1.
Jawab
1. Aktivia Gedung
Harga Perolehan Tahun ke Tarif Faktor pengali Penyusutan Nilai Sisa Buku
Penyusutan dalam bulan
Rp 6.000.000.000 1 (2010) 5% (3/12) Rp. 75.000.000 Rp. 5.925.000.000
2 (2011) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 5.625.000.000
3 (2012) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 5.325.000.000
4 (2013) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 5.025.000.000
5 (2014) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 4.725.000.000
6 (2015) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 4.425.000.000
7 (2016) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 4.125.000.000
8 (2017) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 3.825.000.000
8 (2018) 5% (12/12) Rp. 300.000.000 Rp. 3.525.000.000
Aktivia Mesin
Harga Perolehan Tahun ke Tarif Faktor pengali Penyusutan Nilai Sisa Buku
Penyusutan dalam bulan
Rp 500.000.000 1 (2016) 12,5% (5/12) Rp. 26.041.667 Rp 473.958.333
2 (2017) 12,5% (12/12) Rp. 62.500.000 Rp. 411.458.333
3 (2018) 12,5% (12/12) Rp. 62.500.000 Rp. 348.958.333
Aktiva Furniture
Harga Perolehan Tahun ke Tarif Faktor pengali Penyusutan Nilai Sisa Buku
Penyusutan dalam bulan
Rp 150.000.000 1 (2014) 25% (7/12) Rp. 21.875.000 Rp 128.125.000
2 (2015) 25% (12/12) Rp. 37.500.000 Rp. 90.625.000
3 (2016) 25% (12/12) Rp. 37.500.000 Rp. 53.125.000
4 (2017) 25% (12/12) Rp. 37.500.000 Rp. 15.625.000
5 (2018) 25% (12/12) Rp. 37.500.000 Habis
Aktiva Komputer
Harga Perolehan Tahun ke Tarif Faktor pengali Penyusutan Nilai Sisa Buku
Penyusutan dalam bulan
Rp 125.000.000 1 (2015) 25% (3/12) Rp. 7.812.500 Rp. 117.187.500
2 (2016) 25% (12/12) Rp. 31.250.000 Rp. 85.937.500
3 (2017) 25% (12/12) Rp. 31.250.000 Rp. 54.687.500
4 (2018) 25% (12/12) Rp. 31.250.000 Rp. 23.437.500
2.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang PPh Pasal 19 menyebutkan bahwa menteri
keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang penilaian kembali aktiva dan faktor
penyesuaian apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan
karena perkembangan harga. Kemudian, atas selisih penilaian kembali aktiva diterapkan
tarif pajak tersendiri dengan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi tarif
PPh Tahunan Wajib Pajak. Selisih lebih penilaian kembali yang menjadi objek PPh Pasal
19 disebabkan adanya perkembangan harga yang mencolok atau perubahan kebijakan di
bidang moneter dapat menyebabkan kekurangserasian antara biaya dan penghasilan, yang
dapat mengakibatkan timbulnya beban pajak yang kurang wajar. Ketentuan lebih lanjut
mengenai PPh Pasal 19 atas revaluasi diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
79/PMK.03/2008.
Selisih Nilai Revaluasi
= Rp. 12.000.000,00 - Rp. 10.000.000,00
= Rp. 2.000.000,00
PPh Pasal 19 yang terutang pada 31 Juli 2017
= 10% x Rp. 2.000.000,00
= Rp. 200.000,00