1. Poloklinik: salah satu unit pelayanan masyarakat yang bergerak pada bidang kesehatan.
Sebuah poliklinik yang menawarkan fasilitas perawatan kesehatan yang di khususkan
untuk perawatan pasien rawat jalan. Tujuan utama dari Poliklinik adalah melayani para
pasien yang akan berobat dan merupakan kegiatan utama, untuk itu penyediaan informasi
yang dapat mendukung dan meningkatkan sistem sangatlah di butuhkan.
2. Berdengin: merupakan salah satu kondisi medis yang disebut sebagai tinnitus.
Tinnitus terjadi jika terdengar suara-suara abnormal yang berasal dari dalam telinga, dan
terdengar seperti berdengung, siulan atau suara bising mesin.
3. Menyangkal: Menolak
4. Rinne test: merupakan sebuah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi
kemampuan pendengaran pada satu telinga (tuli unilateral).
5. Webber test: merupakan pemeriksaan untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran tersebut juga akan dikategorikan, apakah konduktif atau
sensorineural.
6. Swabach test: merupakan salah satu tes kualitatif untuk memeriksa gangguan
pendengaran dimana tes ini membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa
dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
7. Tes penala : pemeriksaan kualitatif untuk telinga
STEP 2
pembengkakan
tekanan penuh
gangguan pendengaran
meyebabkan penekanan diujung saraf yang akan muncul keluhan pusing berputar
menstimulus saraf otonom saraf simfatis yang akan muncul keluhan mual dan muntah
7.
Tes Rinne Tes Webber Tes Schwabach Diagnosis
Telinga yang
Diperiksa
(+) Tidak ada Sama dengan Normal
lateralisasi pemeriksa
8.
Usia
Jenis kelamin
Kekuatan otot infeksi
Temperatur
Sentuhan
Non septik
Trauma
Inflamasi
Sumbatan
Virus/ infeksi
Riwayat alergi
Riwayat pengunaan aspirin
Pusing berputar : gangguan sistem saraf pusat dan ganguan telingan bagian dalam
Usia
Genetik
Tumor
Sistem imun
Infeksi virus
Kelebihan cairan pada bagian telinga
STEP 4
7. Pemeriksaan tes penala
A. Test rinne = - ruangan harus tenang
- Membedakan hantaran udara
- Garpu yang dipakai 512 hz
- (+) dan (-)
B. Test webber = - garpu tala 512 hz
- Ruangan yang tenang
C. Test schwabach = -garpu tala di tulag telinga memanjang dan memendek
1. Macam-macam gangguan pendengaran
B. Tuli konduktif : - tes penala,tes rinne
- Tes webber : lateralisasi ke yang sakit
- Tes schwaba : memanjang
C. Tuli sensorineural : - tes penala : tes rinne (+)
- Tes webber : lateralisasi ke yang sehat
- Tes schwaba : memendek
D. Tuli konduktf : gangguan hantaran suara disebabkan kelainan telinga luar atau tengah
E. Tuli sensorineural : kelainanterdapat pada koklea, nervus VIII atau di nervus pendengaran
F. Tuli campuran : disebabkan karena suatu penyakit ex : radang teliga tengah, tumor nervus
VIII
Ini berarti bahwa mungkin ada kerusakan di telinga luar atau tengah dan di telinga
bagian dalam (koklea) atau saraf pendengaran. Gejala yang timbul juga merupakan
kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan pendengaran jenis konduktif dan
sensorineural.
1) Derajat kelumpuhan dengar
A. 0-25 db : normal
B. 26-40 db : tuli ringan
C. 41-60 db : tuli berat
D. >90 : tuli sangat berat
A. Telinga luar
- Mocrotia dan atrofia liang telinga
- Serumen : keluar sendiri dari telinga
- Otitis eskterna sirkumkripta : stapilococus aureus dan steropkokus alba
B. telinga tengah
- Obstruksi tuba : peradangan di nasofaring
- Otitis media serosa akut : terbentuknya secret di telinga tengah
- Otitis media akut : bakteri proatesip
1) Otitis media akut
- Stadium perperusi : demam menurun, ada nanah
- Stadium pesoksi : secret berkurang dan kering
- Otorskeloris
Pemeriksaan
Pemeriksaan ots : radiologi : - komfesional
- Ct scan : melihat lesi diotak
2) OMSK
- Tipe maligna
dengan kolestelutom
keluar cairan baru
- Tipe jinak tanpa kolestelutom
- Skelorsis arteri:
pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di dinding arteri.
Arteri yang mengeras dapat membuat aliran darah ke organ tubuh menjadi
tidak lancar, sehingga mengganggu fungsi organ tersebut.
- Meniere
kelainan yang terjadi pada telinga bagian dalam, yang menimbulkan gejala
pusing berputar (vertigo), telinga berdenging (tinnitus), dan tekanan pada telinga.
Penyakit Meniere juga bisa menyebabkan kehilangan kemampuan pendengaran
yang hilang timbul, yang berujung pada tuli permanen.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun biasanya terjadi pada individu
dalam rentang usia 20-50 tahun.
- Mesion sicknes
suatu sindrom yang terjadi sebagai respons terhadap gerakan nyata atau yang dirasa
pasien. Gejalanya dapat beragam, termasuk mual, muntah, pusing, dan gejala otonom.
Ada variabilitas individu dalam kerentanan motion sickness, karena beberapa individu
mungkin mengalami gejala dengan provokasi minimal dan pada orang lain mungkin
sangat sulit untuk menyebabkan gejala.[1] Motion sickness adalah diagnosis klinis yang
dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang
hanya dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis lain.[2]
Motion sickness terjadi ketika ada ketidakcocokan antara input sensorik sebenarnya dan
yang diharapkan. Meskipun mekanisme neurobiologis yang pasti belum jelas, ada
beberapa teori yang menjelaskan penyebab motion sickness, yaitu sensory conflict
theory, neural mismatch, dan mekanisme neurotoksin
6. Penatalaksanaan :
c. Farmako :
Betahistin = 6 mg – 12 mg 3x1 P.O
Betahistin HCL = 3x1 P.O 8 mg
Antagonis kalsium
d. Non farmako:
Menghindari faktor pencetus.
Terapi tekanan pada telinga tengah bila masih mengalami penurunan
pendengaran menggunakan alat bantu dengar.
a. penurunan kesadaran endolimfe : betahistin HCL 3x1 p.o
b. deuretik : hidroclortiazoid 50 mg/ hari
c. steroid : prednison dan dexametase
c. Farmakologi
- Betahistamin
- Setahistamin
d. Non farmako
- Melatih keseimbangan mata
- Melatih kemampuan keseimbangan
Infeksi telinga
Infeksi telinga bagian tengah atau biasa disebut otitis media juga bisa menyebabkan
kuping berdengung. Setelah infeksi sembuh, umumnya keluhan kuping berdengung juga
akan hilang. Agar infeksi telinga dapat teratasi dengan baik, Anda perlu mendapatkan
penanganan yang tepat dari dokter.
Menderita penyakit tertentu
Ada beberapa gangguan kesehatan yang dapat memicu kuping berdengung, di
antaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, tumor jinak pada saraf
pendengaran, gangguan tulang pendengaran, penyakit Meniere, tekanan darah tinggi,
gangguan pada leher atau rahang, serta cedera pada kepala atau leher.