DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
PRODI D3 KEPERAWATAN
SEMESTER GENAP
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Pada Pasien
Dengan Kebutuhan Khusus". Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terimakasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah ini
tercatat menjadi motivasi bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat.
Penulis,
Kelompok Enam
D3 Kep. Bkl. Tk. 1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah proses pertukaran pikiran untuk menujukan suatu hal atau
perasaan kepada seseorang yang terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung.
Tujuan komunikasi ialah Untuk menciptakan kesepahaman di antara kedua belah pihak agar hal
yang di sampaikan bisa di mengerti.
Begitu penting komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan interaksi. Dengan
berkomunikasi, dapat menolong seseorang dalam memenuhi kebutuhan interpersonal. Komunikasi
juga dapat memfasilitasi setiap orang untuk mengetahui jati diri. Dan bukan hanya itu, komunikasi
juga dapat mempengaruhi orang lain dalam memilih, menentuka serta mengetahui suatu hal.
1.2 Tujuan
Setelah dilakukan penelitian dan penulisan pada makalah ini, di harapkan para
pembaca bisa tahu serta mampu memahami tentang ilmu komunikasi.
1.3 Manfaat
Dapat membantu para pembaca untuk memahami tentang pengertian komunikasi,
bentuk-bentuk komunikasi dan lain sebagainya di dalam kehidupan agar bisa
tahu/membedakan baik buruknya jenis komunikasi yang muncul dihadapan-nya. Membantu
para mahasiswa dalam menambah wawasan tentang ilmu komunikasi di dalam pembelajaran
dan diharapkan mampu meneruskan wawasan tentang ilmu komunikasi kepada sesama demi
kebaikan bersama.
BAB I I
PEMBAHASAN
Salah satu faktor yang penyebab pasien dengan kebutuhan khusus sulit diterima masyarakat
adalah ketidakmampuannya dalam berkomunikasi/kesulitan berbahasa dan menyampaikan
pendapat, serta perilaku yang “aneh” dan sulit untuk dipahami. Gangguan komunikasi adalah
gangguan bicara pada pasien berkebutuhan khusus, sebagai contoh dari salah satu kelainan
yang sering dialami oleh anak-anak.
Ada beberapa jenis pasien dengan kebutuhan khusus diantara lain adalah Pasien Geriatri atau
pasien yang sudah berusia diatas 60 tahun, Pasien Tunarungu dan lain sebagainya. Untuk
penjelasan yang lebih efektif dari penelitian makalah ini, kami mengambil satu kasus pada
pasien yang menderita Tunarungu.
Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia presekolah. Hal ini mencakup gangguan
berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara yang terlambat ditangani adalah jika
terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah laku, gangguan kejiwaan, kesulitan
membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk penurunan prestasi di sekolah sampai
drop-out. Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah
dengan level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan
pendidikan khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran,
bersekolah di sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar
biasa untuk tunarungu.
Pasien penderita tunarungu mayoritas memakai alat bantu di telinga mereka dengan tujuan
untuk membantu pendengaran mereka. Alat bantu ini dapat berupa implan koklea yang
ditanamkan pada telinga melalui pembedahan, atau alat bantu dengar yang bisa dipasang dan
dilepas sesuai keinginan. Selain itu, perangkat pengeras suara juga dapat dipasang di alat
elektronik, seperti TV, telepon, atau radio, agar penderita gangguan pendengaran juga dapat
menikmati acara dan berinteraksi.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam proses komunikasi kepada pasien yang Tunarungu demi
menjaga perasaan-nya ialah jangan mengulangi perkataan dengan volume suara yang lebih
keras. Itu akan membuat sang pasien merasa seperti dimarahi dan tentu itu juga akan
membuat sang pasien merasa berbeda dengan yang lain. Kemudian jangan menyuruh orang
lain untuk berbicara kepada pasien (didepan pasien), itu juga akan membuat pasien berbeda
dan akan mambuatnya berfikir bahwa tidak semua orang bisa mengerti tentang apa yang ada
pada dirinya.
Dan masih banyak lagi yang harus kita hindari seperti jangan membiarkan pasien merasa
tidak di perhatikan, jangan sampai kita kehilangan kesabaran dan lain sebagainya. Jikalau kita
mengabaikan hal-hal tersebut, pasien yang sedang menderita tunarungu akan frustasi, malu,
merasa terganggu, emosi pada diri sendiri dan yang paling buruk bisa mengalami stress berat.
PENUTUP
1.5 Kesimpulan
1.6 Saran
Dari kesimpulan di atas, maka kami menyarankan kepada sang pembaca agar bisa
menguasai materi makalah dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Itu semua kami
harapkan demi kebaikan bersama dalam menjaga hubungan kepada sesama yang
membutuhkan perlakuan khusus.
Daftar Pustaka
https://prezi.com/0lvj2eatcnji/komunikasi-dengan-pasien-berkebutuhan-khusus/
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-
dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf
http://eprints.umm.ac.id/26954/1/jiptummpp-gdl-dewipuspit-33456-2-babi.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7024/4/BAB%20I%20.pdf
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-4-komunikasi-pasien-kebutuhan-
khusus
https://www.alodokter.com/teknik-dasar-berkomunikasi-dengan-penyandang-
tunarungu#:~:text=Tunarungu%20adalah%20seseorang%20yang
%20memiliki,pembicaraan%20bisa%20tersampaikan%20dengan%20baik