Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas : 2 D
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS BENGKULU
Segala puji dan syukur hanya diperuntukkan kepada Sang Maha Pencipta dan Pemilik
jiwa dan ruh seluruh makhluk dan telah menjadikan Muhammad, Rasulullah saw sebagai
teladan dan anutan bagi seluruh umat manusia di dunia dan akhirat. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi termulia, Muhammad saw, segenap keluarganya,
sahabat-sahabat, dan umat yang senantiasa memegang teguh ajarannya sampai hari
berbangkit. penyusun doakan semoga kita semua berada dalam rahmat dan ridho-Nya,
sehingga tak sedikitpun ruang dan waktu, melainkan memberikan manfaat untuk umat dalam
keseharian kita, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang. Dan harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang telah membaca
makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar…………….…………………………………...………………...i
Daftar Isi……………………………………………………...…………………ii
Bab I Pendahuluan……...…………………….……….…..…………………….1
A. Latar Belakang……………………...…………………….………………1
B. Rumusan Masalah…………………...…………………….……………...1
C. Tujuan…………...………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan………...….……………………………………….………..2
A. Pengertian Negara……………...…………………………………………2
B. Pengertian Konstitusi…..……...…………………………………………3
C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia………………………4
D. Sistem Ketatanegaraan Indonesia………………………………………9
A. Kesimpulan……………………………………………………………..10
B. Saran……………………………………………………………………10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat
dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi merupakan hukum
dasarnya suatu Negara.Dasar-dasar penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi
sebagai hokum dasar.Negara yang berlandaskan kepada suatu konstitusi dinamakan Negara
konstitusional.Akan tetapi, untuk dapat dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional
maka konstitusi Negara tersebut harus memenuhi sifat-sifat dan ciri-ciri dari
konstitusionalisme.Jadi Negara tersebut harus menganut gagasan tentang
konstitusionalisme.Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.
Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.Mula-
mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan wilayah
tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan pada akhirnya
menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk suatu
negara.Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori besar dari para
ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter sendiri.Istilah bangsa
memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-beda.Bangsa merupakan
terjemahan dari kata “nation” (dalam bahasa inggris).Kata nation bermakna keturunan atau
bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara?
2. Apa saja pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?
4. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi Republik Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi Republik Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Berbeda dengan konsep penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikirnegara tersebut,
Nicollo Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negarasebagai negara kekuasaan, dalam
bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku referensi pada raja. Machiavelli
memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada sesuatu yang
dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja.Raja sebagai pemegang kekuasaan nengara
tidak mungkin hanya mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau
kesusilaan.Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara.Bahkan
yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala
cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang
otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral. Berikut ini konsep pengertian negara modern :
Roger H. Soultou, mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
bersama atas nama masyarakat.
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci,
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsipnegara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-
prinsip entitas politik dan hukum,istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan
konstitusi nasional sebagaiprinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
dalam bentukstruktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara
padaumumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepadawarga
masyarakatnya.Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukumyang mendefinisikan
fungsi pemerintahan negara.
Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi
yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan
dalil “Goverment by law, not by men” ( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh
manusia). Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai
konstitusionalisme, (kekuasaanterbatas dan jaminan hak dasar warga negara).Mendapatkan
perumusan secara yuridis.
C. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.Dalam tata
susunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara
yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
Khusus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
1.UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001, dan
tahun 2002) Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKIdilakukan
dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang TerdiriDari 4
Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dandua ayat aturan
tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang terdiri atas
dua bagian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-pasalnya.Adapun
bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang dibuat dalam Berita
Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Berdasarkan hal itu maka
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946,
terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPRpada siadang
umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober1999. Amandemen atas
UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengandemikian UUD 1945 telah
mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan19
oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus 2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10agustus 2002.
Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasalserta 3 pasal
aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang
asli masih tetap berlaku,hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak berlaku
lagi. Yang beraku adalah ketentuan ketentuan yang baru. Naskah perubahan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara republik indonesia tahun 1945. Dengan
demikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
2. Naskah perubahan pertama UUD 1945
3. Naskah perubahan kedua UUD 1945
4. Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5. Naskah perubahan keempat UUD 1945
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut tertuang
dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya.Putusan MPR tersebut tidak
menggunakan nomor putusan majelis. Hal ini berbeda dengan jenis putusan majelis lainnya,
yaitu ketetapan majelis dan keputusan majelis yag menggunakan nomor keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD 1945 menjadi lebih
lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah keseluruhan pasal yang diubah dari
perubahan perama sampai keempat ada 73 pasal.Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37
tidak termasuk aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara
menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal (angkanya). Misalnya pasal
28,kemudian pasal 28A, pasal 28B dan seterusnya.
A. SIMPULAN
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauhdari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskantentang makalah
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebihdipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa,Bandung: PT
Refika Aditama, 2015.
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ,
Yogyakarta:Paradigma, 2016.
Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHASAKTI,
2018.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
diPerguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.
LAMPIRAN
NPM : A1G020131
Konstitusi.
NPM : A1G020133
NPM : A1G020095
Dan Konstitusi
Nama : Noviona Rahma Suhli
NPM : A1G020127
NPM : A1G020052