Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan interaksi, di mana pendidik atau guru


bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindakan mendidik tersebut
tertuju pada perkembangan siswa yakni menjadi siswa yang mandiri, sehingga
untuk dapat berkembang menjadi mandiri, maka siswa harus belajar dan berilmu.
Diketahui bahwa pemerintah dalam hal ini melalui Departemen Pendidikan
Nasional telah memunculkan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
kompetensi yang mewajibkan anak untuk aktif dalam pembelajaran. Sebelum kita
bahas mendalam tentang Kurikulum 2013 ini, kita bahas pengertian kurikulum,
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan
dalam proses kegiatan belajar-mengajar (Sukmadinata, 2009, hal. 5). Pengertian
tersebut juga sejalan dengan pendapat Nasution (2006, hal. 5) yang menyatakan
bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2013 tentang Sistem


Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kusuma, 2013, hal. 1). Kurikulum biasanya
dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang fungsional.
Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum yang
dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional (Sukmadinata,
2009, hal. 5).

Menurut Mulyasa (2013, hal. 7) Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada


pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi
tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


2

karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang
bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai
jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing,
bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan
global. Hal ini dimungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul
dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.
Interaksi pembelajaran antara guru dan siswa memerlukan adanya suatu
alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan
yaitu media pembelajaran. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2003, hal. 6).
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan
berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pembelajaran di
dalam kelas, khususnya tidak akan terjadi dengan baik jika salah satu dari tiga hal
tidak ada. Ketiga hal tersebut, yaitu pendidik, pesan dan peserta didik (Sutikno,
2005, hal. 94). Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat
meningkatkan motivasi pembelajar.
Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada
pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa
yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang
baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan
balik dan juga mendorong siswa untuk selalu memperhatikan materi yang sedang
disampaikan oleh guru dengan berbantuan media, di sini akan terjadi suatu
pembelajaran interaktif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu salah satunya dengan penggunaan media
realia. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di
ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media
realia ini adalah dapat memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa.
Misalnya untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi
makhluk hidup, ekosistem, dan sistem regulasi. Keunggulan media realia menurut

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


3

Pujita (2008, hal. 29) yaitu: 1. Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat
ditemui kerena merupakan benda nyata yang ada di lingkungan sekitar; 2.
Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda realia merupakan
benda yang nyata, maka penjelasan atau informasi yang berkaitan benda tersebut
menjadi jelas dan lebih akurat.
Mata pelajaran biologi bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap
keindahan dan keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan
keyakinannya terhadap keagungan Pencipta, sebagai warga negara yang
menguasai ilmu sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sistem regulasi sebagai
salah satu cabang mata pelajaran Biologi memiliki tujuan yang sama dengan mata
pelajaran lainnya. Sehingga penggunaan media realia diharapkan mampu
mencapai hasil belajar atau tujuan dari pembelajaran yang telah dirumuskan.
Tabel 1.1 Hasil Nilai Ulangan Harian Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi Tahun Ajaran 2018/2019 Kelas X MIPA 2
No KKM Nilai Kelas XI IPA 2
TA. 2018/2019
Jumlah Presentase
1. 70 ≥ 70 9 36 %
2. ≤ 70 16 64 %
Jumlah 25 100 %

Berdasarkan tabel di atas siswa yang memperoleh nilai diatas KKM


dengan ≥ 70sebanyak 36%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM dengan nilai ≤ 70 sebanyak 64%. Berdasarkan kenyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelas X MIPA 2 pada Ulangan Harian Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi Tahun Ajaran 2018/2019 relatif rendah.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 10 Januari 2019
di MA Laboratorium Kota Jambi, didapatkan informasi dari guru mata pelajaran
biologi bahwa standar nilai ketuntasan mata pelajaran biologi siswa di sekolah
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi masih rendah khususnya di kelas X
MIPA 2 terlihat dari hasil belajarnya, yaitu nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang
terendah 40 dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70, media realia belum

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


4

pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas, dalam kegiatan pembelajaran


terdapat perbedaan ketika menggunakan media dan tidak menggunakan media. Di
mana siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran ketika menggunakan media
dalam pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MA
Laboratorium Kota Jambi. Kelas XI dipilih karena sub materi penelitian terdapat
dikelas XI, bukan dikelas X dan kelas XII. Bertolak dari latar belakang masalah
yang diuraikan di atas, maka dalam hal ini peneliti terdorong untuk mengkaji dan
mengamati lebih jauh tentang “Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari observasi dan wawancara awal yang peneliti lakukan


dikelas XI di Madrasah Laboratorium Kota Jambi. Maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi masih rendah.
2. Guru belum pernah menggunakan media realia pada pembelajaran biologi
di kelas.
3. Siswa lebih tertarik ketika pembelajaran menggunakan media daripada
tidak menggunakan media.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak melebarnya ruang lingkup
penelitian ini dan agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, maka penulis
membatasi pokok masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Materi yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah Sistem
Regulasi.
2. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI di Madrasah Aliyah
Laboratorium Kota Jambi.
3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
biologi siswa dalam ranah kognitif.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


5

D. Rumusan Masalah

Untuk melakukan penelitian ini maka dirumuskan masalahnya dalam


bentuk pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Berapa besar skor Hasil Belajar Biologi Siswa dengan menggunakan


Media Realia di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi?
2. Berapa besar skor Hasil Belajar Biologi Siswa tanpa menggunakan Media
Realia di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi?
3. Berapa besar signifikansi Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini


adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui besar skor Hasil Belajar Biologi Siswa dengan


menggunakan Media Realia di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi.
b. Untuk mengetahui besar skor Hasil Belajar Biologi Siswa tanpa
menggunakan Media Realia di Madrasah Aliyah Laboratorium Kota
Jambi.
c. Untuk mengetahui besar signifikansi Pengaruh Penggunaan Media Realia
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Madrasah Aliyah Laboratorium
Kota Jambi.
2. Kegunaan penelitian

a. Bagi siswa, meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk


menemukan pengetahuan dan pengembangan wawasan, meningkatkan
kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran dengan
model pembelajaran inovatif.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


6

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang media


pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran biologi.
c. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan
khususnya dalam pelajaran biologi.

BAB II

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


7

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu kata hasil dan
belajar. Kata hasil mengandung arti sesuatu yang diadakan, dilakukan,
dikerjakan oleh usaha sedangkan kata belajar mempunyai arti berusaha
supaya mendapatkan suatu kepandaian. Jadi yang dimaksud dengan hasil
belajar disini adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh siswa setelah mengikuti diklat tertentu, yang lazim ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas,
2006, hal. 17).
Winkel (2004, hal. 56-57), mengatakan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan akibat belajar yang terjadi pada individu meliputi
kemampuan kognitif, sensori-motorik, dan dinamika-afektif. Sukmadinata
(2005, hal. 102-103), mengatakan bahwa hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
berpikir maupun keterampilan motorik. Berdasarkan pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah menerima pengalaman-pengalaman belajarnya yang
wujudnya berupa perubahan tingkah laku baik dari segi kognitif, afektif
maupun psikomotor. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil belajar dari segi kognitif berupa penguasaan
materi yang ditunjukkan dengan penilaian test kognitif.

Menurut Mulyasa (2008, hal. 25) hasil belajar merupakan prestasi


belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan
derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


8

dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai
wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002, hal. 11), hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan


pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Pemilikkan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam
kehidupan.
2) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep.
3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut. Hasil belajar digunakan oleh guru
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan
pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami
belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik
lagi. Hasil belajar yang berupa informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap, akan
membawa perubahan dalam segala aspek yang dimiliki individu untuk
merespon segala sesuatu yang terjadi sehingga dapat menerima atau
menolak dengan alasan sendiri yang logis. Hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


9

hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan


beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal
dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang
berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal). Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis besar
terbagi dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal (Sabri, 2010, hal.
59-60).
1) Faktor internal siswa
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran
fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan
pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi
dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2) Faktor eksternal siswa
a) Faktor lingkungan siswa, faktor ini terbagi dua yaitu pertama,
faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu,
kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak
madrasah dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti
manusia dan budayanya.
b) Faktor instrumental, yang termasuk faktor instrumental antara lain
gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran,
media pembelajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran
serta strategi pembelajaran.

Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak


faktor-faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian hasil

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


10

belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses


pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi diatas, peneliti menggunakan faktor
eksternal berupa penggunaan media realia. Penggunaan media realia
tersebut menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
sistem regulasi.

2. Media Realia
a. Pengertian Media Realia

Media pembelajaran menurut Asyhar (2012, hal. 7-8), memiliki


cakupan yang sangat luas yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media pembelajaran mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam
pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras
(hardware), seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak
(software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Dalam hal ini,
pendidik juga bisa termasuk salah satu bentuk media pembelajaran
sehingga menjadi kajian strategi penyampaian pembelajaran (Asyhar,
2012, hal. 8). Jadi media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati,
tetapi juga benda hidup, seperti manusia.
Sementara itu, menurut Sukiman (2012, hal. 28), media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan
langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para
siswa secara umum. Wajarlah bila peranan guru yang menggunakan media
pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang guru “biasa”. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi
lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


11

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk


jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau
pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2010, hal. 136).
Sedangkan menurut Rohani (2004, hal. 3) media adalah segala sesuatu
yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk
proses komunikasi. Realia adalah benda yang masih berada dalam keadaan
utuh, dapat dioperasikan, mungkin hidup (tumbuhan atau binatang), dalam
ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya.
Jadi media realia adalah benda dalam wujud asli yang dapat digunakan
sebagai bahan belajar (Uno, 2007, hal. 117).
Media realia yaitu dapat berupa spesimen meliputi makhluk hidup
baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Adapun spesimen
makhluk hidup yang masih hidup dapat berupa :
1) Akuarium dengan ikan dan tumbuh-tumbuhan.
2) Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhan.
3) Kebun binatang dengan segala binatang yang ada.
4) Kebun percobaan dengan berbagai tumbuh-tumbuhan.
5) Insektarium berupa kotak kaca yang berisi serangga.
Sedangkan spesimen makhluk yang sudah mati antara lain berupa :
a) Herbarium.
b) Diarama, yaitu pameran hewan dan tumbuhan yang telah dikeringkan
dengan kedudukasn seperti aslinya di alam dan sekitarnya.
c) Taksidemi, yaitu kulit hewan yang dibentuk kembali sesuai aslinya
setelah kulit dikeringkan dan isinya diganti dengan benda lain.
d) Awetan hewan dalam botol.
e) Awetan dalam cairan plastik (bioplatik), maksudnya makhluk yang
sudah mati disimpan dalam cairan plastik semula cair lalu membeku
(Rohani, 2004, hal. 18-19).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


12

Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan


media realia ini yaitu:
(1) Keuntungan
(a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk
mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi
nyata.
(b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi
yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka menggunakan
sebanyak mungkin alat indera.
(2) Kelemahan
(a) Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-
kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
(b) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-
kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan
dalam menggunakanya.
(c) Tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya,
seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian,
sehingga pengajar harus didukung pula dengan media lain (Ibrahim dan
Sudjana, 2010, hal. 119).
b. Kriteria Media Realia yang digunakan dalam pembelajaran

Beberapa jenis media dapat digunakan dalam kegiatan belajar


mengajar di kelas. Masing-masing media tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan, namun dalam kegiatan belajar mengajar di kelas guru
dapat menggabungkan beberapa media dengan tujuan agar penggunaan
media saling melengkapi satu sama lain dan dapat menutupi kelemahan-
kelemahan salah satu media. Oleh sebab itu hendaknya perhatikan kriteria
media yang akan digunakan di kelas. Sudjana dan Rivai (2007, hal. 4)
menyebutkan bahwa :” Penggunaan media sangat bergantung kepada
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang
diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Sama halnya dengan Wibowo (1992, hal. 67)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


13

menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam


memilih media yaitu: 1) Ketersediaan sumber, 2) Kesediaan data, tenaga
dan fasilitas, 3) Keluwesan, kepraktisan dan daya tahan (umur) media, 4)
Efektivitas media untuk yang panjang.
c. Faktor Pendukung Penggunaan Media Realia

Secara umum, Wibowo (1992, hal. 67) menjelaskan faktor-faktor


yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media realia sebagai berikut :
1) Tujuan, artinya ketika guru memilih media yang akan digunakan
berdasarkan tujuan yang telah dirancang, sebelumnya. Jika tujuannya
membuat anak memahami konsep bilangan, maka guru dapat
mempergunakan papan planel angka, menyediakan beberapa bentuk
angka dan menggunakan benda-benda pada saat mempelajari konsep
bilangan.
2) Karakteristik Siswa, penyediaan media juga berhubungan dengan
jumlah anak, di mana lokasi belajarnya dan bagaimana gaya belajar
anak di kelas. Dengan begitu, guru dapat menyediakan media sesuai
dengan jumlah anak agar semua anak mendapat kesempatan yang sama
untuk mempergunakan media secara optimal.
3) Karakteristik Media, Guru harus mengetahui karakteristik media yang
hubungannya dengan keunggulan dan kelemahan media tersebut.
Misalnya Guru tidak mempergunakan media foto untuk mengajar
gerakan, alangkah lebih baiknya apabila guru menggunakan media
video.
4) Alokasi waktu, guru harus merencanakan berapa lama anak
menggunakan media tersebut dan juga guru harus memperhatikan
bagaimana cara merapikan kembali media tersebut. Hal ini
berhubungan dengan keefesienan media tersebut.
5) Ketersediaan, sebelum guru mempergunakan televisi dikelas, guru
harus memperhatikan ketersediaan alat-alat pendukung televisi
tersebut seperti ketersediaan stop kontak, aliran listrik dan sebagainya.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


14

6) Efektivitas, berhubungan apakah penggunaan media tersebut efektif


dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
7) Kompatibilitas, media yang akan digunakan harus bersifat praktis,
luwes dan tahan lama agar dapat digunakan diwaktu selanjutnya.
Kemudian dalam penggunaannya tidak merepotkan guru dan anak
sehingga mudah digunakan.
8) Biaya, hal ini terkait dengan perawatan media yang digunakan. Apakah
pemeliharaan mudah atau memakai biaya yang sangat mahal.
Berdasarkan beberapa penjelasan tentang kriteria pemilihan media
secara umum, dapat dilihat bahwa kriteria penggunaan media secara
umum dipertimbangkan pada saat memilih media realia.
Wibowo (2002, hal. 55) mengungkapkan beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan oleh guru sebelum menggunakan media realia sebagai
media pengajaran, yaitu:
a) Karena benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda-benda
hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-
benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan
di kelas secara efisien.
b) Bagaimanakah caranya agar benda-benda itu sesuai dengan pola
mengajar di kelas.
c) Darimana kita memperoleh benda-benda itu. Apabila telah mengetahui
kriteria dalam penggunaan media, ada baiknya mempertimbangkan
dengan matang sebelum penggunaan media di kelas. Beberapa
penjelasan diatas dapat menjadi pertimbangan guru pada saat sebelum
mempergunakan media dan dapat dijadikan acuan guru pada saat
memilih media realia yang akan digunakan dikelas. Maka hendaknya
pemanfaatan media realia sebagai media pengajaran dan sebagai
bagian dari upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar akan
semakin efektif.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


15

d. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia

Adapun langkah-langkah penggunaan media realia menurut


Sudjana dan Rivai (2007, hal. 4) sebagai berikut:
1) Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan bahan ajar
(materi ajar) agar dapat dimanfaatkan dikelas dengan efisien.
2) Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses pembelajaran
dikelas. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dari benda-benda
tersebut.
3) Mengajak siswa mengamati secara langsung, kemudian bersama
temannya berdiskusi tentang materi yang diajarkan.
4) Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari guru, siswa
dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Penilaian
keseluruhan kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan penilaian
autentik. Berdasarkan kajian diatas maka yang dimaksud dengan media
realia adalah semua media nyata didalam ruang kelas, tetapi dapat
digunakan sebagai sesuatu kegiatan observasi pada lingkungannya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan


No Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan perbedaan
1. Zuraida Menunjukkan Persamaannya Penelitian
(2018) bahwa rata-rata hasil menggunakan menggunakan
berjudul belajar peserta didik media realia. model
pengaruh pada kelas pembelajaran
penggunaan eksperimen lebih pendekatan
media realia besar dibandingkan saintifik.
terhadap hasil dengan rata-rata
belajar ilmu hasil belajar kelas
pengetahuan kontrol.
alam (IPA)
terpadu siswa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


16

di madrasah
tsanawiyah
negeri tanjung
kabupaten
sarolangun.
2. Asrianti Rata-rata posttest Menggunakan Penelitian ini
(2014) kelas eksperimen media realia dilakukan
berjudul yaitu 83 sedangkan dalam pada materi
pengaruh kelas kontrol pembelajaran. keanekaraga
penggunaan yaitu 60. man hayati.
media realia
melalui metode
kerja kelompok
terhadap hasil
belajar siswa di
sekolah
menengah atas
negeri 11 kota
jambi.
Menunjukkan
3. Akhneta (2014) Menggunakan Penelitian ini
bahwa penggunaan
berjudul media realia dilakukan
media realia dalam
peningkatan dalam pada
pembelajaran ipa
hasil belajar pembelajaran. pembelajaran
meningkatkan hasil
siswa ipa.
belajar siswa. Hal
menggunakan
ini terlihat dari nilai
media realia
rata-rata siswa
pada
sebesar 62,5 pada
pembelajaran
siklus 1 dan
ilmu
meningkat lagi
pengetahuan
menjadi 75,5 pada
alam.
siklus 2.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


17

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya


hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Menurut
Sugiono kerangka berpikir model konseptual tentang bagaimana teori
hubungan dengan berbagai faktor yang lebih diidentifikasi sebagai masalah
penting. Berdasarkan observasi terdapat hasil belajar siswa rendah yang di
sebabkan oleh pemahaman siswa yang kurang terhadap materi pokok yang di
ajarkan. Karena itu diperlukan media pembelajaran yang bersifat student
centered (pembelajaran berpusat pada siswa) agar siswa belajar lebih aktif,
salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkat hasil belajar
siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan media realia.
Pembelajaran dengan menggunakan media dapat mengurangi kondisi
yang monoton dan menjenuhkan sehingga pembelajaran dapat diterima oleh
siswa. Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam mata pelajaran
Biologi adalah media realia/benda nyata, dengan alasan media realia dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya
dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin
alat indera, sehingga memudahkan siswa dalam memahami pelajaran,
sehingga hasil belajar Biologi yang diperoleh siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dilihat bagan berikut:

Siswa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


18

Proses pembelajaran

Pretest

Proses pembelajaran
menggunakan media
realia

Posttest

Hasil belajar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir maka penulis dapat


merumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara media realia terhadap hasil
belajar biologi.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MA Laboratorium Kota Jambi yang
beralamat Jalan Arif Rahman Hakim Telanai Pura Jambi yang dilaksanakan
selama 1 bulan pada semester genap Tahun Ajaran 2018/2019.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yaitu penelitian yang tidak
mencukupi semua syarat-syarat dari suatu eksperimen karena tidak adanya kelas

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


20

lain yang dikenai perlakuan sebagai pembanding. Desain penelitian yang


digunakan yaitu “One Group Pretest-Posttest Design”. Dimana dalam desain ini
digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu
dikenakan perlakuan dalam jangka waktu tertentu. Kemudian dilakukan
pengukuran untuk kedua kalinya desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2

Keterangan :
T1 = pretest (tes hasil belajar sebelum mendapat perlakuan)
T2 = posttest (tes hasil belajar sesudah mendapat perlakuan)
X = treatment (perlakuan/penerapan strategi pembelajaran aktif)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas, dan karakteristik tertentu dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, hal. 120). Populasi di bedakan menjadi dua macam
yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah keseluruhan
unit elementer di daerah lokasi penelitian, sedangkan populasi terjangkau adalah
sebagian dari populasi sampling yang parameternya akan diduga melalui
penelitian terhadap sampel.
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi. Yang terdiri dari kelas X, XI, XII yang
berjumlah 292 orang.
Tabel 3.2 Keadaan Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi
No Kelas L P Jumlah Siswa
1 X MIPA 1 10 17 27 Orang
2 X MIPA 2 10 15 25 Orang
3 X IPS 1 12 13 25 Orang

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


21

4 X IPS 2 16 9 25 Orang
5 XI IPA 1 13 21 34 Orang
6 XI IPA 2 10 14 24 Orang
7 XI IPS 1 21 13 34 Orang
8 XI IPS 2 11 11 22 Orang
9 XII IPA 13 27 40 Orang
10 XII IPS 18 18 36 Orang
Jumlah 292 Orang

b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
Madrasah Aliyah Laboratorium Kota Jambi.
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Terjangkau
No Kelas L P Jumlah Siswa
1 X MIPA 1 10 17 27 Orang
2 X MIPA 2 10 15 25 Orang
3 X IPS 1 12 13 25 Orang
4 X IPS 2 16 9 25 Orang
Jumlah 102 Orang

2. Teknik pengambilan sampel


Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Arikunto, 2006, hal.
109) mengingat keterbatasan waktu pada penulis maka penelitian ini hanya
dilakukan terhadap satu kelas yang merupakan wakil dari populasi. Maka
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada anggota-anggota penelitian.
Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
cluster random sampling. Cluster random sampling digunakan bilamana populasi
tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
individu atau cluster. Peneliti memilih menggunakan teknik cluster random
sampling karena populasi terjangkaunya telah berbentuk kelompok-kelompok
atau kelas-kelas, sehingga diperoleh 1 kelas yaitu kelas X MIPA 2 Madrasah
Aliyah Laboratorium Kota Jambi tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 25
orang.
Tabel 3.4 Jumlah Sampel Penelitian
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


22

1 X MIPA 2 10 15 25 Orang
Jumlah 25 Orang

D. Instrumen penelitian
1. Media Realia (Variabel X)
Kehadiran media realia mempunyai arti penting dalam kegiatan
pembelajaran biologi, karena media realia dapat dijadikan sarana atau perantara
dalam memaparkan materi menjadi lebih sederhana serta dapat menghemat waktu.
Dengan pemakaian media realia dalam proses belajar mengajar dapat menambah
semangat dan membantu siswa untuk lebih aktif dan lebih banyak belajar mandiri,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Hasil Belajar (Variabel Y)


Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil atau skor yang diperoleh siswa
setelah melalui proses pembelajaran baik dengan menggunakan media realia
maupun yang tidak menggunakan media realia.

3. Kisi-kisi Instrumen
Untuk mendapatkan data konkrit dan memiliki relevansi dengan masalah
yang ada, maka penelitian ini data-data dikumpulkan melalui instrument tes. Tes
sebagai alat penilaian adalah pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada siswa
untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk tes perbuatan (tes tindakan)
(Sudjana, 2008, hal. 35).
Adapun kisi-kisi instrumen tes untuk menentukan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Posttest
NO KOMPETENSI INDIKATOR Ranah Kognitif NOMOR
DASAR C1 C2 C3 C4 SOAL
1. Mengelompokkan Mengidentifikasi √ 1,2,3,4,5,6,7,
tumbuhan ke dalam struktur dan fungsi 8,9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


23

divisio berdasarkan sistem sel saraf.


cirri-ciri umum, serta Menganalisis √ 10,11,12,13,
mengaitkan peranannya mekanisme impuls 18,21,23
dalam kehidupan. pada sistem saraf.
Menganalisis √ 14,15,24,25,
susunan sistem saraf 26,29
pada manusia.

Membedakan gerak √ 16,17,27,28


biasa dan gerak
refleks.
Menganalisis √
hormon-hormon
yang dihasilkan
kelenjar endokrin.
Menjelaskan struktur √ 22
dan fungsi bagian-
bagian pada masing-
masing alat indera
manusia.
Menganalisis √ 30
mekanisme kerja
masing-masing alat
indera.
Memberikan contoh √
penyakit yang
berhubungan dengan
sistem regulasi.
Menjelaskan kaitan √ 19,20
pola hidup terhadap
kelainan struktur dan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


24

fungsi sel pada


sistem regulasi.

4. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan kepada kelas penelitian terlebih dahulu dilakukan uji
coba butir soal dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas soal, serta
memperhatikan taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

a. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara cepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran validitas yang dimaksud (Sugiono, 2008, hal. 169).

M p −M t p
rpbi =
SDt q√
Keterangan :
rpbi : Angka indeks korelasi poin biserial
Mp : Mean (nilai rata-rata) skor yang dicapai oleh peserta tes (tes t)
yang menjawab betul yang sedang dicari korelasinya dengan tes
secara keseluruhan
Mt : Mean skor yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes (tes t)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


25

SDt : Deviasi standar skor total


ρ : Proporsi peserta tes (tes t) yang menjawab betul terhadap butir
soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan
q : Proporsi tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang
diuji validitas itemnya.

b. Reliabilitas
Setelah analisis validitas dari suatu butir soal, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006, hal. 170).
Apabila peneliti memiliki instrumen dengan jumlah ganjil, maka
peneliti tidak menggunakan teknik belah dua untuk menguji reliabilitasnya
maka penguji menggunakan rumus K-R20. Untuk menentukan indeks
reliabilitas tes digunakan rumus K-R20, yaitu :

V −∑ pq
r 11 = ( k ¿[ 1 ]
k−1 V1

Keterangan :
r 11 = Korelasi reliabilitas

k = Jumlah butir soal


V1 = Varia total
p = Proporsi skor yang diperoleh
q = Proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r 11)


pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Jika r 11 ≥ rtabel berarti Reliabel (digunakan atau dipakai) dan
Jika r 11 ≤ rtabel berarti tidak Reliabel (diperbaiki atau dihilangkan).

c. Taraf Kesukaran

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


26

Bermutu atau tidaknya butir-butir tes hasil belajar pertama-tama dapat


diketahui derajat kesukarannya atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh butir-
butir item tersebut (Arikunto, 2006, hal. 170).
Rumusnya :

B
P=
JS

Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :


1) Soal dengan P 0.01 sampai 0.30 adalah soal sukar
2) Soal dengan P 0.30 sampai 0.70 adalah soal sedang
3) Soal dengan P 0.70 sampai 1.00 adalah soal mudah

d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Rumusnya :

BA BB
D= − =P A−P B
J A JB
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal salah
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
Klasifikasi daya pembeda dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut :
D : 0,00 - 0,20 : jelek
D : 0,21 - 0,40 : cukup

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


27

D : 0,41 - 0,70 : baik


D : 0,71 - 1,00 : baik sekali
D : Negatif semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja

E. Teknik Analisis data


Untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis dan menjawab rumusan
telah diajukan maka dilakukan analisis data. Setelah data dari lapangan
dikumpulkan maka dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan “t” test.
Namun sebelum analisis data lebih lanjut maka terlebih dahulu perlu diuji
normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian normal tidaknya sebaran data yang akan
di analisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat atau Chi-Square.

2
k
( f 20 i−¿ f )
x =∑ Ei
¿
i-1 f Ei
Keterangan :
x 2 = nilai statistik Chi-Kuadrat
f 0 i= nilai observasi ke-i
f Ei = nilai frekuensi yang diharapkan ke-i
Dengan kriteria pengujiannya yaitu:
Jika x 2hit < x 2t maka H a diterima, data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan variabel dari skor
pada kedua kelompok populasi. Untuk pengujian homogenitas digunakan rumus
statistik uji fisher.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


28

S 21
f= , db=n1−1 , n2−1
S 22
Dengan
S2=n ∑ f x 2i −¿ ¿ ¿
Keterangan :
S21 = varians terbesar dari populasi
S22 = varians terkecil dari populasi
Kriteria pengujian adalah:
Jika F hit < F t , maka H a diterima, varians homogeny

3. Uji “t” test


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis komparasional
dengan menggunakan “t” test untuk sampel besar yang tidak saling berhubungan.
Langkah perhitungan “t” test adalah :
M 1−M 2
t o=
SEm −m
1 2

Keterangan :
to = t observasi atau t hasil perhitungan
M1 = Mean kelompok I pada variabel X
M2 = Mean kelompok II pada variabel Y
SEm −m = Standar error perbedaan dua mean sampel
1 2

Interpretasi :
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
(terdapat perbedaan yang signifikan).
Jika ttabel < thitung maka H0 diterima, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
(tidak ada perbedaan yang signifikan).

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


29

4. Uji Efek Cohen


Dalam penelitian ini akan dilihat berapa pengaruh penggunaan media
realia terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI madrasah aliyah laboratorium
jambi. Berikut rumus untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan media realia
terhadap hasil belajar biologi siswa, dapat diketahui dengan menggunakan
perhitungan effect size untuk mengetahui besar pengaruhnya. Effect size
merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel pada variabel lain,
besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya
sampel. Untuk menghitung effect size pada uji t digunakan rumus Cohen’s sebagai
berikut:
X́ t− X́ c
d= x 100 %
S Pooted

Keterangan:
d = Cohen’s d effect size (besar pengaruh dalam persen)
X́ t = mean treatment condition (rata-rata kelas eksperimen)
X́ c = mean control condition (rata-rata kelas kontrol)
S Pooted = Standard deviation (standar deviasi)

Untuk menghitung S Pooted( S gab) dengan rumus sebagai berikut:


S Pooted =√ ¿¿ ¿
Keterangan:
S Pooted = standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
Sd12 = standar deviasi kelas eksperimen

Sd22 = standar deviasi kelas control

Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi nilai Cohen’s


Cohen’s Standard Effect Size Persentase
(%)
Tinggi 2,0 97,7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


30

1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Sedang 0,7 76
0,6 73
0,5 69
Rendah 0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50

F. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Suatu pengujian hipotesis
statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu
keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan
(Sugiyono, 2013, hal. 64).
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ho : μA 1≤ μA 1
Ha : μA 1≥ μA 1

Keterangan:
μA 1 = Skor kelompok yang belajar dengan menggunakan media realia.
μA 1 = Skor kelompok yang belajar dengan tanpa menggunakan media realia.
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media realia
dengan hasil belajar biologi siswa.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media realia
terhadap hasil belajar biologi siswa.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


31

G. Jadwal penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melalui beberapa tahap, yaitu: dimulai
dengan pembuatan proposal, perbaikan hasil seminar proposal skripsi, dilanjutkan
dengan masa penelitian untuk pengumpulan data berdasarkan hasil riset. Tahap
terakhir adalah sidang munaqosah dan pelaporan penelitian skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi


32

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian Skripsi Tahun 2018/2019

Bulan
N
Jadwal Penelitian Januari Februari Maret April Mei
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal X  X  X  X  X  X                     
perbaikan hasil
2 seminar             X  X               
3 pengumpulan data                  X X  X           
4 verifikasi data                       X   X      
5 analisis data                         X     
perbaikan dari X
6 pembimbing                             X   
7 ujian skripsi                                 X
perbaikan dan
8 penggandaan                                 X X
Catatan : Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Anda mungkin juga menyukai