel dibawa ke tempat pengolahan
sampel (proses) dan dikerjakan sesuai dengan SPO
pemeriksaan
PENGAMBILAN SPECIMEN
9/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/3
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Suatu kegiatan pengambilan specimen darah, urine feses untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
32
Pengambilan specimen darah vena :
PROSEDUR
1. Sapa pasien dan perkenalkan diri : ” selamat pagi/siang....
saya perawat Sisca.....
2. Tanyakan identitas pasien : ” siapa nama lengkap ibu/ bpk/
sdr.... sebutkan tanggal lahir ..... ? ( sesuai SPO identifikasi
pasien )
3. Cocokan dengan gelang identitas ( untuk pasien rawat inap )
4. Cocokan dengan formulir permintaan
5. Periksa parameter pemeriksaan yang diminta
6. Siapkan tabung sesuai dengan parameter yang diminta
7. Siapkan perlengkapan flebotomi : torniquet, swab alkohol,
plester dan jarum vacutainer dengan holdernya
8. Minta pasien mengulurkan lengannya, identifikasi vena yang
mau diambil.
9. Cuci tangan dan pakai hand scoen
10. Kenakan torniquet pada lengan pasien ± 4 jari diatas fossa
cubiti ( torniquet tidak boleh terpasang > 1 menit )
PENGAMBILAN SPECIMEN
9/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 2/3
33
11. Usap daerah vena yang akan ditusuk dengan swab alkohol
dengan cara sirkuler ( dari dalam mengarah keluar )
12. Biarkan benar-benar kering, sambil memasang jarum
vacutainer pada holder
13. Tusuk vena dengan sudut ± 15 – 30 derajat
14. Pasang tabung vacutainer pada jarum sesuai urutan sebagai
berikut (sesuai parameter yang diminta) :
a. Tabung Kultur.
b. Tabung tutup biru ( Hemostasis )
c. Tabung tutup merah / kuning ( Kimia Klinik )
d. Tabung tutup hijau ( Kimia Klinik )
e. Tabung tutup ungu ( Hematologi )
15. Setiap kali selesai 1 tabung lakukan homogenisasi segera .
a. Tabung tutup biru 8x inversi.
b. Tabung tutup merah / kuning 8x inversi.
c. Tabung tutup hijau 10x inversi.
d. Tabung tutup ungu 10x inversi
16. Bila ada pemeriksaan kultur maka jarum yang dipakai adalah
jarum sayap /wing neddle.
17. Bila tidak ada kultur maka sebelum tabung tutup biru ,
dipakai 1 tabung ” discarge tube” tanpa zat additive atau
tabung tutup biru lain.
18. Setelah semua rangkaian tabung selesai, cabut jarum beserta
holder.
19. Minta pasien menekan luka bekas tusukan dengan kasa kering
20. Buang jarum (tanpa ”recapping”) ke dalam pembuangan
jarum.
21. Plester bekas tusukan.
22. Label setiap tabung dengan identitas pasien dan tunjukan
kepada pasien untuk memastikan kebenaran identitas.
(LAKUKAN DI SAMPING PASIEN /”BEDSIDE” )
23. Ucapkan terimakasih dan tanyakan keadaan pasien apakah
baik-baik saja.
PENGAMBILAN SPECIMEN
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
9/423.600.03/SPO.LAB/201
01 3/3
8
34
. Pengambilan specimen darah kapiler :
1. Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alcohol 70%
dan biarkan sampai kering lagi.
2. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang
3. Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari
tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit
jari, jangan sejajar dengan itu.
4. Pada daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya.
5. Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar,
jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapat
cukup darah.
6. Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai
segumpal kapas kering, tetes darah berikutnya boleh dipakai
untuk pemeriksaan.
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/201
01 1/5
8
35
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk mendapatkan sampel (spesimen), dan
penerimaan sampel beserta penanganannya, sebelum dilakukan
pemeriksaan kultur mikrobiologi.
TUJUAN Untuk mendapatkan sampel (spesimen) yang layak, agar hasil yang
didapatkan akurat.
1. SAMPEL DARAH.
PROSEDUR
a. Petugas melakukan Hand hygiene sebelum memulai
pengambilan sampel.
b. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Darah diambil pada saat suhu badan naik, dan sebelum
pemberian antibiotik, atau 3 hari setelah antibiotik
dihentikan.
d. Jika pasien dalam terapi antibiotik, maka harus di catat jenis
antibiotik dan lama pemberian antibiotik tersebut.
e. Pengambilan sampel darah kultur dilakukan sebelum pasien
diberikan antibiotik dengan jarak waktu 30 – 60 menit
f. Darah diambil sebanyak 10 ml untuk pasien dewasa, dan 4
ml untuk pasien anak-anak.
g. Lokasi pengambilan darah adalah vena perifer. Desinfeksi
dengan alkohol, dibiarkan mengering ( kulit tidak boleh di
palpasi lagi ).
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 2/5
36
h. Mengambil darah sesuai kebutuhan, memasukkan sampel
darah ke dalam botol bacT alert dengan cara menusukkan
jarumnya yang mana tutup karetnya di desinfeksi terlebih
dahulu dengan alcohol.
i. Setelah didapatkan sampel darah, kocok sampel dengan cara
membolak balikkan botol agar sampel homogen dan tidak
beku.
j. Beri identitas pasien pada botol sampel.
k. Tulis juga identitas pasien pada work list mikrobiologi.
l. Sampel segera dibawa ke Laboratorium untuk dilakukan
pemeriksaan kultur mikrobiologi.
m. Melakukan Hand hygiene setelah selesai pengambilan
sampel.
2. SAMPEL URINE
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
37
No. Dokumen No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 3/5
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
38
No. Dokumen No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 4/5
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
39
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/201
01 5/5
8
40
PENYIMPANAN SPECIMEN
11/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/1
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Adalah proses penyimpanan specimen yang akan di rujuk atau yang
sudah dikerjakan selama rentang waktu yang di tentukan pada suhu
tertentu
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
41
PELACAKAN SPECIMEN
12/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/1
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Memeriksa kelayakan specimen yang akan diperiksa di laboratorium
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan
42
PENCARIAN SPECIMEN
13/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/1
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Adalah proses pencarian specimen yang telah disimpan dalam
rentang waktu yang di tentukan pada suhu tertentu
TUJUAN Untuk mencari specimen yang telah disimpan dan akan dibutuhkan
untuk dilakukan pemeriksaan ulang tau chrosscheck, dan
sebagainya.
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
43
PENGAWETAN SPECIMEN
14/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/1
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Suatu tata cara pengawetan spesimen setelah dilakukan pemeriksaan
dengan cara yang benar dan sesuai ketentuan.
TUJUAN Untuk persiapan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
pemeriksaaan lebih lanjut.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur
Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
1. Darah
Darah yang sudah ada antikoagulan sebaiknya langsung
PROSEDUR dikerjakan , apabila pemeriksaan ditunda, darah disimpan
dalam suhu 2-8o C. lama penyimpanan sesuai dengan SPO
setiap jenis pemeriksaan. Darah yang sudah ada antikoagulan
tidak boleh dibekukan.
2. Serum
Sampel serum yang ditunda pemeriksaannya harus segera
dipisahkan dari clot sel darah merahnya ( serum ) dan disimpan
pada suhu 2-8o C atau disimpan dalam keadaan beku dimana
lama penyimpanan sesuai dengan SPO setiap jenis
pemeriksaan. Jika test akan dilakukan, sampel harus dibiarkan
dulu sampai mencapai suhu kamar.
3. Urine
Bila pemeriksaan tidak bisa segera dilakukan, maka urine
disimpan di dalam botol tertutup pada suhu 4oC.
4. Tinja
Tinja sebaiknya diperiksa dalam keadaan segar (segera)
penyimpanan tidak dianjurkan karena unsure-unsur di dalam
tinja akan rusak.
44
PENGAWETAN SPECIMEN
14/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 2/2
5. Sputum
Sputum sebaiknya diperiksa dalam keadaan segar (segera),
penyimpanan tidak dianjurkan karena akan merubah unsure-
unsur didalamnya.
6. Cairan pleura
Pemeriksaan harus segeran dilakukan, penyimpanan tidak
dianjurkan karena akan merubah unsure-unsur yang ada
didalamnya.
45
PENOLAKAN SPECIMEN
15/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/1
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Penolakan spesimen laboratorium adalah menolak memeriksa
spesimen laboratorium karena tidak memenuhi syarat sebagai
spesimen yang baik
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
Cara penolakan :
1. Amati spesimen yang diterima.
2. Bila ada 1 kriteria tidak sesuai, kembalikan spesimen ke ruang
asal dan minta pengambilan spesimen ulang, dengan
memberitahu alasan penolakan.
46
PENOLAKAN SPECIMEN
15/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 2/2
47
PEMBUANGAN SPECIMEN
16/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/2
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Suatu tata cara pembuangan specimen setelah dilakukan
pemeriksaan dengan cara yang benar dan sesuai ketentuan
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
48
TATA CARA
PENGIRIMAN SPECIMEN KE LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
6/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 1/2
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
1 Agustus 2018 Kota Pasuruan
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Tata cara pengiriman specimen serum, darah, cairan tubuh ke
laboratorium.
Peraturan Direktur
KEBIJAKAN Nomor 188/014/SK.DIR/423.600.03/2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium RSUD dr R Soedarsono
Kota Pasuruan.
PROSEDUR
1. Spesimen yang dikirim ke laboratorium harus memenuhi
persyaratan
2. Spesimen harus diberi label identitas
3. Disertakan formulir permintaan pemeriksaan laborat.
4. Masukkan specimen ke dalam box pengiriman yang diberi
icepack ( steroform box )
5. Spesimen kirim ke laboratorium
BAB IX
49
PENUTUP
50
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/201
01 1/5
8
Ditetapkan oleh,
STANDAR
Direktur:
PROSEDUR Tanggal Terbit
RSUD. Dr. R. Soerdarsono
OPERASIONAL
Kota Pasuruan
1 Agustus 2018
INSTALASI
LABORATORIUM dr. Hendra Romadhon
Pembina
NIP: 19701109 200212 1 002
PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk mendapatkan sampel (spesimen), dan
penerimaan sampel beserta penanganannya, sebelum dilakukan
pemeriksaan kultur mikrobiologi.
TUJUAN Untuk mendapatkan sampel (spesimen) yang layak, agar hasil yang
didapatkan akurat.
1. SAMPEL DARAH.
PROSEDUR
a. Petugas melakukan Hand hygiene sebelum memulai
pengambilan sampel.
b. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
c. Darah diambil pada saat suhu badan naik, dan sebelum
pemberian antibiotik, atau 3 hari setelah antibiotik
dihentikan.
d. Jika pasien dalam terapi antibiotik, maka harus di catat jenis
antibiotik dan lama pemberian antibiotik tersebut.
e. Pengambilan sampel darah kultur dilakukan sebelum pasien
diberikan antibiotik berikutnya dengan jarak waktu 30 – 60
menit.
f. Lokasi pengambilan darah (vena perifer) di desinfeksi
dengan alkohol, dibiarkan mengering ( kulit tidak boleh di
palpasi lagi ).
51
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 1 2/5
Berat Badan Total Volume Volume Darah yang Volume Darah yang
(Kg) Darah Pasien diambil Set Pertama diambil Set Kedua
( ml ) ( ml ) ( ml )
≤1 50 – 99 2 -
1,1 – 2 100 – 200 2 2
2,1 – 12,7 > 200 4 2
12,8 – 36,3 > 800 10 -
> 36,3 > 2200 10 10
52
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 3/5
2. SAMPEL URINE
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
53
No. Dokumen No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/2018 01 4/5
54
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/201
01 5/5
8
55
PENANGANAN SPECIMEN
KULTUR MIKROBIOLOGI
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
50/423.600.03/SPO.LAB/201
01 5/5
8
56