“POLIMERISASI VINIL”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
Hasriani 1907036031
Vheronica Titin Bungin 1707035002
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “POLIMERISASI VINIL”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia
Polimer. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
1.2. Tujuan
- Untuk mengetahui introduksi gugus fungsi baru dari reaksi polimer vinil
- Untuk mengetahui reaksi pembentukan cincin pada reaksi polimer vinil
- Untuk mengetahui ikatan silang reaksi polimer vinil
- Untuk mengetahui pembentukan kopolimer blok dan cangkok pada reaksi
polimer vinil
- Untuk mengetahui penguraian polimer pada polimerisasi vinil
BAB 2
PEMBAHASAN
Senyawa vinil adalah senyawa organik yang terdiri dari sebuah gugus vinil
(yang juga disebut etenil), −CH=CH2. Etenil merupakan turunan dari etena,
CH2=CH2, dengan satu atom hidrogen digantikan dengan beberapa gugus yang
lain. Sebuah frasa yang berhubungan dengan vinil adalah vinylidene yang
merupakan residu dua-karbon berikatan-ganda dengan dua substituen, sebagai
misal dalam 1,1-dikloroetena ("vinylidene klorida"). Gugus vinil membentuk
bagian dari gugus alil dan terdapat pula di dalam semua akrilat. Sebagian besar
alkena berisikan sekelompok vinil. Gugus vinil bisa dipolimerisasi, membentuk
sejumlah polimer vinil.
Dalam polimer-polimer itu, ikatan ganda dari monomer vinil berubah
menjadi ikatan tunggal dan berbagai monomer yang berbeda dihubungkan oleh
ikatan tunggal. Hal ini merupakan salah satu contoh polimerisasi adisi. Tidak
terdapat satupun gugus vinil dalam polimer yang dihasilkan. Penting pula untuk
memastikan ketidakberadaan monomer vinil yang tak bereaksi dalam produk
akhir saat monomer merupakan toksik atau mengurangi kinerja plastik.
Polimerisasi radikal bebas adalah metode polimerisasi dimana
suatupolimerterbentuk daripenambahan berturut-turutradikal bebasgugus atau
atom-atom membentuk molekul. Radikalbebas dapat dibentuk melalui sejumlah
mekanisme yang berbeda biasanya melibatkan molekulinisiator terpisah. Setelah
penciptaan radikal bebasmonomerunit, rantai polimer tumbuh pesatdengan
penambahan berurutan dari bangunan gugus ke situs radikal bebas.
Polimerisasi radikal bebas adalah rute sintesis kunci untuk mendapatkan
berbagai macampolimer yang berbeda dan materialkomposit.Sifat relatif non-
spesifik dari interaksi kimia radikalbebas membuat polimerisasi menjadi salah
satu bentuk polimerisasi yang paling berguna.
C. Ikatan silang
Ikat silang dapat digambarkan sebagai ikatan antara dua rantai polimer yang
bergabung satu sama lain melalui suatu cabang (branch). Ikatan antar polimer ini
dapat terjadi dengan bantuan agen pengikat silang yang jumlahnya 2-12% dari
jumlah masing-masing komponen polimer yang berikatan. Secara umum ikat
silang dibedakan menjadi 2 yaitu, ikat silang kimia (chemical cross-link) dan ikat
silang fisika (physical cross-link). Ikat silang kimia dapat terjadi melalui ikatan
kovalen maupun ion. Ikat silang pada suatu polimer dapat mempengaruhi derajat
swelling.
Ketika hadir pelarut, suatu polimer ikat silang akan mengembang pada saat
molekul-molekul pelarut menembus jaringannya. Tingkat pengembangan
(swelling) ini selain bergantung pada tingkat pengikat silangan, juga bergantung
pada afinitas antara pelarut dan polimer. Ikat silang fisika merupakan ikatan-
ikatan silang yang labil secara termal, yakni ikatan-ikatan silang kimia yang putus
oleh pemanasan dan mengikat kembali setelah pendinginan.Ikat silang ion
termasuk ikat silang fisika.
Ikat silang dapat dibentuk melalui reaksi kimia yang diprakarsai oleh panas,
perubahan tekanan, pH, atau radiasi. Ikat silang juga dapat diinduksi ke dalam
bahan termoplastik melalui paparan sinar elektron, radiasi gamma, maupun sinar
UV. Seringkali, polimer yang terikat silang tidak dapat terurai jika dipanaskan
(tidak meleleh) sehingga bentuknya tidak dapat dirubah ke bentuk lain yang
disebut dengan polimer termoset. Ikatan silang kimia kovalen pada polimer ini
memiliki kestabilan termal dan mekanik yang tinggi, sehingga sangat sulit
didegradasi. Sedangkan polimer terikat silang yang dapat di daur ulang dengan
mengubah bentuknya ke bentuk lain dengan pemanasan atau dengan
melarutkannya ke dalam pelarut yang cocok disebut polimer termoplastik. Dengan
demikian, perlu diselidiki derajat ikat silang. Contohnya yakni :
Menunjukkan dua blok, satu berasal dari A dan lainnya berasal dari B.
Makromolekul yang berasal dari A dan B mengandung banyak blok
Salah satu contok Kopoimerisasi Blok yaitu Kopolimerisasi Blok stirena
formaldehid sehingga Mekanisme reaksi pembentukan blok kopolimer stirena
formaldehid meliputi tahap reaksi inisiasi, propagasi dan terminasi, mengikuti
reaksi sebagai berikut:
Tahap Insiasi
Pada sistem polimerisasi ini, monomer radikal anion mempropagasi pada kedua
ujung rantai aktif. Biasanya, radikal anion menjadi dimer melalui ujung bebas
yang membentuk dianion
Setelah tahap ini terjadi , ujung-ujung aktif mulai memperpanjang rantai melalui
reaksi propagasi dan membentuk blok kopolimer stirena.
Tahap Propogasi
E. Tahap Terminasi
2. Kopolimerisasi Cangkok
Kopolimerisasi Cangkok ialah suatu metode yang digunakan dalam industry in
polimer untuk memodifikasi sifat permukaan polimer. Teknik ini juga digunakan
dalam pembuatan penukar ion dengan cara mencangkokkan gugus fungsi tertentu
misalnya karboksilat (COOH), amin (NH2), sulfonat (S03H) yang dapat bersifat
sebagai penukar ion. Teknik ini memungkinkan mencangkokkan berbagai gugus
fungsi pada berbagai polimer baik dalam bentuk butiran, film atau serat.
Kopolimerisasi cangkok umumnya dilakukan dengan teknik polimerisasi emulsi
mekanisme radikal bebas.
F. Penguraian polimer
Depolimerisasi merupakan proses penguraian polimer menjadi monomer-
monomernya. Reaksi depolimerisasi dibagi menjadi 3 berdasarkan proses
penguraiannya yaitu:
PENUTUP
- Introduksi gugus fungsi reaksi polimer vinil melalui radikal bebas dimana
terdapat tahap-tahap reaksi yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Inisiator
bukan merupakan katalis kaena pada akhir sebuah produk dapat di deteksi
yang mengandung inisiator.
- Reaksi pembentukan cincin pada polimer vinil dikenal dengan Epoksida
yaitu senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga anggota.
Struktur dasar dari sebuah epoksida berisi sebuah atom oksigen yang diikat
pada dua atom karbon berdekatan yang berasal dari hidrokarbon.
- Ikatan silan pada polimer finil dibedakan menjadi 2 yaitu, ikat silang kimia
(chemical cross-link) dan ikat silang fisika (physical cross-link).
- Kopolimer adalah polimer yang dibentuk oleh lebih dari satu jenis
monomer. Jika etilena (CH2=CH2) dan propilena (CH2=CH-CH3)
digabungkan membentuk polimer, akan terbentuk kopolimer sedangkan
Kopolimerisasi Cangkok ialah suatu metode yang digunakan dalam industry
in polimer untuk memodifikasi sifat permukaan polimer.
- Penguraian polimer dikenal dengan depolimerisasi yang merupakan proses
penguraian polimer menjadi monomer-monomernya. Reaksi depolimerisasi
dibagi menjadi 3 berdasarkan proses penguraiannya yaitu: penguraian
secara kimia, penguraian secara termal dan penguraian secara radiasi.
-
DAFTAR PUSTAKA
http://id.dbpedia.org/page/Vinil
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/4789/160822003.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.scribd.com/doc/88335825/Polimerisasi-Vinil-Radikal-Bebas-2