” Pelanggan (pasien) adalah tamu kita yang terpenting di tempat kerja, dia tidak
tergantung kepada kita, tapi kitalah yang tergantung kepada mereka ” 2. ” Kita tidak
memberikan pertolongan dengan melayaninya, Dialah yang memberikan pertolongan
dengan memberi kesempatan bekerja pada kita yaitu dengan melayani
kepentingannya.” 3. ” Keluhan pasien adalah suatu pemberian hadiah yang harus
diterima dengan tulus (Complaint is a give) ”. 4. ” Lakukanlah apa yang dapat anda
lakukan dengan apa yang anda miliki ditempat anda berada ”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
2. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegaitan (PPTK), Pejabat Penatausahaan Keuangan
(PPK) dan Pembantu Bendahara;
4. TOR (TERM OF REFERENCE)
5. , Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
6. RENCANA PENGADAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK DAERAH (RPKBMD)
Tugas Pokok
Memimpin Sub Bagian Program dan Pelaporandalam melaksanakan kegiatan pelayanan
teknis dan administrasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan untuk kelancaran
tugas pokok Bagian Tata Usaha.
a. Menyusun program, rencana kegiatan dan anggaran Sub Bagian Program dan Pelaopran;
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan bahan-bahan penyusunan program kerja dan
kegiatan Rumah Sakit Umum;
c. Menyiapkan bahan dan menyusunan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Umum,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi (LAKIP) Rumah Sakit Umum;
d. Menganalisa dan mengevaluasi pencapaian kinerja, menganalisa dan mengevaluasai
pencapaian kinerja Dinas;
e. Mengumpulkan bahan-bahan dari masin-masing satuan organisasi di lingkungan Rumah
Sakit Umum dalam rangkaian penyusunan laporan Rumah Sakit Umum;
f. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan penyusunan program kerja dan rencana
kegiatan Rumah Sakit Umum;
g. Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pemberian usul, pertimbangan, saran pendapat
kepada Rumah Sakit Umum tentang kebijakan serta langkah-langkah yang perlu diambil;
h. Mengolah dan menyiapkan konsep laporan, menganalisa dan mengevaluasi pencapaian
kinerja Dinas;
7. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
8. 2oC+ 8oC =
9. Sama2
Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang
dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan.
pengertian SiLPA/SIKPA
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan [PP No. 71 Tahun 2010 tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan (Lampiran
I.02)]
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/APBD selama satu periode pelaporan [PP No.
24 tahun 2005 Lampiran III, IV Pernyataan Sistem Akuntansi Pemerintahan]
trus....
Apa beda SilPA dengan SILPA?
Kembali ke pertanyaan pada judul di atas, sekilas pertanyaan tersebut adalah biasa saja. Tapi tunggu dulu, yang satu SilPA
(dengan huruf i kecil) dan yang satu lagi SILPA (dengan huruf i besar/kapital). Apa perbedaanya hanya pada huruf "i" itu? Tentu
saja tidak.
SiLPA (dengan huruf i kecil) adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran
anggaran selama satu periode anggaran. Misalnya realisasi penerimaan daerah tahun anggaran 2008 adalah Rp571 milyar
sedangkan realisasi pengeluaran daerah adalah Rp524 milyar, maka SiLPA-nya adalah Rp47 milyar.
Sedangkan SILPA (dengan huruf i besar/kapital) adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan. Yaitu selisih antara
surplus/defisit anggaran dengan pembiayaan netto. Dalam penyusunan APBD angka SILPA ini seharusnya sama dengan nol.
Artinya bahwa penerimaan pembiayaan harus dapat menutup defisit anggaran yang terjadi.
Jika angka SILPA-nya positif berarti bahwa ada pembiayaan netto setelah dikurangi dengan defisit anggaran, masih tersisa
(misalnya (Rp2 milyar). Atau dengan penjelasan lain bahwa secara anggaran masih ada dana dari penerimaan pembiyaan yang
Rp2 milyar tersebut yang belum dimanfaatkan untuk membiayai Belanja Daerah dan/atau Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Penggunaan SiLPA
Permendagri 13 Tahun 2006. Pasal 137 menyatakan: Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya merupakan
penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:
menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja;
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung;
mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan
Selain itu, sesuai dengan UU no 33 tahun 2004, tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah, SiLPA hanya
dapat digunakan bila defisit APBN dan APBD mencapai 3 persen.
"Oleh karena itu daerah pasti defisit kalau mereka pakai SiLPA untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Maka kita perlu
meredefinisikan defisit 3 persen itu apa? Apakah yang termasuk penggunaan SiLPA atau defisit yang dibiayai utang. Karena dari
catatan kami 90 persen daerah pembiayaan defisit pakai SiLPA," kata Anny.
Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menambahkan, selama ini Pemda cenderung mengklaim alokasi dana dari pemerintah
pusat sangat minim. Padahal, tingginya SiLPA menunjukkan bahwa Pemda belum piawai mmengatur keuangannya. Oleh karena
itu, dia berharap Pemda tidak lagi diberikan SiLPA kecuali bila ada dana sisa karena efisiensi program, bukan karena
programnya mangkrak atau macet.
Harfi Hambani
Assalamu'alaikum... Sukses itu adalah ibadah. Ibadah untuk berbagi, ibadah untuk mengabdi menuju perubahan
HOME
POSTS RSS
COMMENTS RSS
EDIT
Search...
Posted in
undefined
undefined
RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara arif tentang visi , misi , dan agenda Kepala Daerah
terpilih dalam tujuan , sasaran , strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat
serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke
depan.
Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan RPJMD perlu untuk memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.Strategis
RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan kearah mana daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa
yang hendak dicapai dalam 5 tahun mendatang , bagaimana mencapainya , dan langkah-langkah strategis apa yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan.
3.Politis
Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi dengan kekuatan politik , terutama Kepala Daerah
Terpilih dengan DPRD.
4.Perencanaan Bottom-up
Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam penyusunan RPJMD.
sumber: http://fia.ub.ac.id/lkp3/berita/diklat-penyusunan-rpjmd.html
Renstra SKPD disusun berpedoman pada RPJM Daerah sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan daerah berwawasan waktu 5 (lima) tahun
Renstra SKPD adalah acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahunan SKPD
Renstra SKPD adalah acuan dalam penilaian kinerja SKPD oleh lembaga auditor baik internal ataupun eksternal
Renstra SKPD diwajibkan menerapkan dan mencapai Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) yang ditetapkan
Kementrian/Lembaga
PROSES PENYUSUNAN
Setiap SKPD wajib melakukan penyusunan Renstra dengan mengacu pada RPJM Daerah
Penyusunan Renstra SKPD harus melibatkan stakeholder sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta
berkoordinasi dengan Bapeda atau Bapekab
Renstra SKPD ditetapkan melalui peraturan kepala SKPD
Dokumen Renstra SKPD yang telah ditetapkan Kepala SKPD agar disampaikan ke Bapeda
TAHAPAN PENYUSUNAN
Penyusunan Rancangan Renstra SKPD:
Substansi utama memuat visi dan misi SKPD , Tujuan , Strategi , Kebijakan , Program , dilengkapi dengan Kegiatan
yang bersifat indikatif
Sistematika Renstra SKPD
1.Pendahuluan
2.Gambaran Pelayanan SKPD
3.Isu-isu Strategi berdasarkan Tupoksi
4.Visi,Misi tujuan dan sasaran,strategi dan kebijakan
5.Rencana Program kegiatan Indikator kinerja kelompok dan sasaran pendanaan indikatif
6.Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan dan sasaean RPJMD
(Pasal 93 Permendagri 54/2010 )
Sumber : http://fia.ub.ac.id/lkp3/berita/diklat-penyusunan-renstra.html
PERENCANAAN DAERAH
1.Perencanaan ekonomi daerah disusun sesuai dengan kewenangan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan ekonomi
nasional
2.Berdasarkan dimensi waktu terdiri atas perenc. Jangka panjang, perenc. Jangka menengah dan perencanaan jangka pendek (tahunan)
3.Dimaksudkan untuk menjami keterkaitan antara perencanaan & penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian
Proses identifikasi berbagai permasalahan, hambatan, peluang, dan tantangan yang saat ini terjadi.
Proses dan analisis kondisi eksisting SDA, SDM, potensi ekonomi, tingkat perkembangan sosial budaya, kondisi politik, hukum serta
tingkat keamanan dan ketertiban.
Proses pengkajian kondisi sektor ekonomi unggulan dalam rangka mendapatkan peta potensi termasuk Potensi PAD & kapasitas
ekonomi daerah.
Proses pengkajian produk unggulan, potensi, permasalahan dan prospek ke depan serta konsep pengembangannya.
Analisis keterkaitan antar sektor dan produk unggulan agar dapat diperoleh peta potensi ekonomi daerah.
Proses perencanaan pembangunan yang lebih rasional, sistematis, dan dapat diukur serta formulasi strategi, prioritas dan kebijakan
pembangunan dengan mempertimbangkan azas berkelanjutan dan keterpaduan.
Proses identifikasi dan analisis permasalahan-permasalahan aktual pembangunan untuk periode waktu 5 tahun ke depan.
Proses identifikasi dan analisis kondisi, potensi SDA, SDM dan berbagai asset baik tangible assets (hardware) maupun intangible
assets (software) yang dimiliki Pemerintah Daerah.
Proses formulasi kebijakan indikatif (policies formulation) untuk merumuskan arah dan kebijakan pembangunan dan pengelolaan
keuangan daerah untuk 5 tahun mendatang.
Penyusunan arah kebijakan dan koordinasi pembangunan lintas satuan kerja perangkat daerah untuk 5 tahun ke depan.
Perumusan program lintas kewilayahan dalam Pemerintah Daerah termasuk kerangka regulasi dan skema awal pendanaan yang
bersifat indikatif untuk 5 tahun mendatang.
Perencanaan Gagal?
Model perencanaan salah, sehingga perencanaan dan implementasinya mengacu pada model yang sudah tidak betul, sehingga terjadi
kegagalan dalam perencanaan.
2.Pada saat penyusunan dokumen perencanaan, dokumen perencanaan yang lebih tinggi belum di sahkan
3. Ada acuan yang berbeda saat penetapan RPJMD apakah dengan Perda atau Keputusan Kepala Daerah
4. Ketidak sesuaian antara petunjuk teknis penyusunan dokumen perencanaan dengan dasar hukum yang baru.
contoh:
SE Mendagri No. 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJPD dan RPJMD
Acuan tersebut sistematikanya kurang sesuai pada saat menterjemahkan program/kegiatan sesuai aturan yang baru yang berdasarkan urusan
Rekomendasi
Data harus diusahakan seakurat mungkin (seragamkan definisi), penataan data dalam setiap lembaga.
Pengesahan RPJP Nasional harus disegerakan, karena RPJPD mengacu kepada RPJP Nasional
Petunjuk teknis dalam penyusunan dokumen perencanaan harus mengacu/disesuaikan kepada peraturan yang baru.
Sumber : http://speunand.blogspot.com/2012/03/kebijakan-perencanaan-daerah-rpjpd-dan.html
http://dadang-solihin.blogspot.com/
dadangsol@gmail.com HP 08129322202
7 komentar:
1.
ACHRIE TEKTURE
1 Maret 2016 18.38
1.
ALDY RORIMPANDEY
24 April 2016 19.22
sukses terus
1.
UNKNOWN
31 Mei 2016 21.37
1.
FAJAR LAZUARDI
27 September 2016 19.40
SANGAT BERMANFAAT
1.
RULAND WESTCOAST
10 Desember 2016 06.53
mudah di pahami
thanksz
1.
1.
ADI SASMITA
8 Maret 2017 20.45
thx bro
Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Pages
Beranda
About Me
harfi hambani
Lihat profil lengkapku
Blog Archive
► 2016 (17)
▼ 2015 (19)
o ► November (2)
o ▼ Juli (4)
PENGOBAT HATI KAUM FAKIR MISKINOLeh :Irwan Dani Se...
CINTA TAK TERBALAS Kadang saya iri melihat orang-o...
INVESTASI DI NUSATENGGARA BARATOLEH HARFI HAMBANI ...
Apa itu RPJMD, RENSTRA,
o ► Juni (6)
o ► Mei (2)
o ► April (1)
o ► Februari (2)
o ► Januari (2)
► 2014 (2)
Harfi Hambani
Designed by: wordpress-solutions | Blogger Templates by Blogger Template Place | Blogger Tutorial